Diandra kembali dikejutkan dengan tawaran yang diberikan Radit padanya
"Apa ... maksud anda?" Tanya Diandra dengan ekspresinya yang bingung
"Aku tahu kamu sedang dalam masalah. Kurasa kamu tidak punya pilihan. Kamu memilih jadi istriku atau menjadi istri dari pria tua yang sudah memiliki 2 istri disampingnya. Aku tidak akan memaksamu untuk menjadi istriku. Kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu" Radit bicara dengan sangat tenang seakan yang dia tawarkan bukanlah masalah besar
"Apa ini? Ini jalan keluar atau jalan lain menuju kehancuran? Aku sama sekali tidak mengenal ayah Lathan, tapi aku juga tidak ingin jadi istri ketiga pria tua bernama Danu itu" Pikir Diandra yang menundukkan kepala dihadapan Radit
"Halo ... kamu sepertinya sangat suka melamun atau kamu sudah terbiasa melamun?" Tanya Radit dengan senyum tipis diwajahnya
"Waah dia benar-benar tampan. Senyumnya bahkan bisa melelehkan hatiku" Pikir Diandra dengan mata berbinar menatap Radit
"Maaf pak, sepertinya saya harus kembali bekerja. Masih banyak pekerjaan saya yang belum selesai. Permisi!"
"Sebaiknya aku cepat pergi dari hadapan ayah Lathan. Bahaya kalau aku semakin lama dihadapannya. Bisa-bisa aku semakin terpesona padanya" Diandra dengan cepat beranjak dari hadapan Radit dan mendekati Lathan
"Lathan, kakak pergi dulu ya. Kakak harus kembali bekerja. Nanti kita bertemu lagi, oke?" Ujar Diandra mendekati Lathan sebelum dia meninggalkan kamarnya
"Baik kak. Sampai jumpa lagi" Lathan menjawab dengan senyum cerianya
Diandra pun keluar dari kamar hotelnya Radit dengan tergesa-gesa. Dan disaat yang sama beberapa rekan kerjanya melihat Diandra keluar dari kamar Radit hingga mereka mulai bergosip
"Bukankah dia cleaning service disini? Apa yang dia lakukan keluar dari kamar itu?"
"Mungkin dia selesai membersihkan kamar"
"Membersihkan kamar saat ada pemilik kamarnya?"
"Apa iya pemilik kamar itu sedang ada dikamarnya?"
"Iya, tadi aku mengantarkan sarapan dan makanan ringan ke kemar itu. Biasanya memang pemilik kamar selalu meninggalkan kamarnya, tapi hari ini dia tidak keluar"
"Apa mungkin dia ....?"
"Husst jangan bicara sembarangan. Bukannya pemilik kamar ini juga punya anak kecil? mungkin dia menemaninya bermain?"
"Ya, entahlah. Bukan urusan kita" Mereka pun kembali ke pekerjaan mereka
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Jika aku menolak ayah Lathan maka aku harus menikah dengan pria tua itu. Ya ampun ... kenapa aku lupa? Harusnya aku memberitahu ayah Lathan kalau aku harus mengganti rugi uang pak Danu. Masalah ku itu bukan mencari calon suami untuk menikah tapi mencari uang agar batal menikah. Bodoh bodoh bodoh"
Diandra berjalan sambil memikirkan tawaran Radit dan terlihat sangat bingung dengan apa yang akan dia putuskan
"Dian? apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat bingung?"
Diandra dikejutkan dengan kedatangan seorang laki-laki yang tiba-tiba berdiri dihadapannya
"Ya ampun Gio ... kamu mengejutkanku saja" Ujar Diandra sambil mengusap dadanya
"Maafkan aku. Aku melihatmu jalan sambil melamun. Apa kamu baik-baik saja?" Terlihat Gio mendekati Diandra dan menunjukkan sikap yang perhatian
"Aku baik-baik saja. Maaf Gio pekerjaanku masih banyak jadi aku tidak bisa mengobrol lebih lama lagi denganmu. Sampai jumpa nanti" Diandra bicara sambil berbalik dan pergi meninggalkan Gio
"Dian, ada apa denganmu? Kenapa kamu selalu menghindariku?" Gumam Gio menatap kepergian Diandra yang semakin menjauh darinya
Diandra kembali mengerjakan pekerjaannya ditengah perhatian orang-orang padanya karena dia keluar dari kamar Radit
"Kenapa orang-orang menatapku seperti itu ya? Apa ada yang salah denganku?" Diandra memperhatikan dirinya sendiri untuk memeriksa apakah ada yang salah dengannya
"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa ada yang salah denganku?" Diandra memberanikan diri bertanya pada salah satu pekerja yang menatapnya dengan tatapan mencibir
"Ah tidak ada, mungkin hanya perasaanmu saja" Jawab orang itu yang kemudian kembali meninggalkan Diandra sendiri
"Aneh. Kenapa semua orang bersikap seperti itu? Sudahlah. sudah waktunya pulang kerja. Aku harus segera pulang agar ibu tidak marah" Diandra pun berbalik dan kembali ke loker untuk mengambil barang-barang miliknya
Tentu Radit pun mendengar apa yang dikatakan para karyawan hotel mengenai Diandra saat dia hendak makan malam bersama Lathan, namun Radit tidak melakukan apapun
"Apa kalian dengar kalau salah satu office girl hotel ini ada main dengan tamu VIP kita? Tadi siang ada yang melihatnya keluar dari kamar hotel"
"Wah berani sekali dia ada main di hotel ini. Dia tidak takut kalau gosip menyebar dengan cepat?"
"Papi, apa yang mereka bicarakan itu kakak cantik? Kenapa papi diam saja?" Tanya Lathan dengan sikap yang tenang
"Jika papi membelanya maka itu akan semakin merugikan untuk kakak cantikmu itu. Jadi biarkan saja dia mengambil keputusannya lebih dulu" Radit menjawab Lathan dengan nada bicara yang tenang dan Lathan hanya menganggukkan kepala mengerti
***
Diandra baru saja tiba dirumah dan hendak mengetuk pintu ketika mendengar bu Asya dan kedua anaknya sedang membicarakan dirinya
"Bu, ibu benar-benar akan membatalkan pernikahan Diandra jika dia berhasil mendapatkan uang 500 juta itu?" Tanya Lulu pada sang ibu
"Jika sampai itu terjadi ... maka salah satu dari kami harus menggantikan dia menikahi pak Danu" Luna menyela perkataan Lulu untuk mengutarakan apa yang dia pikirkan
"Tentu saja tidak, sayang. Ibu tidak akan membiarkan salah satu dari kalian menikah dengan tua bangka itu. Dan ibu sangat yakin kalau Diandra tidak akan bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar seperti itu hanya dalam waktu satu minggu. Meskipun dia mendapatkannya, itu tidak akan berhasil untuk membatalkan pernikahannya. Karena ibu tetap akan menikahkan dia dengan pak Danu. Bagaimanapun caranya"
Diandra mendengarkan apa yang dikatakan bu Asya dari balik pintu. betapa terkejutnya dia saat mendengarnya hingga tanpa sengaja dia menyenggol vas bunga yang ada di dekat pintu
Prang!!
"Bagaimana ini?" Gumam Diandra panik dengan air mata yang mulai mengalir
"Bu, suara apa itu?" Tanya Luna terkejut
"Siapa disana?" Teriak Asya
Luna, Lulu dan bu Asya akhirnya keluar untuk melihat apa yang terjadi
Ceklek
Bu Asya menoleh kesana kemari melihat ke arah luar
"Tidak ada siapa-siapa" Ujarnya setelah melihat keluar dan tidak ada siapapun disana. Hanya ada pecahan vas bunga yang tergeletak dibawah lantai
"Mungkin itu hanya kucing saja bu" Jawab Lulu yang juga melihat keluar
"Ya mungkin saja. Ayo kita masuk lagi!" Asya kembali menggandeng kedua anaknya masuk kedalam rumah
Sementara itu, Diandra yang masih terkejut bersembunyi dengan menutup mulutnya dan air mata yang berderai
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Diandra mulai beranjak pergi meninggalkan rumah tanpa memiliki tujuan yang jelas
Dia menyusuri trotoar yang hanya di terangi lampu jalan dengan derai air mata. Tubuhnya lemah, langkah kakinya terasa berat tanpa tenaga. Tanpa dia sadari dia sampai di halte bus dan menaiki bus terakhir menuju hotel. Diandra masih tidak dasar dengan apa yang dia lakukan karena pikirannya sedang kalut. Dia baru sadar ketika sampai di halte terakhir pemberhentian hotel
"Kenapa aku kesini?" Gumamnya melihat gedung hotel dihadapannya. Diandra kembali menundukkan kepala dengan raut wajah bingung
"Benar, aku tidak punya pilihan lain" Diapun memberanikan diri melangkahkan kaki masuk ke gedung hotel dan menuju kamar Radit
Ting nong ting nong
Ceklek
"Kamu?" Radit begitu terkejut ketika melihat Diandra berdiri dihadapannya
"Aku bersedia"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Nora Eliza
alhamdulillah,, keputusan yg tepat diandra
2022-01-31
2
H͠ıɱųяą
oh nooo radittt kuu🤧
2021-08-26
1
😊👋
😢😢😢 bersedia aja Andra😢😢biar nenek sihir,Mak lampir, dedemit itu bungkam 😢😢
2021-08-16
1