dia lagi

Adegan macam apa ini. "Ma..maaf. Makanya jangan ngagetin,'' ucap Rei dengan gugup.

"I-iya pak, gak a-apa apa, maaf karena sudah mengagetkan.''

"Anggap saja itu gak pernah terjadi!" seru Rei dan kembali melajukan mobilnya.

Adegan itu membuat suasana menjadi canggung. Jantung Rei berdegup kencang. Bisa bisanya dia mencium kening sekretarisnya. Ini semua gara gara ulat itu! Tapi, ada bagusnya juga sih. Karena ulat itu kita jadi tahu kalau Rei masih punya perasaan.

Glugur...

Petir menyambar nyambar, tiba tiba langit menjadi gelap, cahaya matahari tertutupi awan hitam, rintik rintik hujan mulai mengguyur, ditambah jalanan yang macet membuat mood menjadi tidak karuan.

Tin tin...

''Kalau begini mau sampai kantor jam berapa?'' Rei terlihat sangat kesal.

''Hmm, maaf pak sebelumnya. Kenapa bapak gak pakai supir aja ya, kan praktis. Jadi Bapak gak usah repot repot nyupir dan gak perlu capek atau emosi seperti ini kan.''

''Terserah saya.''

''Emang kenapa sih bapak gak mau pakai supir. Gini ya pak, kalau misalnya bapak mempekerjakan supir, bapak gak cuma bisa bantu dia dapat kerjaan dan penghasilan, tapi bapak juga sudah membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran loh,'' Fely mulai menasihati Rei. Tampaknya dia lupa kalau bosnya itu keras kepala.

Rei menjawab perkataan fely yang panjang lebar hanya dengan tiga kata, ''Jangan sok tahu.''

Kayaknya aku pernah lihat mereka, tapi dimana ya? Oh iya, mereka kan orang mencurigakan yang pernah aku lihat di rumah sakit. Siapa mereka? Sedang apa mereka di sini? Cipratan air hujan menyadarkan Fely dari lamunannya.

''Eh, ujan,'' Fely masuk ke kantor mengejar bosnya yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya.

Hujan benar benar membuat waktu cepat berlalu. Tak terasa jam kerjapun selesai.

Saatnya... to go home.

Sebelum ke rumah, Fely mampir ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa peralatan mandi mulai dari sabun, sampo, odol, dkk. Mata Fely tak sengaja melihat pria yang familiar. Siapa dia? Fely mencoba untuk mendekatinya. Bukankah dia dokter yang pernah menolong Rei? Iya benar, tidak salah lagi. Fely memberanikan diri untuk menyapa dokter itu. ''Dokter Arjun,'' sapa Fely.

''Siapa ya?''

''Saya Fely dok, yang waktu itu loh.''

Dokter Arjun mulai mengingat ingat, siapakah dia. ''Oh, kamu.''

Fely dan Arjun mengobrol lama sekali. Mereka membicarakan banyak hal. Mulai dari pekerjaan sampai keluarga. Dari sini Arjun tahu kalau Fely diangkat menjadi sekretaris Rei setelah mendonorkan darahnya.

Dunia itu sempit ya, kita bisa bertemu dengan siapa saja dan di mana saja walaupun tidak direncanakan. Sama halnya dengan Fely dan Arjun.

Ceklek

Ayah Fely melihat anaknya yang baru saja pulang, dia merayu anak perempuannya itu. "Wah.. habis ketemu cowok ganteng ya, atau habis gajian, kok mukanya bahagia sekali, berseri seri seperti bunga kasturi hahaha...."

"Ayah apaan sih, bahagia itu bukan cuma ketemu cowok ganteng atau gajian saja. Definisi bahagia itu luas, yah," elak Fely. Padahal dia memang senang karena bisa bertemu Arjun. Tidak hanya Arjun saja yang merasakannya, tapi Fely juga. Entah mengapa setiap melihat wajahnya, Fely merasa senang, seperti ada ikatan diantara mereka.

Mendengar ucapan Fely membuat ayah berkata, "Anak ayah sudah gede ya!" seru ayah sambil mengelus elus kepala Fely.

''Yeee, Fely emang udah gede kali.''

Begitulah orang tua, walaupun anaknya sudah dewasa, mereka akan tetap menganggap kalau anaknya itu sebagai bayi kecil kesayangan mereka. Fely senang karena memiliki ayah yang sangat menyayanginya.

Seperti biasa keluarga Fely makan malam dengan suasana bahagia. Bunda memandangi Fely, dia tak menyangka putrinya sudah sebesar ini. Memperhatikan Fely seperti ini, mengingatkan bunda pada anak laki laki nya. Sudah lebih dari 23 tahun dia tidak pernah bertemu putranya. Dia selalu memikirkan bagaimana keadaan putranya yang tinggal bersama mantan suaminya. Apakah dia bahagia.

...

Fely begitu tergesa gesa seperti tikus dikejar kucing. Orang tuanya yang melihat hal itu hanya bisa tertawa melihat kelakuan putri mereka.

''Ayah sama bunda kenapa malah ketawa ketawa gak jelas. Bukannya siap siap kerja, lihat... ini sudah jam berapa.''

Orang tua Fely semakin tertawa terbahak bahak.

''Nak, ini hari apa?'' tanya bunda.

Fely tidak menjawab pertanyaan bundanya. Dia tampak seperti orang linglung. ''Ini hari minggu sayang,'' sambung bunda.

Fely masih belum sadar juga, raganya di tempat tapi pikirannya melayang entah ke mana, ''Dari pada kamu kayak orang bingung seperti itu, mending ganti baju, terus ikut bunda jogging,'' ayah menambahi. Ayah selalu seperti itu, dia menyuruh Fely untuk jogging bersama bundanya, sedangkan beliau tetap menonton tv dengan khusuk. Setelah berganti baju, Fely dan bunda segera menuju taman kompleks untuk jogging.

Sudah setengah jam lebih mereka mengelilingi taman. Keringat mulai bercucuran, tenggorokkan pun mulai mengering. Fely membeli air minum untuk mereka, sedangkan bunda diminta untuk menunggunya di sebrang jalan.

''Fely lama banget sih.'' Rasa haus ini membuat bunda tidak sabaran, beliau menyebrang jalan tanpa menoleh kiri kanan. Hampir saja bunda tertabrak motor, untungnya ada orang yang menarik tubuh bunda dengan sigap.

Setelah membeli minum, Fely kembali menghampiri bundanya di sebrang jalan. Dia melihat bunda bersama orang yang tak asing baginya.

"Dokter Arjun!'' Seru Fely

"Fely." Arjun dan Fely saling bertatapan.

"Loh, kalian saling kenal?" tanya bunda.

"Iya bun, kami pernah beberapa kali bertemu. Ini kenapa bunda bisa sama dokter Arjun?"

''Loh, ini ibu kamu?''

"Iya, saya bundanya Fely. Tadi bunda hampir ditabrak motor, untung ada masnya," jawab bunda dengan menatap Arjun kemudian Fely.

"Ya ampun, tapi bunda gak apa apa kan. Makasih ya dok, udah menolongin bunda," ucap Fely.

"Sama sama. Btw, panggil Arjun saja biar lebih akrab, kayaknya kita seumuran," sambung Arjun sambil tersenyum.

Entah mengapa mereka bisa bertemu di sini, seolah dunia mempertemukan mereka lagi dan lagi. Matahari semakin terik, Fely dan bunda kembali ke rumah mereka.

Sedangkan Arjun kembali ke mobilnya. Arjun ke sini menggunakan mobil Karena rumahnya cukup jauh. Saat dia ingin menutup pintu mobil, ada selembar kertas yang datang mendekatinya. Arjun langsung meraih kertas itu. Ternyata kertas itu milik Fely yang berisikan tentang identitasnya. Arjun ingin mengembalikannya pada Fely tapi dia sudah menghilang dari pandangan.

Setelah sampai di rumah, Arjun mengecek kertas itu sekali lagi. Kebetulan sekali, di sana ada nomor hp Fely. Dia memasukkan nomor itu dan segera menelfonnya.

''Halo.'' Arjun kaget karena yang mengangkat telfonnya adalah seorang pria. Spontan Arjun langsung mematikan telfon itu.

"Siapa yah?" Fely yang baru selesai mandi bertanya pada ayahnya.

"Gak tau, pas ayah bilang halo malah dimatiin," ujar Ayah.

Fely menelfon balik nomor tersebut, tapi tidak diangkat. Fely mencoba untuk menelfon sekali lagi tapi tetap tidak diangkat.

Tidak berputus asa, dimalam harinya Fely kembali menelfon nomor itu lagi, siapa tahu kali ini diangkat.

Tut...tut...tut...

Pada deringan ketiga, telfon itu akhirnya diangkat.

"Halo," kata Arjun

"Halo.''

"Ini Fely bukan?"

"Iya dengan saya sendiri, ini siapa ya tadi siang telfon saya kan?" tanya Fely untuk memastikan.

"Fel saya Arjun, tadi saya nemuin kertas ditaman udah lipat lipatan sih, terus saya buka. Nah, disitu ada nama kamu. Kebetulan ada nomor hpnya juga, terus langsung saya telefon," jelas Arjun.

"Oh gitu, tapi kok langsung dimatiin?"

"Iya, soalnya saya kaget pas tau yang ngangkat laki laki.''

"Itu ayah saya dok..."

"Kok dok sih, Panggil Arjun saja," potong Arjun.

"Iya dok... eh Arjun," sahut Fely dengan tertawa kecil.

"Nah gitu dong. Terus kertas ini gimana, saya balikin ke rumah kamu atau gimana?"

"Kertas apaan sih, kok saya lupa ya.''

"Ini isinya tentang biodata kamu.''

"Oh... itu kertas udah lama banget... dan sudah gak dipakai juga. Kertasnya buat kamu aja deh.''

"Buat saya, untuk apa?"

"Ya gatau, terserah kamu aja,"

"Kalau gitu save nomor saya ya," ujar Arjun.

"Siap pak dokter," rayu Fely.

Tok tok tok...

"Fely... kamu belum tidur?"

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote. kalau punya poin banyak bisalah kasih hadiahnya hehe... Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

anak laki lakinya Arjun apa Rei yah..

2021-11-25

0

Lizaz

Lizaz

Aku mampir thor 🖐️
mampir juga di karya aku
mari saling mendukung dan membantu ❤️

2021-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!