Semua orang kembali menatap kearah pintu, termasuk Radit
"Kak Cheva? Apa yang kakak lakukan disini?" Tanya Radit yang terkejut melihat kedatangan Cheva
"Aku tidak akan melewatkan hari lamaran adik sepupuku ini. Bagaimana bisa kamu tidak mengajakku pergi bersama denganmu?" Cheva berjalan dengan tenang dan anggun sambil bicara pada Radit
"Darimana kakak tahu kalau aku akan melamar seorang gadis?" Radit kembali bertanya karena dia masih penasaran
"Tentu saja dari keponakanku yang tampan" Cheva menjawabnya dengan senyum
Flash back on
"Halo keponakan kecil tante? Bagaimana kabarmu sayang?" Cheva sedang melakukan video call dengan Lathan beberapa hari sebelum hari lamaran Radit
"Aku baik tante. Tante Cheva apa kabar?" Tanya Lathan dengan sikap yang tenang
"Tante juga baik. Bagaimana papimu? Apa dia juga baik? Tante sangat sulit menghubungi dia akhir-akhir ini. Katanya kalian sedang ada di hotel yang baru diambil alih papimu ya?" Tanya Cheva dengan nada bicara yang lembut
"Iya tante. Dan kami akan menunda kepulangan kami, karena papi akan melamar seorang gadis terlebih dulu untuk menjadi ibuku" Lathan tersenyum manis begitu dia mengatakan kalau Radit akan melamar seorang gadis
"Melamar? Kamu kenal siapa yang akan dilamar papimu? Dia bukan Starla, kan?" Cheva memicingkan mata curiga ketika dia menanyakan gadis yang akan dilamar Radit
"Tentu saja bukan, tante. Aku tidak mau tante Starla jadi ibuku. Dia itu bukan wanita yang baik dan lagi tidak cocok sama sekali dengan papi" Lathan mengatakan apa yang dia pikirkan mengenai Starla pada Cheva dengan ekspresi yang menggemaskan
"Anak pintar. Lalu siapa yang akan dilamar oleh papimu?" Cheva kembali bertanya karena dia mulai penasaran mengenai Diandra
"Namanya kak Diandra. Dia sangat cantik dan juga baik. Dia selalu menemaniku di hotel saat papi sedang sibuk. Aku jadi tidak kesepian, tante. Dan kakak cantik juga selalu menyuapiku dengan bekal makan siang yang dia bawa"
Cheva tersenyum ketika dia melihat Lathan begitu antusias saat bercerita mengenai Diandra. Terlihat jelas dari sorot matanya yang berbinar ceria kalau Lathan sangat bahagia dan sayang pada Diandra
"Dia kerja dimana? Kamu tahu tidak dimana rumahnya?" Tanya Cheva lagi pada Lathan
"Kakak cantik kerja di hotel. Dia selalu membersihkan hotel tapi aku tidak tahu dimana rumahnya" Lathan menggelengkan kepala saat mengatakan tidak tahu rumah Diandra
"Ya sudah. Biar nanti tante tanya sama om Candra. Lathan, tante matikan dulu ya teleponnya. Nanti tante akan menghubungi lathan lagi" Ujar Cheva hendak mengakhiri panggilan teleponnya
"Baik tante. Sampai jumpa lagi" Lathan melambaikan tangannya kemudian mengakhiri panggilan video diantara mereka
Cheva langsung mengirim pesan pada Candra begitu selesai bicara dengan Lathan
"Candra, tolong kirimkan padaku semua informasi mengenai Diandra. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun" Tulisya dalam pesan singkat yang dikirim pada Candra
Tak berapa lama pun informasi mengenai Diandra sampai pada Cheva. Termasuk alamat dan waktu dia akan dilamar
Flash back off
"Sebenarnya ada perlu apa kalian datang kemari hingga mengacaukan acaraku?" Tanya pak Danu yang kesal atas kedatangan Cheva dan Radit
"Pak Danu Setiadi. Direktur dari swalayan yang sudah memiliki banyak cabang dimana-mana dan sudah memiliki dua istri. Aku akui usahamu itu cukup menguntungkan dan menjanjikan, tapi itu bukan apa-apa bagiku. Aku bisa membuatmu kehilangan segalanya hanya dalam waktu satu hari" Cheva bicara dengan nada yang tenang dengan kedua tangan di lipat di dada dan duduk di samping Radit
"Apa maksudmu? sombong sekali kamu?" Pak Danu kini mulai kesal dan berdiri dengan tangan yang tetap memegangi tangan Diandra
"Lu, sepertinya wajah mereka tidak asing. Aku pernah lihat mereka dimana ya?" Bisik Luna pada Lulu
"Kak Luna benar. Aku juga merasa begitu, tapi aku tidak bisa mengingat mereka dengan jelas. Yang jelas mereka itu pasti orang kaya. Lihat saja barang-barang yang mereka gunakan!" jawab Lulu sambil memperhatikan Radit dan Cheva dari ujung rambut hingga ujung kaki
"Kamu benar. Pakaian dan aksesoris yang mereka gunakan semuanya branded. Hanya saja kita tidak tahu itu asli atau palsu"
"Tidak mungkin itu palsu. Aku yakin semuanya barang asli"
"Kakak tidak perlu melakukannya. Aku bisa membereskannya sendiri. Kak Cheva cukup jadi saksiku saja untuk melamar Diandra" Ujar Radit pada Cheva dengan senyum tipis yang terlihat sombong
"Ada apa dengan mereka berdua? Mereka benar-benar terlihat mirip. Senyum mereka seperti sebuah ancaman yang membuatku merasa merinding" Pikir Diandra melihat Cheva dan Radit saling tersenyum satu sama lain
"Tentu saja aku tidak akan mengacaukan kesenanganmu. Aku hanya ingin jadi saksi dan menonton bagaimana lamaran dramatismu berlangsung" jawab Cheva dengan senyum tipisnya
"Apakah kamu calon istrinya Radit? Kenapa kamu tidak gigit saja tangan pria tua itu? Lebih bagus lagi jika kamu patahkan saja tangannya!" Cheva mengatakannya dengan sikap yang tenang
"Ah" Diandra pun tersadar setelah mendengar ucapan Cheva dan kembali meronta untuk melepaskan tangannya dari genggaman pak Danu. Akhirnya dia berhasil melepaskan tangannya dan berlari dengan cepat ke arah Radit
"Aku sudah memberikan uang ganti rugi yang kalian inginkan. Dan ini 100juta agar kalian tidak mengganggunya lagi" Radit melemparkan sebuah amplop coklat yang didalamnya berisi uang 100juta keatas meja
"Pak Radit, itu ..." Diandra ingin melarang Radit, namun Radit hanya menggelengkan kepala pelan
Asya terdiam kemudian meraih amplop itu dan membukanya. Matanya langsung membelalak sampai kedua bola matanya hampir keluar setelah melihat banyaknya uang yang ada didalam amplop
"Ini ... benarkah ini untukku?" Tanya Asya yang tidak percaya melihat uang ditangannya
"Anggap saja itu mas kawin dariku" Radit menjawab dengan sikap yang tenang
"Tidak bisa! Diandra adalah calon isriku. Kamu tidak bisa merebut dia seenaknya dariku!" Pak Danu berteriak karena kesal
"Radit, bereskan dulu dia, baru kamu bisa membawa gadismu pergi" Ujar Cheva dengan sikapnya yang sombong dan arogan
"Apa katamu?! Sebenarnya siapa kamu?! Sejak tadi kamu terus saja bersikap kurang ajar dan sombong" Ujar pak Danu yang kini kesal pada Cheva
"Aku? Namaku Chevania Sayna Krisnajaya. Aku pemimpin dari perusahaan Kusuma. Kalian tentu sudah bisa menebak kan siapa adikku ini?" Cheva dengan tenang dan senyum tipisnya memperkenalkan diri. Bukan cuma Danu yang terkejut tapi juga Diandra dan yang lainnya
"Kakak bilang tidak akan menggaggu kesenanganku?" Radit menatap tajam pada Cheva
"He em" Cheva menanggapi dengan senyum sambil mengangkat kedua bahu bersamaan
"Pemimpin perusahaan Kusuma? Itu artinya pak Radit...?" Diandra menoleh pada Radit karena baru tahu identitasnya
"Kenapa terkejut begitu? Kamu tidak melihat kartu nama yang aku berikan padamu?" Bisik Radit pada Diandra setelah melihat reaksi yang dia tunjukkan. Diandra hanya menanggapi dengan menggelengkan kepala pelan
Asya, Luna dan Lulu saling menatap satu sama lain setelah mendengar siapa Cheva dan Radit sebenarnya
"Pak Radit, bu Cheva, maafkan kami karena tidak mengenal kalian. Suatu kehormatan karena kalian datang kemari bahkan untuk melamar Diandra. Kami merasa sangat tersanjung atas niat kalian"
Diandra, Radit dan Cheva mengeryitkan dahi heran melihat sikap bu Asya yang langsung berubah 180 derajat
"Wah, ibu angkatmu memiliki muka yang sangat tebal. Sikapnya begitu cepat berubah setelah kak Cheva mengatakan siapa dia"
"Anda benar. Aku tidak tahu kalau ibuku seperti itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Nora Eliza
🤣🤣🤣🤣
2022-01-31
2
H͠ıɱųяą
ahh kecewa, knp mata asya gak keluar sekalian 😒😒 #akukejemyak😂
2021-08-26
1
😊👋
kisah dari awal nya sama seperti kisah Yuda dan gina,,Hanya saja Andra tidak memiliki perusahaan sedang kan gina memiliki perusahaan,dan di jodohkan juga tapi gina menolak
2021-08-16
1