Hari pernikahan telah tiba, air mata mengalir di pipi mempelai wanita, menatap sebuah foto remaja pendek berkacamata yang melihat ke arah langit.
"Ren, hari ini aku menikah...Aku akan berusaha untuk menyukainya. Lihatlah aku dari sana," ucapnya memeluk foto remaja itu, menyeka air matanya yang mengalir.
"Sudah siap!?" Daniel menatap sinis dari pintu ruang ganti yang terbuka.
"Sudah, ini untukmu. Berjanjilah jangan melepaskannya dan jangan sampai rusak," Jeny memberikan kalung pasangan yang dipakainya. Hadiah terakhir dari Ren, sesuatu yang seharusnya dipakai olehnya dan remaja itu.
"Kalung murah..." Daniel mencibir hendak melempar kalung di genggaman tangannya.
"Pakai, jika tidak aku tidak akan bersedia berjalan di altar," raut wajah Jeny nampak kesal, satu satunya benda yang paling berharga baginya, direlakan untuk pria menjijikkan di hadapannya.
Daniel menghela napas kasar, mulai memakai kalung itu,"Puas!?" ucapnya membentak.
"Tentu saja, suamiku..." Jeny tersenyum, prilaku dan kata-katanya berubah 180 derajat. Janji pada Ren yang mungkin hanya akan menjadi duri yang melilit dan menyakitinya bertahun-tahun.
Alunan suara musik klasik mengalun, kata bersedia dari pasangan yang berdiri di altar diiringi dengan tepuk tangan orang-orang yang menyaksikan terdengar.
"Tersenyumlah, jangan membuatku malu," Daniel berucap dengan suara kecil.
"Baik," Jeny mulai menyunggingkan senyuman palsunya. Berjalan keluar dengan Daniel, sembari melempar buket bunga. Masuk ke dalam mobil sport yang terlihat dihias indah.
Beberapa media massa meliput, terlihat bagaikan pernikahan sempurna, kelas atas. Pasangan impian saling mencintai, penuh tawa dan senyuman.
Suasana berubah saat mobil mulai melaju. Jeny menghela nafasnya mulai tersenyum mengambil sebuah buku agenda yang baru dibelinya. Menatap wajah dingin pria yang tengah konsentrasi menyetir.
"Kamu suka makan apa!?" tanyanya.
"Kamu mau apa!? Merebut hatiku, tidak akan bisa!!" ucap Daniel membentak, tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan.
"Tidak, aku ingin menyayangimu. Baik, kita ganti pertanyaannya, apa kamu memiliki alergi, atau penyakit yang tidak memperbolehkanmu memakan sesuatu!?" Jeny kembali bertanya.
Apa maunya wanita ini, dia mau menjadi perawat!? Dasar tidak waras... Daniel mengenyitkan keningnya.
"Begini, setelah ini aku akan memesan taksi online. Kamu turun disini, lalu aku akan menuju ke tempat pacarku," Daniel tersenyum tanpa dosa. Menghentikan mobilnya.
"Baik," Jeny menutup bukunya, bersiap-siap untuk keluar dari mobil.
Terimakasih untuk pacar Daniel, aku selamat dari tuntutan malam pertama... gadis itu merasa lega dalam hatinya, ingin rasanya melompat seperti menenangkan lotre.
"Kamu tidak marah!?" Daniel mengenyitkan keningnya.
"Tidak..." Jeny penuh senyuman tanpa beban.
"Yakin tidak menyukaiku!?" pemuda itu kembali bertanya.
"Yakin," Jeny mulai meraih hendel pintu mobil, perlahan membukanya.
Jeny menunduk memberi hormat setelah turun dari mobil,"Suamiku tersayang, ini hari pernikahan kita. Temani dan belikan dia kado, maka dia tidak akan marah. Katakan juga kamu mencintainya,"
Apa dia menyindirku!? Tapi untuk pertama kalinya aku melihat seorang istri mendorong suaminya berselingkuh. Daniel menyunggingkan senyuman di wajahnya. Kemudian membanting pintu mobilnya.
"Wanita murahan!! Aku akan tidak akan pernah mencintaimu!! Jangan terlalu berharap!!" Daniel meninggikan intonasi suaranya, menginjak pedal gasnya dalam-dalam mulai melajukan mobilnya.
Aku harap begitu, aku akan memperhatikan dan terus menyayangimu. Sesuai janjiku pada Ren...
"Ren maaf..." Jeny berucap dengan suara kecil, sembari menghela nafasnya, mengepalkan tangannya kesal.
"Dasar br*ngsek!! Kudanil jelek!! Aku doakan kalian mati saat berhubungan!!" Ucapnya berteriak melampiaskan kekesalannya, kemudian mulai kembali tersenyum, duduk di halte bus, menunggu taksi online yang dipesan Daniel.
***
Hari semakin sore, hujan deras turun. Perlahan gadis dengan gaun pengantin dan make up telah luntur itu berjalan memasuki gerbang rumah yang lumayan besar. Setelah berjam-jam menunggu taksi yang tidak kunjung datang.
Langkahnya dihentikan seorang security penjaga rumah.
"Kamu siapa!? Orang tidak berkepentingan dilarang masuk!!" Sang security memberi peringatan.
Jeny mengenyitkan keningnya meraih lengan sang security membanting kemudian mendudukinya."Aku adalah nyonyamu. Istri tuan Daniel!!" ucapnya tersenyum mengerikian.
"Nyonya Jeny!?" wajah sang security nampak pucat.
"Iya!? Kenapa!?" Jeny mengenyitkan keningnya, menatap mobil pengantin yang terparkir.
"Daniel sudah pulang!?" tanyanya.
"Be... benar," Sang security terlihat gelagapan.
Apa yang akan terjadi jika tuan Daniel ketahuan selingkuh oleh orang ini!? Istri tuan Daniel sangat mengerikan. Mungkin akan ada pembunuhan... Fikir security melihat nyonyanya yang mengerikan.
Jeny menghela nafasnya, sudah dapat menebak hal yang terjadi. Perlahan membuka pintu rumah yang baru dibelikan mertuanya itu.
Terlihat pakaian berceceran, set taksedo bahkan pakaian dalam wanita serta pria. Perlahan Jeny membuka pintu kamar yang seharusnya menjadi kamar pengantinnya.
Terlihat pasangan tanpa busana, tengah tertidur. Seorang wanita dengan make up tebal dan seorang pria yang bersetatus suaminya.
Perlahan sang wanita menggeliat, membuka matanya. Terkejut dengan sosok Jeny yang menggunakan gaun pengantin basah lengkap dengan riasan yang luntur, nampak mengerikan.
"Setan!!" teriaknya ketakutan.
Daniel mulai membuka matanya, mengamati area sekitarnya. Terlihat gadis yang bersetatus istrinya itu menggeledah isi lemari pakaian.
"Jeny!? Kamu tidak tahan dan ingin pulang ya!? Makanya berkemas," Daniel mengenyitkan keningnya.
"Maaf mengganggu, pakaian gantiku ada disini. Omong-ngomong kalian mau makan apa!?" tanyanya tersenyum, sembari meraih pakaian gantinya.
Dia tidak marah, merasa terhina, atau cemburu!? aneh ... Daniel tidak mengerti dengan prilaku wanita kebasahan bagaikan tikus yang jatuh ke got.
"Pacarku suka spaghetti, aku selalu menyukai apa yang dia sukai," ucapnya dari atas tempat tidur, mencium pipi Renata.
Aku ingin merebus mereka, karena menodai mata suciku, tenang... Jeny... tenang... kamu sudah berjanji akan menyayangi berandalan ini seperti kamu menyayangi Ren... Jeny menghela nafasnya menenangkan diri kemudian mulai tersenyum.
"Akan aku buatkan khusus untuk suamiku tersayang, sebentar aku ganti baju dulu..." Jeny berucap, tersenyum berjalan keluar.
Dia benar-benar tidak marah, astaga dimana urat malunya sebagai istri tidak dicintai... Daniel terdiam menghembuskan napas kasar.
Pintu kamar kembali tertutup, Renata mengeratkan pelukannya. Tubuh tanpa busana yang hanya berselimut selimut putih tebal, kembali saling menyentuh.
"Sayang, ternyata kamu benar, dia tidak menyukaimu. Aku merasa lebih baik, ayo kita lanjutkan lagi..." bibir Renata hendak mendekati bibir Daniel. Namun tangan pemuda itu mencegahnya.
"Aku sedang tidak berselera, kamu mandi dulu ya!? Nanti aku belikan perhiasan..." Daniel berucap penuh senyuman.
"Benar!? Tapi janji satu set!?" Renata berucap, hanya dijawab dengan anggukan oleh Daniel. Segera wanita itu bangkit berlari ke kamar mandi tanpa mengenakan sehelai benangpun. Telah sekian tahun kisah cinta tanpa restu mereka jalani. Sebenarnya bukan karena Renata dari keluarga tidak mampu. Namun, kebiasaan buruk Renata yang menghamburkan uang Daniel.
Pemuda itu tertegun sejenak, tertawa kecil, mengingat Jeny yang kebasahan dengan make up luntur."Untuk pertama kalinya aku menemukan orang yang tidak menyukaiku. Aku jadi ingin menjadikannya mainan," Daniel tersenyum menyeringai, kembali tertawa.
***
Bau hidangan tercium, jemari tangan Jeny nampak cekatan, memotong dan menumis semua bahan. Rambutnya terikat ke atas, wajah cantik putih alami yang nampak lebih dewasa, memakai celemeknya.
Video memasak masih diputarnya, untuk pertama kalinya memasak untuk orang lain. Satu persatu hidangan siap, Jeny menghela napasnya. Menggengam erat kalung yang menggantung di lehernya.
"Jeny, Minions banana yang selalu bermain dengan pacarnya itu adalah suamimu. Jadi sayangi dia, selayaknya kamu menyayangi Ren. Walaupun dalam hati kamu ingin membanting dan merebusnya, tahanlah dulu. Ingat, Ren tidak akan senang jika hidupmu tidak bahagia, jadi aku harus belajar bahagia dengan dua brokoli itu di sampingku..." Jeny kumat kamit menggengam erat kalungnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Arima Nur
apakah ada seorang istri yg setegar itu melihat kelakuan suaminya dalam dunia nyata dan jawabannya adalah "ada",terlepas itu pengaruh ilmu sihir atau tidak,entahlah
2024-05-01
0
Sulaiman Efendy
JANJI YG BODOH, BOLEH IKUTI JANJI KLO DPT SUAMI YG BAIK, KLO SUAMI YG BGSAT UNTUK APA LO CINTAI ATAU BLAJAR MNCINTAI
2024-01-23
1
Sulaiman Efendy
TPI NNTI LO STUBUHI JUGA..
2024-01-23
1