Syaheera memakai pakaian khusus berkuda nya. Syaheera memakai sepatu boots khusus riding horse warna hitam dan celana dengan warna senada.
Dia juga memakai sarung tangan khusus dan helm berwarna hitam. Dia memakai baju berwarna putih.
Syaheera bersiap ke area memanah, dia memanggil seorang asisten penjaga rumah Bram.
"Pak Nurman, tolong keluarkan Arimbi dari kandangnya!" seru Syaheera pada penjaga yang umurnya sudah paru baya tapi kondisi fisiknya terlihat sangat kuat.
"Baik, non!" jawabnya.
Arimbi adalah kuda kesayangan Syaheera, jenis kuda tunggangan biasa. Arimbi merupakan hadiah ulang tahun dari Bram ketika Syaheera genap berusia tujuh belas tahun. Jadi si kuda hitam itu sudah menjadi tunggangan setia Syaheera selama tiga tahun.
Nurman sudah memasang pelana dengan baik dan teliti. Syaheera pun naik ke atas Arimbi dan mencoba untuk menjajal beberapa putaran tanpa latihan memanah.
Setelah dirasa pemanasan nya cukup, Syaheera meminta busur dan anak panah yang sejak tadi sudah di pegang oleh Nurman dan Syakir.
Syut!
Bidikkan yang sempurna. Anak panah itu menancap sempurna di titik target.
Syaheera belum puas dan meminta agar pak Nurman, meletakkan papan targetnya lebih jauh.
Syut!
Hasilnya masih sama, sempurna. Syaheera kemudian mulai mengulur tali kekang Arimbi dan mencambuk pelan kudanya itu.
Dengan kecepatan sedang, Syaheera berusaha untuk membidik papan target itu lagi.
Syut!
Dan anak panah itu menancap sempurna lagi di titik target. Syaheera menghentikan laju Arimbi dengan menarik tali kekangnya.
Terdengar suara tepukan tangan mendekati Syaheera.
Prokk! prokk! prokk!
Suara tepukan itu membuat Syaheera menoleh.
"Good job my little princess, kemampuanmu semakin baik!" puji Bram.
Bram lalu mengulurkan tangannya meminta Syaheera turun dari Arimbi.
Syaheera pun turun, dengan Bram memegang pinggangnya untuk mempermudah Syaheera turun.
"Ada apa Om?" tanya Syaheera sambil melepas helm khusus yang dia pakai dan menyerahkannya pada Syakir.
Tangan Bram melambai pada Syakir, mengisyaratkan agar dia pergi. Bram menarik ikatan rambut Syaheera, dan merapikan rambut Syaheera.
Syaheera tersenyum senang, Bram sangat baik dan perhatian padanya. Melihat Syaheera tersenyum, Bram menatapnya dan dengan cepat dia menarik tangannya dari kepala Syaheera.
"Om, harus pergi selama dua hari. Ada pekerjaan penting!" jawab Bram.
Bram mengambil sesuatu dari kantong jas yang dia pakai. Kemudian menyerahkan benda itu pada Syaheera.
"Kalung dan liontin ini? bukankah om bilang kalau kalung dan liontin ini sudah lama hilang?" tanya Syaheera.
"Kamu kesal pada Om?" tanya Bram balik.
"Ah.."
Syaheera menundukkan wajahnya, lalu terdiam sejenak.
"Tidak Om, apa aku harus memakai kalung ini?" tanya Syaheera.
Bram meraih kalung itu dan memakainya di leher Syaheera.
"Ingat untuk menjaga kalung dan liontin nya dengan baik, jangan melepasnya jika aku belum memintamu melakukan nya!" seru Bram.
Syaheera mengangguk paham.
"Aku mengerti!" sahutnya sambil mengangkat kepalanya.
"Sayang!" teriak Nisya dari jauh.
Bram dan Syaheera menoleh ke arah Nisya.
Nisya langsung merangkul lengan Bram dan bergelayut manja padanya ketika sudah mendekati mereka.
"Sayang, aku sudah siap! pakaian ku juga akan di kirim oleh asisten ku ke bandara. Kita akan berangkat sekarang kan?" tanya Nisya manja.
Syaheera sebenarnya tidak suka melihat pemandangan itu sekarang. Perutnya mual, rasanya dia ingin muntah melihat tingkah manja Nisya yang menurutnya sudah seperti ulet keket.
Sementara Bram masih meladeni tingkah manja Nisya, Syaheera menjauh dari mereka dan melepas sarung tangan nya.
Sambil berjalan pergi, Syaheera masih terus menggerutu.
"Jadi itu yang Om sebut dengan pekerjaan penting! hais... menyebalkan!" gerutu Syaheera sambil melemparkan sarung tangan nya ke arah sofa.
Syaheera menenggak air minum dari botol yang dia ambil di lemari pendingin.
Dia duduk di sofa dan masih terus memandang kesal ke arah Nisya dan Bram.
Sesekali Bram juga melirik ke arah Syaheera, dia justru tersenyum ketika Syaheera melirik kesal ke arahnya.
"Sayang, sepertinya keponakan mu itu tidak menyukai aku ya?" tanya Nisya manja.
"Kenapa memangnya jika dia tidak menyukaimu? aku menyukaimu!" jawab Bram sengaja.
"Sayang, kamu benar-benar pintar menggombal!" puji Nisya dan makin menempelkan dirinya ke Bram.
Melihat Syaheera makin kesal, Bram merasa makin senang. Sedangkan Syaheera sudah tidak tahan lagi ingin muntah, melihat kemesraan dua orang itu.
Syaheera berlari ke kamar mandi dengan cepat. Melihat Syaheera berlari sambil menutup mulutnya dan memegangi perutnya Bram khawatir dan segera menyusulnya.
"Sayang!" teriak Nisya.
"Huh, menyebalkan!" keluh Nisya karena Bram tidak menghiraukan nya.
Hoek! hoek!
Setelah dia memuntahkan rasa kesal dan tidak nyamannya, dia membasuh wajahnya dengan air.
Bram masuk ke kamar mandi dan menepuk punggungnya pelan.
"Kamu sakit? kita ke rumah sakit sekarang ya!" ajak Bram.
Syaheera menggelengkan kepalanya berkali-kali,
"Tidak Om, aku tidak apa-apa. Jika Om mau berangkat, pergilah! aku akan mengurus diriku dengan baik!" sahut Syaheera.
Bram tersenyum,
"Baiklah, ingat untuk mengurus dirimu dengan baik selama Om tidak di sisimu!" seru Bram.
Bram pun pergi bersama Nisya, Syaheera kembali ke kamarnya dan menyiapkan semua perlengkapan untuk wawancara magang di Perusahaan Anggara grup.
Syaheera beralih dari dokumen ke arah meja riasnya. Dia membuka beberapa lipstik baru yang belum pernah di cobanya.
Matanya tertuju pada warna merah muda yang ada di barisan ketiga.
Dia mengambilnya dan memoleskan nya di bibirnya. Warnanya lembut tapi cantik, senada dengan liontin dari kalung yang dia pakai.
Melihat liontin itu Syaheera ingat akan peristiwa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu.
Flashback On.
"Dengarkan Om ya, nanti kamu masuk ke dalam ruangan itu. Jangan takut, meskipun disana gelap tapi percayalah, Om menunggumu di luar!" seru Bram pada Syaheera kecil yang berusia sepuluh tahun itu.
"Kenapa aku harus ke dalam?" tanya Syaheera.
"Di dalam ada seorang anak laki-laki seusia mu, dia sangat ketakutan karena orang tuanya belum menjemputnya dan mengeluarkannya dari sana! Yang harus kamu lakukan adalah menemaninya sampai orang tuanya datang, hibur dia agar jangan merasa takut! Mengerti!" jelas Bram.
Syaheera kecil mengangguk paham. Bram lalu memasukkan Syaheera ke dalam ruangan gelap seperti gudang. Disana Syaheera mendengar suara seseorang sedang menangis.
Syaheera mendekatinya.
"Eh, kamu jangan menangis!" ucap Syaheera.
Anak laki-laki itu menoleh.
"Kamu siapa?" tanya nya sambil menangis.
"Aku sama seperti mu, ayah dan ibumu belum datang menjemputmu kan? aku akan menemanimu!" jawab Syaheera polos mengikuti apa yang di ajarkan oleh Bram.
Anak laki-laki itu mengusap wajahnya dan menghapus tangisnya.
"Kamu juga di culik?" tanya anak itu.
'Di culik?' batin Syaheera
Syaheera menganggukkan kepalanya.
"Jangan takut aku akan menemanimu sampai ayah dan ibu mu datang menjemputmu!" seru Syaheera.
"Namaku Syaheera, siapa namamu?" tanya Syaheera mengulurkan tangannya pada anak laki-laki itu.
"Bastian" jawab anak laki-laki itu sambil menjabat tangan Syaheera.
Flashback Off.
...💖💖💖...
...Jangan lupa tinggalkan jejak Like, Komentar dan Favoritnya ya 💖💖💖...
...Terimakasih 💖💖💖...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Dwi Nia
baguss😍
2021-12-29
1
Ompong
lanjut
2021-11-20
0
Reo Hiatus
Cinta segitiga
2021-09-20
1