"Tuan!?" terdengar suara Tomy memanggil dari seberang sana. Mengejutkan Farel yang tertegun, mencerna kata-kata yang keluar dari handphonenya.
"Aku lebih baik naik pesawat pribadi saja!! atau minta salah satu perusahaan penerbangan tempat ibu berinvestasi untuk mengosongkan salah satu pesawatnya!!" ucap Farel membentak.
"Saya menahan diri selama beberapa bulan ini untuk berkata, apa anda masih waras!?" tanya Tomy.
"Memang kenapa!? Istri, magsudku nonaku menunggu di sana dalam keadaan berbaring dan berdarah-darah!! Carikan kapal, skoci, feri atau pintu kemana saja sekalian!!" Bentaknya terdengar panik.
"Pintu kemana saja!? Anda kira saya Doraemon!!," Tomy ikut-ikutan membentak, menghebuskan napas kasar. Berusaha bicara di telefon dengan baik.
"Begini, anda ingin saya menikah dengan nona anda!? Menjadi ayah dari putra anda!?" tanyanya Tomy kesal.
"Aku akan merebusmu!!" ancam Farel.
"Jika tuan tidak mau, maka tunggu badai mereda. Dari pada mencari kendaraan lain, kecuali tuan berhasil menangkap Doraemon, meminjam pintu kemana saja miliknya. Tenangkan diri anda dulu..." Tomy mematikan telfonnya sepihak, menghela napasnya dalam-dalam guna untuk bersabar.
***
Tiga hari pasca melahirkan...
Jeny menghela napasnya mendengarkan tangisan Rafa. Menggendongnya, sembari sesekali membaca berkas pengeluaran dari karyawannya.
"Maaf nona, ini masih ada lagi," Helen, salah satu karyawan yang membantu Jeny, membawa tumpukan berkas ke rumahnya.
"Ada berapa lagi!?," Jeny menghebuskan napas kasar. Pasalnya, tidak ada yang dapat dipercayai mengurus bisnis yang baru beberapa bulan dirintisnya.
"Masih lumayan banyak, peninjauan lokasi juga waktunya hampir tidak terkejar. Ada yang meminta garden party. Tenggat waktu acara satu minggu, apa perlu kita cancel saja nona!?" Helen mengenyitkan keningnya.
"Aku belum mendapatkan baby sitter yang cocok. Tapi masih ada satu jalan, kapan wawancara asisten yang akan membantu mengelola usaha dimulai!?" tanya Jeny masih berusaha menenangkan Rafa yang rewel.
"Nanti siang nona..." ucap Helen.
"Pastikan cari yang lulusan S2, kemudian kandidatnya bawa kemari. Aku akan mewawancarainya sendiri," ucap orang tua tunggal itu. Kemarin, Jeny baru keluar dari rumah sakit, bahkan kekurangan tidur dan istirahat. Mengasuh putranya sekaligus mengatur usahanya sangat sulit untuk dilakukannya, apalagi tubuhnya masih lemas paska melahirkan.
***
Sementara itu, seorang pemuda memakai stelan jas putih, merapikan rambutnya di depan cermin, mengenakan jam tangan serta parfumnya. Berjalan cepat menuruni tangga, menuju lantai satu.
"Sarapan dulu..." Dilen berucap pada putranya, tanpa menoleh tetap konsentrasi pada makanan di hadapannya.
"Tapi dia menungguku," Farel tertunduk, mengetahui sikap disiplin ayah angkatnya.
"Sarapan!! Tomy sudah menyiapkan semuanya, nanti kamu tinggal berangkat, apa susahnya!!" Dilen menatap tajam.
Sabar...sabar...sabar... Makan dengan cepat, kemudian temui dan lamar Jeny... ucapnya dalam hati, berjalan penuh senyuman mendekati ayahnya.
Bersedia...siap... mulai... Farel mulai makan bagaikan tentara yang terjebak di hutan belantara selama seminggu tanpa makanan. Dalam hitungan 10 menit makanan di piringnya tandas tanpa sisa.
Dilen mengenyitkan keningnya,"Kamu benar-benar Farel yang lembek, lemah, lembut, bermartabat!?" tanyanya.
"Ayah, aku mohon pamit. Doakan kali ini aku pulang dengan membawa kemenangan!!" ucapnya bagaikan pamit akan pergi berperang.
"Sudah pergi sana!!" Dilen menatap jenuh, tetap konsentrasi pada makanannya.
"Aku akan membawakan oleh-oleh anggota keluarga baru untuk ayah!!" Farel berteriak dari luar rumah, memasuki mobilnya. Entah dari kapan dan bagaimana caranya pemuda itu sampai di depan rumah dengan cepat.
"Dasar anak kecil!!" Dilen tersenyum simpul, menggeleng gelengkan kepalanya, heran dengan tingkah laku putranya.
Beberapa jam perjalanan, dengan penuh percaya diri Farel menghirup aroma buket bunga mawar merah yang memang telah disiapkannya. Mengendarai sebuah mobil sport keluaran terbaru. Hingga hal yang buruk terjadi, mesin mobilnya mati.
"Sial!!" umpatnya berlari keluar membuka kap mobil, terlihat berbagai benda rumit yang tidak dimengertinya. Pemuda itu mencoba menguak atiknya setelah menghubungi pengawalnya. Namun yang terjadi bukan mesin mobilnya yang menyala melainkan, pakaian putih bersihnya dilumuri oli.
"Bagaimana ini!?" Farel duduk menyender di pinggir jalan, menunggu. Hingga sebuah mobil hitam berhenti di hadapannya.
"Tuan, ini mekaniknya..." sang pengawal yang memakai jas hitam turun membawa seorang pria paruh baya.
"Bagus..." Farel mulai bangkit,"Berikan kunci mobilnya, dan lepaskan pakaianmu!!"bentaknya memberikan perintah dalam kepanikan.
"Tapi..."sang pengawal nampak ragu-ragu.
Farel mengenyitkan keningnya kesal, menarik paksa sang pengawal ke dalam mobil. Tidak sampai 15 menit pakaian mereka sudah tertukar. Sang pengawal memakai setelan jas yang kotor milik Farel, sedangkan Farel memakai setelan jas yang bisa dibilang murah.
"Kunci!!" Farel menadahkan tangannya, sang pengawal segera merogoh sakunya mengeluarkan sebuah kunci mobil.
"Tuan, anda mau kemana!?" sang pengawal bertanya pada Farel yang telah menghidupkan mesin mobil pengawal itu.
"Diam disini, dan jaga mobilku..." jawabnya mulai menginjak pedal gasnya.
***
Rafa tengah tertidur, Jeny menghebuskan napas kasar. Mulai mengatur posisi duduknya yang tidak nyaman pasca melahirkan.
"Biar aku yang menjaganya..." Ayana berucap penuh senyuman, dengan sengaja mengunjungi Jeny untuk memuluskan rencana Farel guna melamar wanita itu.
Hari sudah mulai siang, seharusnya beberapa orang yang melamar pekerjaan sebagai pengelola usaha sementara sudah akan datang.
Suara ketukan pintu, membuat Jeny berjalan menuju ruang tamu perlahan membuka pintu tersebut. "Daniel!?" wanita itu mengenyitkan keningnya.
"Maaf aku baru berkunjung, boleh aku masuk!?" tanyanya.
"Tentu..." jawab Jeny ragu sembari memberi jalan.
Mengerikian, untuk apa monster ini kesini... tanyanya dalam hati.
Mata Daniel menelisik ruang tamu yang tidak begitu besar itu. Menatap beberapa foto bayi yang terpajang. Serta wajah Jeny yang masih pucat.
Perlahan, pemuda itu muncul duduk di sofa, menatap ke arah wanita yang dirindukannya penuh senyuman.
"Kamu mau minum apa!?" Jeny bertanya penuh senyuman.
Namun, sebelum pertanyaan Jeny di jawab, kembali terdengar suara ketukan pintu. "Sebentar, aku membuka pintu dulu," lanjut Jeny, sembari berjalan membuka pintu coklat tersebut.
Terlihat seorang pemuda rupawan yang menatapnya penuh senyuman,"Nona, saya kemari karena perintah tuan saya," ucapnya membawa beberapa orang pelayan dengan menenteng banyak paper bag.
Iblis ini juga datang, apa ini akhir hidupku memilih di bunuh iblis atau monster... wajah Jeny pias, jemari tangannya gemetaran.
Tomy masuk tanpa meminta ijin dari Jeny mulai memberi perintah meletakkan beberapa paper bag di atas meja pada pelayannya. Duduk tenang di sofa dengan senyumannya.
"Kamu siapa!?" Jeny berpura-pura tidak mengetahui tentang Tomy mulai mengeluarkan keringat dinginnya.
"Nama saya Tomy, asisten pribadi pemilik JH Corporation. Tuan kami sudah mengetahui tentang kelahiran anak anda, sekaligus putra tuan kami. Karena itu, tuan kami berniat untuk menjadikan anda istrinya. Sebentar lagi beliau akan sampai..." ucapnya masih setia tersenyum.
Sementara Ayana yang mengintip keadaan dari pintu kamar yang sedikit terbuka, membulatkan matanya, menatap jenuh pada Tomy. Dia fikir ini pertemuan bisnis!? Bahkan hadiahnya tidak dibungkus. Kamu mau melamar Jeny atau memberikan oleh-oleh padanya, batin wanita paruh baya itu melihat puluhan paper bag di atas meja, yang berisikan berbagai hadiah bernilai tinggi.
"Tidak bisa!! Kalian hanya menginginkan putranya kan!? Orang yang sudah tua, hampir mati itu tidak akan cocok untuk Jeny!!" Daniel membentak.
"Lalu apa seorang suami yang berselingkuh dan menjual istrinya sesuai!? Tuanku kaya dan bermartabat, kamu hanya lalat pengganggu, seujung kuku jari saja tidak dapat menyaingi tuan kami," Tomy menatap sinis.
Jeny menghebuskan napas kasar, berjalan menuju dapur, membuatkan dua cangkir teh.
"Tapi orang tua bangkotan yang berusia 63 tahun!? Itu lebih tidak sesuai!!" Daniel menggebrak meja.
"Ada harusnya sadar diri 'tuan Daniel'..." Tomy ikut-ikutan meninggikan intonasi suaranya.
"Tenang dulu, minum tehnya dulu..."Jeny kembali tersenyum, memegang nampan berisikan teh hangat dengan gemetaran.
"Jeny, JH Corporation sangat mengerikan. Aku baru sadar aku mencintaimu. Aku akan menjagamu dari mereka," Daniel meyakinkan.
"Orang yang berkhianat sekali, dapat mengulanginya kembali di masa depan. Ikutlah dengan kami, ke Singapura. Kami akan menjamin masa depan dan kehidupan tuan muda yang baru lahir," Tomy mulai meminum tehnya sembari meyakinkan.
Ini sama saja, antara monster dan iblis. Yang manapun aku pilih akan mati dalam penyiksaan... Jeny menghebuskan napas kasar.
"Aku masih ingin sendiri..." jawab wanita itu.
"Tuanku adalah pilihan terbaik. Dia adalah orang jenius berbakat yang berkharisma. Anda tidak akan menyesal, semua kebutuhan ekonomi anda akan terpenuhi," Tomy berucap bagaikan mempresentasikan produk di depan kliennya.
Apa ada fitur dan kelebihan lain!? Tomy kamu mau menjual produk atau melamar orang. Aku akan mencekikmu jika lamaran Farel di tolak... Ayana yang mengawasi situasi dari dalam kamar Rafa terlihat kesal.
"Dia hanya orang tua yang hampir mati!! Jeny tolong kembalikanlah padaku. Aku sudah meninggalkan Renata untukmu," Daniel masih berusaha meyakinkan.
"Kalian tidak mendengarkan kata-kataku!? Aku tidak akan menikah atau menjalin hubungan!!" ucapnya membentak.
"Tuanku tidak menerima kata kegagalan," Tomy meletakkan cangkir tehnya mulai emosi.
"Aku tidak akan menyerahkan Jeny pada kakek tua!!" Daniel membentak.
Jeny mulai duduk menghela napasnya dalam-dalam. Bagaimana caranya agar aku bisa lolos dari monster dan iblis ini, batinnya.
Pintu yang terbuka tiba-tiba diketuk seseorang, masuk tanpa permisi penuh senyuman. "Permisi..." ucapnya.
Tampan dan kelihatan pintar, ini pasti pelamar pekerjaan sebagai pengelola usaha sementara yang dikirim Helen. Dia sempurna untuk menjadi kambing hitamku... Jeny tersenyum memiliki akal licik.
"Sayang akhirnya kamu datang!!" Jeny berlari bergelayut manja pada Farel yang tidak tau apa-apa.
"Aku mencintaimu," Jeny berjinjit memeluk tubuh Farel yang kini lebih tinggi darinya.
Apa yang terjadi!? Kenapa aku mendapatkan door prize... Farel tertegun dalam diam
Hingga Jeny mulai berbisik di telinga Farel,"Kamu mau mendapatkan pekerjaankan!? Kamu langsung aku terima, tapi pura-puralah jadi pacarku. Dan usir kedua orang yang duduk di sofa..."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
APA JENY TDK MNGENALI REN LAGI....😁😁😁😁😁😁
2024-01-23
0
Sulaiman Efendy
SI REN/FAREL YG KERJA JDI ASSISTEN SI JENY...
2024-01-23
1
May Tanty
Astagaa Jenny salah sasaran
2024-01-18
1