kembali bekerja

Hari silih berganti. Sudah satu minggu lamanya Fely di rumah tanpa melakukan apapun. Di hari senin ini, dia memutuskan untuk kembali bekerja.

Di kantor, dia mendengar orang orang sedang membicarakan tentangnya. Dari depan pintu masuk sampai ke depan ruangannya, ucapan mereka tidak jauh dari permasalahan istirahat Fely yang cukup lama. Padahal dia belum lama bekerja di sini.

''Kenapa?'' Rei melihat Fely sedang menoleh ke kanan kiri seperti orang kebingungan.

''Saya gak enak pak sama karyawan lain.''

''Hmmm?''

''Dari depan saya masuk sampai ke sini, saya selalu mendengar orang orang yang membicarakan tentang waktu istirahat saya pak. Mereka bilang... bagaimana bisa saya mendapat istirahat cukup lama, padahal saya kan belum lama bekerja di sini. Dan mereka menatap saya dengan tatapan sinis.''

''Ada yang salah? Yang punya perusahaan ini siapa? Saya kan. Ngapain kamu perduli dengan perkataan dan sikap mereka.'' Rei langsung masuk ke dalam ruangannya. Bagaimana bisa dia menanggapi sebuah masalah dengan sangat santai. Yaa, itulah salah satu kelebihan orang dingin.

Hari pertama bekerja setelah libur panjang di sambut dengan berbagai kesibukan. Terlebih, harus mempersiapkan dokumen dokumen untuk meeting.

Jam 09.45, artinya lima belas menit lagi meeting akan di mulai. Fely langsung bergegas menuju ruang meeting. Sebagian staf sudah berkumpul, tapi tidak terlihat tanda tanda Rei di sana. Masih lima belas menit lagi, mungkin dia sedang bersiap siap.

Dua belas menit, sepuluh menit, lima menit, waktu terus berjalan. Mengapa Rei tak kunjung datang. Fely berlari menuju ruangan Rei. Matanya menatap setiap sudut ruangan. Tapi sosok Rei tidak di temukan di sana. Lalu di mana Rei saat ini? Waktu tinggal lima menit, kenapa tiba tiba dia menghilang tak ada kabar. Fely kembali ke ruangan meeting, kursi yang tadinya masih kosong sekarang sudah terisi penuh. Fely mencoba menghubungi Rei berkali kali tapi tidak pernah di angkat. Waktu tersisa tiga menit, Fely sudah pasrah dengan keadaan.

Drrttt... Drrttt... Drrttt... Yang di tunggu tiba, akhirnya Rei menelfon balik Fely.

"Halo pak, pak Rei di mana? Waktu meeting tinggal tiga menit lagi."

"Maaf Fely, saya lupa mengabari kamu. Saat ini saya sedang tidak di kantor. Ada urusan mendadak. Tolong kamu handle semuanya ya."

"Baik pak."

Tut tut... Panggilan di akhiri

Coba bilang dari tadi, pasti aku gak akan kebingungan kayak gini.

"Maaf ya semuanya, saya baru dapat kabar dari pak Rei. Beliau tidak bisa menghadiri meeting kali ini. Tapi tenang saja, meeting akan tetap berjalan. Saya di perintahkan oleh pak Rei untuk memandu meeting kali ini."

Fely membuka dan memandu meeting kali ini. Meskipun dia belum lama menjadi sekretaris, tapi dia cukup mahir dalam publik speaking. Hal ini ia dapat sejak di bangku sekolah, dia sering aktif di berbagai organisasi. Jadi berbicara di depan umum sudah biasa baginya.

Meeting kali ini membahas tentang perubahan tampilan dari salah satu produk skin care produksi PT. GSA yaitu facial wash. Mereka ingin mengubah tampilan di kemasannya menjadi lebih menarik dan fresh.

"Baiklah, sekian untuk hari ini. Terimaksih atas partisipasinya dan mohon maaf bila ada kesalah kata. Selamat siang." Meeting kali ini berjalan dengan lancar. Hasilnya pun sudah di dapatkan. Saatnya istirahat dan makan siang.

Cklek... Fely membuka pintu ruangannya.

"Gimana meetingnya, lancar?"

"Loh, kok bapak bisa ada di sini? Katanya ada urusan mendadak di luar."

"Udah selesai. Nih...." Rei memberi Fely sebuah kotak.

"Apa ini?"

"Buka aja."

Fely membuka kotak tersebut, ternyata isinya adalah makan berat. "Maaf pak, bukannya saya menolak pemberian bapak. Tapi saya lagi program diet, jadi..."

"Duduk, makan. Saya gak suka penolakan. Temani saya makan."

"Kenapa harus makan di sini?"

Tanpa basa basi, Rei menatap tajam mata Fely. Pria itu sangat tidak suka di bantah. Lagi lagi Fely harus mengikuti perintahnya.

"Katanya diet, tapi kok lahap banget."

"Uhuk." Fely tersedak karena ucapan Rei. Lagi enak enak makan malah di hujat. Tadi pas aku gak mau makan di paksa buat makan. Sekalinya udah di makan malah protes. Maunya apa sih.

"Bentar, bentar. Ini minum dulu."

Mata Fely dan Rei saling bertemu. Rei terus menatap wajah Fely membuatnya jadi salah tingkah. Dia menggaruk garuk lehernya yang tidak gatal.

Setelah selesai makan, Rei kembali ke ruangannya. Kenapa makan bersama Fely terasa begitu nyaman. Terlebih melihatnya makan dengan lahap, begitu menyenangkan. Ah, kenapa aku malah mikirin dia.

Tok tok tok

''Masuk.'' Rei mengira orang yang mengetuk pintunya adalah Fely.

''Hai Rei, udah makan belum. Nih, aku bawain makanan kesukaan kamu.'' Ternyata Vallen yang datang.

''Aku udah makan.''

''Yah, terus ini gimana dong.''

''Taruh aja di meja, nanti kalo udah laper aku makan.''

''Kamu lagi ngapain sih?'' Vallen mendekati Rei yang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya.''Oh, mau buat kemasan baru ya?''

''Hmm.''

''Menurut aku warnanya terlalu soft, harusnya di bikin lebih strong biar kelihatan fres. Terus tampilannya beneran kayak gini. Ya ampun... bla... bla... bla....'' Vallen bicara panjang lebar. Rei tidak menggubris omongannya, justru saat ini pikirannya sedang melayang layang, berkelana entah kemana. Terbesit kilasan saat Fely makan begitu lahap membuatnya senyum senyum sendiri.

''Rei, kok malah senyum senyum. Kamu dengerin aku ngomong ga sih.''

''Ngomong apa?'' Dengan pede- nya dia bicara seperti itu. Seperti orang tak berdosa. Dasar manusia kulkas. Sekali manusia kulkas, tetap saja manusia kulkas.

''Au ah, males.'' Vallen pergi meninggalkan Rei dengan wajah kesalnya. Mulutnya mengkrucut sedangkan kakinya ia hentak hentakkan di lantai.

Rei tetap tidak perduli dengan Vallen. Matanya tertuju pada makanan yang ada di atas meja. Bila makanan itu di berikan pada Fely, pasti seru. Dia bisa melihat pemandangan yang mengasyikan.

''Fely, ke ruangan saya sekarang.'' Rei menelfon Fely.

Kenapa Rei menelfonnya, padahal baru tiga piluh menit yang lalu mereka bertemu. Dengan antusias Fely menuju ke ruangan Rei.

''Permisi pak, ada apa ya?''

''Duduk!'' Perintah Rei dengan tegas.

''Maaf?''

Rei mendekati Fely. ''Makan!''

''Maaf sebelumnya, bapak kalau mau ngomong jangan setengah setengah dong, saya bingung.''

Rei menarik napasnya dalam dalam. ''Felysia, kamu lihat benda itu itu kan... isinya makanan, karena saya sudah kenyang, mubazir kalau di buang. Bisa tolong kamu makan?'' Jawabnya dengan lembut.

''Saya sudah makan pak. Bapak kan tau.'' Bantah Fely. Sekilas Fely memandang wajah Rei, terlihat pemandangan seperti biasa. Pemandangan wajah Rei yang tidak suka di bantah.

''Baik pak, akan saya makan.'' Fely mamakan makanan yang di berikan Rei. ''Kenapa liatin saya kayak gitu?'' Tanya Fely yang heran dengan tatapan Rei.

''Saya suka aja liatin orang makan. Apalagi makannya kayak gitu.'' Ucapan Rei membuat pipi Fely menjadi merah merona.

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen dan vote ya, kalo ada poin banyak bisalah kasih hadiahnya hehe... Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Terpopuler

Comments

Nursiah Nursi

Nursiah Nursi

lanjut thor...

2021-08-22

0

Vie

Vie

lanjut tor...
kamulah harapanku hadir...❤️
sudah like, fav dan rate 5 iya torrr

2021-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!