*Tak, tak, tak!!
*Greep!!
"Terimakasih,"
Lingga segera membalikkan badannya dan terkejut ketika melihat Purnomo sudah sadarkan diri.
"Kau sudah sadar Ketua," ucap Mr. G menghampirinya.
"Sama-sama," jawab Lingga menyunggingkan senyumnya
"Terimakasih sudah menjagaku dengan baik Lee," ucap Purnomo lirih
Gareth melirik kearah lelaki tua itu dengan tatapan sinis.
"Mulai hari ini dan seterusnya EL akan menjadi pengawal pribadi Ketua, jadi kemanapun anda pergi El akan selalu mendampingi Anda Ketua," tukas Gareth seakan tahu keinginan bosnya itu.
"Terimakasih Gareth, kau memang selalu tahu apa yang aku inginkan. Rasanya aku lega jika harus pergi sekarang, karena aku sudah memiliki dirimu yang bisa menggantikan aku menjalankan bisnis kita. Terimakasih G," ucap lelaki itu menepuk pundak Gareth
"Ketua jangan berkata seperti itu, anda masih sehat dan bugar jadi jangan berpikir untuk pergi lagi," sahut Gareth
"Umur manusia tidak ada yang tahu G, setidaknya aku lega ada kau yang bisa menggantikan ku kelak." jawab lelaki itu
"Selamat malam, maaf saya akan mengecek kondisi ketua. Silakan anda bisa menunggu di luar," tukas seorang dokter menyambangi mereka
"Baik dok," Gareth dan Lingga kemudian pergi meninggalkan Purnomo sendirian.
"Kesehatan anda sepertinya membaik Ketua, apa anda benar-benar melakukan apa yang saya anjurkan?" tanya dokter itu
"Sepertinya begitu dok," jawab Purnomo
"Syukurlah, jantung anda pun terlihat sehat. Anda mungkin bisa memimpin perusahaan anda hingga masa pensiun anda," ucap dokter itu sumringah
"Aku harap begitu dok, terimakasih atas bantuannya," jawab Purnomo
Semakin dewasa usia seseorang memang tidak menjamin kedewasaan orang tersebut, namun pengalaman hiduplah yang akan membuatnya dewasa dan semakin bijaksana dalam menjalani hidup ini.
***********
"Apa kau senang dengan pekerjaan barumu?" tanya Rangga
"Hmmm, entahlah. Padahal aku ingin sekali menghindari hal-hal yang berkaitan dengan mistis tapi tetap saja di tempat itu aku juga harus menjadi dukun juga walaupun secara sembunyi-sembunyi,"
"Semakin besar kemampuan seseorang maka semakin besar juga tanggung jawab yang harus dipikulnya. Kau tidak bisa menghindari hal itu le, karena itu adalah takdirmu. Hanya satu pesan Daddy padamu... gunakan kemampuanmu itu untuk menolong orang lain dan jangan pernah memamerkannya karena kita tidak tahu isi hati orang lain. Tetap sembunyikan identitas mu jangan pernah memberitahukannya kepada siapapun jika kau tidak ingin terkena masalah," tutur Rangga menasihatinya
"Baik dad,"
"Semoga kau bisa hidup seperti yang kau inginkan dan segera mendapatkan pasangan. Jangan seperti diriku yang terlambat menikah hanya gara-gara profesi ku. Bagaimanapun juga aku ingin menimang cucu sebelum aku tutup usia Le," ucap Rangga sendu
"Daddy tahu apa yang terjadi dengan ku kan, doakan saja aku bisa cepat menemukan belahan jiwaku," ucap Lingga sendu
"Tentu saja, semangat!" seru Rangga menyunggingkan senyumnya
"Thanks Dad, kalau begitu aku jalan dulu ya," Lingga segera mengambil kunci motornya dan bergegas berangkat ke kantornya.
Hanya butuh waktu tiga puluh menit Lingga akhirnya tiba di kediaman Purnomo Aji.
"Kau sudah datang El?" sapa lelaki tua itu menyambutnya.
"Maaf saya terlambat Ketua," jawab Lingga
"Tidak, kau tidak terlambat hanya aku terlalu cepat untuk pergi menemui klienku hari ini,"
"Kita berangkat sekarang Ketua,"
"Ok,"
Purnomo segera naik kedalam mobilnya diikuti oleh Lingga yang masuk mobil di belakangnya bersama pengawal lainnya.
Mereka menghentikan mobilnya di sebuah gedung pencakar langit dan segera masuk kedalam.
Lingga berjalan masuk mengikuti kemanapun Purnomo pergi.
"Kau tunggu di sini saja karena selain CEO perusahaan dilarang masuk," ucap Purnomo
"Tapi sebaiknya aku harus mengecek dulu keadaan di dalam sebelum anda masuk Ketua," tukas Lingga
"Hmmm, tidak salah Garra memilih dirimu untuk menjagaku. Kau pasti sudah belajar keras untuk menjadi seorang bodyguard, terimakasih Lee,"
"Sama-sama Ketua, jika ada apa-apa segara alarm ini," tukas Lingga memberikan sebuah alarm kepadanya
"Kau banyak belajar menjadi seorang bodyguard rupanya, sekali lagi terimakasih."
"Itu sudah jadi tugasku Ketua, aku akan selalu belajar menjadi seorang bodyguard profesional untuk melindungi mu Ketua," jawab Lingga
"Baiklah, sekarang kau pergilah," ucap Purnomo tersenyum simpul padanya
Lingga segera berjalan keluar meninggalkan Purnomo yang langsung memasuki ruang rapat.
"Kenapa firasat ku tidak enak," Lingga terus berjalan mondar-mandir di halaman gedung.
"Kenapa kau begitu gelisah El?" tanya M2
"Entahlah, sepertinya aku hanya mengkhawatirkan Ketua," jawab Lingga
"Kau tidak perlu khawatir karena ada Mr. G yang selalu melindunginya. Asal kau tahu dia itu sangat kuat dan belum ada satu orangpun yang bisa menandingi kemampuan diplomasinya. Ketua beruntung memiliki Mr. G karena berkat dia, ia selalu memenangkan tander dan mengalahkan lawan-lawan bisnisnya. Bahkan rumor yang beredar Mr. G adalah orang sakti yang tidak bisa tersentuh oleh senjata api ataupun senjata tajam," bisik lelaki itu padanya
"Masa iya di jaman modern seperti ini masih ada orang sakti?" tanya Lingga menelisik.
"Ini rahasia kita berdua saja, jangan beritahu siapapun," ucap M2
"Ok," Lingga kemudian membuka ponselnya dan melihat pesan masuk dari ayahnya.
"Hati-hati le, banyak ranjau di tempat kerjamu," Lingga hanya tersenyum melihat pesan singkat dari ayahnya.
"Aku sudah tahu Dad, aku akan hati-hati don't worry be happy," jawab Lingga sembari tersenyum
"Apa kau mau kopi?" tanya M2 kepada Lingga
"Tentu saja, kopi hitam dengan sedikit gula," jawab Lingga
"Beres," M2 segera pergi meninggalkan Lingga
Sementara itu di dalam ruangan rapat semua CEO Perusahaan masih berseteru memenangkan tender Miliran rupiah.
"Apa perlu saya melakukan negosiasi lagi Ketua," ucap Gareth
"Tidak perlu, lagipula proyek ini terlalu beresiko, lebih baik kita lepas saja." tukas Purnomo
"Tapi Ketua...jika anda berhasil memenangkan tender ini maka anda akan menguasai bisnis properti dan harga saham kita akan meroket naik di pasaran. Bukankah itu berarti anda bisa mengambil kembali singgasana yang di rebut oleh adik anda?" bisik Gareth
"Aku sudah tidak tertarik duduk di singgasana lagi Gareth," jawab Purnomo
"Tapi anda harus mengambil alih singgasana itu jika tidak ingin bisnis keluarga anda hancur, bagaimana nasib semua orang yang bergantung pada perusahaan itu, aku yakin anda adalah orang yang peduli dengan orang lain,"
"Lakukan saja yang terbaik,"
"Baik Ketua, aku akan berusaha melakukan semuanya sesuai keinginan anda,"
Gareth kemudian segera melakukan presentasi di depan para direksi.
***********
"Wah bagaimana bisa Purnomo memenangkan tender itu lagi, aku tidak habis pikir kenapa dia selalu memenangkan setiap proyek besar!" keluh seorang CEO saat meninggalkan gedung
"Aku yakin semuanya karena Gareth, andai saja aku punya tangan kanan seperti dia aku yakin bisa mengalahkan Mega Construction dengan mudah," sahut yang lainnya
"Wah benar-benar sulit ditaklukkan,"
"Kau lihat kan, betapa hebatnya Mr. G, dia selalu saja bisa memenangkan tender-tender besar, tidak salah jika ketua menjadikannya sebagai tangan kanan yang akan menggantikannya kelak," ucap M2 memberikan segelas kopi kepada Lingga
"Keren," jawab Lingga memberikan jempolnya
"Hari ini aku akan mengunjungi rumah ibuku, jadi kau tidak perlu mengawal ku," ucap Purnomo
"Baik Ketua, aku akan segera mengurus para penghuni lahan yang akan di bangun itu, agar proses pembangunan segera dilaksanakan secepat mungkin." sahut Gareth
"Baiklah, lakukan negosiasi dengan bijak dan berikan kompensasi yang sesuai aku percaya sepenuhnya padamu,"
"Baik Ketua, kalau begitu biar M2 yang akan mengantarmu ke rumah Nyonya besar,"
"Tidak perlu, aku pergi sendiri saja," jawab Purnomo
"Kalau begitu bagaimana jika El yang mengantar anda?"
"Baiklah jika kau memaksa," jawab Purnomo kemudian masuk kedalam mobilnya.
Lingga segera masuk kedalam mobilnya dan melesat meninggalkan tempat itu.
"Kita mau kemana Ketua?" tanya Lingga
"Kelapa gading,"
"Baik," Lingga segera memacu kendaraannya menuju tempat yang di tujukan oleh bosnya
"Sepertinya kita harus putar balik ke tempat tadi Lee," ucap Purnomo membuat Lingga mengerem mendadak mobilnya.
*Ciiitt!!
"Baik Ketua," Lingga langsung memutar balik mobilnya dan menambah kecepatannya.
"Kenapa kau tidak bertanya alasan aku ingin kembali lagi padahal tujuan kita sudah dekat?" tanya lelaki itu
"Kau pasti memiliki alasan kuat untuk melakukan sesuatu yang aku tidak perlu tahu bukan, jadi untuk apa aku kepo toh pada akhirnya nanti aku juga akan tahu alasanmu," sahut Lingga
"Aku suka dengan mu Lee, kau sangat cerdas namun tidak mau menonjolkan dirimu, kau bahkan cenderung menutupinya agar orang lain tidak tahu siapa dirimu,"
"Ketua jangan terlalu memuji, bagaimana aku bisa menonjolkan diriku jika aku tidak memiliki dua buah tonjolan di tubuhku," sahut Lingga membuat Purnomo terkekeh mendengarnya
"Kau benar-benar menghiburku Lee, sudah lama aku lupa rasanya tertawa lepas, dan sekarang aku bisa tertawa karena mu,"
"Jadi kita mau kemana Ketua?" tanya Lingga
Purnomo memberikan secarik kertas kepada Lingga.
"Kita pergi saja ke tempat itu,"
"Baik," Lingga segera melesatkan mobilnya menuju alamat itu.
***********
"Cepat kalian tanda tangani surat jual beli tanah itu dan ambil uang kompensasinya!" seru Gareth menggertak para penghuni kawasan itu
"Jika kalian tidak mau menerima harga yang kami tawarkan maka bersiaplah jika kalian harus meninggalkan tempat ini dengan kekerasan dan tanpa mendapatkan uang sepeserpun dari kami!" ancam Gareth
"Kami tidak mau pindah jika uang ganti rugi tidak sesuai!" celetuk salah seorang warga
"Benar, masa iya tanah kami yang bernilai tinggi hanya dihargai dengan harga rendah, aku yakin kau sudah tahu NJOP harga tanah di sini, kami tidak akan pindah dari tempat ini jika kau tidak memberikan ganti rugi sesuai NJOP tanah di sini!" seru seorang lelaki dengan lantang
"Setuju!!" teriak semua warga mendukungnya.
"Baiklah jika itu keinginan kalian," Gareth menghampiri lelaki itu dan dengan cepat menikam lelaki itu dengan belati di tangannya hingga pria itu jatuh terkulai bersimbah darah.
*Bruuugghh!!!
"Ohhhh!!" semua warga berteriak dan terkejut melihatnya.
"Lakukanlah jika kalian ingin mendapatkan nasib serupa dengannya, kalian akan mati sia-sia dan tidak akan mendapatkan uang ganti rugi sepeserpun dari kami," ancam Gareth
"Hancurkan rumah mereka jika, mereka tidak mau menerima ganti rugi hari ini!!" seru Gareth memberikan perintah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
ternyata Gareth kejam
2023-11-01
0
liana
Rangga teman bara kah 😅
2023-03-21
0
Ismawati Masyudi
sudah ku duga....great musuh dlm selimut...antaap thorr ku pengikut karya mu dari pernikahan ghaib 1 sampai ke sini...🤩🤩
2022-01-18
0