"Lemburan lagi?"
Zion menatap Zia dengan takjub yang susah payah menggotong kantong besar berisi potongan kain yang akan dijahit.
"Kamu ngga takut sakit kerja sampe ngga ada istirahat?"
Tanya Zion cerewet.
Zia mendengus.
"Trus gimana? Seharian ini kerjaanku banyak yang salah, jadi ngga bakal ikut itungan nanti pas gajian. Biar nutup aku harus lembur."
Zia meletakkan kantong besar itu di dekat mesin jahit, ia kemudian menggeliatkan tubuhnya sejenak, lalu membuka jaket, topi dan tas selempangnya.
"Kamu sudah makan?"
Tanya Zia sambil melempar jaket dan tasnya, begitu juga topinya. Zion menggeleng-gelengkan kepalanya, ngga kebayang rasanya punya istri kayak Zia, pikir Zion.
Zia menuju dapur untuk mengambil air dingin dari kulkas, menuangnya ke dalam gelas lalu meneguknya hingga habis.
"Gila gerah banget hari ini..."
Zia mengipasi dirinya dengan kedua telapak tangannya, berjalan lagi ke ruang depan, menyalakan kipas angin dan duduk sila di depannya.
"Aaaa... Aaaa..."
Zia membuka mulutnya ke arah kipas angin sambil mengeluarkan suara-suara aneh.
Zion menepuk dahinya sendiri.
"Gadis aneh, bagaimana bisa dapat pacar kelakuannya begitu." Gumam Zion sambil bersiap rebahan lagi di atas karpet.
Tapi baru saja Zion duduk, tiba-tiba...
"Eh..."
Zia tiba-tiba menghadap ke arah Zion yang tanpa ia sadari sudah duduk di belakangnya, lagi-lagi wajah mereka berdekatan dan membuat keduanya sejenak hanya saling menatap, lalu berapa detik berikutnya saling membuang muka...
"Hah panas panas..."
Zia menyorongkan wajahnya makin dekat dengan kipas angin, ia tak mau wajahnya jadi memerah seperti tomat lagi dan Zion melihatnya.
"Aku mau keluar dulu..."
Kata Zion akhirnya. Hantu tampan itu melayang keluar rumah.
Apa ini...
Batin Zion merasa aneh.
Mata itu, tatapan mata bening itu, kenapa tiba-tiba membuat jantungnya berdegup kencang.
((Ah yang benar saja, aku hantu kenapa punya jantung. Heh penulis yang bener... Zion sewot.))
Hihihi...
Zion duduk di teras rumah Zia, menatap jalanan yang lengang, sampai kemudian sebuah motor memasuki halaman rumah, siapa lagi kalau bukan Dimas.
Zion memandangi kedatangan cowok itu, sepertinya ia juga baru pulang kerja.
Dimas turun dari motor, ia tampak membawa satu kotak martabak. Zion tersenyum sinis.
"Usaha banget tiap hari kasih makanan, padahal Zia sudah kerja siang malam begitu mandiri, dia bukan tipe gadis yang suka dikasihani."
Zion tiba-tiba ngedumel tak jelas.
Lalu Zion baru akan melayang lagi, saat sebuah motor lain juga masuk ke halaman, dua orang laki-laki ada di atas motor itu.
Zion mengernyitkan kening.
Siapa mereka? Batin Zion.
"Dim, kita ke rumah dulu apa gimana?" Tanya yang ada di boncengan.
"Ya, langsung saja ke rumah."
Kata Dimas.
Dua orang itu kemudian keluar dari halaman lagi, dan tancap gas ke rumah Umi Dimas.
Zion sejenak terdiam. Aroma itu, aroma parfum itu, Zion merasa tak asing, yah... Zion melihat ke arah Dimas yang kini siap mengetuk pintu rumah Zia, lalu Zion melihat ke ujung jalan di mana rumah Umi Dimas berada...
Dua laki-laki itu, siapa mereka?
**-------**
Zia menatap sekotak martabak pemberian Dimas. Entah kenapa makin hari makin tak nyaman ia menerima makanan-makanan dari Dimas.
Sebetulnya Zia sudah lama sekali menerima kebaikan Umi, tapi belakangan sikap Dimas menurut Zia semakin berlebihan.
Zia tau jika Dimas mungkin hanya ingin berbuat baik padanya, tapi apa yang Dimas lakukan kadang justru membuat Zia tidak nyaman. Termasuk mengunjunginya di saat hari sudah malam seperti sekarang.
Zia menghela nafas...
Malas mau makan, Zion juga entah ke mana. Lalu Zia ingat Mbak Tinah, maka ia langsung saja menelfon Mbak Tinah.
"Lagi di mana Mbak?"
Tanya Zia.
"Oh, Mbak lagi di rumah teman Mbak Zi, ada apa?"
"Kirain lagi di rumah."
"Kenapa?"
"Mau Zia kasih martabak."
"Ooh, siap, sebentar lagi pulang kok, cuma lagi ngomongin kerjaan."
"Oke deh, kalo udah nyampe rumah kabarin ya mbak."
"Siaaaap."
Tut... telfon ditutup. Zia beranjak ke kamar mandi, ia ingin segera membersihkan diri dan seperti biasa membuat mie instan lalu menikmati makan malamnya.
Zia baru selesai mandi saat melihat Zion sudah duduk selonjor sambil menatap nanar hp Zia yang menyala karena ada panggilan masuk.
"Kenapa ngga diangkat sih?"
Kesal Zia sambil buru-buru meraih hpnya begitu melihat nama Mbak Tinah yang ada di layar hp.
"Gimana mau angkat, lagian kalo bisa juga dia akan ngira kamu kumpul kebo belum nikah ada cowok dalam rumah."
Zion balas ngomel.
"Hai mbak, udah di rumah ya?"
Tanya Zia tanpa memperdulikan Zion lagi.
"Iya nih Zi, kamu sekalian aja makan malam di sini, Mbak masak opor ayam nih, tapi Bapak anak-anak malah sif malam, jadi masih lebih banyak nih opor."
Kata Mbak Tinah membuat Zia bersemangat.
"Oke mbak, tunggu aku,"
"Sip."
Zia kemudian langsung memakai jaketnya lagi, buru-buru memasukkan kotak martabak ke dalam kantong lagi dan bersiap pergi.
"Ke mana malam-malam?"
Tanya Zion yang berdiri lalu melayang mendekati Zia.
"Ke rumah Mbak Tinah, tuker martabak dengan nasi opor."
Kata Zia sambil mengerling.
Jiaah yang benar saja, itu martabak dapet dari orang malah di tukerin nasi opor ke orang lagi. Parah emang ni cewek. Zion benar-benar takjub.
"Mau ikut nggak? Opor lho..."
Zia cekikikan. Zion mendengus tapi akhirnya mengekor juga.
Begitu sampai di rumah Mbak Tinah, Zia disambut dengan suka cita, tentu saja karena martabak favorit Mbak Tinah ada di tangannya, plus juga sepertinya memang mbak Tinah sedang bahagia.
Mungkin dia habis dapat arisan. Pikir Zia.
"Mbak ambilkan minum dulu Zi, sama piring, yuk yuk..."
Mbak Tinah langsung menarik Zia ke ruang makan rumahnya. Suasana rumah sudah sepi, pasti kedua anak Mbak Tinah sudah tidur.
Tak sampai satu menit, Mbak Tinah sudah kembali ke ruang makan dengan piring untuk Zia, satu gelas kosong dan satu botol berisi air putih dingin.
"Nasi ambil sendiri aja Zi, yang banyak."
Kata Mbak Tinah sambil membukakan penutup di atas meja makan, satu mangkok besar opor ayam tersaji di sana, satu piring tempe tahu dan sambal juga.
Mbak Tinah juga mengambilkan satu toples kerupuk udang dan diletakkan di sana.
Zia mengambil nasi dari Magicom tanpa malu-malu, sepertinya ini bukan pertama kali ia makan malam di rumah Mbak Tinah.
"Eh Zi, tadi kamu tau ngga Mbak Tinah habis dari mana?"
Tanya Mbak Tinah yang sudah duduk di kursi ruang makan dan mulai membuka kotak martabak, ia mengambil satu potong dan langsung menikmatinya.
"Dari mana Mbak? rumah teman bukan?"
Tanya Zia yang ikut duduk setelah mengambil nasi.
Zion sendiri sudah lebih dulu duduk di kursi yang kosong di depan opor ayam.
Ish, Zia mendesis melirik Zion sambil menuang kuah opor ke atas nasi.
"Lebih tepatnya bukan rumah teman Mbak sendiri sih, tapi rumah majikannya."
Kata Mbak Tinah sambil tetap mengunyah potongan martabak di mulutnya.
"Majikannya lagi cari orang baru, sudah dua belas yang di pecat selama dua bulan ini."
"Hah, dua belas orang dalam dua bulan?"
Zia terkejut. Mbak Tinah mengangguk.
"Kamu inget nggak dulu yang kata Mbak Tinah pacarnya Veronika, yang kayak oppa Korea itu."
Zia menatap Zion, jangan-jangan...
"Tuan muda itu kayaknya lagi patah hati sejak putus temperamennya jadi payah, sekarang lagi susah nyari pelayan buat bantuin keperluan dia."
"Oooh..."
Zia mantuk-mantuk sambil saling berpandangan dengan Zion. Lalu...
"Kamu tau ngga Zi bayarannya berapa dalam satu bulan kerja di sana?"
"Berapa Mbak?"
Tanya Zia yang mulai menikmati nasi opornya.
"Sepuluh jetiiii... itu sudah termasuk makan bebas di rumah itu, dapet fasilitas motor buat dipakai sendiri, dan kalau lagi beruntung bisa diajak pergi juga saat si Tuan muda perjalanan bisnis."
"Hah... Sepuluh juta?"
Mata Zia membelalak.
"Mbak disuruh temen Mbak buat bantu cariin orang, kalo kamu punya kenalan bilang ya Zi, nanti kita bagi dua uang..."
"Aku aja Mbak."
Zia malah langsung memotong kalimat Mbak Tinah.
"Hey Zi, kamu gila apa?"
Zion protes.
Tapi Zia tak menghiraukan, buatnya kapan lagi bisa dapat gajian sepuluh juta perbulan dan fasilitas sebagus itu.
"Serius Zi?"
Mbak Tinah berbinar-binar.
Zia mengangguk mantap.
**------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
Ray
Sambil menyelam minum air, kembung deh tuh perut😂🙏 Bah kalo Zia bekerja dirumahnya Zion, pasti bisa cari tahu kemana dan apa yg terjadi dengan Zion asli kan, sudah jadi kerja deh disana😂🙏
2022-09-16
0
Yuni Verro
dibantu selidikin zion
2022-05-19
0
༺❥ⁿᵃᵃꨄ۵᭄
Ya Zion jgn mrh dulu donk,,, yg Ad itu kesempatan bwt zia spa tw dpt informasi yg lbih akurat klu krja di tmpt yg nyamar jd zion,,,
2022-03-02
1