Bahagia bersamamu

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan. Sudah tiga bulan lamanya Fely dan Arjun menjalin cinta.

Selama tiga bulan ini mereka hanya menjalin cinta yang biasa biasa saja. Karena keduanya selalu sibuk dengan pekerjaan masing masing, sehingga mereka sangat jarang bisa menghabiskan waktu bersama. Berbeda 180 derajat saat mereka masih pdkt.

''Huh, udah weekend aja lagi.'' Fely duduk di balkon kamarnya sambil menatap pemandangan yang ada di sana. Dia menikmati hembusan angin pagi yang menyegarkan.

''Mari kita lihat agenda kegiatan hari ini.'' Fely melihat memo di hpnya yang kosong tanpa tulisan. ''Hffttt. Baiklah, ternyata aku belum membuatnya. It's ok.''

Drrttt.... Satu pesan masuk ke ponsel Fely.

Arjun: Beb, jalan yuk.

Arjun: Ke kepulauan seribu gimana?

Kenapa tiba tiba Arjun ngajak pergi ke pantai, gak biasanya. Seketika terbesit di ingatan Fely kalau hari ini adalah anniversary hubungan mereka yang ketiga bulan. Karena terlalu sibuk bekerja, membuatnya lupa akan hal ini. Dia belum melakukan satupun persiapan.

Aha... aku punya ide. Fely berniat untuk mengeprank Arjun dengan akal jahilnya.

Fely: Males ah, mager. Kapan kapan aja ya.

Walau mengatakan demikian, Fely berharap Arjun tetap menjemputnya. Karena dia berkata seperti itu semata mata hanya untuk menjalankan ide jahilnya.

Tok tok tok

''Fely, ada yang nyariin tuh.''

''Siapa bun? Aku lagi maskeran nih. Suruh tunggu bentar ya.'' Ucapan Fely kedengaran tertahan karena masker yang digunakan membuat wajahnya kaku.

Lima belas menit kemudian, Fely turun ke ruang tamu. Benar saja, sosok familiar tertangkap oleh matanya.

''Lama banget dandannya.''

''Arjun. Ngapain ke sini?''

''Jemput kamu lah. Kan mau jalan jalan.''

''Aku bilang, aku gak mau.''

''Aku bilang, aku gak suka penolakan.'' Arjun tertawa kecil.

Bunda datang menghampiri Fely dan Arjun. ''Kok belum berangkat? Keburu siang ntar.''

''Tapi, Bun, Fely gak...''

''Ini baru mau berangkat kok, Tan.'' Arjun meraih tangan Fely dan menggeretnya. Tentu saja Fely langsung menepis tangan Arjun, karena dia tidak ingin hubungan mereka di ketahui oleh siapapun, terutama orang tua mereka.

Arjun terlihat sangat antusias. Sebaliknya, Fely terlihat ogah ogahan (dia tetap menjalankan aksi jahilnya). Dibalik wajah Fely yang terlihat ogah ogahan, tersimpan perasaan yang sangat bahagia tiada tara. Bagaimana tidak, sudah tiga bulan mereka menjalin kasih tapi Arjun belum pernah mengajaknya jalan jalan seperti ini.

''Kamu kenapa sih, kok diem aja.'' Arjun mengusap wajah Fely. ''Kamu marah karena aku paksa buat jalan?'' Arjun menghentikan mobilnya sejenak. ''Kenapa? Ngomong dong. Jangan diem aja.''

''Pikir aja sendiri.''

''Jutek amat sih.'' Arjun terdiam memikirkan kesalahan yang dilakukan. ''Oh, aku tau. Kamu marah karena aku megang tangan kamu di depan bunda?''

''Gak penting ih.'' Arjun tidak mau menyerah, dia terus menggoda Fely. Mengusap wajah Fely serta mengacak acak rambutnya. Fely tidak berani untuk memandang wajah Arjun, karena takut akan tertawa bila melihat ekspresinya.

''Kamu beneran ngambek gak sih. Tapi dari matanya kok kelihatan senang. Hfftt... mau kamu lagi marah atau enggak, kamu tetep kelihatan cantik sayang.'' Disepanjang perjalanan, Arjun terus menggoda Fely. Perlakuan Arjun menggoyahkan pendirian Fely.

''Ah, Arjun. Aku tuh gak bisa marah sama kamu.'' Aksi jahil Fely berakhir sampai di sini. Dia tidak bisa menahan dirinya lagi. Arjun terkekeh melihat ekspresinya. ''Imut banget sih.'' Arjun mencubiti pipi Fely.

...

Mereka menyebrangi lautan menggunakan speed boat. Setelah menempuh jarak hingga kurang lebih 2 jam, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Suasana yang damai, desiran ombak menyapu pasir putih yang indah. Semilir angin mengibaskan pakaian mereka.

Di kepulauan seribu, mereka mengunjungi dua pulau di antara lima pulau yang ada di sana. Pilihan mereka jatuh pada pulau bira dan pulau pari.

Tujuan pertama Fely dan Arjun adalah ke Pulau Pari. Pulau Pari yang sedikitnya menawarkan tiga objek wisata yang dapat di kunjungi, yaitu Pantai Pasir Perawan, Pantai Pasir Kresek Pulau Pari, dan Dermaga Bukit Matahari. Selain dapat menikmati pemandangan pasir pantai putihnya dan beningnya air laut, mereka juga berkeliling pulau dengan menggunakan sepeda yang disewakan oleh warga setempat.

''Bisa naik sepeda?'' Tanya Arjun.

''Bisa dong,'' jawab Fely.

Setelah puas mengeksplor pulau pari, mereka beranjak ke tujuan selanjutnya.

Tujuan selanjutnya adalah Pulau Bira. Pulau Bira sendiri terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Bira Besar dan Pulau Bira Kecil yang memiliki surga bawah laut yang dihiasi karang-karang cantik dengan ikan-ikan kecil berenang bebas kesana kemari. Ombak yang tenang tidak terlalu besar mengajak siapapun yang datang untuk bisa bermain air dan berenang tanpa takut untuk terseret ombak. Tidak lengkap rasanya ke pantai jika tidak menyentuh air di sana.

''Mau berenang gak?''

''Sebenernya iya, tapi aku gak bawa baju renang.''

''Tenang aja, nih.'' Arjun menyodorkan sebuah bungkusan berisikan baju renang.

''Hmm... kamu tau aja.''

Cahaya matahari mulai redup, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Fely dan Arjun bergegas untuk kembali sebelum matahari benar benar tenggelam.

Mereka sampai di daratan saat pukul 18.00. Di sepanjang perjalanan mereka isi dengan bercanda dan tertawa bersama. Arjun menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah restoran bernuansa romantis.

''Kok ke sini? Mau ngapain?''

''Udah, ikutin aja.'' Arjun menutup kedua mata Fely dengan sebuah kain. Setelah memasuki pintu ruangan eksklusif, lantunan lagu romantis mulai di mainkan. Arjun membuka penutup mata Fely, ''Tadaaa....'' Fely membuka bola matanya. Terlihat ruangan yang dihiasi dengan dekorasi romantis. Dari depan pintu menuju ke meja ditaburi bunga mawar merah dan dihiasi beberapa lilin.

Suasana dan lantunan lagu romantis menyentuh kalbu. Seumur hidupnya, Fely tidak pernah merasakan hal seperti ini. Bahkan anniversary sebelumnya pun tidak pernah semeriah ini. Betapa terharu dan bahagianya dia. Tanpa di sadari, air mata bahagia mengalir di pipi halusnya.

Dari arah lain, terlihat sosok pria sedang membawa Kue bertuliskan Happy Anniversary 3th Baby.

''Happy anniversary sayang. Walaupun hubungan kita masih seumur jagung, aku akan berusaha buat kamu bahagia.'' Arjun meletakkan kue yang di bawa ke atas meja. ''Silahkan duduk tuan putri penakhluk hatiku.'' Arjun menarikkan kursi untuk Fely dan mempersilahkannya duduk.

Fely terus meneteskan air mata bahagianya. ''Udah, jangan nangis lagi.'' Arjun mengusap pipi Fely yang halus.

Fely menatap wajah Arjun, ''Makasih ya sayang.'' Arjun menatap Fely dengan tatapan terkejut. ''Sayang... kamu panggil aku sayang.'' Fely menganggukkan kepalanya. Ini adalah kali pertama Fely memanggilnya sayang. Arjun mendaratkan kecupan di kening Fely.

.........

Hari yang indah, seharian Arjun mengajak Fely untuk menghabiskan waktu bersama. Dari pagi hingga ke malam.

Takut membuat orang tuanya khawatir, Fely mengajak Arjun pulang. ''Makasih untuk hari ini.'' Arjun mencium kening Fely sebelum mereka berpisah. ''Hati hati ya.'' Fely melambaikan tangannya mengiringi kepergian Arjun, hingga kehadirannya hilang di telan kegelapan.

Cklek...

''Dari mana saja kamu?''

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote. Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!