Keesokan harinya
"Selamat pagi kak Radit. Aku membuatkan kopi untukmu" Diandra mendekati Radit yang sudah duduk dengan laptop di depannya
"Terimakasih. Apa kamu sudah membangunkan Lathan?" Radit bertanya dengan wajah yang datar sambil memperhatikan Andra yang berdiri dihadapannya
"Aku akan membangunkannya sekarang. Dia bilang ada acara di sekolahnya. Apa kak Radit akan pergi kesana?" Diandra bertanya dengan raut wajah penasaran
"Aku tidak bisa pergi. Kamu saja yang temani dia pergi ke sekolahnya!" Radit kini kembali fokus pada layar komputernya
"Tapi kan aku masih belum jadi ibunya. Bagaimana mungkin aku ikut kegiatan orang tua siswa?" Andra kembali bertanya dengan raut wajah sedih pada Radit
"Kamu benar. Ya sudah. aku akan datang kesana. Kamu temani dia dulu sebelum aku datang"
"Baiklah, kamu tenang saja, aku yang akan menemaninya sampai kak Radit datang" Diandra bicara dengan senyum ceria diwajahnya kemudian beranjak pergi meninggalkan Radit
"Kenapa dia terlihat senang sekali?" Radit mengernyitkan dahi karena bingung setelahbmelihat Andra yang tersenyum ceria ketika pergi meninggalkannya
***
Tok tok tok
"Lathan, ini sudah waktunya bangun. Cepatlah ini sudah siang, sayang" Andra membangunkan Lathan dengan sangat lembut
"Emm ... aku masih ngantuk" Lathan menolak untuk bangun dan kembali menarik selimutnya
"Heey ... bukankah kamu bilang kalau hari ini ada acara di sekolahmu?"
"Kakak benar! Ada acara dengan orang tua siswa. Dan sekarang aku bisa pergi dengan papi dan juga kakak" Lathan langsung bangun dengan sangat antusias dan berlari menuju kamar mandi
"Mau kakak bantu mandi?" Teriak Diandra pada Lathan
"Tidak perlu. Aku sudah besar" Jawab Lathan dari balik pintu kamar mandi
"Dasar anak kecil" Gumam Diandra sambil membereskan tempat tidur Lathan
"Non, biar bibi yang bereskan" Ujar salah satu pembantu disana yang biasa membantu mengurus Lathan, namanya bi Marni
"Tidak perlu bi. Biar saya saja. Bibi bisa kerjakan pekerjaan lain" Diandra bicara dengan nada yang lembut karena pembantu itu lebih tua darinya
"Ya sudah. Bibi akan kembali ke dapur" Jawab bi Marni yang kemudian langsung beranjak pergi untuk kembali ke dapur dan menyiapkan sarapan
"Bi, kenapa bibi kembali lagi? Biasanya kan bibi yang membantu memberekan keperluan tuan muda Lathan" salah satu pembantu lain terlihat bicara pada bi Marni dengan sorot mata dan nada bicara yang sinis, namanya Sari
"Ada non Andra yang membantu tuan muda. Jadi biarkan saja dia yang membantu mengurusnya toh dia akan menjadi ibunya tidak lama lagi" Bi Marni menjawab dengan nada yang tenang sambil melenggang pergi meninggalkan Sari
"Gadis seperti itu jadi pendamping tuan Radit? Hah, aku tidak setuju sama sekali. Harusnya tuan Radit mendapatkan gadis kaya yang modern dan tidak kampungan seperti dia" Sari mencibir dan bicara dengan nadanya yang sinis.
Andra yang yang hendak keruang makan mendengar apa yang dikatakan Sari dan Marni, namun dia hanya bisa diam saja tanpa mengatakan apapun
"Bagaimana ini? Ini baru saja di mulai dan aku yakin kalau aku akan selalu mendengar ini mulai dari sekarang. Haah … ini akan sangat melelahkan" Gumam Diandra melihat kepergian Sari dan Marni
"Kamu sudah tiba lebih dulu? Biar aku yang siapkan untukmu" Diandra bicara pada Radit yang sudah lebih dulu duduk di meja makan
"Ya. Dimana lathan?" Tanya Radit pada Andra
"Dia sedang bersiap setelah mandi. Sebentar lagi pasti akan selesai" Andra menjawab dengan lembut dan senyum ceria
"Hmn, baguslah. Dia bisa terlambat jika terlalu lama" Radit bicara dengan sikap acuh tak acuhnya
"Selamat pagi papi" Sapa Lathan begitu dia tiba di meja makan
"Selamat pagi. Apa kamu siap untuk kembali ke sekolah?" Radit bertanya dengan sangat lembut namun ekspresi yang datar
"Tentu saja pih. Papi akan datang ke sekolahku kan? Hari ini ada acara disekolahku dengan orang tua murid. Aku akan menunggu kedatangan papi" Ujar Lathan dengan senyum manis d] bibirnya
"Iya, papi akan menemanimu nanti. Tapi kamu ditemani kak Andra dulu sampai papi datang. Papi ada meeting penting dulu pagi ini" Radit menjelaskan dengan sikap yang tenang sambil menikmati roti isi selai yang dibuatkan Andra
"Baik pih. Tapi papi harus datang ya. Aku akan menunggu kedatangan papi" Lathan bersikeras agar Radit datang ke sekolahnya
"Iya, papi akan datang ke sekolahmu"
"Yes" Lathan mengepalkan tangannya ke udara an Diandra hanya tersenyum melihat Lathan yang bahagia
"Dit, apa kamu sudah siap?" Candra yang baru datang untuk menjemput Radit, langsung bertanya dengan nada bicaranya yang santai
"Ya, aku sudah siap. Ayo kita berangkat sekarang. Kamu sudah memeriksa semuanya? Aku tidak ingin ada masalah seperti yang terakhir kali" Radit mengingatkan dengan sikap yang dingin sambil membersihkan mulutnya dari sisa makanan
"Ya, aku sudah memeriksa semuanya. kali ini aku jamin kalau klien kita tidak akan merasa terganggu. Aku sudah memberitahu mereka agar Starla tidak di izinkan masuk dan mengganggu kita saat meeting nanti" Candra menjelaskan dengan tenang
"Lathan, papi berangkat duluan ya. Nanti kamu akan di temani kak Andra dan diantarkan supir ke sekolah" Radit bicara sambil mengusap kepala Lathan penuh kasih sayang
"Baik papi. Aku mengerti. Papi ingat ya kalau aku menunggu papi"
"Tentu. Papi tidak akan mengecewakanmu"
Diandra tersenyum melihat interaksi Radit dan Lathan. Dia pun merasa sangat bahagia berada di antara mereka berdua
"Ku harap ini bukan mimpi kalau kali ini aku memiliki keluarga yang utuh untuk aku sayangi dan lindungi"
"""
"Bu, kenapa ibu melamun begitu?" Tanya Luna ketika melihat bu Asya diam saja dengan termenung
"Ibu sedang memikirkan cara untuk kita bisa kembali mendapatkan uang dari Andra. Alasan apa yang harus ibu gunakan ya? " Asya menjawab dengan sikap tenangnya sambil terus memikirkan alasan untuk meminta uang pada Andra
"Bilang saja kalau kita membutuhkan modal tambahan untuk perusahaan. Aku yakin Andra akan memberikan uangnya jika ibu meminta langsung pada Radit. Dia itu sangat kaya. Dia tidak akan mempermasalahkan jika kita meminta uang 100juta lagi padanya" Luna menyarankan dengan senyum tipis dan mata mendelik pada sang ibu
"Kamu benar. Kita harus minta langsung pada Radit karena Diandra tidak mungkin memegang uang yang begitu banyak. Dna karena Radit sangat ingin menikah dengan Diandra, maka dia pasti akan memberikan apapun yang kita minta. Jika dia menolak memberikan uangnya maka ibu akan katakan kalau ibu tidak setuju dengan pernikahan mereka dan akan menikahkan Andra dengan pria lain. Kita harus mendapatkan uang itu karena perusahaan kita kini kembali kolaps" Asya bicara dengan sorot mata yang tajam kemudian mengeluarkan ponsel untuk mencari alamat Radit
"Ibu menemukan alamatnya. Kita akan pergi kerumah Radit secepatnya"
"Tentu saja ibu. Aku dan Lulu akan selalu menemani ibu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Oky Cerry
nama cweknya jgn andra2 Mulu apa Thor jd kaya cowok sama cowok🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-04-09
0
Retno
ulat bulu mau nyari pembasmi yg mujarap y tampa ampun lg dah gaes ken y radit
2022-07-01
0
Desak Putu
gak tw sepak terjang keluarga kusuma🤣
2022-02-02
0