"Kalau begitu saatnya aku istirahat," Lingga segera bangun dari kursinya
Tari tiba-tiba memberikan kode dengan menunjuk-nunjuk bibirnya.
"Apa," tukas Lingga lirih
Tari terus menunjuk-nunjuk bibirnya, untuk memberitahukan ada nasi di wajah Lingga. Namun pemuda itu tidak memahami apa kode yang tari maksudkan.
Sial, kenapa dia tidak bicara saja. Kenapa juga wajahnya seperti itu dan menunjuk-nunjuk bibirnya. Dan bibirnya itu...ahhh.
Lingga kemudian mendekati Tari dan menciumnya.
*Cup!
Semua orang terperangah melihatnya.
"Owh!" seru Eva menganga
Begitupun dengan Purboyo yang tak berkedip melihat putrinya yang berubah agresif di depannya.
*Plaakkk!!!
Seketika Tari langsung menamparnya membuat semuanya orang makin kebingungan melihatnya.
"Ohh!!" teriak semua orang bersamaan membelalakkan matanya
"Maaf...." tukas Tari
"Haish!!" Lingga segera bergegas meninggalkan ruang makan
"Wah sejak kapan Tari jadi agresif seperti itu," tukas Eva
"Pasti otaknya error karena tersambar petir kemarin," sahut Putra
"Bisa jadi," timpal Eva
"Sudahlah jangan berisik cepat siapkan semuanya untuk keperluan acara konferensi pers nanti," tukas Purboyo
"Baik ayah," semuanya langsung pergi meninggalkan meja makan.
Tari berjalan menengok ke kamar Lingga.
"Kenapa dia tidur seperti itu, dasar cowok!" Tari segera menyelimuti tubuh Lingga dan menatapnya.
"Semoga kau bisa menyelesaikan semuanya dan kita bisa kembali ke tubuh kita masing-masing, selamat berjuang Aryo whaiting!" ucapnya lirih
Tiba-tiba Lingga menarik lengannya hingga Tari terbaring di sampingnya. Lingga memeluknya seakan Tari adalah bantal guling.
"Jangan berisik, lebih baik tidur saja," ucap Lingga
"Kenapa dadaku berdebar kencang, jangan bilang Aryo jatuh cinta padaku. Tidak boleh kau tidak boleh suka padaku Aryo, jangan hanya karena melihat fisikku yang ayu kau langsung jatuh cinta padanya. Aku akan berusaha menepis perasaannya," Tari berusaha melepaskan lengan Lingga yang mengungkungnya
Semakin Tari berusaha melepaskan diri dari pelukan Lingga, maka semakin erat Lingga memeluknya.
*Krieeet!
Tari segera menutupi wajahnya dengan selimut ketika melihat Eva masuk kedalam kamarnya.
"Ini baju yang harus kau pakai nanti Tari," Eva meletakkan sebuah bag paper di meja rias Tari.
"Kenapa dia tidur seperti orang mati," Eva berjalan mendekatinya
Sial, jangan mendekat....
Tari merasa ketakutan ketika Eva berusaha membuka selimutnya.
"Ngapain Lo di sana, cepat ikut aku meninjau kesiapan gedung tempat acara konferensi pers berlangsung," tukas Putra memanggilnya
"Ok," tukas Eva merapikan kembali selimut Tari
Ia kemudian meninggalkan ruangan itu menyusul Putra.
Padahal aku penasaran dengan Tari, kenapa dia tidur seperti itu, padahal dia takut gelap.
"Syukurlah," Tari segera bangun dan menyingkirkan lengan Lingga yang memeluknya.
"Dasar cabul!" makinya kemudian keluar meninggalkan ruangan itu.
Pukul empat sore, semuanya sudah bersiap untuk pergi ke tempat konfrensi pers. Mereka tampak menunggu Tari yang belum keluar dari kamarnya.
Tidak lama kemudian Lingga keluar dari kamarnya membuat semua orang tercengang melihatnya.
"Kenapa, apa kalian terpesona dengan kecantikan ku?" tukas Lingga dengan senyuman mengedipkan matanya
*Ting, Ting, Ting!
"Tari, kenapa kau memakai baju seperti itu!" seru Eva
"Emang ada yang salah?" sahut Lingga
"Kenapa kau tidak memakai gaun yang ayah persiapkan?" tanya Purboyo
"Ah itu, aku lebih nyaman pakai baju seperti ini. Tapi ...kalau ayah tidak suka aku akan menggantinya," tukas Lingga
"Biar saya saja yang membantunya Tuan," tukas Tari
"Hmmm," Purboyo mengangguk menyetujui permintaan Tari
Tari segera menggandeng Lingga menuju ke kamarnya.
"Wah, dia berani sekali menggandeng Tari, sepertinya mereka perlu di curigai. Jangan-jangan mereka itu...." tukas Eva curiga
"Jangan berpikir macam-macam, Tari bukan orang seperti itu yang mudah jatuh cinta dengan sembarang pria." potong Purboyo
"I..iya ayah,"
"Lebih baik kalian segera bergegas ke sana , dan Kau Putra...pastikan keamanan gedung itu terjamin," tukas Purboyo
"Baik ayah," Putra segera menarik Eva meninggalkan tempat itu.
Sementara itu Tari segera membuka paper bag yang ada di atas meja rias.
"Cepat ganti bajumu dengan gaun ini," tukas Tari
"Apa, aku haru memakai gaun seperti seorang wanita?, No...tidak mau," tolak Lingga
"Tapi sekarang kau memang sedang menjadi wanita Aryo, jadi cepatlah pakai baju ini dan jangan membuat ayahku curiga!" seru Tari
"Maafkan aku Dad, bukan maksudku untuk menjadi cowok melambai tapi semua ini ku lakukan karena tuntutan peran, sorry...."
"Dih Lebay,"
Lingga segera membukakan bajunya didepan Tari membuat ia langsung menutup matanya.
"Astoge, kenapa kau begitu ceroboh Aryo!" seru Tari langsung memalingkan wajahnya
"Aku lupa Taro," ucapnya sembari terkekeh.
"Awas aja kau melakukan hal seperti ini lagi, aku kehancuran wajahmu ini," ancam Tari
"Ampun Taro, gak lagi-lagi janji," sahut Lingga mengedipkan matanya
"Tari bukan Taro," cibir Tari
"Taro sama dengan Tari dan Aryo, wkwkwk." sahut Lingga terkekeh
"Hmmm,"
"Sekarang bantu aku cepat," tukas Lingga meminta Tari untuk menarik risleting gaunnya.
"Oh kenapa wanita begitu ribet ya, mana dadaku sesak banget. Aku kesulitan bernapas Taro," tukas Lingga memegangi dadanya
"Berhenti bersikap norak dan jangan sentuh area itu lagi, awas kalau ketahuan aku akan menghajar mu!" ancam Tari mengepalkan tangannya
"Iya Bos, galak amat!" sahut Lingga
"Sebaiknya kau pakai sepatu ini saja, aku tahu kau pasti tidak bisa berjalan jika memakai high heels," Tari mengambilkan sebuah sepatu senada dengan gaun yang di pakai Lingga dan memakaikannya.
"Hmmm, so sweat banget sih kamu Taro," tukas Lingga dengan tatapan menggoda
"Jangan menatapku seperti itu, atau aku colok matamu!" hardik Tari
"Uh takut," tukas Lingga gemulai membuat Tari terkekeh mendengarnya.
*********
"Mereka akan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hasil tes DNA Tari di Gazebo Purboyo building pukul empat sore,"
"Aku tidak percaya kau gagal melaksanakan tugas mu kemarin, padahal selama ini kau tidak pernah gagal dalam melakukan tugasmu,"
"Waktu itu kami merasa seakan merasa terhipnotis setelah mendengar suara seseorang berkidung Tuan,"
"Sudahlah jangan bahas itu lagi. Pastikan kau tidak gagal kali ini Kevin," tukas Gareth
"Baik Tuan," Kevin segera berjalan meninggalkan Gareth.
"Kali ini aku tidak bisa membiarkan Kevin bekerja sendirian, aku takut Purboyo menggunakan kekuatan supranaturalnya lagu seperti tempo hari," Gareth segera bergegas menyusul Kevin menuju ke Gazebo Purboyo building.
*Tak, tak, tak!!!
Semua mata menatap Lingga yang terlihat anggun dan menawan dengan gaun yang di pakainya.
Semua kamera langsung menyorot kearahnya, manakala ia memasuki ruangan itu.
Tari terus berjalan di sampingnya untuk menjaganya meskipun ada beberapa bodyguard lain yang mengamankannya.
Lingga terus berpose ketika para wartawan terus mengambil gambarnya.
"Jangan norak," bisik Tari
"Kapan lagi bisa jadi artis seperti ini," sahut Lingga
"Ish,"
Lingga segera duduk di samping Purboyo dan konferensi pers pun di mulai.
Purboyo kemudian mengambil alih acara dan mengumumkan hasil tes DNA Tari.
Saat semua orang sedang sibuk mendengarkan paparan Purboyo yang membuat mereka tercengang. Seseorang tampak mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya kepada Lingga.
"Cih, Ternyata dia belum kapok juga," Lingga tersenyum sinis ketika melihat seorang lelaki yang tengah membidikkan senapan kearahnya.
Kali ini terpaksa aku harus gunakan kekuatan supranatural ku untuk menyelamatkan Tari,
Lingga memejamkan matanya sejenak dan menatap lelaki itu.
"Sekarang saatnya,"
Kevin menarik pistolnya dan dengan cepat peluru itu melesat kearah Tari.
Namun tiba-tiba saja peluru itu berhenti tepat di depan mata Lingga membuat semua orang terperanjat melihat termasuk Purboyo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
wow akhirnya lingga keluarkan supranatural nya
2023-11-07
0
FiaNasa
lah si tari mengancam g boleh sentuh area itu,,,trus klau lingga mandi / kebelet gimana bersihinnya klau g boleh kepegang🤣🤣🤣
2022-07-13
0
Dewi
bang Lee keren 😍
2021-12-17
0