kondangan

Sore itu Fely pergi ke toko buku terdekat untuk membeli buku panduan sebagai seorang sekretaris pribadi yang propesional.

Fely membuka satu persatu buku yang ada di sana. Saat dia meraih sebuah buku, tak sengaja tangannya tersentuh oleh tangan besar seorang pria. Fely mendongak ke arah pria itu, "Arjun!"

''Eh, Fely. Kamu ngapain di sini?''

''Ini lagi cari buku panduan. Kamu sendiri ngapain?''

''Hmmm... aku lagi cari novel nih, hehe...'' Arjun menggaruk tungkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya membeli novel hanyalah sebuah alasan belaka.

''Mau ngobrol di sana gak?'' Arjun menunjuk sudut ruangan yang merupakan pojok baca. Mereka berjalan ke tempat itu dan mengobrol di sana.

''Mau ngobrolin apaan nih, harus banget di pojokan?'' Fely tertawa kecil.

''Yaa, gak harus sih. Emang mau ngobrol di sana sambil berdiri? Emang gak capek?''

''Iya, Arjun, bercanda kok.''

''Sebenarnya aku mau minta bantuan kamu, tapi gak enak mau bilangnya.''

''Bantuan apa? Ngomong aja, gakpapa kok.''

''Jadi besok temen aku ada yang nikahan, gak mungkin dong aku pergi sendirian. Setiap hari aku selalu mikirin mau ajak siapa, Mau ajak siapa? Saat ini aku emang lagi gak deket sama siapa siapa jadi bingung aja gitu. Sampai akhirnya hari ini ketemu kamu.''

''Hmm... kamu mau gak, nemenin aku ke pernikahan temen aku itu? Lucu sih, kenal belum lama udah ngajak kondangan bareng. Tapi aku emang bener bener...''

''Iya Arjun, aku bisa bantuin kamu dengan senang hati,'' Fely memotong ucapan Arjun.

''Beneran?'' Tanya Arjun pada Fely. Fely membenarkan ucapkan Arjun dengan menganggukkan kepalanya.

...

Hari ini Fely disibukan dengan persiapannya untuk menemani Arjun ke undangan temannya. Dari pagi sampai sore dia tampak sibuk sendiri mulai dari membeli dress, perawatan, sampai belajar cara menggelung rambut yang menarik.

Dari jendela kamar terlihat sebuah mobil terparkir di halaman rumah Fely, disampingnya ada seorang pria berjas rapi yang tengah menanti kehadirannya.

Arjun mematung, matanya terbelalak seolah ingin keluar, dia melihat wanita yang berdiri dihadapannya begitu sempurna. Dress panjang berwarna merah yang elegant, dengan rambut tergelung rapi. Dilengkapi dengan kalung liontin senada dengan dressnya, serta anting berwarna biru tua yang menempel di telinganya. Apakah dia benar benar Fely? Mengapa dia begitu cantik malam ini?

''Ayo kita berangkat.'' Ucapan Fely menghentikan tatapan mata Arjun.

''Oh, iya.'' Arjun berlari memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk Fely. ''Silahkan.'' Tindakan Arjun di balas senyum manis di bibir Fely.

Sesampainya di tempat kondangan, Fely ijin pada Arjun untuk ke toilet. Dia ingin merapikan penampilan yang sebenarnya sudah sempurna dimata Arjun.

Tiba tiba ada orang yang menepuk bahu Arjun. ''Dokter Arjun,'' sapa seorang pria yang suaranya cukup familiar.

"Pak Rei."

''Panggil Rei aja, biar lebih akrab.'' Ujar Rei.

''Kamu juga panggil Arjun aja ya,'' jawab Arjun. ''Sendirian aja nih?'' lanjutnya

"Ini sama..." kata kata Rei terputus saat Vallen datang menghampiri mereka.

"Oh, sama pacarnya," kata Arjun sambil melihat wanita di samping Rei.

"Bukan, saya temennya Rei. Kenalin, Vallen," sahut wanita itu sambil menjulurkan tangannya.

"Oh, Vallen. Kenalin, Arjun." Arjun menjulurkan tangannya dan kemudian di lepaskan kembali.

"Kamu ke sini sama siapa?" tanya Rei pada Arjun.

"Aku sama Fely, sekretaris kamu.''

''Fely? Terus kemana dia?'' Tanya Rei.

''Tadi sih bilangnya ke toilet. Tapi kok belum balik balik ya.''

Mata Arjun berkeliling mencari sosok wanita bergaun merah yang pergi bersamanya tadi. Tak berapa lama kemudian, mata itu menangkap sosok yang dicarinya sedari tadi. Wanita itu tampak kebingungan, dia menoleh ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan Arjun. ''Fely!'' Arjun melambaikan tangannya pada Fely. Rei dan Vallen ikut memalingkan pandangan ke arah Fely.

Hah, itu beneran Felysia sekretaris aku? Cantik sekali dia.

Mendengar namanya di panggil, Fely langsung mendekati sumber suara. "Eh ada pak Rei juga, sama..."

"Vallen," sahut Vallen.

"Oh mbak Vallen," Fely menjabat tangan Vallen.

''Vallen aja, kita kan seumuran. Berasa tua kalau dipanggil mbak.''

Melalui acara ini, mereka jadi saling mengenal satu sama lain. Fely jadi mengenal Vallen dan sebaliknya. Arjun dan Rei juga menjadi lebih akrab sekarang.

Tempat yang tadinya ramai perlahan sepi. Satu persatu tamu undangan yang ada pergi meninggalkan tempat itu. Begitupula dengan Fely dan Arjun, serta Rei dan vallen. Mereka terlihat seperti dua pasang kekasih yang baru saja melakukan double date.

...

Di sepanjang perjalanan, Arjun selalu memperhatikan wajah Fely dari kaca spion. Betapa indahnya wajah wanita itu. Alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir merah merona. Semakin hari Arjun merasa ada yang lain dari perasaannya pada wanita itu. Perasaan ini begitu menggebu gebu, apakah ini cinta.

''Ciee... yang habis jalan sama pacarnya,'' ejek ayah.

''Kalian berdua serasi banget loh,'' bunda menimpali.

Seketika pipi Fely menjadi merah karena tersipu malu, ''Apaan sih, Ayah, Bunda. Fely gak pacaran sama Arjun. Kita itu cuma temenanm,'' elak Fely.

Baru saja dia akan menutup kelopak matanya, tiba tiba terlintas di ingatan Fely kalau masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan.

Drrrttt... Drrrttt... Drrrttt...

Ponsel Fely bergetar karena panggilan masuk. Di layar hp nya terpampang nama Arjun.

"Halo...'' kata Fely.

"Halo, kamu belum tidur?" Tanya Arjun.

"Belum nih, masih ada kerjaan dikit."

"Ya ampun sorry banget ya, gara gara saya kamu harus ngelembur.''

"Gapapa santai aja kali.''

''Oke deh. Btw, makasih ya untuk hari ini.''

''Iya, sama sama.''

💃

💃

Entah mengapa, penampilan Fely tadi malam terus berkeliaran, memenuhi isi kepala Rei. Selain itu, sebagian isi kepalanya dipenuhi tanda tanya. Bagaimana bisa Arjun pergi ke pernikahan temannya bersama Fely. Mengapa mereka bisa seakrab itu. Apakah ada hubungan lebih diantara mereka. Sial, untuk apa memikirkan hal tidak penting seperti ini!

"Hai pak Rei," Fely membuyarkan lamunan Rei.

''Bapak kenapa?'' Tanya Fely yang heran dengan penampilan Rei hari ini.

''Gara gara kamu.'' Ketus Rei. Kata kata itu terlontar tanpa direncanakan. Setelah mengatakan itu, Rei langsung masuk ke ruangannya meninggalkan Fely.

Jam kerja sudah selesai, saatnya kembali ke rumah. Di parkiran, Rei melihat Vallen sudah menunggunya dengan gembira. Tanpa sengaja mata Fely menangkap hal itu. Dia berpikir kalau Rei berusaha menjauhinya karena tak ingin pacarnya salah paham.

Tapi kenapa Rei mendiamkan Fely setelah bertemu dengannya tadi malam. Apapun penyebabnya, mulai saat ini Fely harus menjaga jarak dengan Rei supaya tidak terjadi kesalahpahaman antara dia dan Vallen.

Beberapa hari selanjutnya, Fely tidak banyak bicara seperti biasanya. Dia lebih banyak diam. Dia hanya bicara seperlunya seputar pekerjaan, tidak ada basa basi di sana.

''Kenapa kamu?'' Kata kata itu terlontar begitu saja dari mulut Rei. Rei memandang Fely penuh tanda tanya. ''Kenapa beberapa hari ini kamu diamin saya. Katanya mau bantuin saya berubah,'' sambungnya.

Pak Rei gimana sih, bukannya dia duluan yang nyuekin aku. Bentar bentar, dia bilang, dia mau berubah? Bukannya dia sudah berubah menjadi dingin lagi. Terus mau berubah jadi apalagi?

''Sa-saya gak diemin pak Rei kok. Buktinya... ini kita lagi ngobrol kan?''

Entah mengapa Rei mau membahas hal tidak penting seperti ini. ''Kamu tidak pernah basa basi seperti sebelum sebelumnya.''

Fely menarik napas panjang panjang, ''Baik pak, saya akan jujur. Sebenarnya saya melakukan ini karena memang bapak yang nyuekin saya duluan. Saya tau kalau bapak melakukan itu untuk menjaga perasaan pasangan anda. Sa-saya tidak mau menjadi benalu dalam hubungan kalian, karena sa...''

''Pasangan, siapa? Vallen, dia bukan pacar saya, kamu kan sudah kenal sama dia.''

"Ta-tapi... kan bapak duluan yang nyuekin saya.''

''Siapa yang nyuekin kamu? Beberapa hari belakangan ini, saya memang lagi banyak pikiran makanya lebih banyak diam. Pasti kamu pikir saya udah kembali jadi Rei yang dulu ya? Haha... mana mungkin.''

Fely tercengang dengan pengakuan Rei. ''Oh gitu, maaf ya Pak.''

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote. kalau punya poin banyak bisalah kasih hadiahnya hehe... Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Terpopuler

Comments

Nona Bucin 18294

Nona Bucin 18294

Ternyata mas Arjuna suka baca novel juga kita satu server hehehe 🥰🥰

2021-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!