Suasana jadi agak canggung antara Syaheera badan Bram.
Bram terlihat memegangi kepalanya dan sedikit memijatnya karena merasa agak pusing dan duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.
Syaheera yang mengambilkan air minum untuk Bram melihatnya sekilas.
Syaheera meletakkan segelas air di meja dan berjalan ke arah belakang tempat duduk Bram.
Syaheera memegang kepala Bram perlahan dan memijat kepala Bram dengan lembut.
Bram pun membiarkan Syaheera memijat kepalanya dan menarik tangannya sendiri ke bawah.
"Om, habis minum lagi ya?" tanya Syaheera yang sebenarnya sudah tahu jawaban dari pertanyaan nya sendiri.
Bram yang memejamkan matanya hanya menjawab Syaheera dengan deheman saja.
"Hem.." jawab Bram santai.
Syaheera memijat Bram dengan telaten, dan sesekali membenarkan kerah baju Bram yang sedikit berantakan.
"Ku dengar Om sudah punya pacar baru ya, perempuan yang sering datang ke peternakan itu kan? yang Om bilang akan ada di daftar akhir yang akan menjadi pacar Om kan?" tanya Syaheera yang melirik sekilas Bram yang mulai membuka matanya.
Bram meraih tangan Syaheera dan memintanya duduk di sampingnya.
"Duduk lah!" seru Bram.
Syaheera mengikuti keinginan Bram, dia duduk dengan santai di samping Bram dengan memiringkan tubuhnya ke arah Bram.
"Apa yang kalian lakukan tadi?" tanya Bram yang akhirnya mengeluarkan isi hatinya, pertanyaan yang sejak tadi ingin dia tanyakan.
Syaheera tertegun, dia menatap Bram dengan bingung.
"Aku dan...?" tanya Syaheera yang benar-benar belum mengerti maksud Bram.
Bram kembali mengusap wajahnya kasar.
"Kekasihmu!" jawab Bram dengan tegas lalu menatap mata Syaheera, benar-benar langsung ke manik mata coklat itu.
Syaheera mengerjapkan matanya beberapa kali dengan perlahan, menatap Bram membuatnya merasa perasaan yang dia sendiri tidak mengerti.
"Aku dan Bastian.." Ucap Syaheera yang lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.
"Kami hanya mengobrol, besok dia ulang tahun. Dan dia mengajak ku ke rumahnya, dia ingin mengenalkan aku pada ibunya." jelas Syaheera.
Bram masih tidak bersuara, karena penasaran Syaheera mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Bram.
Pandangan mata mereka kembali bertemu. Syaheera benar-benar tidak nyaman dengan tatapan mata Bram yang tidak dapat dia artikan.
Apalagi mata Bram memerah karena sedang mabuk.
Tangan Bram perlahan naik ke wajah Syaheera, pandangan mata Syaheera mengikuti arah tangan kanan Bram itu.
Bram membelai lembut pipi Syaheera dan membuat Syaheera terbuai hingga memejamkan matanya.
Bram juga terlena, memandangi wajah teduh Syaheera membuatnya kembali lemah. Bram segera menggelengkan kepalanya, mengusir semua keraguannya. Hatinya kembali mengukuhkan niat awalnya menjadikan Syaheera kunci kehancuran keluarga Anggara.
Bram kembali menarik tangannya menjauh dari wajah Syaheera.
"Apa yang akan kamu berikan padanya?" tanya Bram tiba-tiba dan membuat Syaheera membuka matanya perlahan.
Syaheera kembali menatap Bram.
'Kenapa aku merasa kecewa?' tanya Syaheera pada dirinya sendiri dalam hati.
"Tidak tahu!" jawab Syaheera singkat.
Entah kenapa dia merasa kesal dengan pertanyaan Bram itu.
Bram tersenyum tipis.
"Akan aku siapkan, besok sudah ada di kamarmu! tidurlah sudah malam!" seru Bram dengan wajah datar.
Syaheera mengangguk patuh dan mengerti, dia berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar.
"Ingat Sya!" seru Bram lagi yang membuat Syaheera menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Kakakmu hancur karena keluarga itu!" lanjut Bram.
Syaheera kembali merasakan sakit di hatinya, kenapa beberapa hari ini Bram selalu mengungkit tentang kakaknya. Itu selalu membuat Syaheera kehilangan kata-kata nya.
Syaheera kembali mengangguk dan masuk kedalam kamarnya.
Dia sengaja mengunci pintu kamarnya.
Entah kenapa Syaheera merasa sangat kesal pada Bram. Entah dia kesal pada sikap atau kata-kata Bram. Yang jelas dia merasa sangat kesal pada lelaki yang sekarang sedang membaringkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya untuk tidur.
Keesokan harinya, suasana di kediaman Anggara sangat ramai. Semua orang sedang sibuk menyiapkan acara ulang tahun yang ke 23 untuk Bastian.
Aisyah terlihat sangat senang saat melangkahkan kakinya sambil membawa sebuah kue tart kecil yang dia buat sendiri ke kamar Bastian.
Aisyah mengetuk pintu kamar Bastian.
Tok! tok! tok!
"Sayang, ini ibu. Buka pintu nya Tian!" panggil Aisyah dengan senyuman yang sangat lebar.
Bastian yang baru membuka matanya segera turun dari tempat tidur dan membuka pintu.
"Selamat ulang tahun sayang!" ucap Aisyah dengan senyuman bahagia nya sambil menyodorkan sebuah kue yang sudah dia beri sebuah lilin di atasnya dan menyalakan lilin itu.
Bastian pun membalas senyuman Aisyah, dia segera mencium pipi kanan dan pipi kiri ibunya lalu meniup lilin di atas kue tart kecil itu.
Aisyah mengecup kening Bastian, lalu mengucapkan semua doa terbaik untuk putra bungsunya itu.
"Semua doa yang terbaik untuk mu sayang, seperti biasanya katakan apa yang kamu mau?" tanya Aisyah masih dengan senyuman tulusnya.
Bastian menarik tangan ibunya pelan dan mengajaknya duduk di sofa panjang di bawah posisi ranjang nya.
"Ibu, terimakasih. Aku ingin mengatakan sesuatu pada ibu!" jawab Bastian tanpa ragu.
"Katakan!" sahut Aisyah.
"Aku sudah punya kekasih!" ucap Bastian benar-benar tanpa ragu.
Aisyah terdiam, senyumannya mendadak hilang.
"Kekasih?" tanya Aisyah menegaskan.
Bastian mengangguk yakin.
"Ibu ingat kalung yang ibu berikan padaku saat aku kecil dulu, aku memberikannya pada gadis kecil yang juga saat itu si culik bersamaku. Gadis kecil itu selalu menggenggam tanganku agar aku tidak takut, dia bahkan memberikan makanan dari kotak bekalnya saat itu padaku. Jika tidak aku pasti sudah kelaparan. Gadis itu aku menemukannya Bu..." cerita Bastian dengan wajah senang dan mata yang berbinar.
Aisyah yang tadinya ragu, menjadi berubah pikiran setelah mendengarkan cerita Bastian.
"Benarkah? siapa nama gadis itu?" tanya Aisyah penasaran.
"Namanya Syaheera!" jawab Bastian dengan cepat.
"Nama belakangnya?" tanya Aisyah lagi.
Aisyah mengenal betul siapa suaminya Burhan. Dan suaminya tidak akan membiarkan anak-anak nya berhubungan dengan orang sembarangan.
"Ibu, dia hanya putri seorang penjaga peternakan!" ucap Bastian menurunkan nada suaranya karena mengerti apa yang sedang Aisyah cemaskan.
Aisyah mengerutkan keningnya.
"Bastian, ayahmu tidak akan setuju!" sela Aisyah.
Bastian menggenggam tangan Aisyah.
"Aku akan meminta Syaheera pada ayah sebagai hadiah ku!" tegas Bastian.
Aisyah tersenyum, di hatinya dia senang karena putra nya yang satu ini bisa jatuh cinta, sebelumnya dia sangat tidak suka di dekati oleh wanita.
"Aku akan temui ayah sekarang dan meminta hadiah spesial ku!" ucap Bastian yang langsung bergegas keluar dari kamar nya hendak menemui Burhan.
Bastian berjalan dengan cepat menuju ke ruang kerja ayahnya.
"Ayah!" panggil Bastian setelah dia membuka pintu ruang kerja Burhan.
Burhan yang sedang bersama dengan Bachtiar langsung menoleh dan merentangkan tangannya pada Bastian.
"Selamat pagi putra kesayangan ku, selamat ulang tahun nak!" seru Burhan.
Bastian menghampiri ayahnya dan memeluk nya.
"Terimakasih ayah!" jawab Bastian senang.
"Selamat ulang tahun Tian!" ucap Bachtiar yang juga mendekatinya dan memeluknya.
"Terimakasih kakak!" jawab Bastian tersenyum.
"Sudah menentukan apa hadiah mu?" tanya Burhan.
Bastian mengangguk kan kepalanya.
"Sudah, ini adalah hadiah terbaik dalam hidupku!" seru Bastian yakin yang membuat Bachtiar dan Burhan saling pandang sekilas.
...❤️❤️❤️...
...No Baper ya gaess......
...Jangan lupa tinggalkan jejak, Like Komentar dan Favoritnya ya ❤️❤️❤️...
...Think u ❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Restviani
Aw... aw... aw..., apakah akan disetujui hadiahnya mas Tian....??
lanjut...
2021-09-14
1
Alexander_Ali
like
2021-08-18
26
🦄BabyZuby🦄
aku yang merona 😅
2021-08-18
30