Lathan dan Diandra saling menatap satu sama lain ketika mendengar perkataan Radit
"Ya, papi benar. Tapi itu belum terjadi bukan? Jadi kurasa belum waktunya aku memanggil kakak cantik dengan sebutan mami" Wajah Lathan seketika berubah merah seperti tomat yang sudah matang. Dia sepertinya malu untuk memanggil Diandra dengan sebutan mami
"Memangnya kenapa jika kamu menyebutnya sekarang?" Radit memicingkan mata dan bicara dengan sikap yang tenang
"Maaf pak, mungkin Lathan butuh waktu untuk memanggilku begitu. Lagipula kita belum menikah. Jadi tidak masalah jika Lathan memanggilku kakak" Diandra pun terlihat canggung saat Radit meminta Lathan memanggilnya mami
"Baiklah. terserah kalian saja" Radit menjawab dengan sikap acuh tak acuh kemudian dia menerima panggilan telepon dari Candra
"Halo, bagaimana?" Sapa Radit begitu dia menerima telepon
"Perkembangannya sudah semakin baik. Kita bisa kembali secepatnya" Candra menjelaskan dari ujung telepon
"Baguslah kalau begitu. Lusa kita akan pulang. kamu bereskan sisanya" Ujar Radit pada Candra
"Baik Dit, aku akan urus semuanya" Jawab Candra menyetujui ucapan Radit
"Ya, sampai jumpa" Radit dan Candra pun mengakhiri panggilan telepon diantara mereka
"Papi, kita akan pulang?" Tanya Lathan setelah mendengar percakapan Radit dengan Candra melalui telepon
"Ya, urusan papi disini sudah selesai. Lusa kita akan pulang" jawab Radit pada Lathan dengan sikapnya yang tenang
"Yeeaay ... aku bisa kembali sekolah" Lathan bersorak gembira karena bisa kembali bertemu dengan teman-temannya
"Jadi Lathan sudah sekolah ya? Kakak kira kamu belum sekolah" Diandra bicara dengan sangat lembut dan senyum manis di bibirnya
"Sudah kak, tapi karena papi harus kesini jadi aku izin sekolah" Lathan menjawab dengan nada bicara yang menggemaskan
"Kamu juga ikut dengan kami lusa! Aku ingin kamu menyelesaikan semua urusanmu disini!" Radit bicara dengan senyum yang tipis
"Huh? Apa?" Diandra sangat terkejut setelah mendengar apa yang dikatakan Radit
"Iya, kamu. Kenapa? Kamu mau disini? Kami tidak tinggal disini dan karena kita akan menikah jadi kamu juga harus ikut dengan kami" Radit bicara dengan lembut namun wajahnya datar tanpa ekspresi
"Tidak pak. Tentu saja aku akan ikut. Aku akan mengurus surat pengunduran diriku dari hotel ini. Dan urusan lain ... aku akan pulang dulu kerumah ibuku untuk pamit padanya" Diandra menjelaskan dengan raut wajah yang tenang dan senyum yang tipis
"Asyik kak Diandra ikut dengan kami. Aku akan punya ibu. Yeaaayyy" Lathan pun kembali bersorak gembira mendengar Andra akan ikut pulang dengan mereka
"Kalau begitu saya permisi dulu pak. Saya akan mengurus semuanya" Diandra pun meninggalkan kamar Radit untuk mengurus surat pengunduran dirinya
"Diandra?!" Diandra langsung menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya dan rupanya itu adalah Gio
"Ada apa Gio? Kenapa wajahmu seperti itu?" Diandra bertanya-tanya kenapa Gio memanggilnya dan menunjukkan wajah yang suram seperti itu
"Aku … aku ingin menanyakan sesuatu padamu!" Ujar Gio berusaha memberanikan diri
"Apa yang ingin kamu tanyakan? Bicara saja, tidak perlu ragu begitu!" Diandra bicara dengan senyum tipis dan nada yang santai
"Kamu ... apa benar kamu memiliki hubungan dengan salah satu tamu hotel ini?" Dahi Diandra mengernyit ketika mendengar pertanyaan dari Gio
"Maksudmu...?" Diandra bertanya sambil memicingkan matanya menatap Gio
"Hampir seluruh karyawan disini membicarakanmu. Katanya kamu ada main dengan tamu hotel ini. Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar, karena itu aku menanyakannya langsung padamu" Gio dengan ragu-ragu bertanya pada Andra
"Apa? Benarkah semua membicarakan aku?" Diandra kembali terkejut dengan apa yang dia dengar
"Rumor seperti apa yang beredar di luar sana? Pasti semua mengira kalau aku wanita penggoda. Haaah" pikir Andra yang kemudian menghela npas frustasi
"Ya, semua membicarakanmu. Katanya kamu selalu keluar masuk ke salah satu kamar hotel dimana seorang ayah dan anak menginap di dalamnya" Kali ini Diandra terlihat tenang menanggapi apa yang diceritakan oleh Gio
"Itu ... aku akan menikah dengannya"
"Apa?!" Kali ini Gio yang terlihat terkejut mendengar apa yang dikatakan Diandra
"Kami akan menikah. Aku dengan ayah dari anak itu. Namanya pak Radit, Aku sudah menerima lamarannya dan aku akan mengurus surat pengunduran diriku sekarang juga untuk ikut bersamanya" Diandra menjelaskan dengan sikap yang tenang
"Sejak kapan kalian saling kenal? Aku tidak tahu kalau kamu mengenal tamu itu" Tidak ada yang tahu kalau Radit adalah pemilik hotel. Yang tahu hanya staf penting saja, jadi mereka mengira kalau Radit hanya tamu VIP saja
"Aku mengenalnya sejak pertama dia kesini. Awalnya aku hanya mengenal anaknya, tapi lama kelamaan aku semakin dekat dengan ayahnya" Diandra menjelaskan dengan tenang dan senyum yang tipis
"Bukankah dia belum lama datang ke hotel ini? Kamu menerimanya begitu saja?" Gio semakin terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Diandra
"Ya, dia belum lama datang kesini. Tapi aku percaya kalau dia itu orang yang baik. Selama ini dia baik padaku dan banyak membantuku. Jadi kurasa tidak ada salahnya aku mempercayainya" Diandra menjelaskan dengan sangat tenang san lembut. Tidak ada keraguan sedikitpun yang terlihat dari matanya
"Tapi Andra, dia itu baru kamu kenal. Kamu belum tahu bagaimana sifat aslinya. Bisa saja dia hanya baik di depanmu saja!" Gio berusaha mengingatkan Andra kalau Radit itu baru saja dikenalnya
"Aku tahu. Tapi kami masih memiliki banyak waktu untuk saling mengenal lagi kedepannya. Ini bukan hanya untuk sesaat. Dan perlahan aku bisa tahu bagaimana dia yang asli" Diandra dengan pendiriannya tetap memilih untuk bersaa Radit
"Kalau begitu aku pergi dulu ya Gio. Aku akan mengurus surat pengunduran diriku sekarang. Lusa dia akan meninggalkan hotel untuk pulang kerumahnya dan aku akan ikut dengannya"
"Kamu akan berhenti darisini? Kamu yakin? Apa kamu tidak akan bekerja lagi nantinya?"
"Aku yakin. Tidak mungkin aku tetap disini sedangkan dia pulang. Aku tetap harus ikut dengannya meskipun aku sangat suka disini. Lagipula, aku bisa mencari pekerjaan di hotel lain saat aku disana" Diandra tetap pafa pendiriannya untuk ikut Radit dan menikah dengannya
"Baiklah, jika itu yang kamu mau. Aku tidak bisa menahanmu disini" Gio mengiyakan apa yang Andra katakan dengan raut wajah yang sedih
"Ya, sampai jumpa Gio. Aku akan pergi menemui bu Dita" Diandra bicara sambil melangkah pergi meninggalkan Gio sendiri
"Diandra, bertahun-tahun aku memendam perasaan ini untukmu. Apa sekarang aku harus menyerah begitu saja?" Gio bergumam sambil menatap punggung Diandra yang semakin menjauh
***
Sementara itu dirumah Bu Asya. Dia dan kedua anaknya sedang melihat-lihat hasil belanja mereka
"Ibu tidak menyangka kalau kita belanja barang yang begitu banyak. Lihat barang yang kita beli!" Bu Asya menunjuk pada kantong-kantong belanjaan mereka yang jumlahnya lebih dari 20 kantong
"Ibu benar. Aku juga tidak tahu kalau ternyata yang kita ambil kan sebanyak ini. Ini pertama kalinya kita berbelanja banyak sekali" Lulu menyetujui apa yang dikatakan sang ibu
"Kalian tenang saja. Karena mulai sekarang kalian tidak perlu khawatir tentang uang. Sisa uang dari pria itu akan ibu investasikan dan kita bisa minta uang lagi pada Diandra nanti. Hahaha" Asya menunjukkan tawa yang menyeramkan
"Ibu benar, karena sekarang kita punya Diandra sebagai atm berjalan kita"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
iidiih PD sekali mereka
2022-10-07
1
Nora Eliza
dasar benalu
2022-01-31
0
eLena
Diandra mo di jadiin ATM,..eNak temen
2021-11-21
0