11 tahun kemudian...
Semilir angin menerpa rambut seorang gadis yang menatap jendela dengan pandangan kosong. Kalung yang terbuat dari silver melingkar di lehernya. Selama sebelas tahun gadis itu menaruh harapan dengan tidak ditemukan mayat kekasih kecilnya. Hingga, karenanya gadis itu tidak pernah menjalani hubungan ataupun menikah.
Menyetujui pernikahan dengan putra keluarga konglomerat yang tidak pernah ditemuinya, itulah hal yang ditetapkan Dea. Sampai akhirnya Jeny tiba di seluruh cafe terlihat seorang pemuda rupawan, bertubuh atletis, memiliki kharisma yang tinggi, duduk menyender acuh. Menatap ke arah jendela entah apa yang ada di fikirannya. Dengan seorang pemuda sebagai asistennya yang menunduk memberi hormat pada Jeny
"Maaf, apa anda tuan Daniel!?" Jeny bertanya dengan ragu.
"Benar, kita langsung saja berapa yang kamu inginkan untuk membatalkan perjodohan kita!? Aku tidak mungkin dapat menyukaimu, seberapapun usahamu!!" Daniel berucap dengan tegas.
"Ini perjodohan ke lima bulan ini, wajar saja jika tuan muda jenuh... Tapi nona Renata (kekasih Daniel) terlalu memanfaatkan tuan, semoga saja wanita ini bisa membujuk tuan," batin Sang asisten menghela nafasnya menatap jenuh, adegan penolakan yang sering dilihatnya.
Jeny menghembuskan napas kasar, kemudian duduk sembari tersenyum."Saya tidak bisa membatalkannya, jika bisa saya juga ingin membatalkannya. Tapi, ini permintaan ibu saya. Bagaimana dari pihak anda saja yang membatalkan!?"
Asisten Daniel menahan tawanya, hampir keceplosan mengeluarkan suara tawa kecil. "Astaga wanita ini benar-benar menarik, tuan muda ditolak!? Anda hebat, wanita keren," gumamnya dalam hati
"Jika bisa aku juga akan melakukannya!! Pacarku tidak disetujui oleh keluarga besarku," pemuda itu terlihat berpikir sejenak.
"Kita menikah saja!! Setelah aku cukup bisa menguasai perusahaan keluargaku aku akan memberimu kompensasi yang besar, pasca perceraian," lanjutnya seakan memiliki ide untuk mempersatukannya dengan Renata (pacar Daniel)
"Wajah saja yang menyaingi Ren-ku tapi kelakuannya menjijikkan, benar-benar kudanil." Jeny tetap tenang tersenyum, namun mengumpat dalam hatinya.
"Maaf tuan, saya tidak bisa..." ucap Jeny mulai berdiri.
"Seharusnya tidak dibayar pun wanita akan mengambil kesempatan ini untuk mendekatiku kan!? Wanita yang tidak menyukaiku!? Apa dia normal!? Tapi setidaknya aku mempunyai istri sempurna yang tidak akan mencintaiku," fikir Daniel mulai tersenyum menyusun strategi.
"Tunggu, kenapa tidak bisa!?" Daniel mengenyitkan keningnya.
"Pernikahan adalah rantai pengikat yang menyakitkan. Jika saya tidak dapat menikahi orang yang saya tidak sukai ...." jawab gadis itu sembari berjalan pergi.
"Aku sudah berjanji akan menyayangi siapapun yang akan menjadi suamiku, selayaknya aku menyayangi Ren. Tapi pria sepertimu tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu," kata-kata yang tidak terucap dari bibir Jeny berjalan pergi menahan rasa tidak sukanya dalam senyuman.
"Calon istri yang cocok. Aku tidak perlu merasa bersalah saat bercerai nanti..." ucap Daniel tersenyum sambil meminum secangkir kopi di hadapannya.
"Ken (asisten Daniel) telpon ibuku, aku ingin menikahi gadis sepertinya. Agar Renata tidak cemburu," Daniel tertawa kecil mengingat untuk pertama kalinya ada gadis yang menolak untuk dijodohkan dengannya.
***
Hari mulai petang, dering suara jangkrik terdengar dari halaman luas rumah di tengah perkotaan, segera setelah kematian Ren, Dea pindah rumah berharap Jeny dapat melupakan kekasih kecilnya itu. Dengan langkah lemas Jeny memasuki kamarnya. Menjatuhkan dirinya di tempat tidur melempar sepatunya asal.
Hingga suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya."Masuk!!" ucapnya masih berbaring dalam kondisi tengkurap.
"Jeny, anak ibu sayang..." Dea memasuki kamar putrinya.
"Mau apa lagi Mak Lampir kemari!? Setelah beberapa kali ingin mengorbankanku demi uang," batin Jeny menatap jenuh, tidak beranjak dari posisi nyamannya.
"Ada apa!? Apa Dimas (adik tiri Jeny) minta yang aneh-aneh lagi!?" tanya gadis itu menatap curiga. Sepuluh tahun yang lalu, Dea menikah lagi setelah hamil di luar nikah dengan direktur dari perusahaan yang lumayan besar. Dan kini memiliki seorang anak berusia 9 tahun.
"Tidak bukan itu, tapi selamat kamu berhasil menarik perhatian pria paling menawan di negeri ini," Dea berucap penuh senyuman, setelah mendapat telepon dari orang tua Daniel yang menerima perjodohan mereka.
"Orang menjijikkan itu menerimanya!? Aku seharusnya berpenampilan jelek, kemudian menendang wajah tidak tau malunya agar dia sadar diri," geram Jeny dalam hatinya menoleh ke arah Dea, kemudian mulai duduk di samping ibunya.
"Aku tidak ingin menikah..." ucapnya.
"Sampai kapan kamu terus mengingat Ren, Ren sudah meninggal. Biarkan dia tenang disana!!" Dea membentak putrinya.
"Kenapa ibu menikah dengan papa Jony (ayah tiri Jeny)!? Ibu mencintainya!? Apa ibu bahagia!?" tanyanya.
"Ibu bahagia!!" Dea membentak dengan nada suara tinggi.
"Bahagia!? Setiap hari papa Jony tidak pernah dirumah, sedangkan ibu sepulang kerja pergi ke club'malam. Apa itu yang namanya bahagia!?" Jeny menatap sinis.
"Ibu bahagia!! Dengan uang kita dapat bahagia!! Bahkan setelah kakekmu meninggal, kamu juga bahagiakan menikmati warisannya!?" Dea tersenyum meninggikan nada bicaranya.
"Menjijikkan..." Jeny menghela nafasnya, menatap jenuh.
"Ini menguntungkan untuk perusahaan kita, jika kamu tidak setuju maka jangan anggap aku ibumu lagi. Ibu menyesal sudah melahirkanmu!!" Dea membentak.
Jeny menghela nafasnya,"Aku setuju, agar ibu dapat menjadikan anak kesayangan ibu (Dimas) sebagai ahli waris. Dan menjualku demi uang. Ingat setelah ini jangan meminta pertolonganku lagi..."
"Anak ibu tersayang, memang anak pintar," Dea kembali tersenyum mendekati putrinya.
"Berusaha menyayangi Daniel seperti aku menyayangi Ren. Tuhan lelucon apalagi ini," fikirannya. Ingin rasanya Jeny menangis dan mengumpat saat ini. Hanya karena rasa bakti ibunya, dirinya akan memasuki tempat yang bagaikan neraka menurutnya.
***
Sementara itu di sebuah apartemen suara parau sepasang kekasih saling bersautan, memadukan hasrat mereka. Hingga akhirnya terdengar suara erangan panjang dari keduanya.
Sepasang kekasih saling memeluk di bawah selimut yang cukup tebal.
"Sayang, kamu yakin akan menikah!?" Sang wanita mengeratkan pelukannya di dada bidang pemuda yang bersetatus kekasihnya, setelah kegiatan mereka yang bagaikan pasangan suami istri.
"Tentu saja, dia adalah satu-satunya calon yang diajukan ibu, yang tidak tertarik padaku. Jika menikah dengannya, kita dapat tetap bersenang-senang sambil menunggu pengambil alihan perusahaan," ucap Daniel mengecup kening Renata (pacar Daniel).
"Janji akan selalu setia padaku!?" Renata mengecup pipi pemuda di pelukannya.
"Aku janji akan setia pada Renataku tersayang," Daniel berucap penuh senyuman.
"Tapi bagaimana jika perlahan kalian saling menyukai, kamu pasti akan meninggalkan ku..." Renata tertunduk, mengundang simpati kekasihnya.
"Tentu saja itu tidak akan pernah terjadi, percayalah padaku, bagaimana jika nanti malam kamu membeli tas baru!?" tanyanya mengelus rambut kekasihnya.
"Aku mencintaimu..." Renata penuh senyuman mengecup bibir Daniel sekilas.
"Tepatnya uang dan wajah tampanmu," gumamnya dalam hati.
"Aku juga..."ucapnya kembali menatap mata wanita itu. Mengeratkan pelukannya, kulit tanpa busana itu kembali bergesekan. Menciptakan hasrat, kembali melanjutkan kegiatan yang mungkin suatu hari nanti akan disesali Daniel.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
mama ega&dilla
kirain dering telpon,gk thunya dering suara jangkrik...🙊
2022-11-06
3
afikamanisih Manisih
orang kalo di otak sama hati udh 1 frekuensi sama kata uang, duit, piti, money, g perduli mskipun anak kandung, brojol jg dia yg brojolin, ya kalo bisa bawa untung ya di jual
2022-09-30
1
Lovesekebon
Segala perbuatan akan di pertanggung jawabkan 😑
2021-12-02
2