Keesokkan harinya Bram membawa Syaheera kembali ke kota, ketika sampai di dekat kantor Bram meminta Johan untuk berhenti.
"Berhenti disini!" perintah Bram.
Syaheera mengerti apa yang di inginkan Bram. Dia segera meraih tasnya dan bersiap untuk turun.
Sebelum Syaheera membuka pintu, Bram meraih lengannya. Syaheera menoleh dan menatap Bram yang masih serius memandangi layar laptopnya.
"Ingat, semakin cepat kamu masuk ke dalam istana Anggara, semakin cepat dendam mu terbalaskan!" seru Bram lalu menoleh dengan tatapan tegas pada Syaheera.
Syaheera mengangguk dengan yakin.
"Baik!" jawabnya singkat dan segera turun dari mobil.
Bram masih terus memandang Syaheera yang berjalan menjauh dari mobil, Johan menunggu perintah Bram. Tapi sampai Syaheera belok kiri ke arah jalan perusahaan. Bram baru melepaskan pandangannya dan membuka kacamata bacanya.
Bram menekan pangkal hidungnya dan mengusap wajahnya kasar.
Johan sudah lama ikut dengan Bram, dia sangat mengerti apa yang Bram rasakan saat ini.
Pasalnya beberapa bulan yang lalu saat Bram mabuk, dia pernah mengatakan semua yang ada di hatinya tanpa sengaja pada saat Johan berada di di ruangan yang sama dengannya.
Johan ikut sedih melihat bos nya itu sedih, tapi dia hanyalah orang yang tidak punya hak untuk bicara apalagi menasehati.
"Jalan Jo, kita ke kantor!" kata Bram.
Johan kembali melajukan mobil Bram menuju Sadewa Grup.
Sementara sejak tadi di ruangannya, Bastian sudah mondar-mandir dan matanya terus tertuju ke arah pintu. Bahkan sejak semalam pun tidurnya sangat tidak nyenyak, dia begitu gelisah menanti pagi.
Bastian sudah menyiapkan buket bunga mawar berwarna merah di meja Syaheera.
Para karyawan sejak tadi juga sedang menggunjingkan hal itu.
Mereka tidak pernah melihat tingkah Bastian yang seperti itu sebelumnya.
Sementara yang di tunggu malah berjalan dengan santai dan makin melambatkan jalannya.
Syaheera tahu dia harus berbuat apa, tapi sejujurnya hati nuraninya tidak menginginkan hal itu.
Syaheera menggerakkan tangannya lemah seolah tak ingin memegang handle pintu. Dan benar saja, saat dia membuka pintu ruangan Bastian dan juga ruangannya tentunya.
Bastian tersenyum sangat lebar menyambut kedatangan Syaheera.
"Sya!" panggil Bastian lalu mendekati Syaheera.
Mata Bastian berbinar dan senyum tak henti-hentinya terlukis di wajahnya. Syaheera juga tersenyum padanya. Tapi tentu saja senyum yang dibuat-buat tapi senatural mungkin.
"Pagi!" sapa Syaheera dengan suara yang terdengar begitu merdu dan manis di telinga Bastian.
Bastian langsung memegang kedua tangan Syaheera tanpa basa-basi.
Syaheera terkejut, jika saja dia tidak ingat apa yang dikatakan Bram. Syaheera sudah pasti mematahkan tangan pria di hadapannya ini. Karena Syaheera tidak suka jika ada yang menyentuhnya.
"Apa jawaban mu?" tanya Bastian.
Syaheera menatap mata coklat milik Bastian, Syaheera bisa melihat ketulusan di sana. Hatinya benar-benar tidak ingin menyakiti Bastian bukan karena Syaheera simpatik padanya tapi dia merasa Bastian benar-benar tidak seperti Burhan atau Beni. Bastian sangat jujur.
Syaheera kembali menatap mata Bastian yang berbinar, tapi saat melihat mata Bastian, Syaheera terlintas wajah Bram di pikirannya.
"Sya!" panggil Bastian lembut dengan tangannya menyentuh wajah Syaheera.
Syaheera bahkan tidak menolaknya, tangan Bastian sangat lembut membelai wajahnya. Syaheera memejamkan matanya sekilas lalu kembali membuka matanya dan menatap Bastian.
Syaheera mengangguk yakin, dia menerima Bastian sebagai kekasihnya.
Melihat anggukan Syaheera, Bastian sangat senang dia bahakan memeluk Syaheera dengan refleks.
Syaheera berusaha untuk tidak menolak. Bastian mengangkat tubuh Syaheera dan membawanya berputar.
Bastian memeluk pinggang Syaheera dengan kuat saat dia menurunkannya.
"Aku sungguh bahagia Sya! aku akan mengenalkan mu pada ibu ku. Aku sudah tidak sabar memberitahukan hal ini pada seluruh dunia. Aku sangat mencintai mu Syaheera!" seru Bastian menggebu-gebu.
Dan hanya di tanggapi dengan senyuman oleh Syaheera.
'Baik, maafkan aku Bastian. Tapi keluargamu telah menghancurkan seluruh keluargaku, aku akan mengingat untuk tidak bersikap kasar padamu!' batin Syaheera sudah mantap.
Setelah resmi menjadi kekasih Bastian, tugas Syaheera sungguh sangat mudah. Tidak ada lagi memeriksa dokumen atau mengcopy file, bahkan tidak ada lagi mengatur jadwal untuk Bastian. Semua itu telah dilimpahkan pada Mery dan Siska, sekertaris lainnya.
Tugas Syaheera hanya membantu Bastian, menjawab telepon untuknya. Dan juga selalu berada disisinya.
'Aku jadi merasa seperti operator call center!' batin Syaheera.
Makan siang mereka bersama, dan Bastian bahkan mentraktir semua staf di perusahaan nya.
Syaheera sampai menggelengkan kepalanya melihat senyuman yang tidak lepas dari bibir Bastian.
Sepanjang hari kerja Bastian hanya mendekati Syaheera dan terus mengganggunya ketika dia bermain game karena jenuh tidak melakukan apa-apa.
Sampai jam di dinding kantor menunjukkan pukul lima sore, Syaheera merapikan tasnya dan bersiap pulang.
Bastian segera menghampiri Syaheera.
"Sya! aku akan mengantarmu pulang!" ucap Bastian yang sudah bersiap di depan Syaheera.
"Tian, aku bawa motor!" sahut Syaheera.
Bastian terlihat kecewa, tapi dia memikirkan ide lain.
"Baiklah, kita naik motor mu saja. Biar supir ku yang mengikuti kita dari belakang!" ucap Bastian.
"Baiklah!" ucap Syaheera sambil mengangguk paham.
Bastian berjalan bersama Syaheera keluar dari ruangan mereka, tangan Bastian menggandeng tangan Syaheera.
Banyak mata yang sedang memperhatikan mereka, tapi di depan Bastian mereka tidak berani bersuara.
Syaheera dan Bastian sudah berada di samping motor Syaheera.
"Serius kamu bisa mengendarai motor?" tanya Syaheera memastikan.
"Tentu saja, ayo!" ajak Bastian yang sudah naik ke atas motor matic Syaheera.
Syaheera tersenyum melihat tingkah Bastian yang menurut nya sungguh polos dan apa adanya.
Syaheera pun ikut naik dan memegang pinggang kanan kiri Bastian.
Bastian melihat me arah tangan Syaheera, dia meraih tangan kanan Syaheera dan mengarahkannya untuk memeluk perutnya.
Syaheera melirik ke kaca spion dan melihat Bastian tersenyum sangat bahagia.
Dia ikut tersenyum, Syaheera mulai bisa mengikuti alur sebagai kekasih Bastian.
Bastian pun melajukan motornya ke arah rumah Syaheera sesuai petunjuk dari Syaheera.
Sampai di sebuah gang, dan mobil Bastian tidak akan bisa masuk ke dalamnya.
"Sudah disini saja! mobil mu tidak akan bisa masuk ke dalam gang!" seru Syaheera menepuk punggung Bastian.
Bastian menghentikan motornya dan menoleh ke belakang.
"Aku merasa jadi tukang ojek, kamu menepuk ku dari belakang begitu!" canda Bastian.
Syaheera terkekeh pelan.
"Benarkah? baiklah Abang ojek berapa ongkosnya!" lanjut Syaheera mengikuti candaan Bastian.
Bastian ikut terkekeh, dia menunggu supirnya datang.
Setelah supirnya datang Bastian menghampiri supirnya dan Syaheera mengendarai motornya masuk ke dalam gang.
Dia mengira Bastian akan pulang, tapi dia salah. Ternyata Bastian hanya meminta supirnya untuk menunggu dan Bastian pun mengikuti Syaheera sampai di kost nya.
"Jadi ini rumah kost mu?" tanya Bastian.
Syaheera terkejut, dia benar-benar mengira Bastian sudah pulang.
"Aku pikir kamu sudah pulang!" seru Syaheera.
Bastian malah tersenyum dan mendekati Syaheera.
"Aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kekasihku, boleh kan?" tanya Bastian dengan wajah yang sangat manis.
Syaheera tersenyum.
"Masuk lah!" sahut Syaheera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Restviani
buciiiinn nya kamu bas.....
sampai sini dulu ya thor, nanti aku lanjut
2021-09-04
0
Yeni Eka
Semangat
2021-08-24
1
Alexander_Ali
next
2021-08-18
24