Rei dan Arjun

Kalau bukan Arjun maupun Rei, lalu siapa yang menghubungi orang tua Fely. Itu menjadi pertanyaan besar di kepala mereka.

"Ini ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Fely bisa menjadi korban penusukan?" tanya ayah Fely.

"Sebelumnya maaf, ini terjadi saat Fely menghadiri acara perusahaan saya. Jadi tadi itu ada acara ulang tahun perusahaan. Entah bagaimana ceritanya, tiba tiba ruangan menjadi gelap. Dua orang asing tak di kenal datang ke tempat itu. Awalnya mereka ingin mencelakai saya karena keadaan gelap tak ada yang menyadarinya. Namun tiba tiba Fely datang menutupi tubuh saya dengan tubuhnya sehingga terjadilah seperti ini. Sekali lagi saya minta maaf." Rei menjelaskan panjang lebar.

Tadinya bunda ingin marah pada pria itu tapi ketika tahu ia adalah bos anaknya, bunda mengurungkan niatnya tersebut. "Oh, jadi kamu bosnya Fely?'' Tanya bunda Fely.

"Perkenalkan, saya Rei.''

"Ganteng juga ya yah,'' bisik bunda.

''Si bunda, dalam keadaan seperti ini masih saja mikirin hal seperti itu.'' Ayah menjawab dengan berbisik. "Terus ini yang satunya siapa?" tanya ayah.

"Ini Arjun yah, temennya Fely. Waktu itu kan pernah jemput Fely, masa lupa....'' sahut bunda.

"Emang iya, kok ayah gak tau.'' Tanya ayah yang sepertinya lupa pada Arjun.

"Kenalin om, Arjun, temennya Fely.''

Kok temen, katanya tadi udah jadian sama Fely. Berati pacarnya dong, kok bilangnya cuma temen?

Setelah penantian lama, akhirnya Dokter keluar dari ruang ICU. "Dok, gimana keadaan anak saya?"

"Kedaan anak ibu sudah membaik, karena tusukannya tidak begitu dalam."

"Alhadulillah," orang tua Fely mengucap syukur. "Kan sudah ada kita, kalian pulang saja. Besok kalian kerja kan,'' sambung ayah.

"Iya, kalian pulang saja. Makasih ya tadi udah bawa Fely ke sini terus jagain dia juga," bunda menambahi. Setelah mendengar ucapan dari orang tua Fely, Arjun dan Rei pamit undur diri.

...

Disepanjang jalan Rei menyalahkan dirinya sendiri. Dia memukul mukul setir kemudi mobilnya. Kenapa Fely bisa menjadi korban hanya untuk menyelamatkan dirinya.

Sesampainya di rumah, Rei memandang kedua orang tuanya. Terpampang kekecewaan di wajah mereka. Hari yang dinanti nantikan sejak lama sudah tiba. Tapi bukan kegembiraan yang mereka dapat, melainkan kekecewaan yang mendalam.

Karena terlalu panik dengan Fely, Rei sampai lupa kalau dia harus ke kantor polisi untuk mencari tahu tentang peristiwa yang terjadi di kantornya tadi. Sebenarnya siapa yang menjadi dalang dari semua ini?

Di kantor polisi...

"Pak, bagaimana dengan dua orang pelaku penyusupan serta penusukan di kantor saya tadi. Apakah sudah di proses?"

"Sudah pak, mereka adalah orang suruhan dari orang berinisial SN. Dan saat ini tim kami sedang mencari orang tersebut."

"SN?"

"Iya pak. Saat kami menggrebek kediamannya, dia sudah tidak ada di tempat. Kemungkinan besar dia sudah mengetahui kalau kami akan mencarinya.''

...

"SN... SN... Setyo Nugroho.... Apa mungkin dia. Karena selama ini hanya dia yang kurang suka dengan keberhasilan keluarga ini.''

"Gimana jun, apa pelakunya sudah diproses?" tanya papanya.

"Udah pa. Papa sama mama tenang saja ya." Rei menenangkan orang tuanya sambil menepuk nepuk punggung mereka.

"Terus itu sekretaris kamu gimana?" tanya papa Rei lagi.

"Keadaannya sudah membaik, besok Rei mau ke sana lagi buat jengukin dia."

"Papa titip salam ya, sama mintain maaf juga."

"Ngapain minta maaf sih pa, kan imbang. Dulu Rei celaka karena dia sekarang...''

"Ma... apaan sih.Jangan gitu dong."

...

Arjun yang baru saja sampai di rumah, langsung disambut dengan pertanyaan dari papanya. "Dari mana saja kamu? Tumben jam segini baru pulang."

"Habis dari... hmm dari..." Arjun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dari mana?"

"Ceritanya panjang pah, yang penting kan aku udah sampe rumah. Gak usah dibahas lah ya."

"Yaudah, kamu jangan lupa makan."

"Iya pah, aku kan bukan anak kecil. Gak perlu ingetin tiap menit juga kali.''

"Besok papa mau keluar kota, mau ikut gak?"

"Ngapain aku ikut kayak orang kurang kerjaan aja."

Pak Andre adalah orang tua tunggal dari Arjun. Dia sering pergi ke luar kota untuk urusan bisnis. Untuk urusan rumah, tentu saja dia mempekerjakan ART untuk mengurusnya.

...

Keesokan harinya, Arjun dan Rei datang ke rumah sakit lagi. Mereka rela untuk tidak bekerja demi menemani Fely. Arjun ke sana tentu saja karena Fely itu pacarnya. Sedangkan Rei, dia ke sana karena Fely sekretarisnya. Rei juga berpikir bahwasannya dia yang menyebabkan Fely celaka.

"Om, tante," sapa Arjun.

"Arjun, ngapain kamu di sini?" tanya bunda.

"Saya ke sini untuk menjenguk sekaligus jagain Fely. Mending om sama tante pulang saja.''

"Beneran? Emang kamu gak kerja?"

"Beneran, tan. Hari ini saya libur kerja. Jadi bisa nemenin Fely."

''Terimakasih ya.'' Tanpa berpikir panjang, orang tua Fely menerima tawaran Arjun. Mereka mengemasi satu persatu barang yang mereka bawa.

Setelah orang tua Fely pergi, datanglah Rei. Di sana dia mendapati Arjun yang sedang duduk termenung. "Jun, udah di sini aja."

"Eh Rei, iya nih."

"Emang kamu gak kerja?" tanya Rei.

Arjun menarik tangan Rei untuk menyuruhnya duduk sambil berkata, "Enggak, aku lagi libur. Lah kamu sendiri gak kerja?"

"Enggak, kan aku yang menyebabkan terjadinya hal ini. Jadi ya... aku harus berani bertanggung jawab," jelas Rei. "Oh iya, boleh nanya sesuatu gak?" sambungnya.

"Tanya apa?''

"Tapi aku gak enak mau ngomongin ini."

"Ngomong aja gak apa apa kok."

"Hmm... ini tentang hubungan kamu sama Fely. Kemarin kan kamu bilang kamu udah jadian sama dia, terus kenapa kamu bilang ke orang tuanya kalo kamu temennya bukan pacarnya?" Rei sangat penasaran dengan alasan Arjun. Kenapa dia tidak mengakui Fely sebagai pasangannya.

"Oh soal itu. Itu karena permintaan Fely. Dia gak mau kalau orang orang sampai tau soal itu, terutama orang tuanya. Saat dia merasa siap untuk membuka soal itu, baru lah....''

"Terus kenapa kamu kasih tau aku?"

"Karena kemarin aku udah kebawa emosi makanya keceplosan deh," Ajun tersipu malu.

"Ya ampun, maaf ya gara gara aku rahasia kalian jadi bocor.''

"Iya gak apa apa santai aja bro," kata Arjun. "Terus itu pacar kamu gimana, dia gak marah kalo kamu di sini.'' Tanya Arjun yang merujuk pada Vallen.

"Pacar?"

"Itu loh, yang namanya... Va... Va... Vallen.... Iya Vallen.''

"Oh Vallen. Dia bukan pacar aku, kita itu cuma temenan gak lebih. Bahkan kita temenan udah dari kecil, jadi aku udah anggap dia seperti adik sendiri.''

"Oh, gitu. Soalnya kalau di lihat lihat kalian itu cocok banget, apalagi kan kalian sering keluar bareng jadi makin menambah cemistry."

"Kita keluar bareng juga karena mama yang minta, kalau enggak... aku juga males kali."

"Males, kenapa?"

"Soalnya dia itu bawel dan banyak maunya. Apalagi kalau ke mall, heh... mau ini mau itu pokoknya ribet.

Arjun dan Rei mengobrol sampai berjam jam. Sampai kedatangan seorang dokter menghentikan percakapan mereka. Ternyata keadaan Fely sudah semakin membaik.

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote. Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Terpopuler

Comments

Lizaz

Lizaz

sudah di tambah ke daftar favorit ya dan rate 5 ya kak 🤗
ditunggu feedback nya 🤗

2021-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!