Isal langsung duduk dikursi meja makan, wajahnya sudah terlihat heboh. "Denger dulu nda, tadi kan pas adek masuk, tau gak? Bang keenan sama kak bella tidur berduaan di lantai.
"Hehh kok bisa?" Bunda terkejut, sedang ayah hanya diam menyimak cerita isal.
"Aku juga kaget tadi nda, apalagi Bang keenan tidur sambil meluk kak bella.
"Astagfirullah!"
"Gak nyangka aku nda bang keenan bisa gitu. kasian kak bella deh dijadiin guling hahaha" isal ketawa mengingat kelakuan abangnya.
"Yahh gimana dong? belum apa² aja Keenan udah kaya gitu, dosa loh. kita percepat aja yahh nikahnya jadi minggu depan?" jelas bunda dengan cepat, sudah tidak ada waktu lagi sebelum putranya berbuat lebih.
Ayah menegakkan posisi duduknya. "Ayah juga heran padahal mereka baru kenal. Hmmm, yasudah besok kita bicarakan baik²"
Bunda mengangguk.
Isal terkejut tetapi dia juga merasa senang, "bunda ayah serius mau nikahin bang keenan sama kak bella?"
"Iyaa dekk, liat aja Abangmu udah kaya gitu main peluk² aja, takutnya ntar kebablasan"
"Ohh" sahut isal, dia senang mendengar kabar abangnya menikah. Tapi disisi lain dia juga khawatir dengan abangnya.
"Yasudah kita makan dulu aja, biar nanti bunda yang antar makanannya ke kamar mereka" sahut bunda.
Selesai makan malam. Bunda beranjak menuju kamar bella dan anaknya berada.
Sesuai ucapannya tadi, dia membawakan makan malam untuk keduannya.
"Astagfirullah!" bunda terkejut melihat dengan mata kepalanya sendiri, persis seperti yang dikatakan isal, bella dijadikan guling oleh keenan.
Jujur ada perasaan bahagia di dalam hati bunda melihat keduannya seperti itu, sebuah kemajuan yang begitu cepat. Tapi bunda juga marah, bisa bisanya anaknya main peluk perempuan. Entah disengaja ataupun tidak, tetap saja itu tidak diperbolehkan.
"Haduh, gapapa bentar lagi juga jadi istrinya." akhirnya bunda memakluminya.
Setelah itu bunda memberikan note kecil disamping nampan, dia tidak tega membangunkan keduannya.
Jam menunjukan tepat tengah malam.
Perlahan kesadaran bella mulai terkumpul, dia merasakan ada sesuatu yang melingkari perut dan pahanya. Dia juga mendengar dengkuran halus tepat di depan wajahnya.
Bella ingin berteriak ketika matanya sudah terbuka lebar. Bagaimana tidak, dia langsung diauguhi wajah terlelap keenan dengan jarak kurang dari satu jengkal di depannya.
Jantungnya langsung berdegup kencang tidak beraturan. Bella langsung mendorong badan keenan sekuat tenaga hingga dia bangun.
"Aduhhh, sakit dek! Masih ngantuk nih" racau keenan setengah sadar.
"Keenan jahat!!!" bella mengucapkan itu dengan bibir bergetar, dia sudah duduk bersimpuh sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
Perlahan keenan mulai sadar "kepala ku sakit duhh!!" gumamnya tidak memperhatikan ucapan bella.
"Kenapa keenan tidur pp-eluk aku? Huu—" ucap bella bergetar dengan mata yang berkaca kaca.
Keenan kaget melihat bella yang hendak akan menangis.
"Ehhh! kenapa nangis?" Tanya keenan panik. Untuk pertama kalinya dia melihat Bella menangis.
"Huuu huuu huu, keeeenapa keenan bisa tidur disini?" ucap bella disela tangis nya.
"Ohhh, iyaa kenapa bisa disini ya, perasaan tadi tidurnya di kasur. Waduh gimana kalau ketahuan bunda sama ayah?" batin keenan frustasi.
"Ssssttttt. Udah jangan nangis yaa, kan gw gak ngelakuin apa², kita cuman tidur sampingan aja kan" bujuk keenan.
"Apanya yang gaaa ngapa ngapain, huuu huu keenan peluk² aku" jawab bella yang menangis.
"Waduhhhh gawatt!, sorry gak tau juga gak sadar, terakhir tiduran di kasur gak tau kenapa bisa pindah kesini. Udah dong nangisnya, ntar kalau ada yang tau malah ribet" keenan berusaha menenangkan bella.
"Hikss hikss" Perlahan bella mulai tenang tapi tubuhnya masih bergetar menahan tangis, hatinya masih belum bisa menerima itu.
Keenan langsung mencarikan bella tisu untuk mengelap air matanya.
"Kok bisa yaaa?" keenan heran dalam hati.
"Udahhh anggap aja kecelakaan, kita sama² gak tau kan gimana kejadiannya" ucap keenan menampikan senyum terbaiknya sambil mengelus lengan bella.
Bella hanya mengangguk sambil menyeka air mata diwajah menggunakan tisu.
"Udah tengah malem" batin keenan melirik jam ditangannya.
Setelah itu, pandangan matanya jatuh di atas meja, karena penasaran dia beranjak untuk melihatnya.
Nampan berisi makanan dan sebuah note.
-Sabar jangan aneh² dulu.. kalian kan belum resmi, ingat!! Makan malamnya dihabisin yaa.. Bunda.
Antara kaget, malu, panik dan kesal campur menjadi satu, ternyata bunda sudah tau.
"Mampus, bakal apa besok? Arghh" kesal keenan dalam hati merutuki nasibnya.
Keenan menoleh sejenak kearah bella. Setelah menghela nafas panjang, dia membawa nampan tadi menuju tempat bella dengan langkah pelan.
"Bunda udah nyiapin makanan nih" ujar keenan, dia tidak berani menatap wajah bella. Suasana kembali canggung.
Mata bella membulat terkejut mendengar itu.
"Jadi tanten tadi....."
"Iyaaa udah gapapa, biar besok gw yang jelasin" sahut keenan dengan cepat, dia meletakan sepiring nasi lengkap dan sirup didekat bella.
Bella melihat kegiatan keenan meletakan makan malam disampingnya, tapi dia tidak sanggup menatapnya secara langsung.
"Yaudah gw balik ke kamar dulu" pamit keenan diangguki bella. Dia beranjak sambil membawa nampan jatah makan malamnya.
Berada di dekat bella membuat pikiran dan hatinya tidak tenang.
×××
Hari minggu.
"Pagi bunda" sapa isal selepas bangun tidur.
"Pagi dek, sini mau bantuin bunda masak gak?" jawab bunda sembari meminta isal membantunya memasak.
Isal memang anak yang sangat penurut dengan orang tua, disuruh apapun itu isal akan melaksanakannya.
Mereka berdua pun sibuk memasak untuk sarapan, dan di sela² memasak isal yang memotong dan mengelupas bawang bertanya.
"Nda, apa yakin mau nikahin abang?" tanya isal.
"Yakin lahh dek masa engga" jawab senyum bunda.
"Tapi kan nda, Abang aja baru ketemu sama kak bella baru kemarin, apa tidak kecepetan menikahkannya nda?" seru isal.
"Terus kapan dong?"
"Yahh kan masih ada waktu nda, terus mereka juga meati tau sifat masing² biarin mereka pacaran dulu nda"
"Dek tau sendiri kan Abangmu semalam? soal pacaran itu bisa nyusul dek, bunda percaya kok sama bella" jawab bunda seraya tersenyum.
"Apa sih yang membuat bunda bisa percaya sama kak bella?" isal begitu penasaran.
Hingga bunda menghentikan aktivitas memasaknya.
"Bunda selalu percaya sama bella, dia itu perempuan yang pas untuk abangmu, bunda kenal sekali bagaimana kehidupan keluarganya".
"Tapi belum tentu bang keenan berpikir seperti itu".
"Keenan dan adek itu anaknya bunda, jadi bunda udah tau persis sifat kalian berdua sejak kecil, ikatan bunda sama anak² nya itu kuat loh.
"Masa sih nda?" tanya isal penasaran.
"Penasaran?" tanya balik bunda dibalas anggukan isal.
"Hmmm, kamu yahh. Kamu itu pandai menutupi kesedihan dengan tersenyum, kalau lagi ngambek suka ngomong yang gak pantes diucapin tapi kamu diaimpan dalam hati semua kan? Adek gak suka cewe yang tomboy, dan yang satu ini sudah ada saat kamu masih kecul, yaitu kamu orangnya sangat peduli" bunda berkata panjang lebar, isal terdiam membenarkan ucapan bundanya.
"Bundaaaa" isal jadi malu
"Hehe masih banyak loh, tapi bunda gak ada maksud lain, kalau itu baik buat diri kamu sendiri dan orang lain, tanpa merugikan siapapun. Bunda bakal seneng banget liat senyum anak² bunda, karena senyum kalian sangat berarti buat bunda melebihi apapun"
"Ahhh bunda bikin baper, aku sayang bunda" ucap isal yang langsung memeluk bunda.
"Udahh, ayo selesain, kurang apa lagi?" ucap bunda kembali memfokuskan aktivitas dapurnya.
"Tinggal siapin ini aja bunda"
"Oke, sini bunda bantu"
Tak lama setelah itu bella datang menghampiri mereka berdua.
"Pppppagi tante, pagi isal" sapa bella gugup, dia masih malu. Kejadian semalam masih teringat jelas dipikirannya.
"Ehhh! bella, pagi juga gimana tidurnya nyenyak?" tanya bunda.
Bella tersenyum malu. "Nyenyak tante".
"Kakk bella, sini cicipin masakan bunda" ajak isal.
Dengan sedikit keraguan bella mengiyakan ajakan isal.
"Gak usah malu kaka, sini" isal geli melihat calon kakak iparnya yang terlihat malu².
Akhirnya mereka bertiga menyibukan diri di dapur sampai persiapan sarapan selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments