Malam hari, di meja makan.
"nda bang keenan kemana?" tanya isal, menyadari kalau kakak satu satunya itu belum terlihat di meja makan.
Isal adalah aduk lakilakinya keenan, dia masih kelas dua SMP sedangkan keenan sudah kelas tiga SMA.
"biasa lah dek, jam segini. Disuruh beresin kamar malah tidur" ucap bunda kesal sembari menata makanan.
Isal hanya terdiam karena memang seperti itulah kebiasaan abangnya, selalu lupa waktu jika sudah berhubungan dengan kasur.
Bunda menatap Isal. "oh iya dek, besok kita kedatangan tamu loh. nanti kamu mesti akrab yah, soalnya dia baru disini".
"siapa bunda?" tanya isal.
Bunda tersenyum girang "calon kakak iparmu dek"
"HAHH! Calon kakak ipar?Beneran?" Isal sangat kaget, tiba tiba saha bundanya menyebutkan calon kakak ipar.
Bunda mengangguk ngangguk dengan senang.
"berarti istrinya bang Keenan dong?" tanya isal yang sedikit ragu.
"iyaa, masih calon. Tapi mulai besok dia akan tinggak disini, sekolah nanti juga satu tempat dengan bang keenan. Nantu kamu temenin dia, bikin dia betah tinggal disini bareng kita".
"pasti dong bunda, tapi kok mendadak sih bunda? terus gimana dengan bang keenan?"
"abangmu mau, itu udah jadi keputusan dari bunda dan ayah. sudahlah mending sekarang kamu bangunin tuh abangmu" perintah bunda.
"iyaa bunda" ucap isal pasrah dengan banyak pikiran dikepalanya, menyangkut masa depan abangnya.
×××
krekkk. isal memasuki mamar abangnya tanpa permisi, dia sudah terbiasa seperti itu.
"bang bangun! makan malam tuh" ujar isal sambil mengguncangkan tubuh abangnya.
"baaaaaannngggg!!! woyy bangun kebo amat sih" teriak isal tepat di telinga abangnya.
Ckittt, isal mencubit hidung abangnya dengan sengaja.
"Aduhhhhh!"
Keenan langsung menatap kesal kearah sang pelaku.
"Ngapain sih dek? ganggu aja lah!"
"Jangan kebo banget lah bang, mau punya istri juga ntar kasian loh banguninnya hihi" goda isal cekikikan.
"Ehh sialan! Sini kauu" kee a hendak memberikan jitakan pada isal.
"Cepet mangkannya bangun, udah di tungguin!" perintah isal segera ngacir menghindari jitakan abangnya.
Keenan membuang nafas pelan dan beranjak mencuci muka, selesai itu dia segera bergabung dengan keluarganya.
Di meja makan, keluarga keenan menikmati makan bersama dengan obrolan bunda, papa dan isal di selingi canda tawa yang hangat, tapi tidak dengan keenan karena dia memilih diam.
"Bunda, calon kakak iparku cantik kan?" Tanya isal penasaran
"Cantik loh kaya bunda. Kulitnya juga putih, wajahnya manis, dan pipinya chuby terus dia juga lebih tinggi dari kamu. Ahh pokoknya besok adek liat sendiri deh" bunda tersenyum senang.
"Haduh kalo gitu kasian dong calon kaka iparku nanti. Dapet suami yang absurd kaya gini" sindir isal sembari melirik keenan dengan pakaian kucel dan rambut yang acak acakan.
"Gak usaj nyindir de, abang tuh arjuna di sekolah gini gini juga"
"Ohh abang kesindir?" ucap isal sambil cekikikan
"Ohh iya namanya siapa bunda?" tanya isal ke bundanya.
Keenan hanya diam mendengus melanjutkan menyantap ayam gorengnya.
"Namanya ingga, ehh bener gak ya apa bella? kalau bunda dulu sih manggilnya bella, udah lama juga sih".
"Bunda gimana sih, masa bisa lupaan. Yang bener ingga apa bella?" tanya isal sekali lagi.
"Sudah lah besok adek tanya langsung aja sama orangnya" sambung bunda dengan senyuman.
"Yaudah dehh. Wih bakalan rame dong rumah, jadi ada temen main" ujar isal.
Keenan hanya mendengar komentar adiknya dengan muka nya yang malas, dari tadi dia hanya memilih tuk menghabiskan makanannya.
"Dek bantu bunda dulu" pinta bunda
"Oke"
"Kamu keenan, besok jangan lupa daftarin bella, berkasnya bunda taruh di meja kamu. Awas kalau sampai lupa" ujar bunda
"Hmmm" jawab keenan malas lalu beranjak menuju kamarnya, bunda hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah keenan.
Begiti sampai dikamar, keenan langsung ambruk di kasur empuknya.
Arah matanya tertuju pada berkas yang di bungkus amplop warna cokelat.
Karena penasaran, dia turun menuju meja belajarnya mengambil beberapa berkas di dalamnya, dia mendapati sebuah pas photo dan juga akte kelahiran.
"Bella Ajingga Sharas"
Dia mengalihkan pandangan ke sebuag foto yang didalamnya terlihat foto formal perempuan cantik tengah tersenyum menampilkan lesung pipinya yang tidak terlalu dalam.
"Kaya pernah liat. Tapi kapan?" batin Keenan penasaran. Dia mulai berpikir keras memutar ingatan di memori otaknya, tapi hasilnya nihil dia tidak mengingat apapun.
Keenan menguap karena sudah diserang rasa kantuk, dia segera merapikan berkas tadi dan langsung tidur serasa tidak ada hal berarti saat ini.
×××
"Keenan bangun!!!" Bunda membangunkan putranya saat matahari mulai terbit.
"Bentar nda, masih ngantuk" sahut keenan dengan nada khas orang bangun tidur.
"Bangun ahh! Kalau masih gak bangun juga jangan harap dapat uang jajan" ancam bunda.
Mendengar ancaman itu membuat keenan bangkit dari tidurnya. Dia langsung menatap kesal bundanya dengan wajah mengantuk.
"Cepat mandi terus siap siap. Udah ditunggu isal tuh, dan jangan lupa berkas yang kemarin bunda kasih". Bunda langsung beranjak keluar dari kamar setelah memberi peringatan.
Keenan masih duduk di kasur sambil mengumpulkan kesadarannya yang belum genap, dengan berat hati dia berjalan mengambil perlengkapan mandinya.
Setelah selesai melakukan aktivitas di kamar mandi, keenan segera menyusul adiknya di meja makan, isal malah menarik paksa tanganya keenan.
"Ehh dek, Abang belum sarapan, maen tarik aja!" keenan sedikit kaget dengan memberontak, tetapi isal mengabaikan itu dan terus menarik paksa abangnya.
"Udah sarapan di mobil aja keburu telat bang!" sahut isal
"Ngapain sih dek ahh, yaudah mobilnya pake sama adek" balas keenan kesal.
"Yaudah ayoo, kita berangkat dulu ya Assalamuallaikum" pamit isal setengah berteriak.
"Waalaikumsalam. Iya hati hati, belajar yang bener!" balas bunda.
"Oke nda, Ayo bang!" balas isal.
"Iya iyaa lepasin dulu. Lecek baju abang ini dek ahh" perintah keenan disambut tawa adiknya. Bunda hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments