Zia membulatkan matanya di depan wajah Zion. Ia ingin memastikan apa yang berbeda dari hantu satu ini dibandingkan hantu-hantu lainnya.
Bukan apa-apa, Zia hanya bingung kenapa hantu yang satu ini bisa masuk ke dalam rumah Zia yang sudah diberi mantra-mantra pengusir hantu dan roh jahat.
Mata itu, hidung itu, bibir itu, bentuk muka itu, Zia mengamati dengan teliti. Tak ada yang aneh, selain ia terlalu tampan untuk menjadi hantu.
"Sebetulnya kamu nyari apa di mukaku??" Zion mendorong wajah Zia ke belakang dengan jari telunjuknya.
Zia menepuk kedua pipinya dengan telapak tangan.
"Aku mimpi, apa bukan mimpi." Gumamnya.
Pokk...!!
"Aduh..." Zia mengusap kepalanya karena bantal melayang mengenai kepala satu-satunya.
"Sialan, dasar hantu ngga ada akhlaaaak!!" Teriak Zia.
Zion tertawa, ia tiba-tiba sudah di atas lemari baju Zia.
"Kamu manis, siapa nama kamu?" Zion melacak semua yang ada di dalam rumah itu, lalu mendapati satu lukisan sketsa wajah Zia dengan nama Zia di ujung bawah lukisan.
"Nama kamu Zia?"
Tanya Zion sambil melayang turun lagi ke bawah.
Zia mendengus.
"Zia kek, Zoro kek, apa pedulimu?" Tanya Zia bersungut-sungut, lalu berdiri untuk bersiap mandi.
"Peduli dong, kan kita akan tinggal satu rumah mulai malam ini."
Demi mendengarnya, Zia langsung melotot ke arah Zion.
"Apaaaa... sejak kapan aku bilang ngijinin kamu tinggal di sini?!" Zia protes.
Zion berjalan mondar-mandir mengelilingi ruangan.
"Di sini adalah tempat paling aman yang aku lihat sejak dua bulan terakhir, jadi aku memutuskan tinggal di sini, kamu harus bangga."
"Ah ya Tuhan, yang benar saja, dia hantu otak gesrek." Zia berdecak.
"Dunia hantu ngga ada Rumah Sakit Jiwa apah?"
"Ngga adalah, susternya ngesot semua susah nanti." Sahut Zion lalu duduk di atas meja.
"Gini ya Han..." Zia memanggil Zion dengan Han, maksudnya Hantu.
"Zion... namaku Zion, kita jodoh kan?"
Zion tersenyum, memamerkan lesung pipinya yang manis.
(Jika kalian ingin membayangkan seperti apa Zion, bayangkan saja Kim Myung Soo, hihihi)
"Ah sudahlah, ngapain juga aku bicara dengan hantu, mending aku mandi." Kata Zia akhirnya, merasa ia sudah membuang-buang waktunya yang berharga.
Zia menyambar handuk dari atas kursi, rumah Zia yang sempit memang bisa dibilang cukup berantakan. Maklum saja, sehari-hari Zia sudah cukup lelah untuk mencari uang, ia tidak punya cukup waktu untuk bebenah di rumah.
"Eh, sebelum aku keluar dari dalam kamar mandi, kamu jangan ke mana-mana, awas kalau berani melakukan pelecehan!!" Zia memamerkan kepalan tangannya yang imut.
Zion tertawa.
"Aku memang hantu, tapi aku ngga mesum. Aku terlalu tampan dan terhormat untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma sosial."
"Ah ya Tuhan, lihat itu, hantu bisa bicara seperti orang berpendidikan, luar biasa, dia pasti sarjana di universitas hantu favorit." Gumam Zia lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Zion menatap ruangan kecil itu sejenak. Ruangan yang sangat sederhana tapi hangat dan nyaman. Andai bisa lebih sedikit rapih dan bersih, pasti akan lebih menyenangkan. Pikir Zion.
Zion kemudian menyisir ruangan kecil itu, membereskan apa saja yang terlihat berantakan. Dari meja mesin jahit yang penuh dengan bungkus makanan ringan, gelas bekas kopi yang sudah berapa biji belum ada yang dicuci, karpet yang penuh kulit kacang, sampai kasur yang di gelar di atas lantai juga super berantakan, bedcovernya berantakan, baju-baju yang baru dipakai juga berantakan di sana, bahkan sampai daleman. Zion mengurut kepalanya.
Zion jadi ingat hantu perempuan yang ada di atas warung tenda nasi goreng.
Ia pikir, dia adalah makhluk paling berantakan di muka bumi ini, ternyata justru Zialah mahluknya.
**--------**
"Tadaaaaa..."
Zion tersenyum bangga dengan hasil kerja kerasnya membenahi rumah Zia.
Zia yang baru saja keluar dari kamar mandi nyaris tak mengenali rumahnya sendiri.
"Gimana? Rapihkan?" Tanya Zion bangga. Zia mengangguk sambil tersenyum puas. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat rumah itu rapih sejak Neneknya meninggal.
"Kamu tinggal sendirian yah Zi?" tanya Zion lagi, membuat acara bengong Zia berakhir.
"Iya, aku sendirian sekarang. Orangtuaku meninggal, Nenekku juga meninggal. Tinggal aku seorang diri." Tutur Zia sambil mengelap rambutnya yang basah dengan handuk.
"Aku pikir hantu hanya taunya penampakan saja, ternyata bisa bebenah juga." Zia cekikikan menatap Zion.
"Kan aku memang beda dengan hantu kebanyakan, kamu ngga percaya sih."
"Iya... iya aku percaya." Zia masih cekikikan.
"Jadi kamu ngijinin aku tinggal di sini?" Tanya Zion semangat.
Jelas ia merasa ini adalah kesempatan terbaik untuk bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak dari sekedar duduk tak jelas di bangku taman yang kosong dan kadang-kadang harus kaget karena Pocong atau tuyul lewat.
"Kamu kok jadi hantu ngga jelas banget sih," Kata Zia sambil berjalan ke arah dapur.
Zia menyalakan kompor gas satu tungkunya, lalu menadah air di panci kecil untuk kemudian di masak. Tangannya terampil meraih mie instan dan mangkok dari rak dekat dapur.
"Makan malam?" Tanya Zion. Zia mengangguk.
Zion menatap keranjang sampah di pojok dapur yang semua sampahnya adalah bungkus mie instan.
"Kamu tiap hari makan mie instan?" Tanya Zion kepo.
"Yah, beginilah caranya manusia miskin bertahan hidup. Kamu kan hantu, mana ngerti."
Zia memasukkan mie instannya ke dalam panci, lalu membiarkan mie itu matang.
Zion mengamati kegiatan Zia dengan seksama, dan entah kenapa otak Zion yang tadinya beku seolah mendapat bayangan sekilas tentang seorang anak perempuan kecil yang sedang membuat mie instan.
"Kamu tau hantu paman tanda kepala tadi?" Tanya Zia pada Zion.
Zion menggeleng.
"Dia di daerah sini sudah lebih dari 100 tahun. Hampir semua hantu di sini juga takut padanya. Makanya kamu ngga bakal bisa liat hantu di sekitar sini selain Paman itu." Jelas Zia.
"Jadi dia penguasa di sini?"
Zia mengangguk.
"Aku juga diceritain hantu Nenek dekat minimarket yang ngga jauh dari gang menuju ke sini."
"Jadi kamu memang bisa lihat hantu yah..."
"Aku juga ngga tau kenapa aku sering lihat mereka, kalau yang bentuknya ngga aneh-aneh sih ngga apa, tapi kalo udah yang serem, aku bisa sampe berhari- hari baru lupa." Kata Zia.
Mie instan Zia akhirnya matang. Zia yang sudah menyiapkan bumbu di mangkok, langsung menuang mie dan kuahnya.
Aroma mie instan panas yang bercampur dengan bumbu-bumbunya menyerbak. Zion menghirup aroma itu dalam-dalam.
"Hmm... lezat." Kata Zion.
Zia mengaduk sebentar mie instannya, lalu membawanya ke ruang depan.
**-------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
IG: _anipri
ini sudah pasti hantu salah server
2023-01-01
0
Alexandra Juliana
Lumayan dapat tukang beres² rumah gratis, ganteng lagi...wlw hantu 😁😁
2022-09-18
0
Ray
Hantu modern ya Thor, yg butuh tempat tinggal alias rumah, biar gak kepanasan dan kehujanan ya Zion😂🙏Biar nyaman🙏
2022-09-16
1