Hadiah Terakhir bagian 2

Sebuah mobil teronggok di jurang pintu mobil tertutup rapat.

"Bakar..." Dea tersenyum berucap dari atas tebing memberi intrupsi. Bensin mulai disiram dari atas tebing, oleh beberapa pria berbadan kekar. Sebuah pemantik di lempar, terjatuh tepat di atas kup mobil. Api menjalar dengan cepat, asap hitam mengepul. Diikuti suara beberapa ledakan.

"Maaf... tapi untuk menjadi ahli waris Jeny tidak boleh memiliki kelemahan," Dea menunduk bagaikan memberikan penghormatan terakhir. Sejenak terlihat senyuman di wajahnya.

Perlahan Dea masuk ke dalam mobilnya, bersamaan dengan ledakan terakhir yang menyebabkan mobil yang terbakar habis terjatuh di sungai. Wanita itu, kembali melaju untuk menjemput Jeny putri satu-satunya.

***

Jeny menghela nafas dalam-dalam, untuk pertama kalinya bangku sebelahnya kosong. Bila sakit pun Ren akan tetap memaksakan diri untuk hadir hanya untuk menemani Jeny.

"Ren lebih pintar dariku, tapi dia tidak ingin menjadi murid yang menonjol untukku. Ren-ku memang yang terbaik," wajah Jeny bersemu merah, meraba bangku kosong di sampingnya.

'Nona...aku menyukai nona' terlihat fatamorgana Ren yang tersenyum hangat.

"Aku sudah gila karena jatuh cinta..." Jeny menghela nafasnya.

Jam sekolah telah berakhir, Jeny melangkah menuju halaman sekolah yang menjadi satu dengan tempat parkir. Gadis itu hanya dapat menghembuskan napas kasar menatap sebuah mobil yang hendak menjemputnya.

"Ibu, Ren dimana!? Apa sudah pulang!?" Jeny bertanya sembari memasuki mobil.

"Belum, seharusnya sudah. Mungkin dia berjalan-jalan dulu di kota," Dea menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari kursi pengemudi.

Jeny menghela nafasnya, menatap ke arah jendela, terbersit kerinduan dalam dirinya. Mungkin lebih nyaman baginya menaiki sepeda yang dikayuh susah payah oleh seorang remaja yang memanggilnya nona.

"Ren sedang apa?" ucapnya dalam hati menatap ke arah langit penuh kecemasan

Hingga malam menjelang, remaja itu belum juga kembali. Jeny menghela nafasnya berkali-kali, belajar sendiri di gazebo belakang rumah menunggu kedatangan seorang remaja yang tidak mungkin kembali.

Hingga malam larutpun tidak ada yang mengetuk pintu kamarnya. Perlahan gadis itu menutup matanya tertidur.

"Nona..." terdengar suara seseorang yang dikenalnya tersenyum.

"Ren!?" Jeny mengenyitkan keningnya kesal. Namun tanpa diduga remaja itu memeluknya sembari menangis.

"Hiduplah dengan baik, jangan pilih-pilih makanan. Aku mencintaimu..." ucapnya melepaskan pelukan, mengecup kening Jeny dengan derai air mata yang mengalir.

"Kenapa menangis," Jeny tersenyum simpul.

Ren terdiam, tidak menjawab. Wajahnya nampak lebih bersinar dari biasanya, memakai setelan baju putih. Tangannya terasa dingin menyentuh pipi Jeny.

"Aku mencintai nona..." Ren menunduk memberi hormat, sembari berusaha tersenyum. Remaja itu, berbalik berjalan meninggalkan Jeny di tengah kabut tebal.

"Ren!! Jangan pergi!!" Jeny berteriak dengan peluh bercucuran. Sinar tipis matahari mulai memasuki ruangan, tidak ada yang membangunkannya. Hanya untuk membawa sarapan.

Terdengar suara mobil memasuki gerbang, dengan cepat Jeny segera turun tanpa melihat ke jendela mobil siapa yang datang.

Dengan penuh harap jika Ren akan datang dan tersenyum padanya, Jeny segera membuka pintu tidak sabaran.

Namun dua orang polisi yang dilihatnya."Nak, apa pemilik rumah ini ada?"

Jeny mengangguk memanggil ibunya. Seorang wanita berjalan turun perlahan seolah olah tidak mengetahui hal yang terjadi.

"Maaf ada apa!?" Dea mengenyitkan keningnya.

"Begini mobil dengan plat nomor XQ 4567 KZ apakah milik ibu!?" Sang polisi menghela nafasnya.

"Iya itu mobil saya, tapi dari pagi kemarin belum kembali datang dari kota," Dea menghela nafasnya.

"Mobil mengalami kecelakaan. Bensin yang bocor menyebabkan ledakan cukup besar, mayat korban mungkin jatuh ke sungai. Sampai saat ini kami belum berhasil menemukan mayat para korban," salah satu petugas kepolisian berucap.

"Ren dan pak Giman ada di mobil..." wajah Dea terlihat terkejut, seperti menahan rasa dukanya.

"Ren!?" Jeny mundur beberapa langkah, wajahnya nampak pucat. Air mata mengalir di pipinya.

"I...ibu Ren ada dalam mobil!?" Jeny memastikan pendengarannya, rasa tercekat dalam hatinya. Belum dapat menerima kenyataan, itulah yang mungkin dialaminya saat ini.

"Iya," Dea tertunduk.

"Pak, tolong Ren dia masih hidup kan!? Katakan!! Aaaagghhh..." Jeny berteriak menjerit, sejenak kemudian tidak sadarkan diri.

***

Jeny mengerjap ngerjapkan matanya, perlahan mulai duduk menatap ke arah jendela kamarnya. Tepatnya ke arah langit,"Ren tidak mungkin pergi, dia masih hidup..." ucapnya menahan rasa sesak di dadanya.

Tok...tok...tok...

Dea perlahan memasuki kamar putrinya, membawakan segelas air dan semangkuk bubur.

"Jeny, ibu membawakanmu bubur. Makan ya!?" Dea mulai duduk di samping putrinya, hendak menyuapi gadis yang bagai tidak memiliki semangat hidup itu.

Jeny menggeleng gelengkan kepalanya, dalam hidupnya hanya ada ayahnya dan Ren. Dan sekarang terasa sepi lebih sepi lagi.

"Ibu taruh di sini ya!? Jangan lupa untuk makan," Dea menghela nafasnya, meletakkan nampan di atas meja.

Dari sinar matahari yang awalnya terik menembus jendela, perlahan memudar menjadi sinar kemerahan pertanda senja menyingsing. Makanan di meja sama sekali tidak disentuh Jeny hanya terdiam duduk di atas tempat tidurnya. Masih tersisa harapan kecil baginya. Pintu akan di ketuk oleh seseorang yang memanggilnya nona.

'Nona, aku mencintaimu...' terlihat fatamorgana Ren duduk di samping tempat tidurnya.

"Bodoh!! Kenapa kamu pergi hanya untuk beasiswa sialan itu!!" Jeny mengumpat kembali menangis dengan kencang.

Tubuhnya masih lemas, akibat dehidrasi tidak menyentuh makanan dan minuman. Hanya menangis itulah yang dilakukannya. Perlahan menapakkan kakinya berjalan keluar dari kamar, menuju kamar yang tidak pernah dia masuki.

Matanya menelisik, sebuah kamar yang nampak rapi. Penuh aroma apel hijau, aroma yang selalu melekat pada Ren. Jeny mulai duduk di atas tempat tidur.

Terlihat sebuah kotak pink dengan pita di atasnya, bertuliskan. 'Selamat ulang tahun, pacarku'

Jeny tersenyum kecil dalam tangisannya. Membuka kotak yang terlihat manis itu, meraih sepasang kalung silver dengan lambang matahari yang terbagi dua.

Dengan sebuah catatan di dalamnya. 'Maaf, aku cuma bisa membeli ini. Kita akan bersinar bersama sama...' wajah Jeny nampak sedikit lebih dapat tersenyum.

Terlihat sesuatu yang mengalihkan perhatiannya. Sebuah buku agenda yang sering Ren bawa. Dengan tangan gemetar Jeny mulai membuka buku agenda milik Ren.

2 Oktober 2001

Nona ternyata sangat menyukai pisang, dia seperti monyet yang manis.

Jeny tertawa kecil, dengan membaca hinaan dari tulisan tangan kekasihnya.

5 Oktober 2001

Nona hari ini sedang tidak ingin bicara, aku tidak akan berani di dekatnya saat ini. Tapi dia harus tetap makan, dengan sangat menyesal nona menghukumku untuk mengerjakan tugasnya, karena memaksanya makan.

20 Oktober 2001

Hari ini nona mengalami alergi, tuan Doni memberikan pertolongan. Hal yang harus disiapkan, obat anti alergi, dan memberi nona nafas buatan bekali-kali.

"Dia memperhatikanku!?" Jeny menitikkan air matanya membaca satu-persatu halaman dengan banyak catatan pendek itu hingga tidak terasa sudah larut malam.

3 Maret 2008

Aku memberanikan diri untuk menyukai nona, dan menciumnya untuk pertama kali. Aku akan tetap selalu melindungi nona.

"Ren bodoh..." umpatnya.

10 April 2008

Pacaran!? Hari ini aku benar-benar pacaran dengan nona. Aku ingin salto saking senangnya.

15 Mei 2008

Kini aku menyadari perbedaan antara kaya dan miskin. Nona sudah berjanji padaku, jika suatu hari nanti kami tidak dapat bersama nona akan mencintai suaminya layaknya mencintaiku. Aku harap nona dapat menempati janjinya, agar jika itu terjadi aku dapat mundur tanpa rasa bersalah.

16 Mei 2008

Uang yang aku kumpulkan sudah cukup, tidak terasa sudah hampir dua bulan lebih aku tidak makan atau minum di sekolah. Inikah yang dinamakan kekuatan cinta!? Aku benar-benar sudah gila...nona, aku mencintaimu, mungkin aku gila karenamu...

"Aku sudah berjanji, jika aku menikah nanti, aku akan mencintai suamiku sebesar aku mencintaimu. Dan akan memperlakukannya sebaik kamu memperlakukan ku," Jeny menangis sekencang-kencangnya, mengingat tidak pernah ada moment baginya untuk membalas cinta Ren yang mungkin begitu besar tidak disadarinya. Memeluk buku itu erat, seolah adalah perwujudan kekasih kecilnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Arima Nur

Arima Nur

membaca dibab ini dredes eluhku

2024-05-01

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEMOGA REN MSH HIDUP..

2024-01-23

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ARWAH REN, BNR2 TLH DIBUNUH DEA... ANAK YG MLANG, DISLMATKN DARI KORBAN PNCULIKN, MLH SKRG JDI KORBAN PEMBUNUHN..

2024-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 Terkait
2 Ren-ku
3 Hadiah Terakhir bagian 1
4 Hadiah Terakhir bagian 2
5 Nyonya Rumah bagian 1
6 Nyonya Rumah bagian 2
7 Bertahan
8 Apel Hijau
9 Kebohongan
10 Menyerah
11 Meninggalkan
12 Asinan
13 Terlalu Banyak Menonton Drama
14 Kekasih Masa Kecil
15 Tikus
16 Teori Pengalihan Isu
17 Ayah Yang Menyeramkan
18 Wajah Yang Berbeda
19 Menyimpan Perasaan
20 Door Prize
21 Jalan Buntu
22 Saingan Farel
23 Kakek Tua Mesum Pemilik JH Corporation
24 Tikus Mati
25 Menyayangi Seluruh Anggota Tubuh
26 Pilihan
27 Kesempurnaan
28 Kejujuran
29 Nyonya Dea
30 Strawberry
31 Hati Yang Sedikit Terbuka
32 Kecurigaan
33 Bersembunyi
34 Mantan Pelakor
35 Lebih Baik Tidak Tahu
36 Kamarku
37 Istri Yang Terlalu Baik (Ana)
38 Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 2
39 Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 3
40 Bapak Rumah Tangga
41 Kue Bolu
42 Teori
43 Bayaran
44 Seribu Candi
45 Tuan Muda Manja
46 Kakak Ipar
47 Peterpan in Neverland
48 Penculikan
49 Maaf
50 Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 1
51 Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 2
52 Salah Paham
53 Ibu
54 Kenangan
55 Makanan Kesukaan
56 Matahari
57 Halte
58 Cucu menantu
59 Tes DNA
60 Seorang Budak
61 Arti Sebuah Keluarga
62 Pangeran Yang Dilupakan
63 Cara Yang Sama
64 Terjerat Ilusi
65 Dalam Diam
66 Rasa Lapar Ditengah Malam
67 Melati Yang Hangus
68 Pesan
69 Perampokan
70 Menyerah
71 Syailendra
72 Rasa Iri
73 Ingin Viral
74 Perebut Suami Orang
75 Pancake Pisang
76 Karamel
77 Pesawat Remote Control
78 Persiapan
79 Hadiah Dari Doraemon
80 Psikopat
81 Anggur Seri Langka
82 Pemeriksaan Kesehatan
83 Cinta Tulus Pada Renata
84 Tidak Pelit
85 Suster Cantik
86 Pertahanan Diri
87 Nyawaku
88 Tidak Mampu Mencintai (love for psycopath)
89 Boneka Kayu (love for psycopath)
90 Anak Yang Malang
91 Ayah dan Anak
92 Kincir Ria
93 Nonaku
94 Penderitaan Yang Indah
95 Rantai
96 Foto Kenangan
97 Foto Kenangan Bagian 2
98 Takut Kehilangan Kendali
99 Pion
100 Takoyaki
101 Antagonis
102 Rencana Kencan
103 Ingin Membunuhku?
104 Melindungi Tersangka
105 Alasan Aku Mencintaimu
106 Tipe Tomy
107 250 Juta Dolar?
108 Firasat
109 Salju Terakhir
110 Seharusnya Mempercayaimu
111 Tipeku Wanita Yang Lembut
112 Menyerahkan Tubuh?
113 Bulan Madu Ala Tomy
114 Berikan Aku Pekerjaan
115 Dicintai Dua Pria
116 Pacar Rahasia
117 Merindukanmu
118 Anak Ke Dua
119 Masih Dipinjam Orang
120 Rusa Dan Kelinci
121 Tomy Itu Pintar Dan Lucu
122 Samurai
123 Pesawat Kertas
124 Mata Yang Menjagaku
125 Wanita Lembut (Little Tomy)
126 Seribu Bangau (Little Tomy)
127 Surat Cinta (Secret of Tomy)
128 Farel (Secret of Tomy)
129 Peninggalan
130 Dua Istri Cukup
131 Pacar Tomy?
132 Saling Mengawasi
133 Kapten Tomy
134 Kemiripan
135 Bridal Style
136 Sebuah Mimpi
137 Saudara (Brother)
138 Pengampunan
139 Istri Firaun
140 Jangan Bermimpi!!
141 Mencari Seekor Naga, Untuk Mengalahkan Pangeran
142 Anaconda
143 Tidak Apa-apa
144 Saat Hati Ini Akan Menyerah
145 Singkong
146 Jagung Bakar
147 Kekuatan Uang
148 Arogansi
149 Menyertai Kematian
150 Hujan Yang Jatuh Saat Cuaca Cerah
151 Karena Farel
152 Jin Aladin
153 Keegoisan Seorang Anak
154 Bonus Chapter 1
155 Bonus Chapter 2
156 Bonus Chapter 3
157 Bonus Chapter 4
158 Bonus Chapter 5
159 Bonus Chapter 6
160 Bonus Chapter 7
161 Bonus Chapter 8
162 Bonus Chapter 9
163 Bonus Chapter 10
164 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Terkait
2
Ren-ku
3
Hadiah Terakhir bagian 1
4
Hadiah Terakhir bagian 2
5
Nyonya Rumah bagian 1
6
Nyonya Rumah bagian 2
7
Bertahan
8
Apel Hijau
9
Kebohongan
10
Menyerah
11
Meninggalkan
12
Asinan
13
Terlalu Banyak Menonton Drama
14
Kekasih Masa Kecil
15
Tikus
16
Teori Pengalihan Isu
17
Ayah Yang Menyeramkan
18
Wajah Yang Berbeda
19
Menyimpan Perasaan
20
Door Prize
21
Jalan Buntu
22
Saingan Farel
23
Kakek Tua Mesum Pemilik JH Corporation
24
Tikus Mati
25
Menyayangi Seluruh Anggota Tubuh
26
Pilihan
27
Kesempurnaan
28
Kejujuran
29
Nyonya Dea
30
Strawberry
31
Hati Yang Sedikit Terbuka
32
Kecurigaan
33
Bersembunyi
34
Mantan Pelakor
35
Lebih Baik Tidak Tahu
36
Kamarku
37
Istri Yang Terlalu Baik (Ana)
38
Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 2
39
Istri Yang Terlalu Baik (Ana) Bagian 3
40
Bapak Rumah Tangga
41
Kue Bolu
42
Teori
43
Bayaran
44
Seribu Candi
45
Tuan Muda Manja
46
Kakak Ipar
47
Peterpan in Neverland
48
Penculikan
49
Maaf
50
Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 1
51
Mengetahui Perasaan Jeny Bagian 2
52
Salah Paham
53
Ibu
54
Kenangan
55
Makanan Kesukaan
56
Matahari
57
Halte
58
Cucu menantu
59
Tes DNA
60
Seorang Budak
61
Arti Sebuah Keluarga
62
Pangeran Yang Dilupakan
63
Cara Yang Sama
64
Terjerat Ilusi
65
Dalam Diam
66
Rasa Lapar Ditengah Malam
67
Melati Yang Hangus
68
Pesan
69
Perampokan
70
Menyerah
71
Syailendra
72
Rasa Iri
73
Ingin Viral
74
Perebut Suami Orang
75
Pancake Pisang
76
Karamel
77
Pesawat Remote Control
78
Persiapan
79
Hadiah Dari Doraemon
80
Psikopat
81
Anggur Seri Langka
82
Pemeriksaan Kesehatan
83
Cinta Tulus Pada Renata
84
Tidak Pelit
85
Suster Cantik
86
Pertahanan Diri
87
Nyawaku
88
Tidak Mampu Mencintai (love for psycopath)
89
Boneka Kayu (love for psycopath)
90
Anak Yang Malang
91
Ayah dan Anak
92
Kincir Ria
93
Nonaku
94
Penderitaan Yang Indah
95
Rantai
96
Foto Kenangan
97
Foto Kenangan Bagian 2
98
Takut Kehilangan Kendali
99
Pion
100
Takoyaki
101
Antagonis
102
Rencana Kencan
103
Ingin Membunuhku?
104
Melindungi Tersangka
105
Alasan Aku Mencintaimu
106
Tipe Tomy
107
250 Juta Dolar?
108
Firasat
109
Salju Terakhir
110
Seharusnya Mempercayaimu
111
Tipeku Wanita Yang Lembut
112
Menyerahkan Tubuh?
113
Bulan Madu Ala Tomy
114
Berikan Aku Pekerjaan
115
Dicintai Dua Pria
116
Pacar Rahasia
117
Merindukanmu
118
Anak Ke Dua
119
Masih Dipinjam Orang
120
Rusa Dan Kelinci
121
Tomy Itu Pintar Dan Lucu
122
Samurai
123
Pesawat Kertas
124
Mata Yang Menjagaku
125
Wanita Lembut (Little Tomy)
126
Seribu Bangau (Little Tomy)
127
Surat Cinta (Secret of Tomy)
128
Farel (Secret of Tomy)
129
Peninggalan
130
Dua Istri Cukup
131
Pacar Tomy?
132
Saling Mengawasi
133
Kapten Tomy
134
Kemiripan
135
Bridal Style
136
Sebuah Mimpi
137
Saudara (Brother)
138
Pengampunan
139
Istri Firaun
140
Jangan Bermimpi!!
141
Mencari Seekor Naga, Untuk Mengalahkan Pangeran
142
Anaconda
143
Tidak Apa-apa
144
Saat Hati Ini Akan Menyerah
145
Singkong
146
Jagung Bakar
147
Kekuatan Uang
148
Arogansi
149
Menyertai Kematian
150
Hujan Yang Jatuh Saat Cuaca Cerah
151
Karena Farel
152
Jin Aladin
153
Keegoisan Seorang Anak
154
Bonus Chapter 1
155
Bonus Chapter 2
156
Bonus Chapter 3
157
Bonus Chapter 4
158
Bonus Chapter 5
159
Bonus Chapter 6
160
Bonus Chapter 7
161
Bonus Chapter 8
162
Bonus Chapter 9
163
Bonus Chapter 10
164
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!