ch 06

Suara ketukan di pintu kamarku terdengar sangat keras, bukan ketukan tapi sudah setengah gedoran. Tiara dengan suara kerasnya berteriak dari luar, menimbulkan suara berisik dan gaduh di malam yang tenang ini.

"Kak… subuh!"

Ternyata ini tidak lagi malam, kami sampai Surabaya jam 1 dini hari. Dan aku baru tidur jam 3, sekarang mata harus terbuka dan absen pada yang Maha Kuasa. Setelah itu aku pastikan tidak akan ada lagi gangguan sampai jam sarapan tiba.

Aku mengerjap dan duduk sebentar, menyalakan lampu utama dan menyesuaikan mata dengan cahaya. Aku melirik tumpukan barang di bawah meja gambar arsitekku dengan mata melotot.

Kertas gambar dan kalkir berserakan, begitu juga pensil, jangka dan rapidoku sudah keluar dari tempatnya semua. Dan ada 4 pusaka yang harusnya ada di lemari gudang rumah Om Aji tergeletak bersama kertas dan peralatan gambarku.

"Astagfirullah…." Aku membuka pintu dan keluar kamar mencari Mom. Akhirnya aku putuskan mandi dan subuhan dulu sebelum menghampiri Mom yang sedang di dapur bersama Mak Rus.

Aku menarik tangan Mom dan mengajak ke kamarku untuk melihat sesuatu yang membuatku terkejut. Aku menunjuk benda-benda pusaka yang ikut berserakan di bawah meja gambarku. Tapi Mom tidak begitu kaget, memungut 2 pusaka dan meletakkan di atas tempat tidurku dan menyuruhku memungut sisanya.

"Bereskan kamarmu, Al! Bagaimana kamu bisa belajar dengan kamar seperti kapal pecah dan banyaknya sampah kertas di sini?"

"Ayolah Mom, ini bukan masalah kamar yang berantakan. Masalahnya bagaimana semua benda-benda ini ada di kamar Al? Siapa yang meletakkannya di sana?"

Aku ingat aku mengunci pintu kamar sebelum tidur, aku tidak suka adik perempuanku yang suka iseng itu membangunkanku dengan masuk ke dalam kamar. Apalagi kalau pagi yang di bawahku itu tegang dan ujungnya suka menyembul keluar kolor.

"Mereka datang sendiri." Jawab Mom kalem, tanpa ekspresi terkejut sedikitpun.

"How can? Ini bukan 'prank' kan Mom?"

Mom tersenyum bijak dan menepuk bahuku, "kamu menyentuh mereka kemarin Al, dan sepertinya mereka memilih tinggal di sini bersamamu sekarang!"

"Mom please, Al masih tidak mengerti."

"Kamu akan segera memahami."

"Apa mereka terbang?"

"Of Course yes, Dear."

"Bagaimana mereka bisa menembus dinding?"

"Lintas dimensi, Al."

"Bisakah Mom memberikan penjelasan lebih detail?"

"Akan ada yang menjelaskannya nanti," jawab Mom santai seolah-olah yang datang padaku itu bukan sesuatu yang luar biasa. "Kamu mau ke kampus hari ini?"

"Iya Mom, ada revisi." Mom sudah mulai mengalihkan pembicaraan.

"Boleh Al bertanya sekali lagi Mom?"

"Ya, tentu saja. Sejak kapan kamu perlu izin untuk bertanya sesuatu pada Mom?"

"Untuk apa sebenarnya semua benda pusaka itu, Mom?"

"Untuk bertarung," jawab Mom menatap tajam padaku. Mengamati perubahan ekspresi di wajahku. Mom mengambil Trisula itu dan memegangnya erat, sedikit membuat gerakan menusuk ke depan dan melihatku sembari menyeringai, "Mom pernah menggunakan yang ini."

Aku tertegun dengan jawaban Mom. Aku tidak sepenuhnya buta dengan silsilah keluarga Mom, aku juga tau kalau Mom punya cerita tersendiri di masa lalu. Tapi tidak terpikirkan kalau itu akan luar biasa seperti ini. Kenapa ini semua sekarang jadi milikku? Memangnya siapa aku?

***

"Bang, undangan rapat penting." Denis memberikan kertas undangan dari organisasi pecinta alam yang aku ikuti. Aku bukan lagi anggota aktif karena sudah mau lulus, meskipun begitu aku cukup sering menghabiskan waktu nongkrong di basecamp Mapala pada saat di kampus.

"Hemm ya nanti aku ke sana." Aku menerima undangan dan membacanya sekilas. Melanjutkan langkah ke parkiran.

"Al… tunggu!" Risa teman seangkatan dan satu jurusan denganku berlari mengejarku. "Mau kemana?"

"Makan."

"Ih kebetulan banget aku juga lagi lapar. Aku traktir sebagai ucapan terima kasih karena kamu udah ngasih saran untuk terima order gambar dari Sita."

"Trus?"

"Aku dapet uang lumayan banyak," jawab Risa cengengesan. "Aku juga akhirnya jadi pacaran sama Leo. Kamu bener Al, ternyata Dika itu brengsek, ternyata dia itu pacarnya sudah dua. Untung aku ngikutin saran kamu!"

"Syukurlah."

"Tadi malam aku mimpi hamil, Al. Apa artinya ya?"

"Heh, kamu pikir aku ini tukang ramal? Sampai segala mimpi aja tanya artinya."

"Abisnya semua yang aku tanyain ke kamu itu banyak benernya Al. Dari dulu aku selalu ikut saranmu dan hasilnya nggak ada yang buruk. Cocok jadi paranormal kok kamu," katanya terkikik. "Makan Padang di depan aja ya, enak di situ rendangnya." Risa menyuruhku berhenti dan dia langsung turun memesan makanan.

"Kamu ngambil job sekarang apa nggak ganggu bimbinganmu Ris? Waktunya pendek loh buat ngejar wisuda semester ini."

"Aku butuh uangnya Al," suaranya nggak jelas karena sedang mengunyah makanan.

"Kamu bakal dapat uang lebih banyak kayaknya Ris, tapi ya gitu wisudamu mundur tahun depan," godaku usil.

"Jangan dong, biaya tambah banyak kalau mundur lagi. Eh… ini soal Dika, dia nggak ganteng amat kan ya? Tapi kok banyak banget yang suka ya Al?"

"Termasuk kamu?"

Risa memerah dan tertawa, "suka dikit sih. Tuh yang aku bilang pacarnya dua belum termasuk selir dan dayangnya loh Al. Sekarang gosipnya Dika lagi deketin Wulan."

Aku tersedak mendengar penuturan Risa. Aku memang tidak mengurusi pribadi Dika walaupun kami berteman baik. Wulan? Aku rasa bukan hanya Dika yang mendekatinya, terlalu banyak bahkan. Namanya juga cewek Cantik. Aku saja tergoda untuk sekedar bertegur sapa, tapi sayangnya kesempatan itu tidak pernah ada.

"Trus masalahnya apa kalau Dika sedang usaha mendekati Wulan?"

"Aku pikir kamu naksir Wulan Al, kamu kalau ketemu dia kayak ngeliat bidadari turun dari surga," jawabnya terkekeh.

Aku tertawa, "Oh ya?"

"Iya beneran, muka kamu tuh langsung bergairah gitu… udah ah cabut yuk, aku ada janji sama Leo." Risa membayar makan dan mengajakku balik ke kampus.

"Maksudnya mesum gitu, Ris? Sialan kamu Risa!"

Risa terbahak-bahak melihatku kesal dengan ucapannya. Tapi sebenarnya dia nggak sepenuhnya salah, aku pria normal wajar aja kalau kadang punya pikiran mesum dengan wanita. Apalagi wanita cantik seperti Wulan, pasti banyak yang berimajinasi dengan wajah dan tubuhnya saat menyalurkan hasratnya di kamar mandi, 'termasuk saya'. Akhirnya aku ikut tertawa mengimbangi Risa.

"Tapi Wulan itu kalau kuliah udah selesai nggak pernah kelihatan di kampus. Nggak punya teman dekat, nggak pernah kelihatan ngobrol sama orang. Setiap hari dijemput sama orang yang sama. Suaminya mungkin ya Al?"

"Kenapa bisa menyimpulkan seperti itu, Ris?"

"Trus apanya dong?"

"Ya siapa tau aja supirnya."

"Terlalu muda dan ganteng, Al."

"Kamu pernah lihat mukanya?"

"Pernah dua kali."

"Ganteng mana sama Dika?"

"Ganteng sana."

"Sama aku?"

"Sama gantengnya, tapi…" Risa melihatku dari ujung rambut ke ujung kaki, kembali lagi ke ujung rambut.

"Tapi apa Ris?"

"Kulitnya putih sana."

"Berarti aku kalah ya?" tanyaku meringis.

"Kamu serius naksir Wulan?"

"Nggak juga, aku mah realistis aja Ris. Mending sama kamu yang ada di depan mata daripada sama Wulan yang ada di seberang samudra." Aku kembali memarkir mobil dan bersiap turun ketika Risa menarik lenganku.

"Kok baru bilang sekarang Al, kalau kamu mau sama aku?"

Risa langsung memeluk dan memaksa berciuman denganku.

"Ris?" Aku tidak menduga dia akan melakukan hal itu. Kami berteman cukup lama.

"Please Al, kamu tau aku suka sama kamu dari sejak lama," bisiknya di depan bibirku. Kembali memaksa menautkan bibirnya untuk mendapatkan balasan dariku. Duh, sayangnya aku sedang tidak bernafsu.

"Eh… itu tadi cuma perumpamaan Risa. Aku nggak tega mau macarin kamu, rusak kamu nanti sama aku," ujarku sembari menjauhkan wajahnya dariku. "Maaf…"

"Breng*sek kamu, Al!" Umpatnya turun membanting pintu.

***

Terpopuler

Comments

Rika Iftakul

Rika Iftakul

siapa lagi yg mau di tantang nih din

2025-02-06

0

Land19

Land19

waduwwww.
ko bisa

2025-02-02

1

Hulatus Sundusiyah

Hulatus Sundusiyah

sama risa deh Al..

2024-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!