Tangis Aisyah kembali pecah, tapi kali ini dia hanya menangis sendirian di kamarnya. Jika Burhan melihatnya selemah itu bukannya akan mengasihani atau membelanya, Burhan bahkan akan semakin marah dan bisa saja menghukumnya.
Aisyah adalah wanita yang sangat lembut, bagaimanapun dia tidak akan tega melihat putra bungsunya harus menderita seperti yang pernah dirasakan Bachtiar kakaknya.
Aisyah belum lupa bagaimana Burhan menjauhkan Bachtiar dari kekasihnya karena juga akan menjodohkannya dengan rekan bisnisnya.
Hanya Aisyah yang tahu saat itu bagaimana dengan kejamnya Burhan membuat rencana yang luar biasa seolah-olah gadis malang bernama Mayang itu telah berselingkuh dan meninggalkan Bachtiar.
Dahulu pun Bachtiar juga tidak dingin seperti sekarang ini, Bachtiar juga pemuda yang ramah dan periang sama seperti Bastian.
Flashback On.
Sembilan tahun yang lalu.
Aisyah yang sudah membuatkan secangkir kopi sedang mendekati ruang kerja suaminya yang tadi memang minta di buatkan kopi.
Aisyah menghentikan langkahnya karena mendengar suara tawa Burhan dari dalam ruang kerjanya.
"Ha ha ha kerja bagus, ancam dia lalu rekam apa yang harus dia katakan, setelah kalian ambil foto-foto perempuan miskin itu, segera lempar dia ke dasar jurang hingga Bachtiar tidak bisa menemukannya lagi!" seru Burhan dengan nada suara yang membuat Aisyah merinding.
Aisyah menutup mulutnya tak percaya Burhan bahkan bisa sekejam ini pada putra kandungnya.
Prang!
Cangkir kopi yang Aisyah pegang pun terjatuh. Aisyah benar-benar syock, dia bahkan merasa kakinya sudah tak bertulang.
Aisyah pun terkulai lemas di posisinya tadi. Burhan yang mendengar suara dari luar segera keluar dan memeriksanya.
"Kamu..." seru Burhan pada Aisyah.
Aisyah yang sudah berderaian air mata pun akhirnya mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Burhan.
"Dia putra kandungmu! begitu kejam kamu pada Bachtiar. Bagaimana bisa kamu menyakiti putra mu sendiri... Akh!" Aisyah belum menyelesaikan protesnya pada Burhan karena Burhan sudah mencengkram lengannya dengan kuat dan menariknya berdiri lalu menyeretnya masuk ke dalam ruang kerjanya.
Burhan menghempaskan tubuh Aisyah hingga terpentok di sandaran sofa.
Sambil menahan sakit, Aisyah menghapus deraian air mata yang terus mengalir di pipinya.
"Diam! kamu pikir aku lakukan semua ini untuk siapa? demi keluarga kita. Bagaimana mungkin pewaris keluarga Anggara menikah dengan seorang kasir mini market. Mau di taruh dimana muka dan nama baik keluarga kita!!" bentak Burhan sangat marah.
"Tapi..."
"Tidak ada tapi-tapi. Bachtiar harus menikah dengan Andini. Jika itu tidak terjadi, Bachtiar seumur hidupnya juga tidak akan menikah dengan siapapun. Aku akan menyingkirkan semua wanita rendahan yang berani mendekati keluargaku!" ucap Burhan dengan nada masih terus meninggi lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Dan ingat.." Burhan kembali berbalik dan menoleh ke arah Aisyah sambil memegang handle pintu.
"Tutup mulutmu, jika sampai Bachtiar atau siapapun tahu tentang kejadian yang menimpa perempuan miskin itu. Bastian akan aku bawa kembali kemari, walaupun dia belum sembuh!" ancam Burhan pada Aisyah.
Setelah malam itu, benar saja Bachtiar sudah seperti orang gila mencari-cari Mayang kekasihnya yang tiba-tiba menghilang.
Hingga suatu hari, dia mendapati rekaman Mayang yang meminta maaf karena telah pergi bersama seorang lelaki yang lebih tampan dan kaya di bandingkan Bachtiar.
Bahkan foto-foto mesra Mayang dengan seorang pria bule pun sampai di tangannya. Melihat semua itu Bachtiar benar-benar hancur.
Dia merasa sangat menyesal, dia bahkan sudah melawan ayah dan ibunya demi Mayang, pikirnya. Tapi perempuan itu malah mengkhianati nya.
Burhan datang menepuk bahu Bachtiar.
"Sudah lihat, itulah yang akan dilakukan perempuan miskin. Mereka mencintaimu karena uang, jika ada yang lebih kaya darimu maka dia akan berpaling." ucap Burhan dengan tenang.
Sementara Aisyah yang berada di balik pintu kamarnya yang masih bisa mendengar ucapan Burhan hanya bisa menangis sambil menekan dada dan menutup mulutnya. Dia sungguh tak menyangka suaminya bisa sekejam ini.
Sejak saat itulah Bachtiar berubah menjadi pribadi yang berbeda, senyum benar-benar hilang dari wajahnya.
Flashback Off.
Aisyah menggelengkan kepalanya perlahan.
"Tidak, tidak boleh... Bastian tidak boleh menderita seperti Bachtiar!" gumamnya perlahan.
Aisyah berjalan menuju lemari dan mengambil mantel juga tasnya.
Dia meminta seorang supir mengantarnya ke suatu tempat.
Setelah beberapa saat, kira-kira hampir dua jam perjalanan. Aisyah tiba di depan sebuah rumah besar berwarna putih dan langsung turun dari mobil ketika mobilnya berhenti tanpa menunggu sang supir membukakan pintu untuk nya seperti biasa nya.
Aisyah langsung membuka pintu rumah besar itu tanpa mengetuk pintu.
"Kak Aisyah!" sapa seorang wanita paruh baya yang sepertinya lebih muda dari Aisyah.
Wanita itu berdiri dan menghampiri Aisyah lalu mencium pipi kanan dan kiri Aisyah.
"Apa kabar kak? semalam kita baru saja bertemu! ada apa?" tanya Yenny adik ipar Aisyah suami dari Abdullah adik Aisyah.
"Dimana Abdul?" tanya Aisyah tanpa basa-basi.
"Dia sedang keluar kota, baru saja berangkat!" jawab Yenny.
Aisyah menghela nafas dan terduduk lemas di kursi yang berada di sampingnya.
"Ada apa kak?" tanya Yenny cemas.
"Tadinya aku ingin minta bantuannya, aku ingin dia mencari tahu tentang gadis yang semalam di bawa Bastian ke rumah! Gadis itu harus dia lindungi!" jelas Aisyah dengan nada sedih.
Yenny terlihat tidak tega melihat kakak iparnya itu sedih dan cemas.
"Aku akan minta Abdul kembali!" serunya lalu mengangkat gagang telepon yang berada tak jauh darinya.
Tapi sebelum Yenny bisa menekan nomer nya, Aisyah lebih dahulu menahan tangan Yenny.
"Jangan, sudahlah. Abdul tidak boleh terganggu dengan masalah ini saat dalam perjalanan jauh seperti itu. Aku akan meminta bantuan pada Kak Ali saja!" ucap Aisyah lemah.
Yenny meletakkan kembali gagang telepon di tempatnya.
"Tapi kak, hubungan mu dengan kak Ali sedang tidak baik. Sejak kak Burhan memaksa membawa Bastian pulang, kak Ali seperti nya..."
"Aku harus mencobanya, gadis itu harus dilindungi. Burhan tidak akan melepaskannya begitu saja!" cemas Aisyah.
"Aku temani ya!" ucap Yenny dengan tulus menawarkan diri membantu Aisyah.
Aisyah menganggukkan kepalanya, setelah berganti pakaian Yenny pun menemani Aisyah menuju ke kediaman kakak kandungnya yaitu Ali, lebih tepatnya Habib Ali seorang pengurus dan pemilik sebuah pondok pesantren di beberapa kota.
Sementara Aisyah sibuk mencarikan perlindungan bagi Syaheera. Yang dari tadi di bicarakan malah sedang asyik bermain dengan kucing-kucing nya di ruangan khusus hewan peliharaan.
"Sya! cuci tangan mu. Om sudah kupas kan buah untuk mu!" seru Bram yang meletakkan piring yang berisi beberapa potong buah apel di atas meja di hadapannya lalu dia duduk.
Syaheera mencuci tangannya dengan bersih dan ikut duduk di sebelah Bram.
Melihat raut wajah Bram yang tidak senang, Syaheera pun bertanya.
"Om kenapa? bukannya semua sudah berjalan sesuai rencana Om!" tanya Syaheera sambil memasukkan potongan kecil buah apel ke dalam mulutnya.
"Benar, dan kini saatnya Andrew masuk ke dalam rencana ini!" ucapnya sambil mengusap kasar wajahnya.
Syaheera masih tidak tahu kenapa Bram tidak senang.
"Kak Andrew kan teman Om, kenapa Om kelihatan tidak senang?" tanya Syaheera lagi.
"Kenapa kamu panggil dia kakak, dan aku Om?" tanya Bram spontan.
Syaheera mengangkat bahunya sekilas.
"Dia yang memintaku memanggilnya kakak!" jawabnya santai.
"Jika aku juga memintanya..." Bram menghentikan ucapannya karena orang yang mereka bicarakan sudah berjalan mendekat ke arah mereka.
"Halo sahabat baikku, dan gadis cantik ku.." seru Andrew yang langsung mendapatkan senyuman dari Syaheera tapi mendapatkan lirikan maut dari Bram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Najwa Aini
Awas lirikan maut itu andrew
2021-08-29
1
Hiat
yuhuuu
2021-08-28
1
Alexander_Ali
good
2021-08-18
1