Terpaksa Jadi Ibu Tiri
Pagi hari di sebuah hotel bintang 5 yang mewah Kusuma Rich Hotel. Seorang gadis baru saja tiba untuk bekerja
Namaku Andra, aku berusia 25 tahun. Aku bekerja sebagai seorang cleaning service dihotel ini. Dulu aku memang pernah sekolah dengan mengambil jurusan perhotelan, namun tidak sampai kuliahku selesai, karena ibu angkatku tidak ingin lagi mengeluarkan uang untuk biaya sekolah. Uang dari hasil kerjaku pun akan di ambil oleh ibu angkatku dan hanya akan diberikan sedikit untuk keperluan transportasiku saja. Aku tidak bisa melakukan apa-apa karena aku telah banyak berhutang budi pada mereka.
Hari ini seperti biasa aku pergi ke hotel untuk bekerja. Haah aku harus mulai dengan mengepel lantai terlebih dahulu
Dengan memegang alat pel ditangannya, dia menoleh kesana kemari sebelum memulai pekerjaannya
“Andra! Andra! Diandra!”
Manajernya berulang kali memanggil namanya namun Andra tetap tidak bergeming dengan memegang kain pel seakan dia memeluknya
“Andra!”
“Aw… iya maaf-maaf. Ada apa?”
Ah sejak kapan dia berdiri disitu? aku tidak sadar karena tadi sedikit melamun
“Kamu ini ya. Aku sudah memanggilmu berkali-kali. Memang apa yang kamu lamunkan? Cepat selesaikan, sebentar lagi akan ada tamu penting datang ke hotel kita!”
Dia adalah Dita, manajer hotel yang cukup rewel dan merepotkan. Dia selalu saja menyusahkanku dan menyudutkanku mengenai apapun. Mungkin karena dia perawan tua?
“Memangnya siapa yang akan datang kesini bu? Sepertinya hari ini semua terlihat sibuk. Apa akan ada tamu kelas VVIP yang menginap disini?”
Andra bertanya setelah dia menyadari semua pegawai sibuk kesana kemari untuk membereskan hotel
“Memangnya kamu tidak tahu? Untuk pertama kalinya pemilik hotel ini akan datang bersama dengan anaknya. Mereka akan menginap selama beberapa hari untuk meninjau kondisi hotel ini. Karena itu, cepat selesaikan pekerjaanmu!”
Tunjuk Dita sambil menendang ember berisi air untuk membersihkan lantai
“Baik bu, saya selesaikan sekarang!”
Andra menjawab dengan bibir mengerucut dan menggerutu dalam hati
“Dasar manajer sombong. Mentang-mentang dia seorang manajer jadi bisa bertingkah seenaknya. Harusnya tuh ya dia itu memberikan contoh yang baik. Bukan hanya memerintah dengan marah-marah saja. Huh, dasar membuat kesal saja!”
Andra pun pergi ke belakang setelah dia selesai dengan lantai depan yang basah
“Aduh pinggangku rasanya mau patah. Harusnya pakai robot saja untuk membersihkan hotel seluas ini. Itu kan akan lebih efisien dari pada dikerjakan dengan tenaga manusia yang terbatas ini”
Gumam Andra sambil duduk di taman dengan bersandar pada kursi dan sedikit menutup mata. Tiba-tiba dia membuka mata setelah mendengar suara tangisan seorang anak kecil
Huuu ... hu u u u... huuuu
"Sepertinya aku mendengar suara anak kecil menangis? Dimana ya?"
Andra menoleh kesana kemari mencari asal suara tangisan itu
"Itu dia!"
Gumamnya sambil menunjuk seorang anak kecil yang sedang menangis dalam posisi berjongkok dan memegangi lututnya. Sepertinya dia terjatuh. Andra dengan langkah cepat dan sedikit berlari mendekati si anak
"Hai dek. Kenapa kamu menangis? Oh, lututmu terluka, apa kamu terjatuh?"
Tanya Andra yang berjongkok di hadapan anak laki-laki tersebut
"Kakak... Aku terjatuh ... kakiku sakit sekali. Aku tidak bisa berjalan hiks hiks hiks"
Jawab si anak di sela isak tangisnya
"Biar kakak bersihkan ya! Ayo duduk di kursi itu dulu, apa kamu bisa berjalan sendiri?"
Andra bertanya karena luka anak itu terletak di lutut, akan sangat sakit untuk anak kecil seusianya mendapat luka hingga berdarah di bagian itu
Anak kecil itu pun berusaha berdiri kemudian meringis karena kesakitan.
"Susah ya? Biar kakak gendong kekursi itu saja ya?"
Andra bertanya terlebih dahulu sebelum dia menggendongnya. Setelah anak itu mengangguk, barulah Andra mulai menggendongnya menuju kursi yang tidak jauh dari sana
"Kamu tunggu disini ya, kakak akan carikan kotak p3k lebih dulu untuk mengobati lukamu. KIta perlu mensterilkannya"
Anak kecil itu mengangguk dan Andra segera berlari ke dalam hotel untuk mencari kotak p3k
Tak berapa lama Andra kembali dengan membawa kotak p3k ditangannya. Dia berlari ke arah anak kecil yang tengah duduk sambil meniupi luka dilututnya
"Pedih sekali ya? Kamu tahan sedikit ya, ini akan terasa pedih tapi kakak akan lakukan pelan-pelan"
"Uuh... "
Anak itu tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepala. Andra pun mulai mengobati lukanya sambil meniupnya perlahan lalu menutupinya dengan plester
"Sudah selesai. Dengan begini lukamu akan cepat kering dan tidak akan kotor"
Andra tersenyum manis bicara pada anak kecil itu
"O iya, adik kecil, nama kamu siapa? Dimana orang tuamu?"
Andra bertanya sambil menoleh kesana kemari mencoba mencari orang tua anak itu
"Namaku Lathan. Aku kesini bersama papi, tadi aku meninggalkan papi untuk mengejar seekor kucing, tapi aku malah terjatuh" Anak itu menjawab dengan suara yang sedikit serak karena habis menangis
"Lathan ... nama yang bagus. Ingat ya Lathan ... kamu tidak boleh pergi sendirian. Itu sangat berbahaya. Bagaimana jika sesuatu yang lebih buruk terjadi sama kamu? Itu akan membuat orang tuamu bersedih"
Andra menasehati Lathan sambil mengusap kepalanya dengan sangat lembut
"Iya kakak, aku mengerti"
Jawab Lathan dengan senyum yang kembali ceria
"Ah itu paman Candra!. Paman Candra!"
Lathan menunjuk seorang pria kemudian berteriak memanggilnya. Pria itu menoleh setelah mendengar panggilan dari Lathan dan berjalan mendekat dengan langkah yang cepat
"Lathan! Akhirnnya aku menemukanmu. Apa kamu tidak tahu kalau berlari sendiri itu sangat berbahaya? Kamu tidak tahu kalau papimu sangat mengkhawatirkanmu?"
Pria itu berjongkok di hadapan Lathan dan bicara dengan lembut padanya
"Maaf paman, tadi aku mengikuti seekor kucing dan aku terjatuh. Untung ada kakak cantik ini yang menolongku" Lathan menoleh pada Andra dengan senyum manisnya. Candra pun ikut menoleh padanya karena bingung melihat ekspresi Lathan yang tidak seperti biasanya pada orang baru
"Terimakasih nona, karena sudah menolong anak nakal ini. Tapi sekarang kami harus pergi karena ayahnya sangat khawatir kehilanganmu"
Candra menyentuh ujung hidung Lathan dan menggendongnya
"Tidak masalah. Sampai jumpa, Lathan"
Andra melambaikan tangan melihat Lathan yang dibawa pergi oleh Candra
"Sampai jumpa kakak cantik"
Lathan pun melambaikan tangan dengan senyum ceria diwajahnya
"Anak yang sungguh lucu dan menggemaskan"
Gumam Andra dengan senyum manis dibibirnya
"Aku harus segera kembali ke dalam sekarang. Kalau tidak, nenek sihir itu sudah pasti akan memberikan ceramah yang tidak ada habisnya"
Andra pun kembali ke dalam hotel untuk melanjutkan pekerjaannya.
Dari kejauhan Andra menatap seorang pria tampan bertubuh tinggi dan berbadan tegap. Dengan setelan jas hitam lengkap. Dia berjalan dengan sangat gagah sambil menggendong seorang anak laki-laki dipangkuannya
"Itu pasti ayahnya? Pantas saja Lathan sangat tampan. Ternyata itu menurun dari ayahnya. Dia terlihat sangat gagah dan berkharisma. Ibunya juga pasti sangat cantik"
Andra terus menatap ayah dan anak itu hingga mereka menjauh
"Sampai kapan kamu akan terus melamun disini? Kamu tidak lihat kalau semua orang sedang sibuk, hah?"
Suara Dita menyadarkan Andra dari lamunannya
"Maaf bu, saya akan kembali menyelesaikan pekerjaan saya. Permisi!"
Andra bergegas meninggalkan Diat sebelum dia kembali mendapatkan omelan yang tidak ada habisnya
Hari sudah hampir gelap, Andra baru selesai dengan pekerjaannya
"Akhirnya hari ini selesai juga. Rasanya ini hari yang sangat panjang dan melelahkan"
Andra bergumam sambil meregangkan tangannya setelah dia keluar dari hotel. Kemudian Andra bergegas menuju ke halte bus terdekat
Andra berdiri dihalte bus setelah berjalan tidak jauh dari hotel. Dia menunggu bus yang mengarah kerumahnya. Meskipun harus berdesakan dan waktu yang dibutuhkan lebih lama, tapi tarif bus lebih murah daripada taksi. Karena itu Andra tetap memilih naik bus untuk menghemat uangnya meskipun dia sangat lelah.
Setelah menempuh perjalanan cukup lama, akhirnya Andra tiba dirumahnya. Dengan langkah kaki yang berat karena lelah bekerja Andra memasuki rumah yang cukup besar dan mewah itu
"Kamu baru pulang?! Jam berapa ini? Kenapa kamu terlambat? Harusnya kan kamu pulang jam 5 sore dan ini hampir jam 7 malam. Pergi kemana dulu kamu?!"
Teriak Bu Asya menyambut kedatangan Andra. Dia adalah ibu angkat Andra
"Maaf ibu, tadi dihotel sangat sibuk dan aku baru selesai dengan pekerjaanku sore hari, jadi aku terlambat pulang kerumah"
Andra menjawab dengan kepala tertunduk
"Alasan saja! Kamu tidak boleh istirahat sebelum semua pekerjaan rumah ini selesai!" Ujar Asya sebelum dia kembali ke lantai dua
"Haah, kerja lembur lagi...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Marnisa Nisa
Kesian ya andranya baru pulang kerja terus buat kerja rumah lagi
2023-01-12
0
Hairani Siregar
sudah lelah kerja di luar rumah, eeehh smpai di rumah harus kerja ngebabu lagii. Nasibmu lah diandra jdi anak angkat kurang beruntung.
2023-01-03
0
entahlah
Aku mampir lagi Kak Eli
2022-11-27
0