"Nan ayo. Caw kantin" ajak zakki setelah pelajaran baru saja berakhir.
"Ngantuk gue" jawab keenan. Dia sudah merebahkan kepalanya di atas meja dengan nyaman.
"Kampret luu semalem maen kabur aja. Kita kalah jadinya" ujar zakki mengingat kejadian semalam.
Melihat tidak ada respon dari keenan. Zakki langsung mengeluh, "Njir di kacangin. Yok jov, tinggal aja nih anak".
Zakki beranjak keluar kelas diikuti jovi. Satu persatu murid murid didalam kelas itu mulai berkurang.
Beberapa saat kemudian, keenan memutar kepalanya kearah sebaliknya. Matanya langsung mengerjap, mendapati bella yang ternyata belum beranjak. Gadia itu hanya diam menatap kearah jendela di sampingnya.
"Gak istirahat?" Tanya keenan.
Bella langsung mengalihkan pandangan kearah keenan. Setelah itu, kepalanya menggeleng pelan.
Keduanya saling diam, untuk sesaat. Hanya terdengar obrolan beberapa murid yang masih berada di dalam kelas.
"Semalem. Keenan pulang jam berapa?" tanya bella terdengar lirih.
"Apaaa?" Tanya keenan merasa kurang jelas.
"Semalem—"
"Keenan!" panggilan itu memotong pertanyaan bella. Keenan dan bella langsung menoleh bersamaan kearah panggilan itu, dan sekarang disamping mereka sudah berdiri perempuan berpenampilan modis. Ajeng.
"Ngapain juga nih anak?" batin keenan heran. Dia sudah menegakkan tubuhnya.
"Kok chat aku gak di bales sihh nan?" tanya ajeng kecewa.
Keenan tidak menjawab. Dia sudah malas terlebih dahulu bertatap muka dengan perempuan itu.
Ajeng baru menyadari. Ternyata, ada perempuan yang tengah duduk di samping keenan. Sorot matanya langsung menatap bella dengan tajam, sedangkan bella sendiri sudah memalingkan pandangan kearah lain.
"Besok kita jalan yuk. Aku kangen" ajak ajeng dengan nada dibuat manja. Tetapi, rasa kesal di hati keenan perlahan muncul.
"Jalan sendiri aja ngapain harus sama gue?".
"Keenan kamu kok gitu? Udah lama gak ada kabar. Semalem aku telfon juga gak aktif. Kamu kemana aja?" Ajeng mengeluh.
Perdebatan mereka semakin menjadi dan tak luput sedikit pun dari pendengaran bella.
"Siapa sihh?" batin bella penasaran.
"Keenan jahat" rengek ajeng.
"Emang urusan lu sama gue apa?"
"Yahh kan gak ada salahnya kita jalan nan" tegas ajeng.
"Gak!" Keenan kesal setengah mati menghadapi ajeng.
"Gue pergu aja kali. Mereka lagi berantem" bella bergegas pergi dari situasi sulit seperti itu.
Keenan menyadari Bella akan pergi. Dia lupa kalau gadis itu masih berada di sampingnya dan pasti dia juga mendengar semuanya.
Bella beranjak dari tempatnya meninggalkan keenan dan ajeng.
"Awass. Gue mau keluar" Keenan langsung beranjak, tetapi sebelum itu dia berhenti sejenak. Ingatan akan ucapan jovi dan zakki tempo hari terngiang di kepalanya.
Keenan menoleh kearah ajeng yang sudah terlihat kesal. "Temuin gue di belakang kelas sepulang sekolah" setelah mengucapkan itu, keenan segera menyusul teman temannya di kantin.
×××
Bel pulang berbunyi menandakan sekolah telah berakhir. Vira dan bella ditugaskan oleh guru untuk mengumpulkan buku tugas murid di kantor sebelum pulang.
"Nan. Lu ikut ke game store gak?" Tanya zakki sambil menggendong tas.
"Kapan-kapan aja ki" sahut keenan.
"Oke dehh, gue duluan yaa" pamit zakki diikuti jovi, "Gue juga duluan nan".
Keenan segera pergi ke tempat tujuannya, menemui ajeng. Dia ingin menyelesaikan masalah dengannya secepatnya.
Ternyata ajeng sudah berada disana, dan dia tertangkap basah tengah memoles wajahnya menggunakan sesuatu. Keenan langsung mendecih melihatnya.
"Keenan" panggil ajeng semanis mungkin sambil memasukan alat rias ke dalam tasnya. Keenan langsung memasang wajah serius. "To the point aja yaa jeng. Mulai sekarang jangan pernah deketin gue lagi!".
Di tempat lain, vira dan bella sedang berjalan kembali menuju kelas. "Vir, duluan aja. Aku mau ke toilet dulu" ucap bella.
Viraa mengangguk, "Hmmm, oke".
"Hati-hati yaa pulannya".
"Iyaaa kamu juga bell".
Saat bella beranjak. Vira teringat sesuatu. "Ehh bell, toilet siswa kayaknya udah di kunci deh" ucapnya. Vira tau, karena dia hafal petugas langsung mengunci toilet siswa jika bel pulang sudah berbunyi.
"Ahhh".
"Coba di toilet lama aja, dibelakang kelas kita sebelah kanan".
"Okee makasih vir" pamit bella diangguki Vira
Ternyata benar kata vira, masih ada toiletnya.
Selesai dengan urusannya. Bella bergegas pulang karena isal sudah mengirim pesan pada bella kalau dia audah menunggunya di gerbang. Tetapi saat melewati lorong menuju tempat parkir, pendengarannya malah menangkap perdebatan seseorang.
"Maksud kamu apa nan?" tanya ajeng.
"Udahlah jeng jangan ganggu hidup gue lagi!" tegas keenan.
"Kenapa nan? Apa salahku?" Ajeng juga tak mau kalah tegas.
"Lu gak inget jeng kemarin gue bilang kalau gue tuh udah gak suka sama lu"
"Nann, aku gak mau, aku gak mau kamu jauh dari aku!"
"Terserah lu lahh!" Keenan memalingkan wajah kesalnya.
Setelah itu keenan pergi dengan beribu umpatan dari mulutnya.
Keenan bergegas pulang, tapi di sudut matanya melihat seseorang yang tengah bersembunyi di balik dinding. "Siapa nguping?" gumamnya.
Keenan berjalan hati hati mendekat kearah orang itu. Dia sedikit penasaran, mungkin saha orang jahat yang ingin mencelakainnya karena sosoknya sedikit mencurigakan.
Jarak keenan semakin dekat, dan hanya beberapa langkah. Dia langsung menghela nafas lega, setelah mengetahui sosok itu. "Ngapaiiin?" Tanya keenan datar.
Bella yang tengah bersandar di tembok membulatkan matanya terkejut melihat siapa yang berada di depannya. Keringat dingin mulai terasa ditubuhnya. Dia malu sekaligus takut karena ketahuan menguping.
"Ehhh anu. Tadi abis dari toilet. Byee". ucap bella cepat dan berniat kabur. Tetapi, belum sempat kabur tubuhnya malah membeku di tempat. Keenan sudah berhasil menahan pergelangan tangannya.
Bella panik, dia takut kalau keenan marah.
"Gapapa" ucap keenan datar.
Bella tertunduk antara malu dan takut, wajahnya menunjukan rasa bersalah karena sudah mendengar perdebatan tadi.
"Nih anak masih takut aja" batin keenan heran.
"Gue bilang gapapa" ucap keenan lagi.
"Maaf".
Setelah itu, Keenan melepaskan tangan bella. "Ambil tasnya. Kita pulang" perintahnya.
Akhirnya keduanya pulang bersama. Isal sendiri sudah pulang terlebih dahulu. Karena sudah di beri kabar oleh bella melalui pesan kalau dia akan pulang bareng dengan keenan, dan isalpun mengiyakannya.
Di perjalanan pulang, keduanya saling diam. Bedanya yang satu tetap seperti biasa dan yang satunya lagi perang batin dengan pirikannya yang kemana mana.
"Duh kalau keenan marah gimana dong? apa gue nanti bakalan diusir? Bodoh bodoh bodoh". itu adalah salah satu hal yang bella pikirkan, dan masih banyak lagi berbagai rutukan atas tindakannya tadi.
"Mampir dulu. Kita makan disini" Keenan membelokan motornya ke sebuah restoran.
Mau tidak mau bella hanya mengangguk pasrah.
Hingga pesanan datang bella masih diam tanpa suara.
"Itu dimakan dulu" tunjuk keenan menggunakan garpu nya.
"Iyaaa" ucap bella sedikit kaget.
"Ngelamunin apa nih anak?" batin keenan heran.
Di sela sela menikmati makanannya, keenan melihat bella begitu teramat manis disaat suapan makanan itu masuk kedalam mulutnya. "Manisss" gumam keenan pelan tapi terdengar oleh bella.
"Hahh, apanya yang manis?" ucap bella kaget saat melihat keenan sedang menatapnya.
"Ehh engga ini es jeruknya kemanisan, ayok lanjut makan". Ngeles keenan yang hampir saja kikuk saat bella melihatnya.
Setelah menikmati makan, keenan menyuruh bella untuk menunggu di parkiran motornya.
"Yaudah kalau keenan marah karena aku nguping, itu kesalahanku sendiri" ucap bella di dalam hatinya. Dia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments