"Selamat Garry, akhirnya kau berhasil juga menguasai Purnomo Corporindo," tukas Purboyo mengulurkan tangannya.
"Terimakasih sahabatku. Tapi aku minta maaf karena tidak bisa membagi perusahaan ini denganmu karena putrimu, hmmm...maksudku Tari menceraikan putraku. Jadi seperti dalam perjanjian kita bilamana salah satu dari putra-putri kita mengajukan cerai maka si pewaris tahta Purnomo tidak berhak membagi hartanya." sahut Gareth
"Aku tahu kau sengaja melakukan semua ini agar bisa menguasai harta kekayaan Purnomo sendirian. Kau boleh saja menghabisi Purnomo dan pengacaranya, tapi ... apakah kau akan tetap menjadi pewaris tahta Purnomo setelah dunia tahu dia memiliki seorang putri kandung yang masih hidup." tutur Purboyo menyeringai
Gareth mengepalkan tangannya mendengar penuturan Purboyo.
Dasar brengsek, beraninya kau mengancam ku.
"Apa kau mencoba mengancam ku?" tanya Gareth tersenyum kecut padanya
"Aku bukan tipe orang yang suka mengancam seperti dirimu. Kau boleh membohongi seluruh Dunia untuk mendapatkan perusahaan ini, tapi sepandai-pandainya menyimpan bangkai suatu saat bau busuknya pasti akan tercium." Jawab Purboyo
"Lakukan saja apa apa yang kau ingin kau lakukan, aku akan menunggunya. Apa kau bisa merebut perusahaan ini dariku,"
"Kita lihat saja nanti," Purboyo segera pergi meninggalkan ruang kerja Gareth
"Selidiki apa yang akan dilakukannya," perintah Gareth kepada anak buahnya
"Baik Tuan,"
*************
*Braaakkk!!
"Dasar j*lang brengsek, beraninya kau membuat tokoku sepi!!" Tari berteriak dan langsung menjambak rambut Eva setibanya di rumah.
"Apa-apa sih, kau sudah gila ya," sahut Eva berusaha melepaskan diri dari Tari yang terus menjambak rambutnya.
"Apa yang kau lakukan Tari," Putra segera melerai keduanya namun sayangnya Tari langsung menendang lelaki itu hingga terhempas ke lantai.
"Jangan pernah ikut campur urusanku, atau aku akan membunuhmu!" ancam Tari
"Cih, kau benar-benar sudah gila Tari. Pantas saja Zeck yang begitu mempertahankan mu tiba-tiba setuju bercerai darimu, ternyata kau memang sudah tidak waras," sahut Putra
"Diam kau brengsek!" seru Tari melemparkan sebuah perkakas kearahnya.
*Praang!!
"Hentikan Tari!!" seru Purboyo melerai mereka
"Kenapa kau berubah menjadi beringas seperti ini hah!" seru lelaki itu melepaskan tangan Tari dari Eva
"Dia yang memulai ayah, Ka Eva sengaja membuat butik ku sepi dengan memasang santet di tokoku!" sahut Tari
"Itu Fatonah, eh maksud ku Fitnah. Ayah tahu kan aku tidak pernah tertarik dengan klenik seperti itu," ucap Eva membela dirinya
"Cih dasar munafik, kau iri kan karena ayah memilih aku untuk mengelola butik itu daripada kamu,"
"Siapa juga yang iri, dasar anak haram!" sahut Eva kemudian menyerang Tari
"Diam!!" teriak Purboyo membuat keduanya seketika diam
"Kalau kau benar-benar mencurigai kakakmu mengirim santet, mana buktinya!" imbuh lelaki itu
Tari kemudian mengambil sesuatu dari tasnya.
Sial, bagaimana dia bisa menemukannya dan darimana ia tahu jika itu adalah santet.
"Darimana kau tahu ini adalah santet?" tanya Purboyo menelisik
"Kebetulan aku memiliki teman seorang paranormal dan ia memberitahu jika itu adalah santet yang membuat tempat usaha sepi,"
"Jangan percaya dengan omongan dukun mereka hanya membual untuk mendapatkan penghasilan. Bukankah kau sendiri tidak percaya dengan klenik seperti itu, jadi jangan mempercayainya. Ini cuma tanah biasa yang dimasukkan dalam kain kaffan semua orang bisa membuatnya dan menyembunyikan itu di tempat mu dan mengatakan jika itu santet agar kau bisa meminta tolong padanya untuk menangkal santet tersebut. Penipuan semacam itu sudah marak terjadi Tari, jadi sadarlah." terang Purboyo
"Kalaupun butik kamu sepi mungkin itu pengaruh karena ada mall baru yang berdiri tak jauh dari lokasi butik kamu," imbuhnya
"Dengerin tuh penjelasan Ayah, makanya jangan suka mencari kambing hitam, do you understand?" tukas Eva menjulurkan lidahnya
"Kalau tempat itu memang sepi lebih baik kau pindah dari sana, dan cari tempat yang lebih bagus," ujar Purboyo
"Tidak perlu ayah,"
"Kau mau kemana lagi?" tanya Purboyo
"Aku akan mengemasi barang-barang ku,"
"Kau bisa tinggal di sini lagi jika mau," sahut Purboyo
"Tidak perlu repot-repot ayah, aku akan mengontrak rumah atau tinggal di butik saja. Aku tidak mau menjadi beban ayah lagi setelah apa yang aku lakukan padamu," Tari kemudian meninggalkan rumah itu
"Syukurlah, akhirnya dia pergi juga dari istana Hades tanpa repot-repot mengusirnya," tukas Eva
Tari berhenti sejenak dan mengusap air matanya setelah mendengar ucapan kakak tirinya itu.
"Jaga bicara Eva," tukas Purboyo
"Tapi itu benarkan selama ini ayah juga menginginkan Tari pergi dari sini, hanya saja ayah tidak berani mengatakannya karena...."
"Cukup Eva!" pekik lelaki itu membuat Eva langsung bungkam seketika
"Kenapa kau tidak bisa menjaga bicaramu Eva, dasar wanita berbibir dua!" maki Putra
"Sebaiknya aku memang tidak tinggal di sini lagi," Tari kemudian mempercepat langkahnya dan segera mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah mewah itu.
"Tapi apa benar kau yang memasang santet itu di butik Tari?" tanya Putra
"Cih, walaupun aku sangat menginginkan butik itu tapi aku tidak pernah berani bermain ilmu hitam. Karena itu adalah perbuatan syirik dan asal kau tahu syirik itu tanda tak mampu sedangkan aku adalah anak orang kaya jadi aku tidak akan melakukan perbuatan syirik," jawab Eva membuat Putra tertawa mendengarnya
"Aish, dasar bodoh!"
***********
"Siapa yang berhasil menemukan benda ini," Purboyo kemudian membuang tanah kuburan itu dan segera masuk ke kamarnya.
*Tok, tok, tok!!
Lingga segera berjalan keluar membuka pintu ruko itu.
"Kenapa kau datang malam-malam begini?"
"Aku akan tinggal di sini sekarang," jawab Tari
"Kenapa?"
"Karena tidak ada tempat lagi untuk berteduh kecuali di butik ini. Jadi mulai sekarang kau harus tidur di luar karena kamar ini akan jadi milikku sekarang,"
"Baiklah," Lingga segera membereskan barang-barangnya dan memindahkannya ke gudang.
"Kasian sekali dia," Lingga kemudian berjalan keluar untuk mencari udara segar
*Tak, tak, tak!!
Lingga menghentikan langkahnya ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekatinya.
"Siapa kau?" tanya Lingga ketika seorang lelaki berdiri di depannya.
Lelaki itu hanya menyeringai menatapnya. Ia kemudian mengeluarkan belati dan berjalan mendekatinya.
*Bugghhh!!
Lingga berusaha menghindari serangan lelaki itu dan melepaskan tendangan ke arahnya.
"Siapa kau," Lingga membulatkan matanya ketika melihat beberapa orang bergerak masuk ke dalam butiknya.
"Sial," Ia segera melumpuhkan lelaki itu dan berlari menyusul para preman yang merangsek masuk ke butiknya
"Tolong!!"
Lingga segera melepaskan tendangannya kearah lelaki yang berusaha menikam Tari.
*Buuggghhh!!
"Tetaplah di belakang ku," tukas Lingga melindunginya.
"Habisi dia!" para pria itu kemudian menyerang Lingga membuat lelaki itu langsung melepaskan serangannya untuk melindungi dirinya dan juga Mentari.
*Buuggghhh!!!
Lingga jatuh tersungkur ketika seseorang memukul kepalanya dengan baton.
Melihat Lingga yang pingsan mereka langsung mendekati Tari dan membawa belati untuk menikamnya.
"Jika kalian datang untuk merampok, maka ambil saja uang di brangkas ku, tapi biarkan aku hidup," ucap wanita itu ketakutan
"Kami tidak bukan perampok kelas teri yang mengambil uang receh dari butik kecil seperti ini. Justru kami akan mendapatkan jackpot jika berhasil membunuhmu," ucap lelaki itu kemudian menghunuskan pisaunya kearah Tari.
*Dor, dor, dor!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
pasti lingga yang nembak tuh para preman
2023-11-03
0
Riyan Nhya
aduh knp lingga jd lmah gni sh ahhhhh krg seruuuuu
2022-06-14
0
Dewi
ank kandung ny purnomo tari kah
2021-12-17
0