Syaheera terkekeh geli melihat ekspresi wajah Bastian yang tegang. Syaheera mendorong dada Bastian dan menjauhinya.
Syaheera meneruskan tawanya dan bersandar di dinding lift di seberang Bastian.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Syaheera yang masih terkekeh geli sampai memegangi perutnya.
Bastian mengusap wajahnya kasar.
'Astaga gadis ini, dia membuat ku tak berkutik di depannya!' batin Bastian merutuki sikapnya barusan.
Sebenarnya yang di katakan Syaheera memang benar, semalam Bastian memikirkan cara mendekati Syaheera tapi pikirannya buntu.
Saat dia berjalan ke dapur dan mengambil air minum dia melihat Angel, adik tirinya sedang menonton sebuah film romantis di televisi.
Bastian bergabung dengan Angel dan yang lain menonton film romantis itu. Dan entah kenapa dia ingin mempraktekkan cara pemain utama pria menaklukkan hati pemain wanita di dalam film itu.
"Kamu mengejutkan aku Syaheera." gumam Bastian pelan namun masih bisa terdengar oleh Syaheera.
"Benarkah, tapi Bastian sebaiknya rapikan pakaian mu. Atau para karyawan yang lain akan berfikir yang tidak-tidak." seru Syaheera.
Bastian segera merapikan dasi dan jasnya. Pintu lift terbuka dan Bastian keluar dengan terburu-buru. Dia masih malu karena sudah mati kutu di depan Syaheera.
Sementara Syaheera yang berjalan mengikuti nya dari belakang karena memang ruangan mereka sama makin merasa tidak sampai hati jika harus membuat Bastian yang polos ini sakit hati nantinya.
Bastian memang tidak seperti putra Burhan yang lain, semenjak penculikan sepuluh tahun yang lalu, dia memang sengaja di trauma healing di pondok pesantren milik saudara Aisyah. Saat kuliah pun, pergerakannya di batasi hingga Bastian memang tidak punya banyak teman.
Syaheera menghentikan langkahnya karena ponsel yang berada di dalam tasnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Bram.
'Ingat untuk meminta cuti satu hari besok. Bersikap baiklah pada Bastian!'
Begitu lah isi pesan Bram. Syaheera menggenggam kuat ponsel di tangannya. Dia berdecak kesal lalu melanjutkan langkahnya menuju keruangan Bastian.
Syaheera bekerja seperti biasa hingga jam menunjukkan pukul satu siang. Bastian menutup laptop nya dan mengajak Syaheera untuk makan siang bersama.
"Sebaiknya tidak usah Tian, orang akan mengira dan berfikir yang tidak-tidak nanti!" jawab Syaheera.
"Kalau begitu kita pesan makanan saja, bagaimana?" tanya Bastian penuh harap.
Syaheera akhirnya menyerah dan menyetujui permintaan Bastian.
Kurang dari setengah jam makanan pesanan Bastian sampai. Mereka pun makan siang bersama.
Setelah selesai makan dan membereskan kotak makanan mereka, Syaheera menoleh ke arah Bastian.
"Bastian!" panggil Syaheera.
"Bisakah aku meminta cuti untuk besok, satu hari saja?" tanya Syaheera.
Bastian terdiam, akan sulit baginya mendapatkan ijin cuti bagi Syaheera. Apalagi Syaheera baru beberapa hari bekerja di perusahaan ini.
"Ada hal yang sangat mendesak?" tanya Bastian penasaran.
Syaheera mengangguk dan tersenyum.
'Astaga, senyum nya manis sekali.' batin Bastian.
Melihat Bastian malah terbengong, Syaheera melambaikan tangan nya di depan wajah Bastian.
"Bas! bagaimana bisa kan?" tanya Syaheera memastikan.
"Pasti bisa!" jawab Bastian dengan cepat.
Syaheera tersenyum senang.
"Terimakasih!" sahut Syaheera.
Mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka, Bastian keruangan Beni dan meminta beni menyetujui cuti yang diminta Syaheera.
Beni tidak setuju. Bagaimana bisa baru beberapa hari kerja minta cuti.
Beni melempar sebuah dokumen yang baru saja dia baca ke atas meja.
"Bagaimana kamu bisa menyetujui nya Tian? bukan kah itu melanggar peraturan!" tegas Beni yang memang tidak setuju.
"Paman, aku yang akan bertanggung jawab jika ada yang protes pada paman nanti!" sahut Bastian.
Beni melihat keponakannya itu. Seperti nya ada sesuatu diantara dirinya dan Syaheera.
"Dia pacar mu?" tanya Beni.
Wajah putih mulus Bastian memerah. Telinganya ikut memerah.
"Astaga Bastian!" Ucap Beni terkekeh.
"Paman kira kamu hanya akan menikah jika dijodohkan, ternyata..."
Beni menghentikan ucapannya karena Bastian menyelanya.
"Bukan begitu paman, aku masih berusaha mendekatinya!" jujur Bastian.
Beni makin terbahak. Dia merasa Bastian seperti anak SMP yang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya.
"Sudah lah, aku akan mengaturnya untuk mu. Jika kamu membutuhkan saran. Paman mu ini akan siap memberikan trik-trik jitu menaklukkan hati wanita!" seru Beni sambil mengedipkan sebelah matanya.
Bastian tersenyum seadanya melihat tingkah konyol pamannya itu. Dia kembali ke ruangannya dan memperhatikan Syaheera yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaan nya.
Bastian bermaksud memberikan segelas air pada Syaheera tapi sebelum dia mengatakan nya pada Syaheera.
Syaheera berbalik dan tangannya menyenggol gelas yang sudah di ulurkan Bastian kepadanya.
Air di gelas itu tumpah, dan membasahi baju Syaheera.
Bastian gugup, dia meletakkan gelas itu di meja dan mengambil tissue yang berada di atas meja dan mengelap bagian dada Syaheera.
Syaheera dengan cepat menepis tangan Bastian.
"Biar aku saja!" seru Syaheera dengan tatapan tidak suka.
"Maaf Syaheera aku tidak sengaja!" ucap Bastian.
"Aku tahu!" sahut Syaheera cepat.
Syaheera mengeluarkan kalungnya dan mengelapnya dengan tissue.
Mata Bastian menatap ke arah kalung yang dipakai Syaheera. Kelihatannya sangat familiar, Bastian mencoba mengingat kembali tentang kalung itu.
Akhirnya dia ingat.
"Kamu gadis yang sepuluh tahun lalu menolong ku saat di culik kan?" tanya Bastian pelan.
Syaheera menoleh ke arah Bastian. Dia sudah tahu semua ini pasti rencana Bram.
'Oh Tuhan, maafkan aku. Aku sungguh tidak ingin menyakiti lelaki baik ini!' batin Syaheera.
"Kamu anak yang waktu itu ya?" tanya Syaheera yang pura-pura baru menyadari kebetulan ini.
'Maafkan aku.' batin Syaheera.
Bastian tersenyum bahagia dan memeluk Syaheera.
"Aku sudah bilang kan, sejak pertama bertemu dengan mu. Aku yakin aku mengenal mu!" ujar Bastian.
Syaheera tersenyum kikuk.
"Kamu masih memakai kalung ini, apa artinya kamu juga memiliki perasaan yang sama seperti aku?" tanya Bastian.
Syaheera bingung harus menjawab apa, untung saja saat itu ada karyawan lain yang masuk lalu mengatakan bahwa tuan Burhan datang dan ingin menemui Bastian.
"Aku akan menunggu jawaban mu besok, oh tidak besok kamu cuti. Setelah kamu kembali aku akan menunggu jawaban mu!" seru Bastian sambil keluar dari ruangan nya.
Seharusnya Syaheera senang, semua sesuai dengan rencananya. Tapi semakin mengenal Bastian, Syaheera makin tidak tega. Dia juga bukan orang yang tidak punya hati kan.
Seperti keinginan Bram Syaheera pulang bersama Johan.
"Nona istirahat lah, perjalanan kita sedikit jauh!" seru Johan ketika mulai melajukan kendaraannya.
Syaheera tadinya hanya mendengarkan musik yang di setel oleh Johan. Namun lama kelamaan akhirnya dia tertidur.
Beberapa jam kemudian mobil yang di kemudikan Johan berhenti. Johan membangunkan Syaheera dan mengatakan kalau Bram sudah menunggunya di dalam.
Syaheera turun dari mobil, kaki nya gemetar saat menyadari dia berada di mana.
Di depannya berdiri kokoh bangunan dua lantai yang di depan pintu utama terpampang jelas tulisan.
'Rumah Sakit Jiwa Kenanga'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
'🅷🆄🅼🅰
Salam dari Bangkitnya penjaga Bukit Welwo
2021-11-12
0
S'lovers 💕 Syakir 💕
Author bisa aja
2021-09-13
0
S'lovers 💕Kasih 💕
Tuh kan, polos banget emang Tian
2021-09-13
0