"Lompat!" seru Lingga
"What!!"
"Cepat!" Lingga menarik lengan gadis itu dan terjun dari jembatan itu.
*Byuuurrr!!!
"Sial, cepat cari mereka!!" Anak buah Gareth segera berlari menyusuri sungai mencari Tari dan Lingga
Sementara itu Purnomo begitu geram ketika anak buahnya memberitahukan tentang kebakaran butik Tari.
"Ternyata Gareth benar-benar ingin membunuhnya untuk menguasai kekayaan Purnomo,"
"Kabar terakhir yang saya terima putri anda berhasil lolos, dan anak buah Tuan Gareth sedang mencarinya di sepanjang aliran sungai."
"Kalau begitu kita harus segera menolongnya, mereka tidak boleh menemukan Tari,"
"Baik Bos," jawab anak buah Purboyo kemudian bergegas meninggalkan tempat itu.
"Aku juga harus bergerak, aku tidak bisa hanya duduk diam di sini," Lelaki itu segera memakai cincin saktinya dan menyusul anak buahnya.
*********
"Itu mereka!" seru anak buah Gareth ketika melihat Tari dan Lingga mulai menepi.
"Tangkap mereka!"
Lingga segera menarik lengan Tari dan berlari sekencang-kencangnya.
"Aku tidak kuat lagi Aryo, lebih baik aku menyerah saja. Karena percuma saja aku hidup mereka pasti akan selalu mengejar ku," keluh Tari
"Ish, kenapa mudah sekali menyerah," hardik Lingga
"Seandainya kita bisa bertukar posisi aku ingin menjadi dirimu saja, agar aku tidak di kejar-kejar para penjahat itu," tukas Tari terisak
"Jangan ngomong sembarangan, bahaya kalau ada demit lewat bisa jadi kenyataan," sahut Lingga
"Bodo!" sahut Tari
"Lo aja yang bodo gue pinter kali,"
"Bodo, bodo, bodo ... yang penting aku mau hidup bebas!!" seru Tari
"Kau bisa hidup bebas jika mau hidup di alam keabadian Tari," tukas anak buah Gareth menyeringai
Gadis itu segera bersembunyi di belakang Lingga.
"Kau tenang saja Tari, aku akan melindungi mu seperti janjiku," ucap Lingga menenangkan gadis itu
"Aku menyerahkan seluruh hidupku padamu," tukas gadis itu pasrah
"Anj*r, kenapa begitu?" tanya Lingga
"Karena aku tahu, aku tidak akan pernah hidup lagi, hiks,"
"Setidaknya jadilah wonder woman di sisa hidup mu, jangan cengeng jelek tahu!" cibir Lingga
"Kau janji jika aku selamat akan selalu menjaga dan melindungi ku?"
"Tentu saja, aku akan siaga dua puluh empat jam menjagamu,"
"Sumpeh Lo,"
"Swear,"
"Mi apa?"
"Mi Tek Tek aja yang enak,"
"Dih beneran demi apa?"
"Demi langit dan bumi aku bersaksi akan bersedia menjaga dan melindungi mu dua puluh empat jam, bila aku tidak menepati janjiku maka aku berani di sambar petir!"
"Dasar picisan, cepat habisi mereka!"
"Ok, awas aja kau bohong, aku sumpahin disambar petir beneran," cibir Tari
"Kita terlambat," tukas Purboyo ketika tahu anak buah Gareth sudah mengepung Tari.
Ia kemudian bersembunyi dan memperhatikan mereka dengan seksama.
"Di saat genting seperti ini masih saja mereka bisa bercanda, siapa lelaki itu?" Purboyo memperhatikan Lingga dan tari dari kejauhan
"Apa yang harus kita lakukan Tuan?" tanya anak buah
"Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan mereka kecuali menggunakan Ajian Sirep, cepat tutup kuping kalian,"
"Baik," Anak buah Purboyo segera menutup telinga mereka rapat-rapat.
Angin malam berhembus menerpa wajah Lingga.
Kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh, pertanda apa ini.
Lelaki itu mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang membuatnya begitu gelisah.
Anak buah Gareth menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkannya kepada Lingga dan Tari.
Apa ini pertanda kematian, kenapa angin malam begitu menusuk ulu hatiku.
Samar-samar terdengar suara nyaring orang berkidung di iringi hembusan angin seakan menjadi musik yang mengiringinya.
Ajian Sirep Megananda, aku tidak percaya ilmu Sirep yang selalu di ceritakan oleh Daddy ternyata aku benar-benar mendengarnya malam ini.
Lingga segera menutup rapat telinganya.
"Tutup telingamu," bisik lelaki itu pada Tari
"Kenapa?"
"Turuti saja jika kau masih ingin hidup,"
Tari segera menutup telinganya mengikuti Lingga.
*Bruuugghh!!!
Satu persatu anak buah Gareth berjatuhan tak sadarkan diri.
"Wah, kenapa mereka?" tanya Tari kebingungan
"Tari!" seru Purboyo menghampiri mereka
Lingga menatap lekat pria tua di depannya.
"Ayah!" gadis itu segera berlari dan memeluk erat lelaki itu.
Aku merasakan ada aura magis yang kuat dalam diri lelaki itu, sebagai seorang paranormal tentu aku bisa tahu mana manusia yang masih polos dan tidak.
"Syukurlah kau selamat, sekarang ayo kita pulang," ajak Purboyo
"Tapi aku mau pulang jika Aryo juga ikut bersamaku,"
"Memangnya siapa dia?" tanya Purboyo
"Dia itu bodyguard aku," jawab Tari
"Kau tidak membutuhkan bodyguard lagi Taru, karena ayah yang akan melindungi mu melukai sekarang,"
"Tapi ayah,"
"Pergi saja, kau akan aman bersama dia," sahut Lingga
"Kenapa kau berkata seperti itu, bukankah kau sudah berjanji akan menjaga dan melindungi ku selama dua puluh empat jam. Jadi kau harus ikut denganku jika tidak ingin di sambar petir," sahut Tari
"Tidak mungkin, memangnya kau ini ibunya Malin Kundang apa yang bisa mengutuk orang menjadi batu," Lingga kemudian berjalan meninggalkan Tari
"Jangan pergi atau kau akan di sambar petir!" ancam gadis itu
"Jangan mengutukku, pamali!" baru saja Lingga menurunkan telunjuk Tari yang mengarah padanya tiba-tiba sebuah kilat menyambar tubuh keduanya hingga mereka jatuh pingsan.
*Jraaassashhhh!!
"Tari!!" Purboyo segera menghampiri mereka yang tergeletak di tanah.
Ia kemudian memeriksa kondisi keduanya.
"Mereka masih hidup, cepat bawa ke mobil!!" serunya membuat anak buahnya segera membawa keduanya ke rumah sakit.
Pagi harinya....
"Hoaaammm, apakah gue udah ada di Surga," Lingga membuka matanya sembari menatap beberapa orang berseragam putih-putih
"Kau sudah sadar?" tanya seorang dokter mendekatinya
"Dokter Tomy Legawa, wah berarti aku masih hidup. Syukurlah...aku belum siap menghadapi panasnya api neraka," tukas Lingga menghela nafas panjang
"Kau memang masih hidup, bersyukurlah karena petir itu tidak membuatmu luka parah. Sekarang nikmatilah sarapan pagi anda dan segera minum obat," ucap dokter itu kemudian meninggalkannya.
"Aku benar-benar tersambar petir semalam, tidak ku sangka kutukan si Tari benar-benar mujarab. Beruntung aku ini Lingga si dukun sakti jadi petir itu tidak bisa melukaiku. Sebaiknya aku mandi dulu biar ganteng baru sarapan," Lingga segera berjalan menuju ke kamar mandi.
Ia kemudian melepaskan bajunya, " Kenapa dadaku terasa sesak, dan what aku pakai Bra!!" teriaknya kaget.
Ia segera meraba dadanya dan matanya seketika membulat ketika merasakan ada dua benjolan di dadanya.
"Ada yang bulat tapi bukan tekad, jangan bilang kalau gue punya...aaaaaarrrrgggghh!!" lelaki itu berteriak histeris dan kemudian pingsan.
Beberapa orang perawat dan dokter segera berlari dan mendobrak pintu kamar mandi dan memindahkan Lingga ke brankarnya.
"Apa yang terjadi dengan putriku dok, apa dia baik-baik saja?" tanya Purboyo panik
"Dia hanya shock saja, sebentar lagi juga siuman,"
"Apa yang terjadi dengan ku?" Lingga seger bangun dan langsung memegangi dadanya.
"Kau tadi pingsan di kamar mandi nak, apa yang membuatmu takut, katakan saja pada ayah Tari?" tanya Purboyo
What Tari, dia memanggilku Tari.
"Bisa kau ambilkan aku cermin?" pinta Lingga
"Kenapa kau kira wajahmu rusak?" tanya Purboyo
"Aku hanya ingin memastikan ketampanan ku tidak luntur saja," sahut Lingga
"Hahahaha, kau ini ada-ada saja, mana ada wanita tampan yang ada juga cantik," jawab Purboyo
"Kalau begitu tolong ambilkan cermin supaya aku tidak penasaran lagi GC!" seru Lingga
"Ok,"
Purboyo segera memerintahkan anak buahnya untuk mengambilkan cermin dan memberikannya kepada Lingga.
Perlahan Lingga memberanikan diri melihat wajahnya di cermin meskipun ragu-ragu.
"Huaaaaaa!!" Lingga berteriak dan segera membuang cerminannya ke lantai.
*Prang!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
waduh pindah raga donk lingga dan tari
2023-11-03
0
selir jansen༻
😂😂😂😂kok bs,
2023-03-31
0
Ayuk Vila Desi
astaga lingga tukeran
2022-09-11
0