*Flashback !
"Apa benar harta Karun itu ada?"
"Ki Gendon tidak pernah bohong, pasti informasi itu akurat. Apalagi itu adalah harta peninggalan milik salah satu pasiennya, jadi sudah ia tidak bohong. Hanya saja kita perlu bekerjasama untuk menggali harta Karun itu." sahut Gareth
"Kalau begitu malam ini kita harus mendatangi rumah tua itu,"
"Ok, aku akan menjemputmu di kampus setelah pulang kerja," sahut Gareth
"Ok,"
"Belajar ya benar agar kau jadi orang yang sukses tidak seperti diriku," tukas Gareth
"Thanks Abang," Purboyo segera turun dari motor Gareth dan melangkah masuk ke dalam kampus.
"Nitha!" seru Purboyo mendekati seorang gadis cantik tak jauh darinya.
"Tumben kamu datang pagi bukannya gak ada kuliah ya?" tanya Purboyo
"Aku mau menemui Purnomo,"
"Memangnya ada apa?" tanya Purboyo
"Ah, itu masalah pribadi."
"Oh begitu rupanya,"
"Iya, kalau begitu aku permisi dulu ya," Nitha segera berlalu meninggalkan Purboyo
Karena penasaran Purboyo diam-diam mengikuti gadis itu.
"Mas Pur?" sapa Nitha menghampiri lelaki itu
"Kenapa datang ke kampus pagi-pagi, bukankah kau tidak ada kuliah hari ini?" sahut Purnomo
"Aku hamil mas," tukas wanita itu membuat Purnomo terbelalak begitupun dengan Purboyo yang menguping pembicaraan keduanya.
Dia hamil, dasar Purnomo sialan!
Purboyo begitu geram mengetahui wanita yang di cintai tengah berbadan dua, ia kemudian meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang berkecamuk.
Setelah semua mata kuliahnya selesai Purboyo sengaja menunggu Purboyo keluar dari kelasnya.
*Buuggghhh!!
Ia segera melayangkan tinjunya begitu melihat Purnomo keluar dari kelasnya.
"Apa-apaan ini!" seru Purnomo meradang
"Kau benar-benar brengsek Pur, kau sudah menikah tapi kau juga menghamili Nitha, dasar brengsek!" seru Purboyo kembali melepaskan tinjunya ke wajah Purnomo
"Aku memang brengsek dan pantas mendapatkan semua ini, pukulah aku jika itu membuatmu lega," jawab Purnomo lirih
"Dasar brengsek!" Purboyo kemudian melepaskan pukulannya berkali-kali ke arah Purnomo hingga lelaki itu benar-benar jatuh tak berdaya.
Setelah puas memukulinya iapun pergi meninggalkannya di depan ruang kelasnya.
Setibanya di gerbang kampus, Gareth sudah menunggunya.
"Kita berangkat sekarang," tukas Gareth memberikan helm kepada Purboyo
"Apa tidak bisa lain kali saja?" tanya Purboyo
"Memangnya kau kenapa, wajahmu terlihat kusut sekali apa kau sedang ada masalah?" tanya Gareth
"Nitha hamil," jawabnya lirih
"Kau menghamili dia?" tanya Gareth
"Purboyo, dia yang menghamilinya,"
"Mereka sudah pacaran begitu lama wajar saja jika Nitha hamil. Lalu apa yang membuatmu kesal?" tanya Gareth
"Tentu saja aku kesal padanya karena ia sudah memiliki istri tapi masih saja selingkuh dengan Nitha,"
"Asal kau tahu Purboyo belum menikah, kau pasti cemburu padanya karena kau menyukai Nitha bukan?"
"Darimana kau tahu dia belum menikah, lalu wanita yang ada di kostnya itu siapa?" tanya Purboyo
"Dia kakaknya yang baru saja di tinggal mati suaminya dan sekarang tinggal bersamanya. Aku tahu pasti wanita itu karena dia adalah mantan istri sahabatku," sahut Gareth
"Astaga, kenapa dia diam saja saat aku memukulinya tadi," tukas Purboyo
"Sudahlah kau tidak perlu merasa bersalah, jangan ulangi lagi." Gareth segera naik keatas motornya diikuti oleh Purnomo yang duduk di belakangnya
Keduanya melesat menembus kegelapan malam menuju ke sebuah rumah tua peninggalan jaman Belanda.
Setibanya di tempat itu keduanya langsung masuk kedalam rumah tua itu.
"Apa benar lokasinya di sini," tukas Purboyo memasuki sebuah kamar tidur yang cukup besar.
"Aku rasa kita tidak salah, karena hanya kamar tidur ini yang paling besar diantara yang lainnya. Ini pasti tempat tidur sang pemilik rumah," sahut Gareth
"Kenapa aku begitu takut Garry, ruangan ini terasa begitu dingin dan menyeramkan," ucap Purboyo
"Bagaimana kau bisa ketakutan dengan cincin sakti di tangan mu," sahut Gareth
"Abaikan saja suara-suara gaib itu dan tetap fokus mencari brangkas harta Karun itu," Gareth mulai mencari mencari berangkas itu.
Keduanya tidak berusaha mengusir dan melawan semua mahluk halus yang mengganggunya.
"Aku tidak tahan lagi Garry," tukas Purboyo yang kewalahan menghadapi para lelembut penghuni rumah tua itu.
"Tinggal lemari itu yang belum kita buka," Gareth perlahan mendekati lemari antik itu dan membukanya.
*Krieet!!
Perlahan ia membuka pintu lemari itu, wajahnya berseri ketika melihat sebuah berangkas kecil di dalam lemari itu.
"Usaha tidak akan membodohi hasil," lelaki itu segera mengambil berangkas kecil itu, akan tetapi tiba-tiba sebuah mahluk menyeramkan muncul dari dalam lemari itu dan mencekiknya.
Tentu saja Purboyo yang kaget langsung terjerembab ke lantai menatap sosok mahluk mengerikan di depannya.
Ia kemudian bangkit dan berlari meninggalkan tempat itu.
"Boy...jangan pergi!!" seru Gareth memanggilnya
Namun Purboyo yang sangat ketakutan melihat mahluk gaib itu tak menghiraukan panggilan sahabatnya itu.
*Braakkk!!
Purboyo yang berlari ketakutan menabrak Purnomo.
"To...to ...long!!" serunya gemetaran
"Apa yang terjadi dengan mu, kenapa kau begitu ketakutan?" tanya Purnomo
Purboyo hanya menunjuk kearah rumah tua yang tak jauh dari tempat itu.
Melihat wajah Purboyo yang tamapk pucat pasi dan tubuhnya terus bergetar membuat ia bisa menerka sesuatu yang mengerikan terjadi di rumah itu.
"Apa Garry ada di sana?" tanya Purboyo seakan bisa menebak jika Purboyo pergi ke rumah tua itu bersama Gareth.
Purboyo hanya mengangguk gusar, seketika Purnomo segera berlari kearah rumah tua itu untuk menyelamatkan Gareth.
*Braakkk!!
Purnomo membelalakkan matanya ketika melihat Gareth yang sudah kehabisan nafas karena mahluk itu terus mencekiknya.
Ia segera mengambil benda apa saja yang ada di depannya dan melemparkannya kerah mahluk tersebut, namun Buto ijo itu tidak melepaskannya.
Purnomo berusaha menarik Gareth dari cengkraman mahluk itu, akan tetapi mahluk itu langsung mengibaskan tangannya kearah pemuda itu hingga Purnomo terhempas dan menghantam furniture di kamar itu.
*Braakkkk!!
"Aww, sial," Purnomo mencari akal untuk menghentikan mahluk itu yang kini mulai mengincarnya.
Ia melihat sebuah cincin yang berkilau di dalam sebuah kotak kotak kaca yang di gembok.
Ia segera menghampiri kotak kaca itu dan mengambil sebuah kursi untuk memecahkannya.
*Praanngg!!
Melihat Purnomo akan mengambil cincin sakti itu, sang Buto ijo segera melemparkan Gareth, dan menyerang Purnomo.
*Bruuugghh!!
Purnomo berusaha melepaskan diri dari cengkraman mahluk gaib itu, namun usahanya sia-sia mahluk itu terlalu kuat untuk ditaklukkannya.
Darah segar mulai mengalir saat kuku-kuku tajam Buto ijo itu menembus lehernya, membuat Purnomo semakin lemas.
Melihat Buto Ijo itu berkonsentrasi dengan Purnomo Gareth segera mengambil berangkas itu dan berlari meninggalkan Purnomo.
Sementara itu Purnomo berusaha menggerakkan tangannya untuk meraih cincin yang tergeletak tidak jauh darinya.
*Grep!!
Purnomo tersenyum simpul ketika berhasil mendapatkan cincin itu dan menempelkannya ke tubuh Buto ijo itu. Ajaibnya tubuh Buto ijo itu tersedot masuk kedalam batu cincin itu.
Ia segera bangun dan berjalan keluar dari rumah tua itu, ia menghentikan langkahnya ketika melihat Gareth di lilit oleh seekor ular berkepala Manusia.
"Tolong aku Pur," ucapnya lirih
Purnomo berjalan mendekati mahluk itu dengan hati-hati.
"Jangan ikut campur anak muda, kau boleh mengambil cincin itu tapi tidak boleh mengambil harta ini. Karena harta ini milikku," ucap wanita itu
"Kalau begitu lepaskan sahabatku," tukas Purnomo
"Apa kau akan melepaskan aku jika aku melepaskan sahabatmu," tukas wanita itu.
"Tentu saja, aku tidak akan membunuhmu ataupun mengurung mu dalam cincin ini jika kau mau melepaskan temanku,"
Ular itu kemudian melepaskan Gareth dan segera menghilang dari tempat itu.
"Kenapa kau melepaskannya?" tukas Gareth
"Nyawamu lebih penting dari harta itu,"
"Tapi harta itu lebih penting!" seru Gareth kesal
"Lihatlah, mahluk itu meninggal brangkasnya," tunjuk Purnomo
Gareth segera mendekati brangkas itu dan berusaha membukanya. Namun usahanya sia-sia.
Gareth kemudian membawa pulang brangkas itu, dan berusaha membukanya. Namun usahanya sia-sia. Hari demi hari berlalu hingga satu tahun lamanya brangkas itu tetap tidak bisa terbuka hingga Gareth dan Purboyo putus asa.
Hingga pada suatu hari keduanya memberikan brangkas itu kepada Purnomo dan menukarnya dengan cincin sakti miliknya.
"Benarkah kalian akan menukarnya dengan cincin ini?" tanya Purnomo
"Tentu saja,"
"Apa kalian tidak menyesal, jika di brangkas ini berisikan harta Karun seperti yang kalian cari selama ini?" tanya Purnomo
"Percuma saja, karena kami tidak bisa membukanya. Dan kami yakin kau juga tidak akan bisa membukanya. Anggap saja itu sebagai kado pernikahan mu dengan Nitha," sahut Gareth
"Baiklah aku terima kotak ini," Purnomo kemudian memberikan cincin sakti miliknya dan menerima brangkas itu.
Ia segera membuka pengait kotak itu dan seketika brangkas itu langsung terbuka.
Gareth dan Purboyo begitu tercengang melihat isi dalam kotak itu.
"Emas,"
Dan saat itulah Purnomo mulai merintis usaha dengan emas itu hingga mendirikan PURNOMO CORPORINDO.
*Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
saat Purnomo di cekik Buto ijo Gerard gak nolongin sama sekali padahal tadi di tolong sama Purnomo udah kelihatan hatinya Gerald jahat dan serakah
2023-11-08
0
Chercher
begitu ceritanya awalnya
2023-01-08
0
Ayuk Vila Desi
apa itu cincinya tania
2022-09-11
0