"Uhuk uhuk uhuk..."
Zia masih batuk-batuk, baru kali ini ia sampai di cekik hantu.
"Minum air hangat."
Kata Zion memberi saran, ia duduk di karpet, sementara Zia duduk selonjor sambil bersandar pada tumpukan bantal di atas kasur.
"Males harus rebus air."
Kata Zia.
Lagian ni hantu bebenah bisa, tapi masak ngga mau.
"Minta saja Dimas bawakan air hangat."
Zion memberi saran lagi.
Zia melirik jam dinding yang menempel di dinding rumahnya, persis di sebelahnya ada tokek sedang menguping mereka.
"Sudah jam sebelas malam, dikira aku mau lahiran apah jam segini sampe ganggu tetangga minta air anget."
Zia misuh-misuh. Lalu...
"Uhuk uhuk uhuk..."
Zia batuk lagi.
Zion menghela nafas.
"Lagian kamu sok bantuin keluarga Mpok Romlah segala, gini kan akhirnya risikonya, mana ngga ada asuransi jiwa."
Zion kemudian merebahkan tubuhnya di atas karpet.
Zia sejenak mengamati sosok hantu itu. Zia ingat kejadian saat Murni mencekiknya dan Zion sigap menolongnya.
Ah' jika tadi tidak ada Zion, mungkin Zia sekarang sudah mati.
"Betewe, thanks yah..."
Kata Zia akhirnya.
Zion yang mendengar Zia mengucapkan terimakasih langsung menoleh ke arah Zia. Tapi Zia cepat-cepat meringkuk, dan pura-pura tidur.
Zion mengulum senyum.
"Huh, ngucapin makasih pake malu-malu."
Batin Zion, lalu memejamkan matanya.
Matahari bersinar cerah, lautan yang luas terlihat biru senada dengan langit yang menghampar di atasnya.
Zion kecil berdiri di bibir pantai, di sebelahnya seorang anak perempuan kecil memakai baju kuning juga ikut berdiri menghadap ke arah yang sama.
Angin menerpa wajah keduanya.
"Aaaaaaaaaaaaaaa...!!"
Zion kecil berteriak kepada ombak.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!!"
Anak perempuan kecil itupun mengikuti.
Setelah itu keduanya tertawa kecil, berlari-lari sambil melompat.
Wajah-wajah itu begitu cerah. Senyum mereka merekah lebar seolah tanpa beban.
Dan...
Dukg !!
"Aww...!!"
Zion terbangun. Diusapnya kepalanya yang terkena tendangan kaki Zia yang kini sudah tertidur lelap.
Ish... Zion mendesis.
"Lihat dia, mana ada gadis bisa tidur tanpa tau malu di depan cowok,"
Zion menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ia kemudian menatap langit-langit rumah Zia yang catnya sudah kusam.
Pasti rumah itu sudah cukup lama tidak di cat ulang, pikir Zion.
Sebetulnya kasihan juga jika melihat kehidupan Zia.
Zion menatap ke sekililing ruangan. Hampir tak ada perabotan model baru dan mahal. Tapi, untungnya rumah ini milik Zia sendiri, setidaknya ia akan tetap bisa tinggal di rumahnya tanpa takut harus pindah ke mana-mana.
Zion akhirnya mulai mengantuk lagi. Saat kemudian bayangan wajah artis yang ada di TV itu kembali muncul.
Siapa dia sebetulnya, kenapa Zion benar-benar merasa tidak asing dengannya.
Zion berusaha sekuat tenaga untuk mengingat, tapi hasilnya tetap saja tidak bisa. Ia tak mampu mengingat apapun selain ia seolah pernah mengenal dan sering bicara dengan artis itu.
Yah artis yang cantik itu.
Siapa namanya kata Zia tadi sore?
Veronika. Yah Veronika. Veronika Wijaya.
Mungkinkah ia sungguh-sungguh pernah mengenalnya semasa hidup? Atau justeru seperti yang dikatakan Zia, bahwa bisa jadi ia hanya merasa kenal karena wajah Veronika memang bisa dijumpai di mana saja.
Aargghh... !! si hantu Zion mengacak-acak rambut kepalanya sendiri. Rasanya ia jadi kesal sendiri saat mencoba mengingat sesuatu tapi tak bisa mengingat.
**------**
Pukul dua dini hari, Zia terbangun dari tidurnya.
Kepalanya agak pusing dan ia merasa benar-benar haus.
Zia kemudian beranjak dari kasur, lalu berjalan malas menuju dapur untuk mengambil air minum.
Setelah meneguk satu gelas air putih, Zia kembali ke kasurnya.
Dilihatnya Zion tertidur lelap. Mungkin ia lelah setelah menghabiskan energinya untuk ribut dengan Murni.
Zia menghela nafas.
Terbayang lagi wajah Murni yang pucat pasi dengan air mata darah dari sudut matanya.
Zia sedikit merinding, apalagi jika ingat bagaimana tangan Murni mencekiknya dengan keras tadi, kuku jarinya yang panjang rasanya hampir merobek urat-urat di leher Zia.
Zia menatap Zion yang tertidur pulas.
Hantu aneh ini, sebetulnya darimana asalnya?
Zia kemudian ingat Zion seharian memintanya mencarikan informasi soal artis Veronika Wijaya.
Ziapun mencari hp miliknya. Setelah ketemu, Zia langsung bertanya pada Mbah Google.
Veronika Wijaya, gadis Indo Jerman itu begitu cantik.
Matanya bulat dengan bulu mata lentik meskipun tanpa bulu mata badai gelombang tsunami apalah, hidungnya mancung dengan bibir tipis merah muda. Kulitnya putih. Tubuhnya langsing dan tinggi semampai.
Veronika Wijaya, bukan hanya dikenal sebagai foto model, namun ia juga artis sinetron yang cukup sering wara wiri di stasiun TV.
Zia kemudian melakukan pencarian.
Ketik Veronika Wijaya, lalu muncul semua berita tentang dia di sana.
Zia menggulir dari atas ke bawah semua berita tentang artis pendatang baru yang namanya cukup cepat melesat itu.
Berita tentangnya cukup banyak, meski lebih banyak tentang gosip asmaranya dan liburan ke sana ke mari, bukan prestasi, hihihi...
Sampai kemudian setelah sekian kali mengganti halaman, akhirnya ada satu berita yang menarik perhatian Zia.
Veronika terciduk bersama CEO salah satu Mall di Jakarta berlibur ke Korea.
"Waw..."
Zia jadi ingat kata-kata Mbak Tinah saat di rumah Umi.
Zia mengklik berita itu, membacanya sekilas-sekilas.
"CEO salah satu Mall di Jakarta, siapa dia?"
Zia mencoba menerka. Tapi jelas saja otaknya tidak sampai ke sana.
Zia tidak tahu nama-nama orang yang duduk di jabatan CEO di negri ini. Ah jangankan CEO, rasanya seorang manajer saja Zia tidak punya kenalan. Satu-satunya orang kantoran yang ia kenal ya hanya Bang Dimas, itupun dia hanya duduk menjadi salah satu staff HRD di salah satu stasiun swasta di daerah Kebon Jeruk.
"Oh iya, Bang Dimas bekerja di stasiun tv, berarti dia mungkin bisa bantu sedikit soal Veronika, atau bicara dengan Veronika."
Gumam Zia.
Zia kemudian menatap layar hp'nya lagi. Entah kenapa Zia penasaran dengan berita Veronika terciduk dengan CEO salah satu mall pergi liburan ke Korea itu.
Tiba-tiba dia ingin iseng mengetik, daftar CEO di Indonesia.
Klik...
Muncul beberapa pilihan, ada CEO ini, CEO itu.
Duh, tenyata banyak juga CEO di negara ini, apa sih CEO? Zia bergumam-gumam tak jelas. Malam hari otaknya harus sedikit bekerja.
Lalu ia iseng saja mengklik judul seratus daftar nama CEO muda, lalu...
Zia kembali mengklik, dan muncul sederet nama, Zia baca satu persatu. Salah satu dari mereka pasti yang pernah pacaran dengan Veronika, siapa tau ada nama yang mencurigakan, hihihi...
Dan...
Tunggu...
Apa ini...
Di urutan ke 87, Zia tiba-tiba menangkap sebaris nama...
"REZA PUTRA PERDANA"
Zia begitu membaca nama itu, entah bagaimana ceritanya merasa seperti pernah mendengar nama itu di suatu tempat.
Zia mencoba mengingat-ingat, dia mendengar di mana. Baca koran, tidak mungkin, dia tidak suka baca. Dengar dari orang kah?
Zia menatap nanar layar hpnya...
Zia tiba-tiba jadi ingat kejadian sepuluh tahun lalu, saat ia dan kedua orangtuanya kecelakaan di tol Cipularang. Kedua orangtuanya meninggal dan ia terbaring koma lebih dari dua bulan.
Banyak ingatan Zia yang hilang pasca peristiwa itu, termasuk banyak nama orang yang ia kenal sebelum mengalami kecelakaan.
Mungkinkah nama itu dulu ia sempat kenal?
Hihihi... Zia tiba-tiba cekikikan sendiri,
"Ngarep amat sih Zi," Kata Zia pada diri sendiri.
Zia melirik jam di dinding, sudah hampir jam tiga. Zia berbaring lagi. Dia merasa bodoh di hari yang masih selarut itu malah membaca berita gosip artis.
Tapi, Zia melirik Zion.
Ia sudah janji akan membantunya, apalagi Zion kali ini sudah menyelamatkannya. Zia jelas tidak bisa mengabaikan itu.
Zia akhirnya duduk lagi, melihat hp lagi. Penasaran berita Veronika liburan di Korea, dia berusaha mencari gambar tentang berita itu, dan...
Tunggu...
Zia memicingkan mata, di salah satu pilihan gambar tentang Veronika ada sosok yang tak begitu asing. Tak begitu jelas wajahnya karena dia berusaha menutupi wajahnya dengan tangan saat di foto wartawan.
Zia melirik Zion lagi...
"Hah... Nggak mungkin."
**------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
Ray
Bisa jadi itu Zion, tapi nama sebenarnya bukan Zion hanya nama panggilan 🤔Dan apakah Zion lagi koma dan amnesia🤔Kan bikin penasaran dan ingin baca terus nih cerita novelnya 🙏👍
2022-09-16
0
Yuni Verro
siapa tau reza zion
2022-05-19
0
Ariyani Ariyani
mudah"an Zion hanya mati suri🤲
2022-03-09
1