Bastian sejak tadi sudah membuat keributan, bahkan acara ulang tahun yang sudah disiapkan oleh kedua orang tuanya harus berakhir dengan kemarahan dari Burhan.
Bastian masih tidak mau juga keluar dari dalam kamarnya setelah Burhan mengusir Syaheera. Saat Bastian berusaha mengejar Syaheera, anak buah Burhan mencegahnya dan Burhan bahkan meminta anak buahnya memukul tengkuk Bastian agar Bastian tidak melawan lagi.
Aisyah bahkan saat ini masih menangis di pelukan Sarah, melihat Burhan yang begitu keras pada Bastian.
"Sudah mbak, sebaiknya mbak nasehati Bastian. Masa sih dia berhubungan dengan orang biasa seperti wanita tadi, wanita tadi itu memang cantik tapi yang benar saja mbak. Orang tuanya hanya pekerja peternakan. Mau ditaruh dimana muka keluarga kita nanti? jika kolega yang lain tahu hal ini?" ucap Sarah.
Aisyah hanya diam, dia tidak ingin menjawab Sarah. Karena saat ini dia lebih mengkhawatirkan keadaaan Bastian.
Sementara Syaheera kembali ke rumah Bram dengan kesal, dia harus naik ojek karena tidak membawa ponsel dan uang. Tasnya tadi dia tinggalkan di mobil Bastian.
"Menyebalkan sekali, kalau dia sudah perhitungkan rencananya harusnya dia juga memperhitungkan untuk menjemput ku kan!" gerutu Syaheera setelah turun dari ojek dan meminta si tukang ojek menunggu sebentar.
Syaheera mendekati salah satu anak buah Bram.
"Bang Roy," panggil Syaheera pada salah seorang penjaga rumah Bram.
Yang namanya di panggil pun segera mendekati Syaheera.
"Iya, non!" sahutnya dengan sopan.
"Di depan ada tukang ojek, bayar dia dua ratus ribu. Aku tidak bawa uang, minta gantinya pada Susan!" seru Syaheera yang langsung masuk ke dalam rumah.
Sang penjaga pun melaksanakan perintah Syaheera, Roy keluar dan langsung memberikan dua lembar uang pecahan seratus ribuan pada si tukang ojek.
Syaheera berjalan sambil mengangkat gaunnya sedikit keatas.
"Malam Jo, Om Bram ada di ruang kerjanya?" tanya Syaheera yang melihat Johan berdiri di depan ruang kerja Bram.
Johan menoleh ketika mendengar namanya di panggil, tapi Johan langsung terkejut ketika Syaheera sudah berada di depan pintu.
"Nona, tapi tuan..." Johan tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena Syaheera sudah lebih dulu membuka pintu.
"Om.." Syaheera tidak jadi bicara dan malah menutup matanya dengan tangan ketika melihat pemandangan yang ada di depannya.
Syaheera buru-buru menutup pintu ruang kerja Bram kembali dengan kencang.
Bam!
"Jo, lain kali beritahu tuan mu itu untuk mengunci pintunya. Menyebalkan!" kesal Syaheera lalu berlari menuju ke kamarnya.
Rasya menarik kembali Bram mendekatinya, ketika Bram menjauh darinya.
"Sayang, lanjutkan saja. Keponakan mu juga sudah pergi!" ucap manja Rasya.
Bram menepis tangan Rasya dan mengambil celana dan bajunya lalu memakainya.
Dia bahkan tidak mau lagi menoleh pada Rasya.
Rasya berdecak sebal, dia kesal karena dia belum ingin menyudahi percintaan nya dengan Bram.
Rasya meraih pakaian nya dengan malas, lalu memakainya kembali.
"Johan akan mengantarmu pulang!" ucap Bram yang ekspresi wajahnya tiba-tiba menjadi dingin.
"Apa!!" protes Rasya.
"Sayang, ini sudah malam, aku menginap saja ya!" ucap Rasya masih dengan nada manjanya dan meraba dada Bram.
Bram menepis tangan Rasya lagi lalu memanggil Johan.
"Johan! masuklah!" ucap Bram dengan nada tinggi.
Johan masuk kedalam, dan Bram segera memintanya mengantarkan Rasya pulang. Meski kesal Rasya tidak punya pilihan lain.
Syaheera mengunci pintu kamarnya dan melihat ke arah luar jendela, dia melihat kepergian Rasya dengan mobil Bram.
"Kenapa aku sangat kesal! Akh!" gerutu Syaheera memukul-mukul kan tangannya ke sandaran sofa di sampingnya.
Bram membuka pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Syaheera, Bram tahu Syaheera pasti akan mengunci pintu kamarnya.
"Apa salah sofa itu padamu?" tanya Bram dengan nada dingin.
Syaheera berhenti memukuli sofa dan menatap Bram dengan tidak senang.
Bram melihat Syaheera memakai gaun dan riasan wajah yang sangat menawan meski rambutnya sedikit berantakan karena tadi dia naik ojek.
Bram memandangnya tanpa berkedip, tapi yang di pandang malah memalingkan wajahnya menghadap keluar jendela membelakangi Bram.
Bram melangkahkan kakinya maju dan menyentuh kepala Syaheera.
Syaheera menepis tangan Bram, dia tidak senang Bram menyentuhnya karena tangan itu adalah tangan yang Bram pakai menyentuh wanita lain.
"Semua terjadi sesuai rencana Om, aku mau istirahat. Om keluar saja!" ucap Syaheera entah darimana dia mendapat keberanian itu sampai berani menyuruh Bram keluar dari kamarnya.
Bram masih menatap Syaheera yang selalu menghindari kontak mata dengannya. Bram meraih dagu Syaheera agar melihat ke arahnya.
Syaheera berdecak kesal lalu melihat ke arah Bram.
"Kamu marah??" tanya Bram dengan lembut.
Syaheera hanya diam, matanya sudah berkaca-kaca. Dia kesal, entah kenapa dia sangat kesal.
Bram menatap Syaheera dengan lembut dan kembali membelai pipi Syaheera. Dengan cepat Syaheera menepis tangan Bram.
Bram malah memegang kedua lengan Syaheera dan mendekat padanya.
"Kamu menyukai Bastian?" tanya Bram dengan nada suara yang mulai meninggi.
Syaheera malah kesal karena Bram bertanya seperti itu.
"Kenapa? apa aku tidak boleh menyukainya?" tanya syaheera dengan suara bergetar karena sedih dan kesal bersamaan.
"Tidak!!!" jawab Bram dengan tegas dan cepat.
"Kenapa? Om saja bebas menyukai dan berhubungan dengan wanita lain kenapa aku tidak boleh?" tanya Syaheera
Bram menatap Syaheera tajam, dia tidak menyangka Syaheera akan berkata seperti itu.
'Apa dia cemburu!' batin Bram.
Syaheera menundukkan wajahnya setelah mengatakan itu.
'Apa yang aku lakukan, kenapa aku membentak Om Bram. Syaheera ada apa denganmu?' batin Syaheera
Merasa agak canggung dan sedikit menyesal, Syaheera menghela nafas panjang dan memberanikan dirinya menatap Bram lagi.
"Om, aku..."
Belum Syaheera dengan kalimatnya, Bram sudah mendaratkan sebuah kecupan singkat di kening Syaheera.
Syaheera tertegun, perasaan nya menjadi tidak karuan.
"Kamu sudah mengerjakan tugas mu dengan sangat baik, kamu pasti lelah. Mandi dan beristirahatlah!" seru Bram sambil kembali mengelus lembut kepala Syaheera.
Syaheera segera berbalik dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Dan Bram pun kembali ke dalam kamarnya.
Keesokan harinya, keributan kembali terjadi di kediaman Anggara ketika Bastian menolak untuk membuka pintu untuk sarapan.
"Tian, sayang. Bukalah pintunya, sejak semalam kamu belum makan nak!" ucap Aisyah yang suaranya sudah sampai serak karena dari tadi pagi berusaha membujuk Bastian.
"Sudah, biarkan saja. Kalau dia lapar nanti juga keluar!" decak Burhan kesal.
Semua orang langsung terdiam dan menuruti perintah Burhan.
Sementara itu di dalam kamarnya, Bastian hanya duduk diam di sofa single sambil menatap foto Syaheera dan dirinya di ponsel Bastian. Foto ketika mereka berdua berada di villa Bastian di pegunungan.
"Kamu pasti sangat marah padaku kan Sya? aku tidak bisa membelamu saat orang-orang itu memaksamu keluar dari sini. Maafkan aku Sya!" lirih Bastian sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Alexander_Ali
next
2021-08-18
1
Mommy Gyo
hadir thor
2021-08-18
1
🦄BabyZuby🦄
Bastian kasian banget sih
2021-08-18
1