"Nah itu mereka baru pulang. Panjang umur sekali" ucap bunda pada sosok perempuan di sampingnya saat melihat kepulangan kedua anaknya.
Dengan langkah ragu, isal berjalan ke tempat bunda nya diikuti keenan dari belakang yang nampak sinis tidak ada rasa terkejut atau apapun melihat sosok perempuan di samping bunda.
"Ini anak tante yang kedua, namanya Athadisal Putra Asalla panggil aja isal." bunda memperkenalkan putra keduanya kepada perempuan itu.
"Isalll" ucap isal beralih menatap perempuan itu sambil mengulurkan tangannya.
Perempuan itu tersenyum ramah, kemudian menyambut uluran tangan dari isal. "Bella Ajingga Sharas".
"Bella. Maksudnya kak Bella kan? Calon kakak iparku?" tanya isal riang pada perempuan di depannya dan juga bunda.
Wajah bella memerah malu mendengar ocehan isal barusan, belum apa apa udah di panggil seperti itu. Sedangkan bunda hanya tersenyum.
"Abanggg sini bang" isal menyeret abangnya yang masih berdiri agak jauh.
"Iyaaa! gausah tarik tarik juga" protes Keenan diabaikan isal.
"Kak bella, kenalin ini Abangku. Nama lengkapnya Adipati Keenan Asalla. Aku biasa panggil Bang keenan, tolong nanti dijagain ya." isal memperkenalkan abangnya pada bella.
"Gak usah ngomong gitu juga kali dek!" protes keenan kesal.
Setelah itu dia menghela nafas malas. "Keenan" ucapnya berwajah datar sembari mengulurkan tangan.
Uluran tangan keenan disambut bella dengan sopan.
"Kak bella gak usah takut yaa sama bang keenan, tampangnya emang cuek. Tapi aslinya dia baik kok" ucap isal memberikan semangat ketika menyadari kegugupan bella.
"Cerewet" desis keenan pada adiknya yang langsung membuatnya tersenyum.
Bella langsung memperkenalkan dirinya "Bella." tidak sengaja tatapan matanya bertemu dengan keenan, tetapi hanya berlangsung sepersekian detik saja.
Bunda tersenyum senang melihat anaknya mau berkenalan dengan bella.
"Oke semuanya udah. Bunda harap kalian semua bisa akur yahh" isal dan bella mengangguk, sedangkan keenan hanya diam saja.
"Sekarang kalian berdua bantu bella bawa barang barangnya ke kamar, terutama kamu keenan"
"Iyaaaa" sahut keenan dengan nada malas.
"Aku bisa sendiri kok tante. lagian mereka pasti cape baru pulang sekolah" ucap bella tidak enak hati.
"Sok perhatian!" batin keenan.
"Gak cape kok" ucap bunda tetap pada pendiriannya.
Setelah itu bunda beralih menatap keenan. " Ayo kamu ganti baju sana, terus bantu bella beresin kamar tamu.
"Pokoknya bunda gamau mendengar protes apapun! cepat lakuin apa yang bunda suruh".
Tidak ada jawaban dari keenan, dengan berat hati dia beranjak pergi dari tempatnya untuk melaksanakan perintah bunda.
"Tante" ucap bella pandangan mengarah pada keenan.
"Udah biarin" ujar bunda lalu beralih ke isal.
"Adekk sayang, anterin bella ke kamarnya sekalian bawa kopernya yaa." pinta bunda.
"Siap ndaa. Ayoo kak" ajak isal.
"Bella jangan sungkan lagi yah, sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kita. tante mohon sama kamu supaya sabar menghadapi sikap dan sifat anak anak tante" ucap bunda ke bella.
Bella mengangguk mengerti lalu mengikuti isal dari belakang.
Sampai kamar.
"Tadaaa. Ini kamarnya kakak" tunjuk isal riang begitu pintu kamar dibuka. Akan tetapi yang diajak bicara tidak ada suaranya, saat isal menoleh bella tengah menampilkan tatapan kosong.
"Kak bella kenapa? Apa kamarnya kurang nyaman?" tanya isal membuyarkan tatapan bella.
"Ehh gapapa kok sall, nyaman ko. Tapi apa ini bener kamar tamu? luas banget sal." tanya bella ke isal.
"Sebenarnya dulu sih ini kamar Bang keenan, cuman gatau kenapa dia pindah sekarang ke kamar sampingnya kak" jawab isal.
"Ohh iyaa, makasih isal" ucap bella sambil menampilkan senyum manisnya.
Secepat kilat isal memegang tangan bella lalu di kepalkannya sambil tersenyum bahagia. bella menatap heran isal.
"Ehm, kakak ini udah tinggi, cantik pula hehe. Badannya kakak juga bagus" goda isal masih posisi memegang tangan bella.
Bella tersenyum malu. "Kamu juga ganteng sall hehe, aku suka loh liat pipi kamu ini pengen nyubit".
"Hehe kalo isal suka liat senyumnya kakak, soalnya pas lagi senyum gini pipinya bolong hahaha"
"Ini bukan bolong isalll hahah"
Isal tersenyum geli. "Bolong tuhhh"
Mereka berdua asik saling memuji hingga mengabaikan kedatangan seseorang.
"Ohh jadi adeknya abang yang gantiin abang nikahnya nihh?" ujar keenan, keduanya menoleh terkejut melepaskan pegangan tangannya.
"Abang iniii otaknya geser yahh? Asal ngomong aja! mana mungkin adek nikung abang" ucap isal tak terima.
"Bilang aja Bang keenan cemburu pengen pegang tangannya kak bella" goda isal.
"Isalllll!" Bella dan Keenan terkejut bersamaan.
"Ciee cieee, belum apa² udah kompakan aja haha. Yaudah aku mau ke kamar dulu deh. Selamat berpeluk pelukan kakak kakakku. Ehh berduaan maksudnya hehehe" ejek isal sebelum kabur.
"Besok besok awas kalo minta numpang kesekolah!" teriak keenan dibalas juluran lidah dari adiknya.
Sekarang didalam kamar itu hanya ada bella dan keenan.
"Kamarnya pengen ditata gimana?" tanya keenan datar tanpa menatap lawan bicaranya.
"Gimana bagusnya aja" sahut bella singkat, dia juga memalingkan wajahnya.
Suadana berubah canggung.
"Yaudah kalau gitu, masukin aja pakaian di lemari. Biar gw geser mejanya kesitu" putus keenan diangguki bella.
Mereka melakukan kegiatan masing² tanpa ada percakapan, setengah jam setelah itu mereka selesai.
"Gini gimana?" tanya keenan. Tempat tidur, meja belajar, lemari pakaian, rak buku, semuanya sudah tertata rapih di tempatnya.
"Iyaaa" ucap bella memandang seluruh kamarnya.
"Kamar mandinya udah beres?" tanya keenan.
"Udah" Bella mengangguk walaupun keenan tidak melihatnya. Keduanya masih saja enggan untuk bertatap muka, suasana canggung masih menyelimuti.
Setelah itu keenan duduk di kursi meja belajar di depannya, sudut matanya tidak sengaja menangkap kegiatan bella yang tengah menyemprotkan parfume di tempat tidurnya.
Dasar perempuan, batin keenan mencibir.
"Mmmm. Aku mau nyuci pel dulu" pamit bella dengan anggukan kecil setelag selesai melakukan aktivitasnya.
"Iyaaa" gumam keenan.
Keenan memperhatikan setiap sudut ruangan yang sudah lama tidak dia lihat. dulu kamar ini adalah miliknya, dia tidak nyaman karena ukurannya terlalu luas. Mangkannya dia meminta pindah ke kamar baru yang luasnya lebih kecil.
Keenan mengusap bed cover bergambar klub sepakbola Arsenal, yang duku dia pakai waktu masih SMP, lengkap dengan bantak dan gulingnya.
"Baunya" Keenan menggumam pelan saat hidungnya mencium wangi parfume.
Karena penasaran, dia mendekatkan kepalanya ke atas seprai.
"Sumpah enak banget. Baru pertama kali nyium bau parfume yang kaya gini. Vanilla nya beda banget" ucap keenan dalam hati. Dia merasakan kenyamanan ketika aroma parfume itu menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.
Perlahan lahan pandangan matanya mulai meredup, kemudian berubah gelao dalam waktu singkat. Akhirnya keenan terlelap di atas tempat tidur yang nanti akan ditempati oleh bella.
Setengah jam kemudian bella selesai dengan kegiatannya. Dia langsung keluar dari dalam kamar mandi, rasa lelah sudah menghinggapinya.
Bella terkejut saat melihat keenan sudah terlelap diatas tempat tidurnya.
"Keenan kok tidur disini?" pikirnya dalam hati.
Bella bergerak kearah keenan yang sedang tertidur, dia berniar ingin membangunkannya karena saat ini dia sangat lelah dan membutuhkan tempat tidur itu.
Begitu tiba disamping tempat tidur, bella bisa memperhatikan wajah lelapnya keenan dengan jelas. Raut wajahnya begitu damai dan teduh, melihat itu membuat bella mengurungkan niatnya untuk membangunkan keenan, tidak tega rasanya.
"Hari² kita akan berubah setelah ini. Mamaku sudah milih kamu, aku gak tau kenapa kamu juga menerima perjodohan ini. Aku pikir kamu akan menolak, sama² gak saling kenal, aku ingin bertanya alasannya sama kamu kenapa bisa terima perjodohan ini. Tapi tidak sekarang, nanti kalau waktunya sudah tepat". bekka meremas ujung bajunya memikirkan itu, dia masih terlalu kecil untuk memikirkan masalah itu.
Bella menghela nafas panjang untuk menormalkan detak jantungnya. Setelah itu beranjak dari tempatnya karena mendapat sebuah ide.
Suasana di dapur.
"Semua udah dek?" tanya bunda kepada isal.
Isal mengangguk. "Aku pengen buat sirup deh bunda"
"Tumben?"
"Iya boleh, tapi buat sendiri. Bunda mau mandi dulu soalnya".
Isal tersenyum senang. "Oke"
Jam sudah menunjukan waktu makan malam, masakan bunda sudah tersaji di atas meja.
Keluarga Asalla tidak memperkerjakan pembantu sama sekali, semua itu karena keinginan bunda, dia ingin menjadi ibu rumah tangga sejati, mengurus rumah dan segala kebutuhan suami dan anaknya.
"Loh katanya bella udah dateng nda" tanya ayah saat duduk di meja makan.
"Memang sudah dateng yah. Tadu bunda kok yang jemput" jawab bunda.
"Terus sekarang dimana?"
"Tadi sih beresin kamar sama bang keenan yah" sahut isal.
Bunda menoleh kearah isal "Dekk tolong kamu panggilin mereka suruh turun".
"Oke bunda" isal pun langsung pergi menuju kamar baru bella.
Cklekk.
Begitu pintu dibuka, kedua mata isal langsung membulat kaget karena melihat objek yang ada di depannya. Akhirnya dia tidak membangunkan keduanya.
"Romantis bener mereka, udah berani kek gitu. Gercep banget Bang keenan padahal belum ada sehari ketemu hahaha" ucap isal dengan nada geli sekaligus kaget.
"Kok cepet dek?" tanya bunda, dia heran melihat isal datang dengan langkah cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments