Radit membawa Diandra ke hotel dan Cheva pun mengikuti mereka pergi kesana
"Kak Cheva mau pergi kemana? Kenapa mengikuti kami?" Tanya Radit dengan nada yang sinis
"Hei, karena aku sedang disini, jadi aku akan menemui keponakan tampanku dulu dan kalian .... aku tidak peduli dengan kalian" Jawab Cheva yang kesal pada Radit kemudian beranjak pergi lebih dulu masuk ke hotel untuk menemui Lathan
"Itu ... pak Radit, apa bu Cheva benar-benar tidak peduli pada anda karena anda melamar saya?" Diandra yang tidak mengetahui bagaimana sikap Radit dan Cehva saat sedang bersama mengira kalau Cheva marah padanya
"Apa?" Tanya Radit dengan raut wajah terkejut dan bingung
"Tadi bu Cheva bilang tidak peduli pada kita" Diandra kembali mengulangi ucapannya
"Tidak. Kak Cheva bukan orang seperti itu. Dia tidak akan pernah melarangku melakukan sesuatu. Jika dia tidak menyukaimu, untuk apa tadi dia diam saja dan tidak mengatakan apapun saat di depan ibu angkatmu?" Radit menjelaskan dengan sikapnya yang tenang
"Rupanya begitu, aku kira bu Cheva tidak setuju jika pak Radit melamarku" Diandra kembali menundukkan kepala dengan senyum tipis di bibirnya
"Sudahlah. Mulai sekarang kamu akan tidur di hotel ini juga. Saat aku selesai dengan pekerjaanku disini, kamu akan ikut kerumahku!"
"Apa? Kerumah pak Radit?" Diandra cukup terkejut dan kembali bertanya pada Radit yang sudah melangkah lebih dulu di depannya, dia mempercepat langkahnya karena tertinggal oleh Radit
"Tentu saja kerumahku.. Kita kan akan segera menikah, jadi mau kerumah siapa lagi?" Radit bicara dengan sikapnya yang acuh tak acuh
"Ah, anda benar. Kita akan menikah" Jawab Diandra ketika dia mengingat akan menikah dengan Radit
Didalam kamar Radit, Lathan sedang menonton televisi ditemani oleh Candra yang menjaganya
Ting nong ting nong
"Lathan, tunggu sebentar ya om akan buka pintu lebh dulu" Lathan hanya menganggukkan kepala tanpa mengatakan apapun
Ceklek
"Kak Cheva?" Candra terlihat terkejut melihat Cheva berdiri dibalik pintu
"Dimana Lathan?" Tanya Cheva yang langsung masuk ke dalam kamar tanpa mempedulikan Candra
"Tente Cheva!" Lathan yang sedang menonton televisi langsung bangun dan berlari ke arah Cheva begitu dia mendengar suaranya
"Halo ponakanku yang tampan. Bagaimana kabarmu, sayang?" Tanya Cheva yang langsung memeluk Lathan
"Aku baik. Aku senang bertemu dengan tante disini" Ujar Lathan dengan senyumnya yang ceria
"Tante juga senang bisa menemuimu"
Tak berselang lama, Radit dan Diandra pun tiba dikamar Radit
"Papi, apa papi datang dengan tante Cheva? Eh, kakak cantik" Lathan bertanya pada Radit kemudian dia beralih menyapa Diandra begitu melihatnya
"Dit, kapan kamu akan pulang dan mengenalkan Diandra?" Cheva bertanya pada Radit ketika mereka sudah duduk sambil menikmati kopi
"Secepatnya kak. Setelah urusanku disini selesai, aku akan membawanya pulang kerumahku dan memperkenalkannya pada kalian semua" Jawab Radit dengan sikap tenang
"Baiklah kalau begitu. Aku akan menunggumu memperkenalkannya sendiri pada keluarga kita, jadi aku tidak akan mengatakan apapun pada yang lain. Kamu sendiri saja yang mengenalkannya" Ujar Cheva dengan sikap yang tenang
"Tumben kakak bersikap setenang ini padaku? Aku merasa ada sesuatu yang salah disini?" Radit menyindir Cheva dan bicara dengan mata mendelik
"Apa makudmu dengan itu? Kamu ingin mengajakku berkelahi atau duel, hah?" Cheva yang awalnya bersikap tenang pun kembali dengan sikapnya yang seperti biasa pada Radit
"Kalian berdua bukan lagi anak kecil atau remaja. Kalian berdua sudah sama-sama tua dan punya anak bahkan anak kak Cheva sudah remaja, tapi masih saja bersikap seperti itu"
"Diam!" Cheva dan Radit bicara dengan serempak pada Candra yang berusaha mengingatkan mereka akan usia mereka sekarang
Candra langsung diam sedangkan Diandra dan Lathan hamya tersenyum menertawakan Candra
"O iya Lathan, bagaimana kalau kita ajak kakak cantikmu ini pergi ke mall? Kakak cantikmu tidak membawa pakaian atau yang lainnya" Cheva bertanya pada Lathan sambil menoleh pada Diandra
"Tentu saja tante. Papi ikut kan?" Lathan memastikan dulu pada Radit.
"Papi tidak bisa, Lathan. Ada hal yang harus papi urus, jadi kalian pergi bertiga saja ya" Jawab Radit dengan nada yang tenang
"Kemarikan kartu kreditmu!" Cheva menyodorkan tangannya untuk meminta kartu kredit Radit
"Gunakan punya kak Cheva dulu saja" Jawab Radit berusaha menghindar. Dia tahu kalau Cheva tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk menguras isi kartu kreditnya
"Tidak. Dia calon istrimu, jadi harus pakai punyamu" Cheva tersenyum penuh arti
"Haaah... tiba-tiba perasaan ku tidak enak" Guman Radit sambil mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya
Diandra terus memperhatikan interaksi Radit dan Cheva. Terlihat dari wajahnya kalau dia merasa kagum
"Rupanya begini hubungan saudara sebenarnya" Pikirnya dengan senyum
***
Dikediaman Asya
"Bu, kenapa ibu membiarkan Diandra pergi begitu saja? Padahal jika dia dirumah ini kan kita bisa ikut menikmati apa yang diberikan Radit padanya" Luna mengeluh pada sang ibu mengenai dia yang membiarkan Diandra keluar dari rumahnya
"Kalian sendiri sudah lihat kalau Radit yang meminta Diandra meninggalkan rumah ini. Jika ibu terus melarangnya, bisa-bisa dia tahu kalau kita hanya bersikap baik padanya saat menginginkan sesuatu" Bu Asya menjelaskan dengan sikap yang tenang
"Ibu benar, tapi sekarang kita tidak bisa berbelanja dengannya. Padahal jika kita bersama Dian, mungkin kita bisa membeli banyak pakaian dengan uang Radit" Kini Lulu yang mengeluh pada sang ibu
"Kalian lupa ya? Radit kan memberi kita uang 100 juta, kenapa tidak kita gunakan saja uang ini?" Asya menunjukkan amplop coklat berisi uang yang sebelumnya diberikan oleh Radit
"Ibu benar. Bagaimana kalau kita pergi belanja bu? lagipula hutang kita pada pak Danu kan sudah dibayar, jadi tentu saja uang ini untuk kita, kan?" Lulu berkata dengan sorot mata penuh harap agar sang ibu menyetujui apa yang dikatakannya
"Baiklah, kita pergi ke mall sekarang. Ibu juga sudah lama tidak berbelanja" Jawab bu Asya dengan senyum ceria
"Kalau begitu kita bersiap sekarang!" Luna pun bersemangat dan mereka bertiga mulai bersiap untuk pergi
Setelah beberapa lama, mereka bertiga sudah selesai bersiap
"Luna...! Lulu...! Kalian sudah selesai belum?" Bu Asya berteriak memanggil kedua putrinya
"Iya bu!" Luna dan Lulu menjawab bersama menanggapi panggilan sang ibu
"Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang!" Ajak bu Asya ketika kedua anaknya sudah berkumpul
"Tentu" Mereka pun bergegas meninggalkan rumah untuk pergi ke mall dengan menggunakan mobil Luna
Setelah menempuh perjalanan kira-kira 30 menit, akhirnya mereka tiba di mall
"Kita pergi kemana dulu ya?" Tanya Lulu sambil menoleh kesana kemari
"Bagaimana kalau kita mencari pakaian lebih dulu?" Ujar Luna mengajukan saran
"Setuju" Jawab Lulu dengan semangat dan sang ibu hanya mengikuti apa yang dikatakan kedua putrinya
Mereka pun masuk ke salah satu butik terkenal disana
"Kak Luna, ayo kita ke sebelah sini!" Ajak Lulu menarik tangan Luna
Disudut lain, Cheva sedang memilihkan pakaian untukk Diandra
"Dari ujung sini sampai sana, tolong carikan ukuran yang pas untuknya!" Pinta Cheva pada pelayan butik dengan menunjuk pada rentetan baju yang tergantung disana
"Baik bu Chvea" Para pelayan toko pun disibukkan dengan Cheva yang mencari baju untuk Diandra
"Kak Cheva, itu terlalu banyak" Bisik Diandra pada Cheva
"Tidak papa. Aku malah berniat membelikanmu beberapa tas dan juga sepatu" Jawab Cheva dengan sikap tenang
"Ini pakaian yang anda minta bu" kata para pelayan setelah mengumpulkan baju yang diminta Cheva
"Bungkus semuanya"
"Apa?! Sumuanya?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Aldiza azahra
kataku q keringkan ceritay nih...
2024-01-16
1
Nora Eliza
cheva mah paling bisa
2022-01-31
1
H͠ıɱųяą
gpp dian..ntar kalo gak kepake, tinggal buka butik 😂😂..ato sedekahkan juga boleh
2021-08-26
2