Seorang pemuda memukul stir mobilnya berkali-kali. Perasaan aneh, cemburu dan gelisah menyeruak dalam dirinya.
Pedal gas kembali diinjaknya menuju kediaman yang telah tiga bulan ditinggalkannya. Dengan bodohnya dari saat kepergian Jeny, Daniel masih mengelak perasaannya pada wanita itu. Berusaha melupakan, itulah yang dilakukannya, selama tiga bulan rumah itu ditinggalkannya, hanya beberapa pelayan dan petugas keamanan yang mendiami rumah.
Pintu gerbang mulai dibukakan oleh seorang security, mobil hitam memasuki kediaman yang cukup luas.
Daniel memejamkan matanya sejenak, membuka pintu besar di hadapannya. Berharap tidak akan terasa sakit lagi. Namun, semua masih tetap sama.
'Selamat datang, hari ini aku membuatkan beberapa jenis makanan. Apa yang kamu sukai,' fatamorgana Jeny kembali terlihat tersenyum di depan meja makan.
Daniel kembali menghela napasnya, berusaha melanjutkan langkahnya. Sapaan-sapaan kembali didengarnya. Hingga langkah kakinya terhenti di kamar lantai dua paling belakang.
Sudah dua tahun semenjak pernikahan mereka, Daniel memang tidak sekamar dengan Jeny. Dengan dalil tidak ingin membuat Renata yang berada jauh di luar negeri cemburu. Walaupun, setiap menginginkannya, Daniel akan menarik paksa istrinya ke kamarnya.
Tangan Daniel kembali gemetar, membuka pintu kamar Jeny. Kini tidak satupun barang-barang istrinya yang terlihat di sana. Pemuda itu mulai menggeledah laci-laci dan lemari yang berada di sana, berharap kata-kata Dimas hanya bualan semata.
"Jeny mencintaiku, karena itu dua tahun ini dia bertahan...Jeny mencintaiku, karena itu dua tahun ini dia bertahan. Setelah Renata pergi semua akan kembali seperti semula," gumamnya, dengan tangan tiada hentinya menelisik.
Namun, Daniel tidak menemukan apapun, kecuali sebuah buku kecil, yang dibeli Jeny saat hari pernikahan mereka.
Daniel yang awalnya tersenyum, kini mengepalkan tangannya. Menatap isi buku itu dengan wajah pucat.
12 Januari 2009
Ren, hari ini adalah hari pernikahanku, aku tidak tau harus dimana meminta ijinmu untuk menikah, bahkan kamu tidak meninggalkan makam untuk aku kunjungi.
13 Januari 2009
Ren bodoh, menyuruhku menyukai makhluk menjijikkan yang membawa kekasihnya ke kamar pengantin. Kamu menganggap setiap pria sepertimu yang dapat menjagaku dengan baik.
15 Januari 2009
Ren, hari ini aku mulai berfikir dan bertindak dari sudut pandangmu. Berusaha menyukai dia dengan cara yang sama seperti kamu dulu menyukaiku. Tapi orang menjijikkan itu, bahkan tidak bersedia menjawab apa yang disukainya. Mungkin ini kedengarannya jahat, tapi terkadang aku berharap yang menikah denganku adalah kamu.
20 April 2009
Ren, aku mohon hiduplah kembali dan biarkan aku melanggar janjiku. Sangat menyakitkan, menikah dengan orang tidak aku cintai dan tidak mencintaiku. Dulu kamu memperlakukanku dengan hati-hati, bahkan tidak peduli seberapa berat lukamu, kamu akan berlari hanya untuk memeriksa lukaku. Hari ini seluruh tubuhku terluka, apa yang harus aku lakukan!? Aku mohon hiduplah kembali, dan jaga aku seperti dulu...
"Malam pertama kami, aku melukai sekujur tubuhnya dan tidak peduli padanya..." gumam Daniel, masih membaca menitikkan air matanya.
30 Mei 2009
Hari ini dia mendorongku dari tangga, karena membuat sarapan yang sedikit kelebihan garam. Setiap dia menyiksaku di tempat tidur, dia berkata tidak ingin memiliki anak dariku. Bisakah aku belajar menyukai makhluk menjijikkan ini, seperti aku menyukaimu!?
Daniel mencengkram buku kecil itu, tidak sanggup membacanya lagi, mengingat hampir selama 2 tahun pernikahan mereka, Daniel tidak pernah memperhatikan atau berbuat manis sama sekali. Pemuda itu, beralih membaca halaman paling belakang.
2 Oktober 2010
Taukah kamu apa yang paling menyakitkan!? Ibu yang melahirkanku menjualku hanya untuk kerjasama bisnis pada keluarga Ananta. Dan sekarang, setelah dibeli aku dijual lagi oleh orang menjijikkan itu. Ini benar-benar konyol. Ren maaf, aku menyerah, aku akan pergi hari ini dan menyimpan hatiku hanya untukmu...
"Jeny!!" Daniel berteriak, melempar buku kecil itu penuh emosi. Saat dulu dia berfikir Jeny hanya wanita murahan. Sama seperti yang lain hanya menggodanya demi uang, lebih baik melampiaskan kemarahan dan nafsu pada manusia serakah ini, itulah saat itu yang ada di fikirannya.
Lama kelamaan fikirannya mulai berubah, Jeny sangat mencintainya, bagaimanapun memperlakukan Jeny mungkin tidak masalah. Hatiku hanya untuk Renata, Jeny hanya wanita konyol yang mencintaiku dengan membabi buta, anggapnya dalam hati saat membiarkan Jeny tidur dengan pria lain.
Namun, semua pemikiran konyolnya adalah kesalahan. Bukan Jeny yang mencintainya, bukan Jeny yang bodoh. Dirinyalah yang bodoh, memiliki kesempatan untuk dikasihi dan dicintai namun melewatkan kesempatan itu.
"Jeny, aku mencintaimu!! Kembalilah, berusaha untuk mencintaiku..." ucapnya meracau melempar sebuah vas bunga keluar jendela, kembali menunduk duduk di lantai, menangis menyesali kepergian istrinya.
***
Daniel mulai dapat menenangkan dirinya, berjalan cepat ke kediaman orang tuanya setelah memarkirkan mobilnya.
Perlahan membuka pintu, terlihat Gina yang berbincang dengan Renata penuh senyuman.
"Sayang..." Renata mulai bergelayut manja.
"Aku lelah, masih bau keringat," ucapnya menepis tangan Renata.
Wanita itu menghela napasnya berusaha untuk tetap tersenyum. Menahan rasa kesalnya,"Aku membelikan ini untukmu..." Renata mengambil salah satu paper bag di atas meja.
"Lagipula ini dari uangku, mana kartu kreditku?" tanyanya menadahkan tangannya.
"Sa...sayang..." Renata sedikit melirik ke arah Gina seakan memberi kode pada Daniel agar tidak mempermalukannya di hadapan Gina.
Daniel menghela napasnya menatap jenuh...
"Jadi kamu memakai kartu kredit Daniel!?" Gina mengenyitkan keningnya.
"A...aku hanya meminjamnya. Kartu kreditku ada sedikit masalah," ucap Renata nampak gugup.
Gina kembali tersenyum, menatap calon menantunya."Maaf tante fikir..." kata-kata Gina terhenti.
Suara mesin mobil terparkir kembali terdengar, Tirta mulai masuk melonggarkan dasinya. Menatap sinis ke pasangan yang baginya tidak tau malu itu.
Ini saatnya mengungkapkan kebodohanku. ucap Daniel dalam hati, perlahan mulai tersenyum.
"Renata, aku ingin bicara tentang masalah perusahaan dengan ayah dan ibu," Daniel menghentikan kata-katanya sejenak kemudian berbisik,"Pulanglah ke apartemen sebentar, aku mencintaimu, belilah beberapa pakaian baru..."
"Renata mengangguk," tersenyum pergi dengan dengan cepat tanpa permisi.
"Ibu, ayo ke tempat ayah. Aku ingin bicara..." lanjutannya, mengalihkan perhatiannya pada Gina.
***
Sebuah ruangan yang dipenuhi rak buku terlihat nampak bernuansa klasik. Gina terdiam tidak mengerti mengamati putra dan suaminya.
"Ayah, aku menyesal, tolong bantu aku..." ucap Daniel berlutut di hadapan ayahnya.
"Menyesal!? Memangnya kamu berbuat kesalahan apa!?" Gina mengenyitkan keningnya.
"Aku berbohong, pengeluaran yang besar selama aku menikah dengan Jeny karena aku membiayai Renata yang ingin mengejar kariernya di luar negeri," Daniel menghela napasnya, mengakui kesalahan dan meminta bantuan, mungkin hanya itu cara yang terfikir olehnya untuk mengembalikan Jeny.
"Kamu yang membiayainya!?" Gina membentak.
"Iya, dan sekarang aku ingin kembali pada Jeny..." jawabnya.
"Kembali!? Jeny berselingkuh dan..." kata-kata Gina terpotong
Tirta menghela napasnya seolah tidak mempedulikan kata-kata istrinya,"Orang sewaan JH Corporation, kembali bertanya tentang Jeny. Ayah hanya menjawab tidak tahu menahu. Kesepakatan apa yang kamu buat dengan mereka!?" tanyanya memastikan.
"Renata memintaku untuk membuktikan perasaanku padanya jadi dia memberikan afrosidac dosis tinggi pada minuman pemilik JH Corporation. Kemudian untuk meredakan efeknya, aku membuat kesepakatan kerjasama. Mengirim Jeny ke tempat tidur pemilik JH Corporation," ucapnya menunduk.
"Tidak heran Jeny meminta bercerai darimu," Tirta menghebuskan napas kasar enggan berkomentar.
Gina bangkit dari tempatnya duduk, menampar putranya yang masih berlutut. "Apalagi katakan semuanya!!" wanita paruh baya itu membentak dalam tangisannya, tidak menyangka dengan prilaku putranya.
"Tentang keturunan aku selalu menggunakan pengaman karena tidak ingin memiliki anak dari Jeny..." wajahnya kembali di tampar.
"Katakan lagi," Gina menghela napasnya berusaha bersabar.
"Dari hari pernikahan kami hingga sebelum kepergian Renata ke luar negeri. Aku setiap hari tidur dengan Renata. Jeny sempat melihatnya ketika aku dan Renata tidur di kamar pengantin," Gina hendak menampar lagi, namun diurungkannya. Kembali duduk di sofa menunduk dalam tangisannya.
"Kenapa kamu mengakui semuanya, bukannya kamu merasa sudah bahagia bersama Renata!?" Tirta mengenyitkan keningnya.
"Aku mencintai Jeny..." ucap Daniel mulai tertawa miris, mengusap air matanya.
"Lalu!?" tanya Tirta, dengan ekspresi wajah datar.
"Jeny tidak pernah mencintaiku, ayah... tolong gunakan kekuasaanmu seperti sebelumnya untuk mengembalikan Jeny agar tetap berusaha mencintaiku," jawabnya penuh harap.
"Tidak mencintaimu?" Tirta tersenyum miris.
"Carikan aku informasi tentang seseorang yang bernama Ren, karena Jeny pasti akan pergi untuk menikah dengannya," pinta Daniel.
"Kamu tidak ingat!? Tiga belas tahun yang lalu kamu dan Jeny pernah akan dijodohkan. Tapi Jeny menolaknya mentah-mentah," ucap Tirta masih duduk dengan tenang. Dijawab hanya dengan gelengan kepala oleh Daniel.
"Ren adalah pelayan sekaligus kelihatannya seperti kekasih masa kecil Jeny. Dia meninggal 13 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Semenjak itu, Jeny menutup diri tidak ingin berteman atau dekat dengan siapapun,"
"Ayah dapat saja mendesak Jony dan Dea agar kalian kembali bersama. Tapi kali ini sepertinya tidak akan berpengaruh, Jeny kelihatannya sampai saat ini tidak bisa melupakan Ren. Dia juga mencurigai Dea terlibat dalam kematian kekasih sekaligus pelayannya," lanjutnya.
"Jadi Ren sudah mati..." Daniel mengepalkan tangannya diam-diam menunduk sembari tersenyum.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
REN MMG MATI, TPI HIDUP SEBAGAI FAREL SKRG..
2024-01-23
1
Sulaiman Efendy
TIDAK SEKAMAR,, TPI LO ENT******OT JUGA SI JENY....😡😡😡😡😡😡😡😡
2024-01-23
1
Armisyah Abdan
biar nangis darah kamu Daniel, gak akan Jeny mau sama kamu😤😤😤😤😤😤😤😤😤
2022-02-22
3