Zia Dan Zion
Malam itu udara dingin menusuk. Orang malas keluar rumah dan memilih bergulung dalam selimut di kamar mereka.
Hanya sebagian kecil yang memaksakan diri keluar rumah di malam sedingin itu. Antara harus mencari nafkah, dan suntuk dalam level tingkat tinggi.
Seorang pemuda duduk tercenung di pinggir trotoar jalan raya. Tak banyak kendaraan berlalu lalang.
Tak jauh dari dia duduk terlihat warung tenda nasi goreng berdiri. Beberapa motor terparkir di depannya.
Pemuda tampan itu sudah cukup lama senang duduk di sana, setiap menghirup aroma masakan yang di masak penjual, ia menjadi kenyang.
Sayangnya... kadang pemuda itu tak terlalu leluasa, karena perempuan bergaun putih yang suka duduk di atas warung tenda kerap menggodanya.
Perempuan itu mukanya terlalu putih, seperti memakai bedak terlalu banyak. Bibirnya yang tebal terlihat pucat seperti habis hujan-hujanan seharian. Rambutnya terlalu panjang dan seperti jarang disisir. Pokoknya pemuda itu merasa sangat tidak bernafsu.
Tentu saja, Zion, sebagai hantu yang kekinian memiliki selera lebih bagus, yah paling tidak secantik dan seseksi si manis jembatan ancol.
"Ziooooon... ziooon..." Panggil perempuan itu dari atas warung tenda.
Tiap Zion menoleh, ia akan menyeringai. Mungkin itu maksudnya tersenyum manis. Dan jelas, itu mengganggu selera makan Zion.
Jika sudah begitu, Zion akan berdiri dan beranjak dari sana, berjalan ke sana ke mari tak tentu arah tujuan.
Fiuuuh... tujuan, rasanya Zion bahkan tak tau lagi tujuannya apa bergentayangan seperti ini. Sudah lebih dari dua bulan, ia tiba-tiba berada di sana. Seorang diri, tanpa ada yang menyadari ia ada di sana.
Zion juga hanya tau namanya adalah Zion. Tapi kenapa ia ada di sana, lalu ke mana ia harusnya pergi, Zion tidak tau.
Zion juga tidak bisa bertanya pada siapapun, karena jangankan untuk bertanya, mereka melihat Zion saja tidak.
Zion berjalan dengan malas di tepi jalan. Hidupnya begitu membosankan.
Kelap kelip lampu jalanan tampak begitu cantik. Berpendar menghiasi malam yang hitam pekat. Sungguh, pasti akan menyenangkan menjadi manusia, bisa menikmati suasana malam bersama teman, sahabat maupun kekasih.
Sayangnya, Zion hanyalah hantu yang bahkan tak tau kenapa ia jadi hantu.
Zion masih asik berjalan tak tentu arah, saat tiba-tiba sebuah motor bebek jadul berhenti mendadak di depannya.
Seorang gadis seusianya melepas helm dan mendelik ke arahnya.
"Eh kupret, kalo mau bunuh diri jangan di sini, tuh lompat aja dari sana."
Gadis itu mengomel pada Zion yang kebingungan. Pemuda itu celingak celinguk, melihat arah yang di tunjuk si gadis ke atas gedung apartemen tingkat 10 di seberang sana, lalu celingak-celinguk lagi ke sekelilingnya.
"Lah ni dibilangin malah celingak celinguk kayak kipas angin, udah sana minggir, aku mau lewat."
Gadis itu mengibas-ngibaskan tangannya ke udara, memberi isyarat agar Zion segera menjauh. Gadis itu memakai helmnya, lalu...
"Eh... eh... Mba, bentar, kamu ngomong sama aku kan? Kamu lihat aku?"
Zion melompat di depan si gadis dekat-dekat, lalu melambai-lambaikan tangannya.
Plak ! Gadis itu menabok tangan Zion.
"Waw! Dia bisa nyentuh aku juga..." Pekik Zion yang kemudian melompat kegirangan.
"Akhirnyaaaaaa... Akhirnyaaa... ada yang bisa melihatku...!!" Zion terus melompat-lompat.
Gadis di atas motor tadi tampak mengucek kedua matanya, memastikan pemuda yang berdiri di depannya manusia atau hantu.
"Kamu... hantu?"
Gadis itu akhirnya menyadari jika pemuda di depannya bukan manusia.
Di perhatikannya dengan seksama pemuda yang tampak begitu rapih dengan setelan jas itu. Seolah seorang karyawan kantor besar yang baru pulang lembur lalu setres dan ingin bunuh diri.
Zion tersenyum. Senyum yang terlalu manis untuk sekelas hantu.
**-------**
Zia, gadis manis dan imut itu turun dari motor bebek jadulnya setelah sampai di depan rumah sederhana di pinggiran kota. Rumah peninggalan Nenek yang merupakan harta warisan satu-satunya.
Zia kemudian sibuk melepas tali karet berwarna hitam yang mengikat dua kantong besar di belakang boncengan motor, dua kantong besar itu berisi potongan bahan-bahan yang siap dijahit.
Zia bekerja di sebuah konveksi yang khusus menjahit baju atasan wanita. Sehari, Zia hanya mampu mendapatkan uang sekitar seratus ribu, jika ingin lebih Zia harus membawa lemburan, dan dua kantong potongan bahan itulah lemburannya.
Zia akan mengerjakannya nanti setelah mandi, makan dan istirahat sebentar. Biasanya Zia akan begadang sampai pagi untuk menyelesaikan jahitannya. Setelah pagi, Zia akan pergi sebentar untuk bekerja membantu Ibu Sumi mengantar susu pesanan pelanggan di komplek perumahan yang tak jauh dari Zia tinggal. Pulang mengantar susu, Zia bisa istirahat lagi, dan akan berangkat ke konveksi tempat ia bekerja pada pukul sepuluh pagi, lalu pulang pukul sembilan malam.
Rutinitas yang cukup membosankan sebetulnya, tapi Zia harus melakukannya, karena bertahan hidup di kota tak boleh bermalas-malasan.
Meskipun, jika di suruh memilih, Zia sebetulnya ingin punya pekerjaan yang tidak mengharuskannya pulang larut. Paling tidak jam lima sore Zia sudah bisa ada di dalam rumah.
Bukan apa-apa, Zia hanya malas bertemu hantu. Terutama jika di jalanan yang baru saja ada kejadian kecelakaan, Zia kadang tidak tahan dengan penampakan mereka.
Zia akhirnya berhasil melepas semua ikatan tali karet di motornya. Ia kemudian menggotong kantong besar itu untuk segera ia bawa ke dalam rumah. Tubuhnya sudah begitu gerah dan lengket, ia ingin segera mandi, lalu membuat mi rebus, makan lalu tidur sebentar.
Zia tampak susah payah menggotong kantong besar itu menuju rumah saat tiba-tiba...
"Aaaaaaaaa... aaaaaaa... tolooooooong..."
Terdengar suara seseorang meminta tolong, Zia celingukan mencari sumber suara, namun belum lagi matanya menangkap ada seseorang, tiba-tiba sebuah bayangan menabraknya...
Zia terjatuh ke tanah. Dan tampak sesosok pemuda tampan menindihnya.
"Heeeey...!!"
Zia berteriak lalu cepat mendorong pemuda itu menjauh. Belum lagi keduanya sempat bicara, tiba-tiba sosok bayangan lain mendekat, sosok tubuh tanpa kepala dengan baju compang camping,
"Aaaaaaa... Aaaaaaa..."
Zia kembali berteriak lebih kencang, ia buru-buru bangkit berdiri dan lari tunggang langgang menuju rumahnya, susah payah membuka kunci rumah dan cepat-cepat masuk.
"Ya Tuhan, apa tadi... Paman tanpa kepala itu." Zia terduduk di lantai rumahnya dengan lemas, tubuhnya menyandar pada pintu.
"Sumpah nakutin banget itu hantu..."
Tiba-tiba sebuah suara terdengar di samping Zia.
Gadis itu cepat menoleh, dan Zion ada di sampingnya. Duduk selonjor juga di lantai dan bersandar di pintu.
"Hey, ngapain kamu di sini?!"
Zia berteriak ke arah Zion dengan kesal.
"Kira-kira ke mana kepala paman itu?" Tanya Zion menghiraukan pertanyaan Zia.
"Ah ya Tuhan, kenapa bahas ituuuuuu..."
Zia mengomeli hantu Zion.
"Lagian kamu juga hantu, kenapa takuuuut..." Zia benar-benar kesal.
**-------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments
Jeissi
memberanikan diri baca cerita horor, lah kok malah ngakak 😆
2023-10-07
1
IG: _anipri
namanya jga hantu mbak, pasti menakutkan. atau mngkin ad yg TDK mnktkan
2023-01-01
0
Ray
Hantu bisa takut hantu juga ya Thor, jadi lucu😂🙏Lanjut Up dan semangat💪🙏
2022-09-16
1