*Sreett!!
"Ck," Lingga membelalakkan matanya dan menelan ludah saat seorang wanita cantik mendekatkan wajahnya
Hembusan nafasnya memburu menatap bibir merah yang membuat jantungnya berdetak kencang.
"Emmmm," suara desahan manja wanita itu membuat Lingga semakin terperanjat melihatnya
"Anj*r," Gadis itu segera membungkam mulutnya membuat Lingga semakin terperangah di buatnya
"Ikuti saja pemainnya jika ingin selamat," bisiknya membuat Lingga semakin panas dingin di buatnya.
"Sial, bagaimana bisa kalian bermesraan di restoran ramai seperti ini, sungguh menjijikkan!" umpat anak buah Gareth kemudian meninggalkannya
"Huft, akhirnya pergi juga tuh para berandalan," tukas gadis itu menghela nafas panjang.
"Terimakasih sudah menolong ku," ucap Lingga segera bangkit dari kursinya
"Duduk saja dulu, mereka bisa melihat mu jika kau langsung keluar dari sini," jawabnya acuh
"Baiklah," Lingga kembali duduk dan sesekali memegangi dadanya yang semakin nyeri dan terasa panas.
Keringat dingin mulai membasahi kening Lingga, dan wajahnya terlihat pucat.
"Sebaiknya kau minum dulu," gadis itu menyodorkan segelas minuman dingin padanya.
"Thanks," Lingga langsung mengambil gelas itu. Baru saja ia akan meneguknya tiba-tiba pandangannya tiba-tiba menjadi gelap.
*Prangg!!!
*Bruuugghh!!!
Gadis itu terkejut melihat Lingga yang jatuh terkulai lemas di lantai.
"Tolong panggilkan ambulance!!" serunya panik
Tidak lama kemudian suara sirine ambulans mendekati tempat itu dan beberapa orang petugas kesehatan segera membawa Lingga menuju ke rumah sakit.
"Apa anda keluarganya?" tanya seorang dokter kepada wanita itu.
"Aku temannya," ucap wanita itu gugup
"Ok, kalau begitu segera urus administrasinya agar kami bisa melakukan tindakan medis,"
"Baik dok,"
*************
"Kenapa perasaanku tidak enak?" Rangga berjalan mondar-mandir di depan rumahnya
"Kenapa aku kepikiran Lingga, apa aku harus menelponnya?" Rangga segera mengambil ponselnya dan menghubungi putra semata wayangnya itu.
*Dreet, dreet, dreet!!
"Angkat apa tidak ya," gadis itu terlihat kebingungan ketika melihat ponsel Lingga terus berdering.
"Daddy...pasti itu dari ayahnya," wanita itu langsung mengangkat ponselnya.
Satu jam kemudian Rangga sudah tiba di rumah sakit.
"Terimakasih sudah menyelamatkan putraku," ucap Rangga ketika bertemu dengan wanita itu
"Sama-sama Om, kalau begitu saya pulang dulu,"
"Silakan," Rangga mengantar wanita itu hingga kedepan pintu keluar.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada mu hingga kau koma seperti ini," Rangga memeriksa tubuh putranya ia terkesima melihat bekas luka di dada Lingga
"Ajian Brajamusti, siapa yang melakukannya padamu Le," Rangga benar-benar terkejut melihat putranya yang sekarat itu.
Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau kehilangan kamu le. Siapa yang bisa mengobati dirimu di era modern seperti ini,
Rangga terus bergumam dan pikirannya semakin berkecamuk memikirkan nasib putranya.
*Tak, tak, tak!!
Rangga mempertajam pendengarannya ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekatinya.
*Krieeet!!!
Seorang lelaki terlihat memasuki bangsal perawatan Lingga dengan mengendap-endap.
Ia berjalan pelan mendekati ranjang pasien dan membuka selimut yang menutupi tubuh pasien.
"Sial, dimana dia!" pekik lelaki itu kesal ketika mendapati Lingga tak lagi ada di brankarnya.
Ia segera keluar dan berlari mencari seseorang yang membawa Lingga pergi.
"Kemana lagi harus ku cari dia," umpat Gareth kesal.
Ia kemudian segera masuk kedalam mobilnya dan melesat meninggalkan rumah sakit.
******"
"Darimana saja kau, kenapa tidak menjawab telpon dariku!"
"Apa peduli mu, lebih baik kau urusi saja perceraian kita aku sudah muak dengan sandiwara ini,"
"Jangan macam-macam Tari!" pekik lelaki itu sembari menatapnya tajam
"Kenapa kau bersikeras mempertahankan hubungan kita, kau tahu kan aku ini cuma anak tiri di keluarga ini jadi jangan harap kau akan dapat harta berlimpah seperti yang lainnya," jawab Tari sinis
"Bukankah sudah aku bilang padamu Tari, aku menikahi mu bukan karena hartamu tapi karena aku mencintaimu!" sahut lelaki itu menariknya
"Cih cinta, jika kau benar-benar mencintai ku tidak mungkin kau berselingkuh di belakang ku. Aku sudah tahu semuanya jadi stop bersikap naif do depanku." Tari segera melepaskan tangan suaminya.
"Kau salah paham sayang, semuanya tidak seperti yang kau bayangkan." tukas lelaki itu mencoba menjelaskan
"Kau pikir aku percaya?. Kau boleh menipu semua orang dengan sikap polos mu itu tapi aku tidak akan pernah tertipu. Kalau kau tidak mau mengurus perceraian kita biarkan aku yang akan mengurusnya,"
"Lakukan aja semua keinginan mu Mentari, karena aku yakin perceraian itu tidak akan pernah terwujud, apalagi ayah dan ibumu semua berpihak padaku," jawab lelaki itu sinis
"Lihat saja siapa yang akan menang Zeck," tantang Tari
"Kau...." Zeck mendorong wanita itu hingga ia membentur dinding kamar.
*Dug!!
"Awww," Tari memegangi kepalanya yang terasa pusing
"Sayang kamu gak papa," Zeck segera mendekati istrinya
"Jangan pura-pura peduli," sahut Tari menepis lengan suaminya
"Tari!!" seru seorang lelaki menghampiri keduanya
"Sudah ku bilang jangan pernah bersikap kasar kepada suamimu!" imbuh lelaki itu memarahinya
"Baik ayah," jawab Tari hanya menunduk
Gadis itu memang tidak pernah sedikitpun membantah ucapan ayahnya meskipun ia tahu jika dia bukanlah putri kandungnya.
Melihat istrinya sudah melunak Zeck segera mengambil es batu untuk mengompres pelipis tari yang lebam.
"Thanks,"
"Sama-sama sayang," Zeck tersenyum simpul melihat istrinya yang mulai melunak
************
"Terimakasih sudah membantuku Ken," ucap Rangga
"Sama-sama Om. Kalau boleh saya sarankan lebih baik Lingga di rawat di rumah Ken saja lebih aman," jawab Kenan
"Terimakasih Ken atas tawarannya tapi Om tidak mau merepotkan keluargamu," jawab Rangga
"Kalau begitu aku pamit Om,"
"Sekali lagi terimakasih Ken," tukas Rangga mengantar pemuda itu
***********
"Cepat cari dimana keberadaan El, aku tidak mau gara-gara anak itu semua usahaku sia-sia!" seru Gareth
"Baik bos," anak buah Gareth segera bergegas meninggalkan ruang kerjanya.
Tidak lama berselang seseorang datang menemuinya.
"Ini surat lamaran dan CV El," tukas lelaki itu menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Gareth.
"Kenapa aku tidak terpikirkan untuk melihat berkas ini dari kemarin," Gareth menyunggingkan senyumnya dan kemudian memeriksa berkas lamaran Lingga.
"Segera siapkan anak buah mu dan kita habisi anak itu dan keluarganya,"
"Baik bos,"
**************
Malam itu suara burung gagak terdengar jelas membuat Rangga keluar rumahnya untuk melihat fenomena alam yang terjadi.
Lelaki itu tersenyum kecut melihat seekor burung gagak hitam bertengger di atap rumahnya.
"Apa sekarang saatnya?" ia kemudian membalikkan badannya memandangi kunang-kunang yang mulai berdatangan di kediamannya.
"Apa kau sengaja datang menjemput ku Barra?" ucapnya lirih
"Setidaknya berikan sedikit waktu padaku untuk mengobati putraku, dia harus sembuh. Aku tidak bisa membiarkannya mati muda, jadi tong bantu aku," Rangga kembali masuk kedalam rumahnya
"Aku tidak akan membiarkan dirimu mati sebelum bertemu belahan jiwamu Lee, untuk itu kau harus segera bangun dan cepatlah sembuh," lelaki itu kemudian menempelkan tangannya dan menyalurkan tenaga dalamnya.
*Braakkkk!!!!
Tiba-tiba terdengar suara seseorang mendobrak pintu rumahnya membuat lelaki itu berjalan keluar menyambut kedatangan tamunya.
Ia tersenyum simpul menatap Gareth yang berdiri di depannya.
"Akhirnya aku bisa bertemu juga dengan lelaki yang sudah membuat putraku sekarat,"
"Bagaimana kau tahu jika aku yang sudah membuat putramu sekarat?"
"Langkah kaki seorang kesatria akan terlihat berbeda dengan seorang penjahat. Di dunia yang sudah modern ini orang sakti hanya bisa dikalahkan oleh orang yang cerdik jadi waspadalah," sahut Rangga
"Kau benar-benar sudah bosan hidup orang tua, habisi dia!" seru Gareth membuat semua anak buahnya langsung menyerang Rangga.
*Braakkkk!!!
Semua anak buah Gareth seketika terpental ketika mendekati Rangga.
"Ternyata benar dugaan ku kau bukan orang biasa, beruntungnya aku sudah mencari informasi tentang dirimu sebelum datang ke tempat ini. Seperti ucapan mu hanya orang cerdiklah yang bisa mengalahkan orang sakti, untuk itulah hanya aku yang bisa mengalahkan mu lelaki tua,"
*Dor, dor, dor!!!
Tiga buah peluru bersarang di jantung Rangga membuat lelaki itu langsung ambruk seketika.
*Bruuugghh!!!
"Cepat cari Lingga dan bawa dia kepada ku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ass Yfa
Rangga sudah dijemput Barra/Sob//Sob//Sob/
2024-02-12
0
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
ternyata Rangga mati di tembak Gerald
2023-11-02
0
FiaNasa
dihhh....gak asyik thoorr Rangga dibuat meninggal dg cepat..padahal masih pengen liat kesomplakan Rangga jika punya menantu m.cucu kayak gimana
2022-07-13
0