Saat ini kehamilan Jeny masih memasuki bulan ke empat. Wanita itu, pindah dari tempat kostnya membeli rumah kecil, menggunakan seluruh tabungannya untuk membuka usaha EO(Event Organizer), mengingat modal usahanya yang memang terbatas.
Dengan penuh senyuman, Jeny menatap ke arah papan nama kantor yang dipasang oleh pekerjanya. Tidak menyadari seorang wanita tersenyum mengamatinya dari sebuah mobil hitam yang terparkir.
"Ini biodatanya nyonya," seorang pria berpakaian resmi duduk di kursi pengemudi, memberikan sebuah map pada wanita yang duduk di belakangnya.
"Namanya, Jeny Melika. Usia, 27 tahun. Lulusan S2 universitas negeri. Semuanya bagus, tapi hanya ada satu masalah, dia baru resmi bercerai. Ada kemungkinan itu bukan anak Farel," Ayana menghebuskan napas kasar sembari membaca biodata di hadapannya.
"Apa sebaiknya kita beri tau keberadaannya pada tuan muda dan melakukan tes DNA pada saat masih dalam kandungan!?" tanya pria yang berada di kursi pengemudi.
"Tidak perlu, menurut sifat Farel dia tidak akan mencarinya jika tidak tertarik. Karena itu, selepas anak kandungnya atau bukan, anak itu akan tetap menjadi calon cucuku," ucap Ayana penuh senyuman.
"Tapi..." sang supir nampak ragu.
"Tidak ada yang lebih mengenal sifat asli Farel, dia sama saja dengan asistennya Tomy. Dari luar Farel memang terlihat kejam di dunia bisnis, karena didikan Dilen. Tapi aslinya dia hanya anak konyol yang baik hati," Ayana tertawa kecil.
Tuan muda Farel dan Tomy baik hati!? Nyonya anda tidak salah kan...Beberapa bulan yang lalu, bahkan kedua iblis itu membeli bus dengan kapasitas 50 orang hanya untuk memutasi karyawan ke daerah terpencil, jika berani bermalas-malasan... pria di kursi pengemudi menghebuskan napas kasar.
"Aku ingin bertemu dengannya, katakan padanya ada investor yang ingin berinvestasi..." ucap Ayana penuh senyuman.
***
Beberapa saat berlalu, sang supir turun dari mobil. Memberitahukan pada Jeny sesuai dengan perintah Ayana.
Dengan panik Jeny membersihkan meja kantornya yang masih berantakan. Sebab, memang masih beberapa hari lagi baru kantor EO itu akan dibuka secara resmi.
Perlahan sang supir mengantar nyonyanya, membukakan pintu. Jeny tertegun sejenak.
Orang Jepang!? Aku tidak lancar berbahasa Jepang. Bagaimana ini!? Katakan sebisaku sajalah... cemasnya dalam hati melihat sosok yang baru masuk ke ruangan.
Jeny segera berdiri, kemudian menunduk,"Hajimemashite, watashi wa Jeny desu," (salam kenal nama saya Jeny)
"Tidak perlu memakai bahasa Jepang, saya tinggal di Singapura, jadi bisa berbahasa Melayu, hanya berbeda sedikit dengan bahasa Indonesia," ucapnya penuh senyuman.
"Terimakasih, saya dengar anda ingin berinvestasi. Maaf, kantor kami baru akan buka beberapa hari lagi. Namun, berikut rencana pengembangan bisnis dan brosur kami," Ucap Jeny mengambil beberapa map menyerahkan pada Ayana.
Mata Ayana diam-diam menelisik mengamati calon menantunya, dari atas sampai bawah,"Kamu hamil!? Dimana suamimu!?" tanyanya mengenyitkan keningnya.
"Sudah berpisah, kami tidak sepaham dan sama-sama berselingkuh. Ini juga bukan anak dari suami saya..." ucapnya mengutarakan aib secara blak-blakan.
Ayana mati-matian menahan tawanya dengan raut wajah datar... Menurut data latar belakang, Jeny adalah tipikal orang yang bersih, tidak pernah berselingkuh atau melakukan hal ilegal...Jadi selingkuhannya adalah Farel!? Anakku resmi mendapat predikat selikuhan wanita bersuami... batinnya, penuh senyuman menahan tawanya.
"Maaf, saya mengungkapkan kebenaran secara terang-terangan. Karena saya tidak ingin kehidupan pribadi saya, mengusik kerjasama bisnis saya..." lanjut Jeny.
"Tidak apa-apa, tapi kenapa kamu yakin itu bukan anak mantan suamimu!?" Ayana mengenyitkan keningnya.
"Suami saya tidak pernah ingin memiliki anak dari saya, karena itu selalu menggunakan kontrasepsi. Omong ngomong bagaimana dengan dokumennya, apa pendapat anda!?" Jeny mengalihkan pembicaraan, tidak ingin mengungkapkan aibnya lagi.
Resmi, 60% kemungkinan anakku yang seperti biksu tidak tergoda hal duniawi itu menghamili wanita ini...
Ayana tiba-tiba bangkit, memeluk Jeny dengan erat,"Aku tidak mempunyai anak perempuan, hanya anak laki-laki bodoh yang kaku. Maukah kamu memanggilku ibu!?"
"Nyonya, ta...tapi kita bahkan tidak saling mengenal..." Jeny berusaha melepaskan pelukan sang wanita, yang semakin erat saja.
Orang ini sudah gila ya!?... Jeny masih meronta berusaha lepas dari wanita paruh baya yang energik itu.
"Namaku Ayana, aku akan berinvestasi dua juta dolar (sekitar 30 miliar rupiah)," ucapnya melepaskan pelukannya dari Jeny.
"Dua juta dolar!?" Jeny mengenyitkan keningnya, tidak percaya dengan investasi yang terlalu besar untuk usaha kecil yang baru dibukanya.
"Apa kurang!?" wanita paruh baya itu ikut ikutan mengenyitkan keningnya.
"Itu berlebihan, maaf usaha saya baru akan dibuka. Investasi terlalu besar seperti itu sulit untuk saya pertanggung jawabkan, karena saya belum terjun langsung sepenuhnya. Jadi, batas maksimal investasi yang dapat saya terima 1 miliar rupiah," ucap Jeny penuh senyuman.
Dia bahkan mirip dengan Farel, kelihatan pekerja keras dan pintar. Aku ingin segera membawanya pulang... Ayana berucap dalam hati memendam rasa gemasnya.
"Kalau begitu, tolong urus surat-suratnya untuk investasi. Dan satu lagi, jangan panggil saya nyonya. Panggil saya ibu..." kata-kata yang tegas mengintimidasi keluar dari mulut wanita paruh baya itu.
"I...ibu..." Jeny menahan merasa janggal dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya.
"Jeny, ibu mempunyai seorang anak laki-laki. Bagaimana jika ibu perkenalkan padamu..." ucapnya Ayana penuh senyuman, mulai membuka botol air mineral dingin yang memang disediakan di sana, kemudian meminumnya.
"Jika untuk menjalin persahabatan saya bersedia. Tapi jika lebih, maaf tidak akan pernah menikah lagi, sudah ada orang yang saya sukai dari dulu..." Jeny berucap penuh senyuman.
Ayana yang terkejut menyemburkan air di mulutnya, sembari terbatuk-batuk...
Sial... ucap Jeny dalam hati, mengeluarkan tissue basah, membersihkan bekas hujan lokal yang menerpa wajahnya.
"Tapi anakku sangat tampan!!" Ayana meyakinkan.
"Orang yang saya sukai lebih tampan," ucap Jeny mengingat wajah kurus tidak terawat kekasih masa kecilnya.
"Dia pintar, di usia ke 27 tahun sudah mendapatkan gelar master..." Ayana mengerutkan keningnya.
"Pria pilihan saya juga pintar," Jeny kembali berucap mengingat sosok Ren yang ketika kecil menyembunyikan kepandaiannya. Kepandaiannya, hanya spesial dipakai Ren untuk mengajari Jeny.
"Dia bisa bela diri!!" Ayana kelihatan tidak mau kalah, membanggakan putranya.
"Orang yang saya sukai juga kuat, dia suka bersepeda dengan saya. Bahkan selalu melindungi saya," ucap Jeny penuh senyuman.
Aku sudah berjanji, aku hanya akan menyimpan hatiku untuk Ren. Tidak ada yang lebih mencintaiku dari pada dia... tekad Jeny sembari mengelus perutnya penuh senyuman.
Tiba-tiba, bayi dalam kandungannya bergerak, bagaikan menendang, Bahkan anak dalam kandunganku saja setuju, ibunya tidak menikah atau dekat dengan pria lain... anggapan Jeny dalam hatinya.
"Sialan, ada curut yang lebih sempurna dibandingkan Farel..." Ayana mengumpat dengan suara kecil.
"Nyonya, magsud saya ibu... bilang apa tadi!?" Jeny mengenyitkan keningnya.
"Jika begitu ibu doakan kalian bahagia..." jawab Ayana tersenyum dengan wajah cerah.
Masalah tikus pengganggu ini, aku akan mengurusnya sendiri. Mengawasi anak ini sampai Farel datang dari Singapura... batin Ayana, berusaha tetap tersenyum.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BRRTI AYANA BLM LENGKAP MNDAPATKN INFO TTG JENY, KCUALI TIRTA YG TAU REN KKASIH MASA SEKOLAH JENY, TPI MRK TAUNYA REN SDH MATI.. YG DIHABISI GIMAN UNTUK TDK BUKA MULUT, KRN GIMAN YG ANTAR REN KE BANDARA..
2024-01-23
1
Sulaiman Efendy
SI AYANA LBH HEBAT DN LBH CEPAT MNEMUKAN INFO TTG JENY, DN MNEMUKAN T4 TINGGALNYA, SI REN/FAREL MLH KALAH DGN IBU ANGKATNYA...
2024-01-23
1
Maya Kitajima
suka deh sm ibu ayana..tadinya ku pikir dia akan menjauhkan jeny dr farel...aku mendukungmu ibu ayana😘😘😘😁😁
2023-06-07
1