"Tuan Purboyo sudah melakukan tes DNA putri Ketua dan ia akan mengumumkannya besok pagi di media,"
"Oh, ternyata dia benar-benar cerdik, dia bergerak cepat sesuai yang aku perkirakan. Tes DNA tidak akan berhasil merubah pewaris Purnomo Corporindo jika sang pewaris tahta sudah tiada. Jadi segera kumpulkan anak buah mu dan habisi gadis itu!" perintah Gareth
"Baik Tuan,"
"Kau tidak akan pernah mendapatkan apapun meskipun memiliki tes DNA mereka, dasar bodoh!" tukas Gareth tertawa kecil
"Apa yang akan kau lakukan terhadap Tari ayah,"
"Tentu saja aku harus menyingkirkannya jika aku ingin tetap duduk di singgasana Purnomo Corporindo,"
"Apakah tidak cukup selama ini kita sudah membuatnya menderita, jadi tolong jangan sakiti dia lagi," tukas Zeck
"Kenapa sekarang kau begitu peduli dengannya, apa kau mulai mencintainya?" tanya Gareth
"Terserah apa katamu, yang jelas aku tidak akan membiarkan kau membunuhnya," Zeck kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.
"Seseorang akan menunjukkan sikap aslinya di saat-saat terakhir, seperti pahlawan yang selalu muncul di akhir, dasar berandal kecil tidak akan ku biarkan kau mengacaukan rencana ku," Gareth segera memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Zeck.
"Tangkap dan kurung dia, jangan sampai ia keluar mengacaukan rencana ku!" seru Gareth
"Baik Tuan," Abah buah Gareth segera berlari dan mengejar Zeck.
Mengetahui dirinya diikuti oleh anak buah ayahnya membuat Zeck terpaksa mengambil jalan pintas dan segera mengganti mobilnya.
Ia kembali mempercepat laju kendaraannya mencari keberadaan Tari.
"Dimana kau Tari...."
*Flashback
"Kau mau kemana Tari?" tanya Zeck
"Aku akan pindah dari sini, aku tahu ini rumahmu jadi aku tidak mungkin tinggal di sini lagi setelah kita bercerai bukan," jawab Tari memasukan barang-barangnya ke koper
"Kenapa kau berkata seperti itu, biarkan aku yang keluar dari sini dan tetaplah tinggal di rumah ini," cegah Zeck
"Kau tidak perlu melakukan semua itu Zeck, jangan pernah mengasihani diriku hanya karena tidak punya tempat tinggal. Kau tahu kan aku tidak suka bergantung pada siapapun jadi jangan menghalangi ku. Lagipula Nadya begitu menyukai rumah ini jadi jangan pernah kecewakan dia," Tari menepis lengan Zeck dan pergi meninggalkannya.
*Flashback off
"Aku yakin dia sana," Zeck memutar mobilnya menuju ke Butik Tari
*Ciiitt!!
Lelaki itu segera memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk ke dalam butik.
"Jika kalian datang untuk merampok, maka ambil saja uang di brangkas ku, tapi biarkan aku hidup," ucap wanita itu ketakutan
"Kami tidak bukan perampok kelas teri yang mengambil uang receh dari butik kecil seperti ini. Justru kami akan mendapatkan Jackpot jika berhasil membunuhmu," ucap lelaki itu kemudian menghunuskan pisaunya kearah Tari.
*Dor, dor, dor!!!
Zeck menembaki pria yang hendak menikam Tari hingga ia tumbang.
"Jangan bergerak atau kalian akan mati," ancamnya sembari mengarahkan pistolnya kepada para penjahat itu.
Ia kemudian menggandeng lengan Tari dan membawanya pergi.
"Dia ada di dalam Tuan,"
"Sial, kenapa dia malah membuat masalah di saat seperti ini. Lumpuhkan dia dan kurung di rumahnya," tukas Gareth
"Baik Tuan," lelaki itu segera mematikan ponselnya dan memukul Zeck dengan baton di tangannya.
*Bruuugghh
Zeck seketika langsung ambruk ke lantai.
Tari berjalan mundur menghindari lelaki itu yang terus mendekat kearahnya.
*Buuggghhh!!
Tari tiba-tiba merasakan seluruh ruangan itu menjadi gelap setelah merasakan seseorang memukul tengkuknya dengan keras.
"Cepat bawa Zeck pergi dari sini!"
"Baik Bos!!" semua anak buah Gareth segera pergi meninggalkan tempat itu.
Lelaki itu kemudian mengambil sebuah jerigen berisi bensin dan menumpahkan isinya ke dalam butik.
"Sekarang tidak ada lagi yang bisa menghalangi mu Tuan untuk menjadi penguasa Purnomo Corporindo dan juga ketua Geng Serigala Biru," Lelaki itu segera menjatuhkan koreknya yang sudah menyala dan menutup rapat ruko itu.
Api dengan cepat membakar semua pakaian dan benda-benda yang ada di tempat itu.
"Kenapa panas sekali," Lingga perlahan membuka matanya
"Kebakaran!!" ia segera bangun dan mencoba memadamkan api di sekitarnya.
"Ah sial, rupanya mereka ingin membakar kami hidup-hidup," Lingga segera berlari ke kamar mandi dan mengguyur badannya dengan air dan kemudian mencari keberadaan Tari.
Ia menggendong gadis itu dan membawanya pergi.
"Sialan, kenapa semua pintunya di kunci dari luar, apa yang harus aku lakukan,"
Lingga kemudian menurunkan gadis itu dan berusaha mendobrak pintu belakang Ruko.
*Braakkk!!
"Syukurlah akhirnya berhasil juga,"
Ia segera menggendong gadis itu keluar Ruko.
Lelaki itu memperhatikan apa ada orang yang mengejarnya atau tidak.
"Aku harus segera mendapatkan taksi,"
"Cepat periksa ke belakang Ruko, aku takut dia keluar lewat sana!"
Lingga segera bersembunyi ketika melihat beberapa orang berjalan kearahnya.
"Sial, kenapa mereka masih ada di sini," Lingga kemudian mengambil sebuah batu dan melemparnya kearah berlawanan sehingga para penjahat itu langsung berlari meninggalkan tempat itu.
"Andai saja aku bisa menguasai Ajian Kijang Kencono, pasti aku bisa kabur dari sini dengan aman," Lingga segera berlari meninggalkan tempat itu ketika melihat situasi aman.
"Ternyata ada pahlawan kesiangan, kejar mereka!"
"Ah sial, kenapa mereka bisa tahu. Tari bangun...bangun oii...Tarii!!" Lingga berusaha menepuk-nepuk pipi gadis itu
"Hmmm," Tari akhirnya mulai membuka matanya
"Syukurlah kau sudah bangun, ayo cepat lari!" Lingga menggandeng lengan gadis itu dan membawanya berlari menghindari kejaran para penjahat yang terus mengejarnya.
"Awww!!" Tiba-tiba Tari terjatuh membuat Lingga langsung berhenti dan membantunya berdiri.
"Kau pergi saja, biarkan mereka menangkap ku," tukas Tari pasrah
"Mereka tidak akan mengincar ku, karena mereka mengejar dirimu. Kau bisa mati jika menyerah karena itu memang yang diinginkan para penjahat itu. Cepat bangun dan semangat!" seru Lingga
"Aku sudah menyerah Aryo, aku sudah tidak semangat lagi," tukas gadis itu terisak
"Tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali segala yang terjadi. Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi, jadi jangan menyerah dan semangat!!! " ucap Lingga memberikan semangat padanya
"Kaya lirik lagu," tukas Tari
"Hmmm benar, coba tebak apa judulnya?" tanya Lingga
"Jangan menyerah De massive,"
"Thats right baby,"
"Btw itu lagu kan untuk menyemangati penderita kanker, terus Lo samain gue sama mereka gitu,"
"Sama saja, kalian sama-sama akan segera mati,"
"That's right baby," sahut Lingga
"What!!" seru Tari memplototi Lingga
"Bukan gue yang bilang Tar, tapi dia...." ucap Lingga menunjuk kearah lelaki itu
"Btw kenapa Lo dari tadi selalu jawab pertanyaan gue padahal gue tanya Tari!" seru Lingga menatap lelaki di depannya
"Quiz ini hanya berlaku untuk Tari bukan Lo, jadi jangan sok asik," imbuh Lingga
"Aku memang harus memberitahukan kenyataannya kepada gadis itu bahwa kematian sudah menunggunya, karena kami adalah malaikat pencabut nyawa yang akan mengirimkannya ke Neraka," sahut lelaki itu
"Ah benar juga, tapi seharusnya kau tetap bersemangat Tari, karena meskipun kau harus mati maka matilah sebagai pahlawan bukan jadi pecundang. Andai saja kita bisa bertukar posisi aku pasti akan membantu mu membunuh para bajing*n yang berusaha membunuh mu hanya untuk mendapatkan harta warisan milik ayahmu. Jadi jangan menyerah," ucap Lingga tersenyum simpul padanya
"Cih, bicaralah sepuas kalian sebelum aku menghabisi nyawa kalian berdua," lelaki itu kemudian mengambil sebuah pistol dari saku celananya.
"Buuggghhh!!!
Lingga segera melesatkan tendangannya kearah lelaki itu hingga pistolnya terjatuh. Ia kemudian meluncur mengambil pistol itu dan mengarahkannya kepada lelaki itu.
"Jangan macam-macam dengan Lingga," tukas lelaki itu mengarahkan pistolnya kepada lelaki itu.
"Aku tidak suka membunuh orang, tapi aku tidak akan diam saja melihat penjahat seperti kalian mendzalimi wanita lemah seperti dia,"
*Buuggghhh!!
Lingga meninju hidung lelaki itu kemudian menggandeng lengan Tari dan berlari kearah jembatan.
"Kenapa kau tidak menembaknya?" tanya Tari
"Aku gak bisa nembak Tari,"
"Astoge dasar lemah," sahut Tari
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Tari
"Lompat!" seru Lingga
"What!!"
"Cepat!" Lingga menarik lengan gadis itu dan terjun dari jembatan itu.
*Byuuurrr!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
hahahaha kocak sempet2nya ngobrol sama penjahatnya🤣
2023-11-03
0
Ayuk Vila Desi
ya ampun...emang bener2 anak Rangga
2022-09-11
0
FiaNasa
hadehhhh....bisa²nya si lingga tanya judul lagu saat genting bin darurat 🤣🤣🤣🤣emang dasar koplak
2022-07-13
0