ulang tahun perusahaan

Matahari kembali memancarkan sinarnya. Karena terlalu lelah, Fely jadi kesiangan. Dia terlambat berangkat ke kantor. Betapa kagetnya dia saat membuka pintu ternyata sudah ada ada bosnya yang duduk menyilakan kakikinya.

"Enak ya baru datang. Lihat! Ini udah jam berapa!" Rei menunjukkan jam tangannya pada Fely.

"Ma-maaf pak." Fely membukkan badannya.

"Setengah jam lagi ada meeting, siapkan berkas berkas yang diperlukan. Dan jangan lupa presentasi dengan baik supaya menarik perhatian investor."

"Baik pak.'' Rei langsung berdiri dan keluar dari ruangan Fely.

Hufftt...Untung gak dimarahin, padahal aku udah deg degan.

After 30 minutes...

Meeting dimulai. Fely mulai mempresentasikan semua yang sudah dipelajarinya. Semuanya berjalan lancar, para investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan mereka.

"Ngapain kamu ngikutin saya," sambil menahan jidat Fely.

''Ehemm....'' Fely berdehem sembari menatap Rei.

''Kenapa kamu, ehem... ehem..?

''Bapak gak mau ucapin sesuatu gitu?"

"Engga Felysia.'' Rei masuk ke ruangannya meninggalkan Fely.

Setidaknya u**capin makasih atau selamat atau apa aja gitu... sebagai ucapan keberhasilan. Dasar pak Rei yang dingin.

Nita mendekati Fely sambil menatapnya dalam dalam. "Fely, kamu ngapain komat kamit di sini?''

"Nita, ngagetin aja. Itu loh...Aku kesel banget sama pak Rei."

"Kenapa?"

"Males deh jelasinnya." Fely meninggalkan Nita dengan mimik wajah yang mengesalkan.

"Eh, di tanyain malah pergi.''

...

Seminggu menuju hari jadi perusahaannya, Rei merasa sangat bahagia. Bagaimana tidak, sudah hampir 20 tahun perusahaan ini berdiri dan hampir 5 tahun dia mengelola perusahaan itu. Karena sebelumnya papanya lah yang mengurus perusahaan itu.

Rei meminta Fely mempersiapkan semuanya dengan matang. Mulai dari Konsep, tamu undangan, dan lain lain.Tentu saja dengan berdiskusi bersama Rei. Karena semua keputusan ada di tangan Rei.

Rei bukanlah orang yang hanya mau terima bersih saja. Dia adalah orang yang perfectsionist, dia merasa sering tidak puas dengan hasil pekerjaan orang lain.

H-7 menjelang hari H. Rei dan Fely mulai memikirkan konsep apa yang harus mereka pilih. Setelah perdebatan panjang, Konsep yang dipilih adalah dengan menggunakan ruangan beserta dekorasi bernuansa hitam dan gold.

H-6 mereka mulai mendekorasi tempat yang akan digunakan untuk hari H. Mulai dari meja, kursi, lampu gantung dan lain lain.

H-5 mulai didiskusikan siapa saja tamu yang akan di undang saat hari H nanti.

H-4 undangan mulai disebarkan.

H-3 food testing, untuk hal ini bukan hanya Rei dan Fely saja yang melakukannya, tapi mama Rei dan Vallen juga ikut ambil andil.

H-2 mencari pakaian untuk hari H. Fely membeli pakaian ditemani oleh pacarnya, Arjun. Sedangkan Rei ditemani oleh mamanya dan juga Vallen.

H-1 semuanya sudah selesai, hanya perlu mengoreksi apa saja yang kurang.

...

Akhirnya tibalah hari ulang tahun PT. Golden Sentosa Abadi yang ke - 20 tahun. Disana terlihat wanita berparas cantik sedang memandu acara. Siapa lagi kalau bukan Vallen. Seharusnya ini adalah tugas Fely, tapi kenyataan berkehendak lain. Semua karena keinginan mamanya Rei, ibu ratu di keluarga Rei. Semua orang yang hadir tampak bahagia.

Klekk.... Seseorang mematikan sakelar lampu ruangan itu. Ruangan yang tadinya dipenuhi suara tepuk tangan berubah menjadi suara gemuruh, mereka sangat kebingungan karena keadaan yang tiba tiba menjadi gelap.

"Loh, kok mati lampu sih sayang?" tanya mama pada Rei.

"Aku juga gak tau ma, padahal kemarin udah di cek dan semuanya baik baik aja," jawab Rei. "Semuanya harap tenang!!" teriaknya.

Brak... suara dobrakan pintu.

"Siapa itu?'' teriak Rei dengan lantang.

"Kalo kalian semua mau selamat, pergi dari sini, kecuali lo.'' Orang tak dikenal itu menunjuk ke arah Rei dan keluarga.

Suasana yang tadinya hening, kembali ramai karena suara hentakan kaki yang berebut untuk keluar. Hanya tersisa Rei dan orang tuanya, Vallen, Fely dan Arjun.

Sudah ku duga.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, Arjun sudah menghubungi polisi. Polisi itu menyamar agar tidak deketahui siapapun. Karena sejak awal datang kemari, Arjun merasa sepeti ada yang aneh dengan penjaga pintu ruangan ini.

Dor... polisi menembakaan pistol untuk menggertak para penyusup. "Angkat tangan kalian." Polisi berteriak pada penyusup sambil menyodorkan pistolnya.

"Kok bisa ada polisi sih," kata seorang penyusup pada temannya. "Ya mana gue tau."

"Dari pada kita pergi tanpa hasil, lakuin sesuatu," sambung penyusup itu sedikit berbisik.

Penyusup itu berniat menusuk Rei. Dia sudah pernah menjadi korban penusukan. Kalo kita lakukan hal yang sama, pasti hasilnya akan bagus. Pikir si perampok.

Karena keadaan gelap tak ada yang menyadari hal itu, tapi tiba tiba Fely datang dari belakang Rei dan menutupi tubyh Rei. Akhirnya Fely yang tertusuk oleh penyusup itu bukan Rei. Polisi langsung menembak kaki kedua penyusup dan menangkap mereka.

Fely langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Ditemani oleh Arjun dan Rei, sedangkan Vallen mengantarkan orang tua Rei pulang ke rumah mereka. Rei merasa bersalah, karena menganggap ini semua terjadi karena kelalaiannya.

Tiba tiba datanglah Arjun dan mengangkat kerah baju Rei. Matanya tampak berkaca kaca karena khawatir dengan Fely. "Ini semua gara gara anda, kenapa anda gak bisa menjaga diri anda sendiri dan malah... haahhh..." Arjun berteriak dan menghantam dinding rumah sakit.

"Memang anda siapanya Fely sampai segininya sama dia?" Giliran Rei yang menarik kerah baju Arjun. Tangannya mengepal keras.

"Saya pacarnya," Arjun tersenyum sinis dan mengangkat sebelah alisnya.

Mendengar ucapan Arjun, tangan Rei yang tadinya mengepal keras perlahan berkurang. Dia seolah tertampar dengan kata kata Arjun.

"Kenapa, anda gak terima?''

Karena suara mereka menciptakan keributan, datanglah satpam untuk memisahkan mereka.

Arjun terus memantau keadaan Fely. Berulangkali dia mengintip dari kaca pintu. Berjalan bolak balik, dari kanan ke kiri dan kembali ke kanan lagi. Sedangkan Rei membeli air mineral untuk menenangkan pikiran mereka. Rei memberikan air mineral itu pada Arjun sambil berkata, "Jun, maafin ya. Ini semua salah saya."

"Enggak, harusnya saya yang minta maaf sama kamu, gara gara terbawa emosi jadi saya me..." ujar Arjun yang langsung di sambung oleh Rei, "Udah gapapa, saya ngerti kok. Anggap aja ini gak pernah terjadi ya."

"Sip bro." kata Arjun.

"Ooiya, keluarga Fely udah tau soal hal ini?" tanya Rei.

"Belum, tadi pas diperjalanan ke acara kamu Fely bilang kalo ada apa apa jangan bilang ke orang tuanya karena gak mau buat mereka khawatir. Lebih baik bilang aja kalo dia nginep di rumah temennya. Seolah olah dia punya feeling tentang semua ini," jelas Arjun.

"Saya kecewa banget, acaranya jadi gagal, dan malah menjadikan Fely sebagai korban."

"Sabar bro, ini semua udah garis dari yang kuasa."

Arjun dan Rei kembali akur. Mereka mengobrol dan saling menguatkan satu sama lain. Rei menguatkan Arjun untuk bersabar dengan keadaan pasangannya. Sedangkan Arjun menguatkan Rei untuk bersabar dengan kekacauan yang terjadi di acara besarnya.

"Fely..." suara seseorang dari belakang mereka yang tak lain dan tak bukan adalah suara bundanya Fely.

"Kamu menghubungi orang tua Fely," tanya Arjun pada Rei.

"Enggak."

"Terus siapa yang mengbungi mereka ?"

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote ya.... Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Terpopuler

Comments

Nona Bucin 18294

Nona Bucin 18294

Hadir kak 😊😊🥰🥰🥰

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!