Hadiah Terakhir bagian 1

Udara pagi masih terlalu dingin, Dea sudah bersiap-siap mengambil hati putrinya. Mengetuk pintu perlahan membawa semangkuk sereal gandum serta segelas susu.

"Masuk..." ucapnya yang baru terjaga.

"Selamat pagi," Dea penuh senyuman membawa nampannya.

"Ibu!? Dimana Ren!?" Jeny mengenyitkan keningnya.

"Mulai hari ini, selama ibu di sini. Ibu yang akan mengatur keperluanmu..." Dea berucap penuh senyuman, meletakkan nampan berisikan oat sereal, dengan hiasan potongan strawberry serta segelas susu.

"Ibu, aku alergi strawberry," Jeny menghela nafasnya, menjauhkan mangkuk makanan itu.

"Kamu harus makan dulu ya!? Jangan seperti ini..." ucap Dea mencoba menyuapi Jeny yang disangkanya berbohong.

"Tapi..." kata-kata Jeny terhenti, Dea terlebih dahulu memasukkan makanan itu ke mulutnya.

Selang beberapa belas menit, semangkuk sereal itu tandas. Napas Jeny mulai tidak teratur menunjukkan gejala alerginya.

"I... ibu," ucapnya dengan napas tersengal-sengal.

"Jeny..." Dea terlihat cemas.

"Kamu tidak apa-apa!?" Dea mengangkat tubuh putrinya. Berjalan dengan cepat melewati beberapa pelayan, menuju tempat parkir.

"Nyonya, nona kenapa!? Apa alerginya kambuh!?" Ren yang telah memakai seragam sekolah lengkap mengikuti langkah nyonyanya.

"Re...Ren," ucap Jeny masih dalam dekapan Dea.

"Nyonya!! Mohon turunkan nona..." Ren berucap dengan nada tinggi.

"Tapi aku akan membawanya ke rumah sakit!!" Dea tidak setuju.

"Tidak sempat!! Jarak rumah sakit terlalu jauh, nyonya mohon percayalah pada saya..." remaja itu meyakinkan.

Dea menghela nafasnya, menurunkan putrinya di sofa ruang tamu.

Ren bergerak dengan cepat mengambil obat dari kotak P3K, membuka kancing piama Jeny.

"Kamu mau apa!?" Dea membentak.

"Menyelamatkan nona..." Ren meraba tali pengait pakaian dalam gadis itu. Memberikan ruang agar paru-parunya tidak mendapat tekanan sama sekali.

Perlahan memberi nafas buatan,"Ambilkan air, larutkan obat anti alerginya, ke dalam satu sendok makan air!!" Ren membentak di sela kegiatannya, memberi perintah pada pelayan di dekat sana.

Perlahan membatu Jeny duduk di sela napasnya yang masih terengah-engah. Meminumkan obat yang sudah terlarut.

"Te... terimakasih," ucapnya dengan napas yang masih belum teratur. Ren kembali membaringkan Jeny beberapa kali memberi nafas buatan. Hingga akhirnya, napas Jeny sudah stabil.

"Akhirnya..." Ren menghela napas lega, duduk di lantai menyenderkan punggungnya di kaki sofa.

"Aku akan membawa Jeny ke rumah sakit..." Dea mengenyitkan keningnya menatap tidak suka pada remaja yang sudah menyelamatkan putrinya.

"Sebaiknya begitu, saya hanya dapat memberikan pertolongan pertama saja," Ren menunduk, kehabisan napas.

"Tidak tau diri..." Dea menghujat, mengangkat kembali tubuh putrinya yang masih lemas. Sedangkan Jeny hanya dapat menatap Ren yang masih tertunduk.

"Ren, terimakasih..." ucap Jeny dalam hatinya.

***

Hari ini Jeny tidak hadir, Ren menghela napasnya sesekali melirik ke arah bangku kosong di sampingnya, mencemaskan keadaan nonanya.

Hingga jam sekolah berakhir, Ren mengamati ban sepedanya yang kempes. Dengan beberapa orang teman sekelasnya yang berada di sana.

"Jeny tidak ada di sini, tidak akan ada yang melapor pada guru. Jadi diam!! Menurut dan ikut kami!!" ucap salah satu anak, menarik Ren yang memang bertubuh kecil.

Ke lima anak itu membawa Ren ke kamar mandi,"Dasar kutu buku!! Mana uangmu!?" Ren di dorong hingga tersungkur di lantai kamar mandi.

"Lima hari lagi ulang tahun nona, jika uangnya aku berikan, aku tidak akan dapat membeli kado..." batin Ren memilih untuk bungkam, tidak menjawab kata-kata teman sekelasnya.

"Kamu dengar tidak!? Dasar tuli!!" ucap salah satu anak menendang perut Ren dengan keras.

Rambutnya mulai ditarik, di bawa ke dalam bilik toilet, kepalanya dipaksa, digosokkan pada kloset.

"Ren tahan, sebentar lagi mereka akan menyerah meminta uang padamu..." ucapnya dalam hati menahan rasa jijik.

"Dasar sampah!! Kamu fikir kenapa kami tidak pernah mengganggumu, itu karena Jeny kami tidak ingin dia memandang buruk pada kami!! Dasar budak Jeny!! Serahkan semua uangmu!!" ucapnya menggeledah pakaian dan tas milik Ren namun hasilnya nihil, tidak ada uang disana. Ren hanya dapat terdiam, tidak ingin melawan, memejamkan matanya berharap pembullyan yang didapatkannya akibat terlalu dekat dengan Jeny akan berakhir.

Sebenarnya bukan cuma hari ini, setiap Jeny tidak hadir. Beberapa siswa laki-laki yang dekat dengan Jeny akan melakukan pembullyan terhadap Ren. Mungkin karena rasa iri mereka, siswa terisolasi, tidak populer dapat terus bersama dengan Jeny siswi paling populer di kelas mereka.

"Miskin!! Buang-buang waktu saja!! Ingat jangan mengatakan apapun pada Jeny!! Dasar wajah kloset!!" ucap salah seorang siswa meninggalkan Ren bersama rombongan temannya.

Ren segera mencuci wajahnya, menahan rasa jijik, membilasnya dengan sabun. Bahkan dengan cermat mencuci kacamatanya yang sedikit retak.

"Ren, kamu hebat dapat bertahan saat ini. Sedikit lagi ulang tahun nona, bertahanlah," ucapnya dalam hati mengamati pantulan dirinya di cermin sembari tersenyum. Perlahan mengambil kotak makan siangnya, yang dipenuhi uang pecahan 2000 sampai 5000 rupiah.

***

Hari semakin sore, perlahan Ren berjalan menuntun sepedanya setelah memenangkan diri. Menatap matahari yang akan terbenam mengambil kertas dan penanya kemudian mulai menulis di buku agendanya.

Penuh senyuman, dengan sedikit tangisan pada sinar matahari yang meredup, seakan mengadu tentang kerasnya dunia ini.

Ren memasuki gerbang rumah, untuk pertama kalinya didapati sebuah mobil asing yang terparkir di sana. Remaja itu memarkirkan sepeda yang dituntunnya. Berjalan melewati ruang tamu tanpa berani menengok tamu nyonyanya yang datang. Namun matanya sedikit melirik ke arah Jeny yang tidak tersenyum sedikitpun, memakai mini dress, terlihat berpenampilan cantik dan rapi.

"Jeny!!" terdengar suara Dea membentak, diikuti dengan Jeny yang berlari kesal ke kamarnya. Entah apa yang terjadi.

Sementara Dea menenangkan tamunya yang masih berada di sana. Tidak bermaksud sama sekali menyusul Jeny yang mengurung diri di kamarnya.

"Nona ..." terdengar suara Ren mengetuk.

Dengan cepat gadis itu membuka pintu kamarnya, menarik Ren masuk memeluknya erat sembari menangis.

"Ada apa!?" Ren mengelus punggung gadis yang mendekapnya.

"Ren, kita kabur dari rumah ya!?" Jeny terlihat antusias, menyeka air matanya.

"Kenapa!?" Ren mengusap air mata nonanya sembari tersenyum hangat.

"Ibu ingin aku bertunangan dengan keluarga rekan bisnis kakek. Orang jelek, berwajah dingin itu..." Jeny menangis lebih kencang.

"Jangan menangis, nona belum mengenalnya. Mungkin jika nona mengenalnya, nona akan menyukainya," remaja itu tersenyum, menahan rasa sakit dalam hatinya, merapikan anak rambut Jeny yang berantakan menutupi wajah cantik dengan makeup yang tipis itu.

"Ren!! Aku akan dijodohkan!!" Jeny membentak.

"Nona mau makan apa!? Akan saya ambilkan, bagaimana jika malam ini saya buatkan nasi goreng dengan udang," Ren masih setia tersenyum, bagaikan boneka tidak dapat berbuat apa-apa jika itu untuk kebahagiaan nonanya.

"Aku benci Ren!! Kita putus saja!!" Jeny membentak memasukkan dirinya ke dalam selimut, berharap Ren membujuknya. Namun remaja itu menghela napasnya, kemudian pergi.

Tidak terasa Jeny tertidur, waktu telah menunjukkan pukul 1 dini hari. Seorang remaja terlihat tertidur di kursi meja rias Jeny.

Gadis yang baru terbangun itu, menatap sebuah catatan di atas meja lengkap dengan sepiring nasi goreng udang.

'Nona jangan lupa makan...'

'Ren'

Jeny tersenyum mulai makan dengan lahap, melihat wajah remaja yang tengah tertidur itu.

***

Hari telah kembali pagi, Jeny berpura-pura kesal, tidak peduli dengan Ren.

"Nona, seharian ini saya akan mengikuti ujian untuk beasiswa khusus di kota. Mohon jaga diri nona baik-baik," Ren terlihat tersenyum, mengamati Jeny yang makan sereal di kamarnya tanpa menyaut.

"Rasakan siapa suruh jadi pria tidak peka!! Seharusnya kemarin Ren-ku memelukku dan mengatakan akan kabur dari rumah bersamaku," ucap Jeny dalam hati, tidak menyadari betapa kejamnya dunia luar bagi anak berusia 14 tahun.

"Apa nona marah!?" Ren mengenyitkan keningnya.

"Maaf, aku yang salah..." Ren mengecup bibir Jeny sekilas, berucap penuh senyuman.

"Iya kamu yang salah!!" Jeny membentak terlihat masih merajuk.

"Pacarku atau mantanku!?" Ren tertawa kecil.

Jeny menghela nafasnya, memindahkan mangkuk serealnya ke atas meja. Mencium bibir Ren perlahan, matanya tertutup membuka mulutnya, saling menikmati sentuhan perlahan saling menjelajahi dan memilin.

"Aku mencintai nona ..." Ren tertawa kecil, dengan napas tidak teratur.

"Aku juga menyukai Ren-ku," Jeny memeluk tubuh remaja yang dicintainya.

***

Jeny telah masuk ke mobil, hendak berangkat ke sekolah. Segera setelahnya Ren masuk ke mobil lainnya, membawa beberapa buah buku dan memakai seragam sudah siap mengikuti ujian beasiswa.

Dea mengamati kepergian Ren dari balkon,"Jika sebuah pohon ingin sehat. Maka, parasit harus disingkirkan..."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

WANITA & IBU EGOIS....

2024-01-23

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UDH DI BILANG ANAKNYA ALERGI STROBERI, MLH DIPAKSA....

2024-01-23

1

who am i

who am i

ini sebabnya pembully harus dihukum, jangan hanya dinasehati, karena korban bully an pasti akan mendapat trauma 🧐

2023-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Terkait
2 Ren-ku
3 Hadiah Terakhir bagian 1
4 Hadiah Terakhir bagian 2
5 Nyonya Rumah bagian 1
6 Nyonya Rumah bagian 2
7 Bertahan
8 Apel Hijau
9 Kebohongan
10 Menyerah
11 Meninggalkan
12 Asinan
13 Terlalu Banyak Menonton Drama
14 Kekasih Masa Kecil
15 Tikus
16 Teori Pengalihan Isu
17 Ayah Yang Menyeramkan
18 Wajah Yang Berbeda
19 Menyimpan Perasaan
20 Door Prize
21 Jalan Buntu
22 Saingan Farel
23 Kakek Tua Mesum Pemilik JH Corporation
24 Tikus Mati
25 Menyayangi Seluruh Anggota Tubuh
26 Pilihan
27 Kesempurnaan
28 Kejujuran
29 Nyonya Dea
30 Strawberry
31 Hati Yang Sedikit Terbuka
32 Kecurigaan
33 Bersembunyi
34 Mantan Pelakor
35 Lebih Baik Tidak Tahu
36 Kamarku
37 Istri Yang Terlalu Baik (Ana)
38 Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 2
39 Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 3
40 Bapak Rumah Tangga
41 Kue Bolu
42 Teori
43 Bayaran
44 Seribu Candi
45 Tuan Muda Manja
46 Kakak Ipar
47 Peterpan in Neverland
48 Penculikan
49 Maaf
50 Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 1
51 Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 2
52 Salah Paham
53 Ibu
54 Kenangan
55 Makanan Kesukaan
56 Matahari
57 Halte
58 Cucu menantu
59 Tes DNA
60 Seorang Budak
61 Arti Sebuah Keluarga
62 Pangeran Yang Dilupakan
63 Cara Yang Sama
64 Terjerat Ilusi
65 Dalam Diam
66 Rasa Lapar Ditengah Malam
67 Melati Yang Hangus
68 Pesan
69 Perampokan
70 Menyerah
71 Syailendra
72 Rasa Iri
73 Ingin Viral
74 Perebut Suami Orang
75 Pancake Pisang
76 Karamel
77 Pesawat Remote Control
78 Persiapan
79 Hadiah Dari Doraemon
80 Psikopat
81 Anggur Seri Langka
82 Pemeriksaan Kesehatan
83 Cinta Tulus Pada Renata
84 Tidak Pelit
85 Suster Cantik
86 Pertahanan Diri
87 Nyawaku
88 Tidak Mampu Mencintai (love for psycopath)
89 Boneka Kayu (love for psycopath)
90 Anak Yang Malang
91 Ayah dan Anak
92 Kincir Ria
93 Nonaku
94 Penderitaan Yang Indah
95 Rantai
96 Foto Kenangan
97 Foto Kenangan Bagian 2
98 Takut Kehilangan Kendali
99 Pion
100 Takoyaki
101 Antagonis
102 Rencana Kencan
103 Ingin Membunuhku?
104 Melindungi Tersangka
105 Alasan Aku Mencintaimu
106 Tipe Tomy
107 250 Juta Dolar?
108 Firasat
109 Salju Terakhir
110 Seharusnya Mempercayaimu
111 Tipeku Wanita Yang Lembut
112 Menyerahkan Tubuh?
113 Bulan Madu Ala Tomy
114 Berikan Aku Pekerjaan
115 Dicintai Dua Pria
116 Pacar Rahasia
117 Merindukanmu
118 Anak Ke Dua
119 Masih Dipinjam Orang
120 Rusa Dan Kelinci
121 Tomy Itu Pintar Dan Lucu
122 Samurai
123 Pesawat Kertas
124 Mata Yang Menjagaku
125 Wanita Lembut (Little Tomy)
126 Seribu Bangau (Little Tomy)
127 Surat Cinta (Secret of Tomy)
128 Farel (Secret of Tomy)
129 Peninggalan
130 Dua Istri Cukup
131 Pacar Tomy?
132 Saling Mengawasi
133 Kapten Tomy
134 Kemiripan
135 Bridal Style
136 Sebuah Mimpi
137 Saudara (Brother)
138 Pengampunan
139 Istri Firaun
140 Jangan Bermimpi!!
141 Mencari Seekor Naga, Untuk Mengalahkan Pangeran
142 Anaconda
143 Tidak Apa-apa
144 Saat Hati Ini Akan Menyerah
145 Singkong
146 Jagung Bakar
147 Kekuatan Uang
148 Arogansi
149 Menyertai Kematian
150 Hujan Yang Jatuh Saat Cuaca Cerah
151 Karena Farel
152 Jin Aladin
153 Keegoisan Seorang Anak
154 Bonus Chapter 1
155 Bonus Chapter 2
156 Bonus Chapter 3
157 Bonus Chapter 4
158 Bonus Chapter 5
159 Bonus Chapter 6
160 Bonus Chapter 7
161 Bonus Chapter 8
162 Bonus Chapter 9
163 Bonus Chapter 10
164 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Terkait
2
Ren-ku
3
Hadiah Terakhir bagian 1
4
Hadiah Terakhir bagian 2
5
Nyonya Rumah bagian 1
6
Nyonya Rumah bagian 2
7
Bertahan
8
Apel Hijau
9
Kebohongan
10
Menyerah
11
Meninggalkan
12
Asinan
13
Terlalu Banyak Menonton Drama
14
Kekasih Masa Kecil
15
Tikus
16
Teori Pengalihan Isu
17
Ayah Yang Menyeramkan
18
Wajah Yang Berbeda
19
Menyimpan Perasaan
20
Door Prize
21
Jalan Buntu
22
Saingan Farel
23
Kakek Tua Mesum Pemilik JH Corporation
24
Tikus Mati
25
Menyayangi Seluruh Anggota Tubuh
26
Pilihan
27
Kesempurnaan
28
Kejujuran
29
Nyonya Dea
30
Strawberry
31
Hati Yang Sedikit Terbuka
32
Kecurigaan
33
Bersembunyi
34
Mantan Pelakor
35
Lebih Baik Tidak Tahu
36
Kamarku
37
Istri Yang Terlalu Baik (Ana)
38
Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 2
39
Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 3
40
Bapak Rumah Tangga
41
Kue Bolu
42
Teori
43
Bayaran
44
Seribu Candi
45
Tuan Muda Manja
46
Kakak Ipar
47
Peterpan in Neverland
48
Penculikan
49
Maaf
50
Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 1
51
Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 2
52
Salah Paham
53
Ibu
54
Kenangan
55
Makanan Kesukaan
56
Matahari
57
Halte
58
Cucu menantu
59
Tes DNA
60
Seorang Budak
61
Arti Sebuah Keluarga
62
Pangeran Yang Dilupakan
63
Cara Yang Sama
64
Terjerat Ilusi
65
Dalam Diam
66
Rasa Lapar Ditengah Malam
67
Melati Yang Hangus
68
Pesan
69
Perampokan
70
Menyerah
71
Syailendra
72
Rasa Iri
73
Ingin Viral
74
Perebut Suami Orang
75
Pancake Pisang
76
Karamel
77
Pesawat Remote Control
78
Persiapan
79
Hadiah Dari Doraemon
80
Psikopat
81
Anggur Seri Langka
82
Pemeriksaan Kesehatan
83
Cinta Tulus Pada Renata
84
Tidak Pelit
85
Suster Cantik
86
Pertahanan Diri
87
Nyawaku
88
Tidak Mampu Mencintai (love for psycopath)
89
Boneka Kayu (love for psycopath)
90
Anak Yang Malang
91
Ayah dan Anak
92
Kincir Ria
93
Nonaku
94
Penderitaan Yang Indah
95
Rantai
96
Foto Kenangan
97
Foto Kenangan Bagian 2
98
Takut Kehilangan Kendali
99
Pion
100
Takoyaki
101
Antagonis
102
Rencana Kencan
103
Ingin Membunuhku?
104
Melindungi Tersangka
105
Alasan Aku Mencintaimu
106
Tipe Tomy
107
250 Juta Dolar?
108
Firasat
109
Salju Terakhir
110
Seharusnya Mempercayaimu
111
Tipeku Wanita Yang Lembut
112
Menyerahkan Tubuh?
113
Bulan Madu Ala Tomy
114
Berikan Aku Pekerjaan
115
Dicintai Dua Pria
116
Pacar Rahasia
117
Merindukanmu
118
Anak Ke Dua
119
Masih Dipinjam Orang
120
Rusa Dan Kelinci
121
Tomy Itu Pintar Dan Lucu
122
Samurai
123
Pesawat Kertas
124
Mata Yang Menjagaku
125
Wanita Lembut (Little Tomy)
126
Seribu Bangau (Little Tomy)
127
Surat Cinta (Secret of Tomy)
128
Farel (Secret of Tomy)
129
Peninggalan
130
Dua Istri Cukup
131
Pacar Tomy?
132
Saling Mengawasi
133
Kapten Tomy
134
Kemiripan
135
Bridal Style
136
Sebuah Mimpi
137
Saudara (Brother)
138
Pengampunan
139
Istri Firaun
140
Jangan Bermimpi!!
141
Mencari Seekor Naga, Untuk Mengalahkan Pangeran
142
Anaconda
143
Tidak Apa-apa
144
Saat Hati Ini Akan Menyerah
145
Singkong
146
Jagung Bakar
147
Kekuatan Uang
148
Arogansi
149
Menyertai Kematian
150
Hujan Yang Jatuh Saat Cuaca Cerah
151
Karena Farel
152
Jin Aladin
153
Keegoisan Seorang Anak
154
Bonus Chapter 1
155
Bonus Chapter 2
156
Bonus Chapter 3
157
Bonus Chapter 4
158
Bonus Chapter 5
159
Bonus Chapter 6
160
Bonus Chapter 7
161
Bonus Chapter 8
162
Bonus Chapter 9
163
Bonus Chapter 10
164
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!