Andra terlihat penuh tekad saat menjawab apa yang dikatakan Radit, dia sudah memutuskan untuk menjadi ibu Lathan saat Radit menolongnya dari pak Danu.
"Ya, aku pasi bisa menjadi ibu untuk Lathan. Aku sudah terlanjur sayang pada anak kecil yang lucu dan menggemaskan ini. Aku tidak ingin lagi jauh darinya" Batin Diandra bertekad sambil menatap Lathan yang ada di sampingnya
"Bagus jika kamu bertekad seperti itu. Tapi ingat, kalau keluarga Kusuma selalu saja memiliki musuh di sekeliling kami. Jadi aku harap kamu bisa melindungi dirimu sendiri dan juga Lathan. Karena saat kamu jadi istriku akan ada banyak hal yang mulai mengganggumu" Radit kembali mengingatkan Diandra akan konsekuensi menjadi bagian dari keluarga Kusuma
"Ya pak, aku mengerti" Diandra menjawab dengan menganggukkan kepala yakin
"Sampai kapan kamu akan memanggilku dengan panggilan seperti itu? Apa aku terlihat sangat tua dimatamu?" Radit bertanya pada Diandra dengan raut wajah serius dan dingin
"Ya?! Itu, uhm .... Lalu, aku harus panggil apa?" Diandra terlihat ragu-ragu saat bertanya pada Radit
"Terserah. Kamu bisa panggil aku Radit, kakak atau apapun terserah kamu. Asal jangan pak, itu sama sekali tidak enak di dengar" Radit bicara dengan mendekatkan wajahnya pada Diandra, dan itu membuat Diandra gugup dan tersipu malu
"Karena kamu lebih tua dariku, maka aku akan memanggilmu kak Radit saja" Diandra menjawab dengan menundukkan kepala karena malu
"Baiklah, kak Radit ... bagus juga" Radit tersenyum manis saat menanggapi ucapan Diandra
"Jadi dia bisa tersenyum? Dia benar-bear sangat tampan saat tersenyum.. Bagaimana ini? Bagaimana jika aku benar-benar jatuh cinta padanya? Apa itu salah? Apa dia akan marah? Apa dia akan menerima perasaan itu dan memberiku perasaan yang sama?" Diandra kembali terhipnotis saat melihat senyum diwajahnya Radit. Pikirannya penuh dengan banyak pertanyaan mengenai Radit
Tak tak
"Apa yang kamu pikirkan? kenapa melamun? Ikut denganku ada yang ingin aku bicarakan! Lathan, pergi ke kamarmu dulu ya! Papi ingin bicara dengan kak Andra"
Diandra tersadar dari lamunannya saat Radit menjentikkan jarinya di depan wajahnya. Dia kembali terdiam, melihat interaksi antara Radit dan Lathan
"Baik pih" Lathan pun langsung berbalik dan pergi ke dalam rumah lebih dulu
"Ikut denganku!" Radit pun langsung berjalan lebih dulu menuju ruang kerja miliknya
"Ada apa pak Radit membawaku kemari? Apa ada yang ingin dibicarakan?" Andra masih belum terbiasa memanggil Radit dengan sebutan kak jadi dia bertanya dengan memanggil kembali nama Radit dengan sebutan pak
"Kenapa memanggilku pak lagi?"
"Hah? Oh maaf aku masih belum terbiasa jadi aku tidak sengaja memanggilmu dengan sebutan pak" Andra menjawab dengan menundukkan kepalanya karena takut Radit marah padanya
"Aku mengerti. Kamu bisa melakukannya pelan-pelan" Radit bicara dengan lembutnya pada Andra
"Uhm ... kalau begitu, aku akan pergi melihat Lathan" Andra langsung berbalik pergi setelah melihat Radit menganggukkan kepalanya sebagai jawaban
"Dit, kamu tidak menceritakan tentang orang tua Lathan padanya? Kapan kamu akan memberitahu Diandra mengenai Lathan?" Candra bertanya dengan raut wajah khawatir
"Tadinya aku ingin memberitahukan padanya sekarang tapi nanti saja. Setelah tiba waktunya. Aku hanya ingin dia menyayangi Lathan. Lathan butuh kasih sayang seorang ibu. Dan kurasa dia cocok untuk itu" Radit menjawab dengan nada bicaranya yang datar
"Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu menyukainya?" Radit terdiam menatap Candra dengan tatapan yang tenang dan sedih
"Entahlah, aku tidak tahu. Yang jelas untuk sekarang ini aku hanya ingin dia menyayangi Lathan. Itu sudah cukup bagiku" Jawab Radit dengan nada yang pilu
"Dit, sampai kapan kamu akan seperti ini? Selama ini kamu hanya mementingkam Lathan tapi tidak pernah memikirkan dirimu sendiri. Kamu juga harus memikirkan kebahagiaanmu sendiri. Setelah kamu mulai mengurus Lathan, semua perhatian dan pikiranmu tertuju padanya. Kamu langsung mengajukan diri mengurus Lathan saat kita baru lulus kuliah. Itu saat kamu masih muda, sekarang sudah waktunya kamu memikirkan masa depan dan kebahagiannmu" Candra yang biasanya selalu bergurau dengan Radit kini terlihat serius saat bicara padanya
"Bagaimana aku bisa memikirkan kebahagiaanku? Akulah ayah Lathan, tentu aku harus memikirkan kebahagiaannya. Apapun akan aku lakukan untuk Lathan. Bahkan jika itu kebahagiaanku dan hidupku" Radit terlihat penuh dengan tekad saat dia bicara
Tanpa mereka tahu Andra masih berdiri di depan pintu dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Dia menitikan air mata membayangkan bagaimana Radit mengurus Lathan sendiri
"Pak Radit, jadi selama ini kamu mengurus Lathan sendiri? Aku bisa membayangkan bagaimana kerepotannya kamu. Kamu tidak perlu khawatir, karena sekarang ada aku yang akan membantumu untuk membahagiakan Lathan. Aku juga akan berusaha untuk bisa membahagiakanmu" Pikir Diandra dengan penuh tekad. Lalu dia beranjak pergi kekamar Lathan
Tok tok tok
"Boleh kakak masuk?" Tanya Diandra setelah mengetuk pintu kamar Lathan dan sedikit membukanya
"Kakak cantik! Tentu. Masuk saja!" Andra pun masuk ke dalam kamar Lathan dan duduk disebelahnya
"Bagaimana kakak tahu kamarku?" Tanya Lathan penuh semangat dan tanya
"Tadi kakak melihatmu berjalan kearah sini. Jadi kakak tahu kalau ini kamarmu" Diandra menjawab dengan senyum lembut diwajahnya
"Kamu sedang apa?" Tanya Diandra sambil sedikit melihat apa yang digambar Lathan
"Aku sedang menggambar. Tadi aku menelepon teman sekolahku. Katanya kami diminta menggambar tentang keluarga dan akan di kumpulkan besok" Lathan menjawab dengan sikapnya yang polos dan menggemaskan
"Lalu kamu menggambar siapa saja?" Andra melihat apa yang digambar Lathan dan bertanya padanya
"Ini papi, ini aku dan ini kakak cantik. Biasanya aku hanya menggambarkan gambar aku dan papi saja. Tapi karena sekarang kakak akan jadi ibuku maka aku gambar pula kakak sebagai keluargaku" Lathan bicara sambil menunjuk gambarnya satu persatu
"Lathan, apa kamu mengizinkan kakak untuk mendampingi ayahmu dan jadi ibumu?" Diandra bertanya dengan nada bicara yang lembut
"Tentu saja. Bahkan aku yang minta papi untuk menjadikan kakak sebagai ibuku" Jawab Lathan dengan senyum manisnya
"Kalau begitu, kakak juga bisa dekat denganmu dan juga ayahmu?" Tanya Diandra dengan ragu-ragu
"Tentu aja. Kan kita keluarga, jadi harus dekat satu sama lain" Lathan menjawab dengan polosnya
"Kamu tidak takut jika kakak mengambil perhatian ayahmu?"
"Uhm... aku tidak tahu maksud kakak, karena selama ini papi tidak pernah perhatian pada siapapun selain aku"
"Kalau begitu mulai sekarang kakak akan berusaha untuk mendapatkan perhatian dari papimu. Kakak ingin memiliki keluarga yang utuh dan bahagia" Diandra meminta izin Lathan dengan nada yang tenang
"Tentu saja kakak. Aku bersedia membantu kakak. Apapun itu"
"Bagus, kalau begitu misi menaklukkan hati Kak Radit dimulai sekarang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Ibunya Haderra 🤩
blm baca cerita sebelumnya jd ya ada yg ga paham 🙏😀
2023-03-01
1
Mella Soplantila Tentua Mella
gue mendukung kalian berdua,,semangaaat 😘😍💪💪💪
2022-10-07
0
Nora Eliza
😁😁😁
2022-01-31
0