Sudah empat bulan berlalu setelah perceraian mereka. Perbedaan sifat Gina dan Renata semakin terlihat saja. Suara bantingan pintu terdengar, setelah Renata menagih sebuah tas tangan yang empat bulan lalu dibawakannya untuk Gina.
Gina menghela napasnya, kemudian mulai tertawa. Hingga, suara ketukan pintu menghentikan tawanya.
Daniel perlahan masuk tanpa mendapatkan ijin,"Apa dia sudah pergi!?" tanyanya.
"Sudah," Gina kembali terdiam menatap jenuh pada putranya.
"Ibu, jangan marah lagi ya!?" ucapnya duduk memeluk Gina dari samping.
Gina kembali menghela napas kasar,"Kenapa kamu belum berpisah dengan Renata dan mencari Jeny!?" tanyanya.
"Menunggu, ibu mengatakan Jeny sedang hamil. Jika aku mendekatinya sekarang, anak dalam kandungan Jeny akan menjadi anakku. Aku belum cukup berani untuk membesarkan anaknya dengan pria lain. Karena itu, aku akan menunggu Jeny melahirkan, baru membocorkan keberadaannya pada pemilik JH Corporation. Bisa dipastikan pemilik JH Corporation hanya menginginkan anaknya saja," jelasnya.
Gina menatap ke arah putranya,"Kenapa kamu begitu percaya diri!? Jika Jeny didekati pria lain bagaimana!? Apa masalahnya dengan anak dari pria lain!? Lagipula kamu yang menjualnya kan!!"
"Aku bisa membayangkan, menatap wajah anak dari pria lain setiap hari. Berusaha tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. Itu sangat konyol dan menyakitkan," Daniel tertunduk di pinggir tempat tidur menghebuskan napas kasar,"Sampai saat ini, aku masih terjerat rasa bersalah karena mengantarkannya ke tempat tidur pria lain,"
"Tapi," Gina nampak ragu.
"Ibu percayalah padaku, lagipula saingan terberatku orang yang sudah mati. Dia tidak mungkin dapat hidup kembali," ucap Daniel berlutut menggengam erat jemari tangan ibunya.
"Sudahlah," Gina menatap jenuh.
***
Dengan langkah kaki kesal, Renata menuruni anak tangga. Sudah empat bulan ini Daniel berhenti membiayai pengeluarannya. Bahkan selalu mengatakan lembur, bagaikan menghindarinya.
Selama ini Renata berusaha bersabar melayani Gina yang berubah menjadi semakin keras dan menginginkan kesempurnaan, sudah cukup baginya untuk menjaga citra, kali ini kesabarannya selama 4 bulan sudah habis.
"Rumah sialan!! Kapan renovasinya selesai dan aku bisa kembali menjadi nyonya Ananta di rumah milik Daniel!!" umpatnya kesal, sembari memasuki mobil miliknya.
"Uang di kartu ATM sudah hampir habis, Daniel bayangannya saja tidak pernah kelihatan, bagaimana aku bisa minta uang!!" Renata menenangkan dirinya sejenak, kemudian mulai menelfon seseorang.
"Sayang, aku merindukanmu..." ucapnya pada seseorang di seberang sana.
"Bukannya kamu akan menikah ya!?" tanya seseorang di balik telfon.
"Daniel tidak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Aku mencintaimu, karena itu aku sulit melupakanmu, walau ada Daniel di dekatku," Renata berucap, menghebuskan napas kasar,"Bagaimana jika kita makan bersama!?" tanyanya.
"Dimana!?" seseorang dibalik telfon menjawab.
"Di Giant Mall, aku sedang akan berangkat sekarang, kita bertemu di parkiran mall," jawabnya, sembari mematikan panggilannya.
Daniel memang lebih tampan, dan menggairahkan di atas tempat tidur. Uangnya juga banyak, tapi jika Daniel yang murah hati menghilang, aku bisa pergi bersama pria lain sementara kan... ucapnya dalam hati, sembari melajukan mobilnya.
***
Stand berjejeran di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota itu. Jeny menghela napasnya menatap jenuh pada wanita yang berkeliling dengan penuh semangat.
"Nyonya... magsudku ibu, ini sudah cukup," Jeny menghebuskan napas kasar, melirik ke arah tiga orang pengawal yang dibawa Ayana dengan beberapa paper bag, dan kotak yang menumpuk.
"Belum, yang itu bagus!!" ucap Ayana menunjuk ke arah sebuah kereta bayi yang terpajang di etalase.
"Tapi kita sudah..." ucapan Jeny terpotong.
"Baru satu, kalau kereta bayinya rusak bagaimana!? Kita harus setidaknya mempunyai tiga untuk cadangan," Ayana, berjalan cepat masuk ke dalam toko penuh senyuman, kemudian keluar membawa kereta bayi yang terpajang sebelumnya di etalase.
Jeny menghela napasnya, memberikan kartu ATM nya, "Ibu, ini uang ganti untuk semuanya," ucapnya.
"Tidak perlu, kamu sudah memanggilku ibu, berarti anakmu adalah cucuku," Ayana mengelus perut Jeny, kemudian mulai masuki toko pakaian bayi yang lain.
"Ibu aku istirahat dulu ya!?" Jeny menghela napasnya yang terengah-engah.
"Iya, ibu ingin berkeliling dulu, tunggu ibu di cafe seberang," Ayana berucap, sembari masih fokus memilih pakaian bayi.
***
Suasana cafe sudah mulai cukup ramai, karena memang sudah mendekati jam makan siang.
Jeny mulai duduk, menyender sejenak menghilangkan rasa lelahnya, setelah memesan segelas orange juice,"Orang itu benar-benar royal. Sebenarnya seberapa kaya keluarganya,"
"Anak mama, nanti jika sudah lahir. Kamu harus banyak-banyak berterimakasih pada nenek Ayana," Jeny menghembuskan napas kasar, mengelus perutnya yang sudah membuncit.
"Ternyata ada wanita murahan disini..." suara seseorang wanita membuyarkan lamunan Jeny, mengalihkan perhatiannya. Menatap ke arah wanita yang datang bersama seorang pria paruh baya.
Sejenak Jeny kembali meminum orange juice di hadapannya. Tidak ingin peduli dan terlibat dengan urusan wanita yang seperti ingin mencari masalah dengannya.
"Dia siapa sayang!?" Dave (seorang produser film) merangkul Renata.
"Wanita yang bisa dibayar dengan uang..." ucapnya sengaja meninggikan volume suaranya agar perhatian orang-orang di sekitar mereka teralih pada Jeny.
"Benarkah!? Kelihatannya sedang hamil!?" Dave tertawa kecil.
"Aku kasian padanya, hamil tanpa suami. Karena ketahuan berselingkuh..." Renata berkata dengan nada suara keras, tersenyum mencibir.
Jeny memejamkan matanya sejenak, meremas ujung kain minidrees yang dipakainya. Mati-matian menahan emosi.
Beberapa orang mulai membicarakan wanita yang tengah hamil besar itu. Mencibir diam-diam dan menatap sinis.
"P*lacur!!" Renata mengumpat, kembali tersenyum menghina.
Selama ini aku mengunci rapat-rapat mulut pedas dan perilaku ku. Karena janjiku pada Ren, tapi kali ini aku bebas mengeluarkan mulut sampahku... Jeny menghembuskan napas kasar.
"Renata sayang, artis papan atas yang sering tampil di televisi. Aku memang tidak selevel denganmu. Sampai-sampai membawa sutradara terkenal yang beristri ke pusat perbelanjaan..." ucap Jeny tersenyum cerah.
Seketika suasana riuh, Renata yang awalnya memakai kacamata hitam untuk menyamarkan sedikit penampilannya, menjadi bahan objek foto dan rekaman orang-orang.
"Aku bukan Renata!!" wanita itu berteriak, membanting handphone salah seorang yang memotret nya.
Sedangkan pria paruh baya yang bersamanya segera menyembunyikan wajahnya di dengan jas. Tidak ingin menjadi trending topik media sosial.
"Dave tolong aku!!" Renata berteriak, meraih lengan pakaian pria disampingnya.
Namun pria itu malah menepis berlalu pergi di tengah kerumunan, melarikan diri, tidak ingin keluarganya mengetahui hubungan gelapnya dengan beberapa artis.
"Tidak tau malu, ternyata Renata yang terlihat lugu, aslinya seperti ini..." salah seorang pengunjung cafe memotret sambil mencibirnya.
"Benar, aku tidak menyangka. Perannya sebagai wanita teraniaya, ternyata aslinya simpanan sutradara film," orang lainnya ikut ikutan mencibir di tengah kerumunan.
Tidak ada satupun yang mempedulikan Jeny yang awalnya mendapatkan lebih banyak hinaan dari mulut Renata.
Inilah yang namanya teori pengalihan isu. Sepanas apapun isu yang menerpa orang tidak terkenal akan kalah dengan isu yang menimpa artis. Jika orang tidak terkenal dibunuh, isu akan menghilang dalam tiga hari. Tapi jika artis cidera kecil, isu akan terus berlangsung selama berbulan-bulan... Jeny menghebuskan napas kasar menyerahkan semuanya pada kekuatan media sosial, kemudian meminum orange juice di hadapannya.
"Dasar wanita jalang!! Kamu pasti sengaja kan!?" ucap Renata membentak, menampar wanita yang tengah hamil tua itu dengan kencang.
Jeny membulatkan matanya, mulai bangkit dari tempatnya duduk. Berniat membalas tamparan Renata.
Namun, satu tinjuan tangan mendarat tepat di wajah Renata, membuat wanita itu jatuh tersungkur.
Terlihat seorang pemuda rupawan mengenakan setelan jas, mengelap tangan yang dipakainya memukul Renata,"Menjijikkan!!" umpatnya tersenyum mengerikian.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JENY BSA BELADIRI KNP GK DIGUNAKN.. DI CRITA INI OTHOR TK BUAT TOKOH WANITA YG JAGO DUEL, SPRTI FREA, JAGO BELADIRI JUGA PENAKUT.. ELINA SABUK HITAM JUGA KALAH DARI EDEN YG LUMPUH.. APAGUNA JAGO BELADIRI TPI DITINDAS TDK MELAWAN..
2024-01-23
0
Sulaiman Efendy
SI TOMY ATAU SI REN TUHH
2024-01-23
1
Sulaiman Efendy
WAHHH, JALANG MURAHAN, TRIAK MURAHAN, ASLI GK NYADAR DIRI..
2024-01-23
1