Kenapa malam ini terasa begitu dingin," Lingga segera memakai jacketnya dan keluar dari rumah itu.
Suara burung gagak tiba-tiba menyeruak seakan mengirimkan pesan pertanda buruk.
Ribuan mahluk halus menghadang langkahnya.
Lingga menyunggingkan senyumnya dan kemudian memejamkan matanya.
"Kembalilah kepada pengirim mu dan jangan pernah kembali lagi," ucapnya lirih
Para lelembut itu tidak bergeming dan semakin mendekat kearahnya.
"Cih, baiklah kalau kalian ingin aku musnahkan dengan tongkat kera sakti ini!" celetuk Lingga mengeluarkan tongkat sakti Raja Iblis
Seketika makhluk halus itu langsung menghilang dari hadapannya.
"Sudah ku bilang, tak ada satupun mahluk gaib yang akan menyentuh ku selama ada tongkat ini di tanganku. Beruntung aku sudah mengambilnya kemarin, kalau tidak tamatlah riwayat ku malam ini," imbuhnya kemudian mencium tongkat sakti itu.
"Siapa lagi yang datang," Lingga tertegun melihat sosok lelaki tampan menghampirinya.
"Ah, aku tidak akan tertarik padamu. Walaupun secara jasmani aku seorang perempuan tapi sukma ku adalah lelaki sejati, jadi gak mungkin dong jeruk makan jeruk," cibir Lingga membuat mahluk itu segera pergi meninggalkannya.
"Tunggu!" serunya membuat mahluk itu menghentikan langkahnya.
"Btw kalau boleh tahu kamu pake parfum apa wanginya enak, hehehehe...." tanya Lingga sambil terkekeh
"Astoge ku pikir kau mau nanya siapa yang menyuruhku datang kemari, eh ternyata cuma mau tanya parfum, dasar gaje!" cibir mahluk itu
"Aku tidak mau tahu siapa yang mengirim mu, karena aku tahu kamu tidak akan memberitahukan aku bukan. Itu kode etik dalam perjanjian gaib yang harus di patuhi, dan jika kau melanggar kau pasti akan mati. Jadi beritahu saja merk parfum yang kau pakai?" tanya Lingga
"Kamu benar-benar cerdas Lingga," tukas mahluk itu kemudian memberikan memberikan sesuatu padanya.
"Thanks bro,"
Lingga kemudian kembali masuk ke dalam, ia menghentikan langkahnya di depan kamar Tari dan memperhatikan wanita itu dengan seksama.
"Kasihan sekali nasibmu Tari, kau selalu dalam bahaya karena warisan itu, sebenarnya ada rahasia apa di balik Harta warisan itu hingga dua orang sakti memperebutkannya. Tidak mungkin ada asap tanpa ada api," Lingga menutup pintu kamar Tari dan segera masuk ke dalam kamarnya.
**********
Pagi mulai menjelang, Lingga begitu kaget ketika seorang asisten rumah tangga membangunkannya.
"Nona, sudah saatnya anda bangun dan berkemas ke kantor," tukas wanita itu tersenyum simpul padanya
"Siapa kau, dimana Aryo kenapa bukan dia yang membangunkan aku," sahut Lingga
"Perkenalkan saya Zoya Anggraini sekretaris pribadi nona. Mulai hari ini saya akan mengatur semua jadwal kegiatan nona dan membantu pekerjaan anda di kantor," sahut gadis itu.
"Terus Aryo?"
"Dia akan tetap menjadi bodyguard anda nona. Jadi sekarang anda mandi dan saya akan mempersiapkan baju kerja anda," tukas wanita itu
"Ok," Lingga segera beranjak dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi.
Tidak lama kemudian ia keluar dan segera memakai baju yang dipersiapkan oleh sekretaris pribadinya.
"Hari ini jadwal anda adalah menghadiri rapat pengangkatan CEO Purnomo Corporindo dan setelah itu, anda juga harus makan siang dengan para relasi bisnis untuk mengakrabkan diri dengan mereka," tukas wanita itu
"Ok, kalau begitu aku mau sarapan dulu," Lingga segera menuju meja makan dimana Purboyo dan kedua kakak tirinya sudah menunggunya.
"Pagi Tari?" sapa Eva ramah
"Pagi," jawabnya acuh
"Hari ini kau akan diangkat menjadi CEO PURNOMO Corporindo, pesan ayah laksanakan tugasmu dengan baik. Pilihlah para direksi baru yang benar-benar mendukung mu." tukas Purboyo
"Baik ayah,"
"Jika kau ada kesulitan dalam menjalankan tugas mu kau bisa sharing dengan ayah. Aku akan dengan senang hati membantumu," tukas Purboyo
"Ok, kalau begitu aku berangkat dulu ayah, papayo!" serunya sambil melambaikan tangannya.
"Lakukan seperti yang aku perintahkan," bisik Purboyo
"Baik paman," Zoya segera bergegas menyusul Lingga
"Bagaimana bisa Tari masih hidup ayah, kau bilang...." Purboyo segera menutup mulut Putra ketika melihat Tari keluar menyusul Lingga
"Jaga bicaramu," tukasnya lirih
Putra langsung mengangguk dan menoleh kearah Tari.
"Sekarang cepat pergi ke kantor dan laporkan semuanya pada ayah," tukas Purboyo
"Baik ayah," Putra segera pergi meninggalkan ruangan itu.
***********
*Praanngg!!
"Apa kau yakin sudah melakukan tugasmu dengan baik Gendon?" tanya Purboyo sinis
"Aku sudah melakukannya dengan sebaik mungkin bahkan aku memilih santet seribu jin untuk membunuhnya, tapi ada hal aneh terjadi semalam,"
"Apa maksudmu?"
"Para mahluk kirimanku justru berbalik menyerang ku, sepertinya putrimu memiliki pegangan hingga para lelembut tidak bisa menyentuhnya bahkan mereka menuruti perintahnya untuk membunuhku," jawab Gendon
"Mustahil, aku tahu anak itu. Dia itu polos dan tidak memiliki pegangan apapun, jadi jangan berbohong,"
"Apa aku pernah berbohong??" tanya Gendon membuat Purboyo mulai curiga.
"Kalaupun dia itu polos berarti ada seseorang yang melindunginya, kau tinggal cari siapa orang yang dekat dengannya."
"Aryo, apa dia??" Purboyo segera bergegas meninggalkan tempat itu dan menemui Lingga.
"Aryo, tuan Purboyo ingin bertemu dengan anda," tukas seorang memanggilnya
"Baik," Tari segera mengikuti wanita itu
*Tok, tok, tok!!
"Masuklah!" seru Purboyo
"Silakan masuk, tuan sudah menunggu anda," tukas wanita itu mempersilakan Tari masuk kedalam ruangan itu.
"Silakan duduk," sapa Purboyo menyambutnya
Entah kenapa ayah ingin menemui ku, dan kenapa ia menemui ku di ruangan seperti ini. Ruangan ini tampak menyeramkan meskipun terlihat mewah. Dan entah kenapa bulu kudukku mendadak berdiri ketika masuk kedalamnya. Patung-patung itu terlihat menakutkan seperti sedang memperhatikan aku.
Tari berjalan perlahan sembari memegangi tengkuknya dan melirik kearah patung-patung yang menghiasi ruangan itu.
"Ada yang ingin ku tanyakan padamu Aryo?" tanya Purboyo memecah keheningan diantara mereka.
"Apa yang anda ingin ketahui dari ku tuan?" sahut Tari
Tiba-tiba seorang wanita datang membawa dua cangkir kopi hitam untuk mereka.
"Minumlah dulu, kopi tidak enak saat sudah dingin jadi nikmatilah saat masih panas," tukas Purboyo kemudian menyeruput kopinya.
Tari kemudian menyeruput kopi itu perlahan.
"Bagaimana rasanya?" tanya Purboyo
"Pahit sekali," jawabnya singkat
"Kalau begitu kau boleh pergi dari sini," sahut Purboyo
"Tapi bukankah tadi tuan ingin bertanya sesuatu padaku?"
"Tidak perlu, aku sudah menemukan jawabannya," jawabnya menyunggingkan senyum lebarnya
Dia tidak memiliki kekuatan supranatural ataupun pegangan. Jadi siapa yang menolong Tari semalam, tidak mungkin Gareth yang menolongnya,
"Sebenarnya apa yang ingin ia tanyakan, aku jadi penasaran," Tari bergegas meninggalkan tempat itu dan kemudian menemui Lingga di ruangannya.
Saat ia akan masuk ke dalam ruang kerja Lingga tiba-tiba Zoya melarangnya.
"Maaf Aryo, mulai sekarang kau dilarang masuk kedalam ruangan Nona Tari, anda hanya boleh masuk jika dalam keadaan darurat saja, anda hanya mengamankan Nona saat ia sedang berada di luar, selebihnya biar aku yang akan mendampinginya," tukas Zoya
Ternyata ayah benar-benar tidak memperbolehkan siapapun mendekatinya, kenapa kau melakukan ini padaku ayah, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?.
Tari terlihat begitu sedih mendengar penuturan Zoya.
Sementara itu di ruang rapat direksi, Lingga masih mengamati nama-nama para direksi yang diusulkan oleh para Gareth.
"Itu adalah nama-nama para direksi yang kompeten dan sangat membantu dalam perkembangan Purnomo Corporindo, kau bisa mempertahankan mereka atau menggantikannya jika itu bisa membuat perusahaan ini semakin berkembang pesat," tukas Gareth
"Benarkah aku boleh menggantinya?" tanya Lingga
"Tentu saja, kau adalah pemilik perusahaan ini sekaligus pemilik saham terbesar jadi kau berhak menentukan nama-nama direksi yang akan membantumu dalam menjalankan perusahaan ini,"
"Baiklah kalau begitu aku tidak akan memakai mereka semua, aku akan menggantinya dengan orang-orang baru, dan aku akan mengumumkan nama-nama para direksi baru besok pagi." tukas Lingga membuat semua tercengang.
"Apa...?" tanya Gareth tidak percaya
"Aku akan mengganti mereka semua, karena aku ingin ada perubahan di kantor ini, btw wangi parfum anda sangat enak, kalau boleh tahu apa mereknya?" tanya Lingga membuat Gareth menatap curiga padanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
kasihan tari untung lingga cerdik
2023-11-07
0
FiaNasa
dihhh,,,dasar dukun milenial,yg ditanya parfum Ama mantan mertua 🤣🤣🤣
2022-07-14
0
Sumawita
Lanjut Thor
2021-09-04
0