Syaheera membuka kunci pintu dan mempersilahkan Bastian masuk kedalam. Dia tetap membuka pintu rumahnya lebar.
Bastian mengikuti langkah Syaheera masuk kedalam, Bastian melihat ke sekeliling ruangan. Dia tersenyum, rumah yang rapi sederhana tapi semua fasilitas nya seperti nya lengkap.
Bahkan ada pendingin ruangan di ruang tengah.
"Duduk lah, aku akan ambilkan minum!" ucap Syaheera yang kemudian menuju ke arah dapur setelah meletakkan tasnya di atas meja makan.
Syaheera mengambilkan dua kaleng soda dan membawanya ke Bastian yang sudah duduk dan melepaskan jasnya lalu meletakkan nya di samping dia duduk.
"Ini, aku lupa membeli air minum isi ulang, tidak ada air panas. Aku tidak bisa membuatkan mu kopi atau teh!" ucap Syaheera yang lalu ikut duduk di depan Bastian dan membuka kaleng minumannya.
"Aku bisa membantumu membelikannya!" ucap Bastian.
Syaheera melambaikan tangannya di depan Bastian.
"Tidak usah, aku masih punya air dingin di kulkas, Besok pagi aku akan telpon orang yang biasa mengantarkannya kemari!" sela Syaheera.
Bastian tersenyum, Syaheera benar-benar wanita yang mandiri.
"Kamu masih kuliah kan? lalu dimana kedua orang tua mu? bolehkah aku bertemu dengan mereka?" tanya Bastian lembut.
Syaheera berusaha bersikap tenang meski sebenarnya pertanyaan Bastian membuatnya kaget.
"Mereka ada di luar kota, lebih tepatnya mereka tinggal di desa. Kedua orang tuaku hanya orang yang bekerja di sebuah peternakan milik seorang pengusaha yang kaya!" jawab Syaheera setenang mungkin seperti apa yang sudah di perintahkan oleh Bram.
"Kapan aku boleh menemui mereka?" tanya Bastian lagi.
'Ni cowok, agresif banget. Masak iya pacaran aja baru sehari maen ketemu orang tua aja!' batin Syaheera.
Tak kunjung mendapatkan jawaban Syaheera, akhirnya Bastian membuka suara lagi.
"Apa kamu tidak yakin dengan ku?" tanya Bastian dengan wajah serius.
Syaheera meletakkan minuman kalengnya di atas meja. Dan membenarkan posisi duduknya.
"Sebenarnya aku sedang memikirkan hal ini, aku dan kamu sangat berbeda Bastian, jika hanya untuk saling mengenal dan..."
Sebelum Syaheera selesai bicara Bastian berdiri dan berpindah duduk disebelahnya, dia menggenggam kedua tangan Syaheera.
"Ibu ku adalah orang yang sangat baik, percayalah dia akan merestui dan menyetujui hubungan kita." tegas Bastian meyakinkan Syaheera yang masih menatapnya ragu.
"Lalu ayah mu?" tanya Syaheera dengan suara pelan.
Bastian terdiam, selama ini semua berjalan dengan aturan Burhan. Tapi itu tidak menyurutkan keinginannya untuk serius dengan Syaheera.
Bastian mengecup punggung tangan kanan Syaheera yang tadi dia pegang.
Cup!
Syaheera tertegun, perlahan hatinya pun merasakan ketulusan dari Bastian.
"Besok adalah hari ulang tahunku!" ucap Bastian pelan tanpa melepaskan pandangannya dari Syaheera.
"Aku akan mengenalkan mu pada keluarga ku, dan aku akan meminta mereka merestui hubungan kita sebagai hadiah ku!" lanjut Bastian penuh dengan keyakinan.
Syaheera hanya mengangguk mengerti, toh memang ini yang menjadi tujuannya. Masuk kedalam keluarga Anggara.
Sementara di tempat lain, seseorang sedang mengamuk tidak jelas dan memecahkan beberapa botol minuman yang ada di mini bar nya.
Prangg!
Bram menjatuhkan semua botol yang ada di meja dengan sekali kibasan tangannya.
Johan yang berada tidak jauh dari tempat Bram mengamuk hanya menatap Bram dengan wajah datar. Kedua anak buah nya yang lain juga tidak bisa banyak bertanya mereka juga hanya diam.
Awal kemarahan Bram adalah saat Johan datang dan mengabarkan bahwa anak buah yang mengawasi Syaheera melaporkan bahwa Syaheera pulang bersama dengan Bastian.
Bahkan Bastian memboncengnya menggunakan motor. Johan juga melaporkan bahwa Syaheera mempersilahkan Bastian masuk ke dalam rumah dan cukup lama mengobrol. Bahkan lebih dari setengah jam sebelum Bastian meninggalkan rumah itu.
Johan sudah paham betul dengan tabiat bis nya itu, di luar dia tegas pada Syaheera padahal sebenarnya hatinya juga terluka melihat Syaheera dekat dengan pria lain.
'Bos, baru begini saja kamu sudah sangat kesal, apalagi rencana mu selanjutnya yang akan melibatkan Andrew, kamu pasti akan kebakaran jenggot!' batin Johan yang juga sudah tahu rencana selanjutnya dari Bastian setelah Syaheera bisa masuk ke kediaman Anggara.
Dalam keadaan setengah mabuk, Bram memerintahkan Johan menyiapkan mobil dan mengunjungi Syaheera.
"Jo, siap kan mobil. Kita ke tempat Syaheera!" perintah Bram.
Johan agak kaget, pasalnya sepuluh menit yang lalu Bram baru saja menyuruhnya menghubungi pacar baru Bram yang bernama Rasya, dan memintanya datang ke rumah Bram ini.
"Bos, nona Rasya sedang on the way kemari!" ucap Johan mengingatkan Bram jika saja Bram lupa tentang hal itu.
"Perset**! dengan wanita itu, cepat ke tempat Sya!" seru Bram yang langsung berjalan keluar mendahului Johan.
Johan meminta anak buahnya yang mengurus Rasya jika kemari, secara Rasya bukanlah wanita biasa, dia adalah putri pemegang saham terbesar kedua di peternakan milik Sadewa Grup.
Johan mengemudikan mobil Bram dengan kecepatan tinggi, menurunkan kecepatan sedikit saja. Bram akan langsung protes pada Johan.
Beberapa menit kemudian mobil Bram sampai di depan gang, anak buah yang bertugas menjaga Syaheera menghampiri mobil Bram untuk melapor.
Tapi Bram mengacuhkan anak buahnya itu dan bergegas berjalan menuju ke rumah kos Syaheera.
Bram membuka kunci dengan kunci cadangan yang memang selalu dia bawa. Bram yang setengah mabuk agak sempoyongan berjalan, dia berpegangan pada tembok. Semua lampu masih menyala tanda Syaheera belum tidur.
Syaheera baru saja selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk yang hanya sebatas dada sampai paha nya.
Syaheera keluar kamar mandi sambil bersenandung, tepat saat Bram membuka kamar Syaheera.
"Om Bram!" teriak Syaheera terkejut.
Bram dengan cepat masuk dan mendekati Syaheera.
Syaheera terdiam sebentar melihat jalan Bram yang sempoyongan, tapi dia terlebih dulu menyadari bahwa dirinya hanya memakai handuk.
Syaheera segera masuk lagi ke dalam kamar mandi dan menutup pintu. Tapi sebelum pintu bisa Syaheera tutup, Bram menahannya dengan kakinya dan tangannya meraih Syaheera ke pelukannya.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Syaheera benar-benar berdetak sangat cepat.
Bram malah memejamkan matanya dan memeluk Syaheera dengan sangat erat. Syaheera masih berada dalam mode was-was karena handuknya benar-benar hampir terlepas.
"Om!" panggil Syaheera.
"Sebentar saja!" lirih Bram.
Bram bisa menghirup wangi khas shampo yang di pakai Syaheera. Bram memeluk Syaheera makin erat.
Sementara yang di peluk ketar-ketir karena lilitan handuknya benar-benar sudah melonggar.
"Om, handuk ku!" ucap Syaheera.
"Ekm!" sahut Bram yang masih memejamkan matanya.
"Om, aku belum berpakaian!" ucap Syaheera sedikit menaikkan intonasinya agar Bram mendengarnya.
Bram membuka matanya lalu melepaskan pelukannya pada Syaheera.
Bram terlihat salah tingkah lalu segera keluar dari kamar Syaheera tanpa bicara, dia sendiri bingung ada apa dengannya. Kenapa setiap kali mabuk dia tidak bisa menahan dirinya untuk mendekati Syaheera.
Syaheera kembali ke dalam kamar mandi dan menguncinya. Dia memegang dadanya kuat-kuat.
'Astaga, kenapa jantungku berdetak begitu kencang!' batin Syaheera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Restviani
om Bram...., peluk akoh saja yuk...!
lanjut kak...
2021-09-09
0
Alexander_Ali
up
2021-08-18
24
🦄BabyZuby🦄
Bram, Bastian, Dua-duanya boleh gak?
2021-08-18
33