"Permisi bu Dita. Maaf mengganggu. saya ingin memberikan surat pengunduran diri saya" Diandra datang menemui bu Dita untuk memberikan surat pengunduran dirinya
"Kamu mau berhenti? Kenapa mendadak sekali?" Tanya Dita dengan sikapnya yang sinis
"Saya akan menikah dan calon suami saya bukan dari kota ini, jadi saya harus mengundurkan diri unruk ikut degannya" Diandra menjelaskan dengan sikap yang tenang dan penuh hormat
"Kamu akan menikah?" Dita bertanya dengan raut wajah terkejut
"Ya, saya akan menikah tidak lama lagi" Diandra menjawab dengan senyum ceria diwajahnya meskipun Dita bersikap sinis padanya
"Baguslah kalau begitu, jadi kamu tidak perlu merayu tamu disini lagi untuk bisa hidup enak"
"Maaf? Apa maksud bu Dita?" Diandra kembali bertanya maksud dari ucapan Dita padanya
"Sudah jadi rahasia umum di hotel ini kalau kamu itu memiliki sifat diam-diam menghanyutkan. Kamu terlihat pemalu dan polos tapi sebenarnya kamu itu adalah wanita penggoda" Diandra mengepalkan tangannya mendengar apa yang dikatakan Dita
"Ibu tahu apa tentang saya? Sepertinya hubungan kita tidak sedekat itu sampai ibu bisa mengatakan hal yang seenaknya mengenai saya? Lagipula bukan urusan bu Dita kalau saya mau menggoda laki-laki atau tidak" Diandra dengan sorot matanya yang tajam menjawab apa yang dikatakan bu Dita padanya
"Kamu tidak perlu munafik begitu. Aku tahu kalau kamu hidup susah dengan tinggal bersama ibu dan kedua kakakmu itu. Jika memang mereka menyayangimu, maka mereka tidak akan membiarkanmu jadi cleaning Service di hotel ini dan sudah pasti memasukkanmu ke perusahaan milik keluarga kalian. Kamu pasti sengaja menggoda tamu hotel kita untuk mengangkat derajatmu kan?" Dita bicara dengan nada sinis dan senyum mencibir
"Kalau iya memang kenapa? Saya tidak mau dengar omong kosong bu Dita. Ini surat pengunduran diri saya, permisi!" Andra yang kesal langsung memberikan surat resign miliknya dan bergegas pergi meninggalkan ruangan manajernya itu
"Dasar perawan tua! Apa hubungan dia denganku sampai berani berkata begitu? Apa aku membuat kesalahan sampai dia begitu bencinya padaku? Hiih rasanya ingin ku jambak saja rambutnya. Menyebalkan!" Andra terus saja menggerutu dalam perjalanannya untuk kembali ke kamarnya
***
"Halo pah, aku akan pulang besok. Bagaimana keadaan mama?" Radit sedang menghubungi Leo di telepon
"Masih sama saja dan belum ada perubahan. Bagaimana urusanmu disana? Apa hotel yang kamu katakan memang sangat kacau?" Tanya Leo pada sang putra
"Ya, manajemen sebelumnya memang kacau. Tapi aku sudah menyelesaikan semuanya. Perlahan hotel ini mulai di kenal, aku menggunakan media sosial untuk promosinya. Karena itu aku akan kembali dan membiarkan hotel ini di kelola oleh direktur disini. Aku tinggal mengawasinya saja" Radit menjelaskan dengan sangat tenang
"Lalu bagaimana dengan cucu papa? Apa dia tidak bosan disana sendiri? Kamu pasti sering meninggalkannya sendiri kan?"
"Dia tidak bosan karena dia bertemu dengan seseorang yang selalu menemaninya disini selama aku tidak ada. Aku akan mengenalkannya pada papa saat waktunya tiba. besok aku akan membawanya bersamaku untuk menemui keluarga kita"
"Kamu sudah menemukan calon pengantinmu? Lalu bagaimana dengan Starla?" Leo mengernyitkan dahi menanyakan anak dari temannya
"Itu bukan urusanku. Aku tidak suka dia, belum jadi istriku saja sudah berani mengatur dan juga terlihat jelas kalau dia hanya ingin popularitas saja. Lagipula Lathan sama sekali tidak suka padanya. Aku hanya ingin ibu untuk Lathan, dia masih kecil dan butuh sosok ibu" Radit dengan sikapnya yang tenang kembali menjelaskan pada Leo
"Baiklah, papa terserah padamu saja. Semoga dia bisa membahagiakanmu dan juga Lathan" Jawab Leo menyetujui keingainan Radit
"Aku tidak peduli dengan kebahagiaanku. Cukup dengan kebahagiaan Lathan, maka aku juga sudah bahagia" Radit bicara dengan nada yang sedih dan suara yang sendu
"Dit, terimakasih karena kamu sudah rela megorbankan hidupmu dan kebahagiaanmu" Ujar Leo denga raut wajah sedih
"Papa tidak perlu berkata seperti itu. Tidak perlu memikirkanku. Cukup papa pikirkan kesembuhan mama saja. Masalah kantor dan lainnya biar aku yang urus" Radit kini terdengar sangat dewasa dan berwibawa. Dalam 5 tahun ini dia telah belajar semuanya. Mengelola perusahaan dan membesarkan Lathan seorang diri
"Baiklah. Papa tidak akan mengatakan itu lagi. Sudah dulu ya, papa harus memberikan obat pada mamamu. Sampai jumpa Dit"
"Ya pah. Sampai jumpa" Radit dan Leo pun mengakhiri panggilan telepon mereka
"Papi, apa papi menghubungi kakek?" Lathan bertanya pada Radit setelah melihat dia menutup teleponnya
"Ya, papi menghubungi kakek. Dan mengatakan kalau kita akan pulang dengan kak Diandra"
"Lalu pih, bagaimana dengan tante Starla? Bagaimana kalau dia melakukan sesuatu pada kak Diandra?" Lathan terlihat khawatir pada Diandra dan takut kalau dia tidak bisa membela diri
"Kamu tenang saja. Papi akan mengawasinya dan jika kak Diandra tidak bisa membela diri, maka papi yang akan turun tangan. Jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan dia" Radit bicara dengan lembut untuk menenangkan Lathan
"Baik papi, aku mengerti" Jawab Lathan dengan anggukkan kepala perlahan
***
Dikediaman Asya
Ting nong ting nong
Ceklek
Terlihat Asya membukakan pintu karena kedua putrinya telah pergi bekerja
"Untuk apa lagi kamu kemari? Bukankah kamu sudah menemukan pria kaya dan tidak ingin ada hubungan lagi dengan kami?" Tanya Asya dengan raut wajah sinis
"Ibu, bagaimana kabar ibu? Kenapa ibi bicara begitu padaku? Aku sudah menganggap ibu sebagai ibu kandungku jadi tidak mungkin kalau aku melupakan ibu begitu saja" Diandra yang masih berdiri di depan pintu bicara dengan raut wajah sedih
"Jika kamu menganggap aku sebagau ibu kandung mu, maka kamu sidah pasti akan melakukan apapun untuk kebahagiaan ku. Tapi nyatanya, kamu sama sekali tidak ingin membahagiakan aku" Lagi-lagi bu Asya bicara dengan nada yang sinis dan terlihat jelas kalau dia sangat membenci Diandra
"Tidak bu. Aku tidak seperti itu, aku benar-benar ingin melihat ibu bahagia. Selama ini aku selalu melakukan apapun yang ibu minta. Jika aku tidak sayang sama ibu, maka aku tidak akan berusaha keras untuk mendapatkan uang untuk mengganti uang pak Danu" Diandra tertunduk sedih bicara pada sang ibu
"Jadi kamu ingin aku berhutang budi padamu? Begitu?"
"Tidak begitu bu. Aku benar-benar melakukan itu karena sayang sama ibu dan kakak. Aku tidak ingin kalian merasa berhutang budi padaku. Lagipula, selama ini ibu dan ayah sudah merawatku sejak kecil. Aku tidak mungkin bisa membalas kebaikan kalian"
"Baguslah jika kamu sadar akan hal itu. Itu artinya kamu masih tahu diri. Dan ibu minta kamu selalu ingat sampai kapanpun kalau ibu dan mendiang ayahmu sudah bekerja keras membesarkanmu. Jadi kamu berhutang budi pada kami" Ujar Asya dengan senyum sombongnya
"Tentu bu. Bu, aku kesini untuk pamit pada ibu. Besok, aku akan ikut dengan pak Radit untuk pulang kerumahnya. Tapi aku akan datang sesekali untuk menjenguk ibu"
"Baiklah, ibu tidak peduli kamu mau pergi kemanapun. Asalkan kamu harus ada saat ibu membutuhkanmu"
"Kamu pikir bisa lolos begitu saja dariku? Jangan mimpi. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi" Pikir Asya sambil menatap Diandra dengan senyum mencibir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Sakura Moonn
gblok sih Diandra,, ngapain juga pulang pamitan
2024-10-06
1
Sumiati 32
Diandra terlalu polos jadinya oon diperalat ibu angkat nya
2024-02-08
1
Aqilla Setiadi
naif dengan bodoh beda2 tipis lah..😅😅
2023-12-15
0