ternyata semua gadis sama

Ghani pun sudah mulai merasakan hasil dari ternak burung murai yang di kelola Japar.

itulah Ghani saat sudah percaya dengan seseorang maka dia akan percaya sepenuhnya, tak terasa sudah hari Sabtu.

hari ini Dian nagih ikut tangki Ghani, mereka akan nagih ke daerah Mojokerto, dalam perjalanan Dian sibuk dengan ponselnya.

sedang Bams sudah tertidur sejak berangkat tadi, Ghani pun hanya melirik sekilas gadis di sampingnya itu.

"hei, apa ponselmu begitu menarik hingga tak sadar orang di sampingmu," kata Ghani datar.

"aku selalu binggung kalau harus bicara dengan cak Ghani, aku binggung mau bahas apa, karena cak Ghani terus cemberut dan tak pernah senyum padaku," jawab Dian takut.

"aku bukan boneka yang harus selalu senyum pada setiap orang," jawab Ghani cuek.

"tapi senyum itu sedekah cak, jadi cak Ghani banyak di sukai gadis kalau mudah tersenyum, lagi pula itu mudah, satu dua cis..." kata Dian memeragakan senyumannya.

"jelek," kata Ghani melirik sekilas.

"menyebalkan," kata Dian ngambek.

tanpa sadar Ghani tersenyum melihat tingkah gadis di sampingnya itu, entahlah Ghani sekarang suka sekali membuat Dian ngambek.

mereka pun sampai di pasar, tapi Dian yang akan menyebrang tapi tak sadar ada motor mendekat.

Ghani pun menarik Dian kepelukan nya agar gadis muda itu tak tertabrak motor, "woy.. ini bukan sirkuit!" teriak Ghani pada pemotor.

sedang Dian yang di peluk Ghani terdiam, pasalnya baru kali ini Dian di peluk pria selain dari bapak dan kedua kakaknya.

bahkan bau tubuh Ghani begitu maskulin, Dian pun merasa malu, sedang Bams tersenyum melihat keduanya.

"kamu gak papa kan?" tanya Ghani.

"iya cak, terima kasih," jawab Dian berlari ke toko.

tapi Dian tak sengaja menabrak kardus minuman gelas, Dian pun merasa seperti orang bodoh.

"gadis ceroboh," kata Ghani yang berjalan mengambil drum minyak.

Dian pun sedang berada di kantor toko itu, dan Dian begitu cekatan dalam menghitung uang, setelah selesai Dian pun menunggu Ghani dan Bams.

Dian yang duduk di samping mobil pun di dekati seorang pria yang menggodanya. Ghani yang melihatnya pun langsung menariknya.

"masuk kedalam, jangan turun. tunggu di sini," kata Ghani yang langsung menutup pintu mobil dengan kuat hingga membuat Dian terperanjat.

Ghani dan Bams pun selesai, Bams sudah kembali ke mobil, sedang Ghani pergi membeli sesuatu.

saat kembali,Ghani memberikan sekresek makanan ringan dan air pada Dian, tak lupa juga tisu basah.

"hapus bekas tangan ku yang kotor di tangan mu," kata Ghani.

Bams pun menahan tawanya, baru kali ini Ghani repot-repot seperti ini saat mengajak gadis menagih.

biasanya pasti dirinya yang akan sibuk di perintah, tapi saat Dian malah Ghani sendiri yang membelikan semuanya.

Dian pun membersihkan tangannya, Dian pun mengambil tisu basah dan mengusap pipi Ghani yang kotor dan cemong.

"cak Ghani juga jaga kebersihan dong, kan gak asik kalau cemong," kata Dian begitu saja.

"Ist..." kata Ghani sebelum berangkat ke tempat lainnya.

"oke, aku gak terlihat, Dian minta cikinya dong," kata Bams merebut kresek yang di pangku oleh Dian.

"Bams, jangan celamitan," peringatan Ghani.

"gak papa cak, aku juga jarang nyemil," kata Dian.

"tapi kamu kok gemuk?" kata Bams.

"Bambang!" kata Ghani.

"iya iya cak," jawab Bams terdiam karena jika Ghani sudah memanggil namanya lengkap berarti dia marah.

"aku memang sudah gemuk dari kecil," jawab Dian sambil tertawa-tawa.

"pantes," jawab Ghani sekilas.

"Anda kenapa? iri?" kata Dian menunjuk lengan Ghani.

"gak tuh," kata Ghani menangkap tangan Dian saat akan mulai menyetir dan menatap gadis itu dalam.

Dian pun langsung malu dan membuang wajahnya, mereka pun mendatangi dua tempat lagi sebelum pekerjaan selesai hari ini.

Dian pun sudah selesai melaporkan hasil tagihan hari ini, sedang Ghani juga sudah selesai mengisi tangki miliknya.

"cak nanti kita berangkat jam berapa?" tanya Ikha.

"apanya?" tanya Ghani.

"loh,cak Ghani kan sudah berjanji padaku kemarin, kita ke nikahan Gofur bareng," kata Ikha kesal

"mungkin jam delapan, karena aku masih banyak pekerjaan, kita ketemu di sana saja, oh ya nanti telpon saja kalau sudah sampai," kata Ghani sebelum pergi.

Ikha mendengus kesal, sedang Bams tertawa geli melihatnya. Zahra sudah menitipkan amplop uang pada Dian.

pasalnya dia juga tak bisa datang karena ada acara lamaran di rumahnya, ya Dian di dahului karena Zahra di jodohkan oleh orang tuanya.

sedang Dian akan bersama mas Bidin, karena istri Gofur adalah teman dari mas Bidin.

meski Dian tak yakin akan hal itu, pasalnya kakak keduanya itu selalu menyebalkan.

malam itu Ghani sudah berangkat bersama beberapa temannya, bahkan Ghani juga mengajak Japar karena tau akan ada pesta miras juga di sana.

Ghani hanya berjaga-jaga saja, karena dia tak bisa ikut minum lagi, dia tak ingin merusak tubuhnya.

sedang Dian sudah ganti baju sampai tiga kali karena ulah sang kakak. karena menurut Bidin tak ada baju yang tertutup untuk adiknya.

akhirnya Dian mengunakan celana jeans dan juga atasan kaos yang di padukan dengan kardigan rajut.

setelah itu Bidin pun membonceng Dian menuju ke rumah tempat pesta itu di gelar.

Ghani sudah berkumpul dengan semua orang dari tempatnya bekerja, Bidin pun mengandeng tangan Dian saat masuk ke tempat pesta.

"lihatlah, itu kekasih Dian ya, wah gadis itu ternyata cukup laris juga, ha-ha-ha," tawa Ikha dan beberapa orang lain.

sedang Ghani merasa kesal melihat itu, ternyata semua gadis sama, bahkan mereka bersikap ceria dan bisa menggoda.

Ghani pun membuang pandangannya saat Dian dan Bidin menghampiri Gofur, Dian pun mengucapkan selamat dan memberikan titipan Zahra.

tak di duga, Ghani naik keatas panggung untuk menyumbang lagu, sedang istri Gofur menarik Dian.

"Bidin pinjem adikmu ya, biar dia nyumbang satu lagu ya," kata Feni yang sudah menarik Dian.

kini Dian sudah satu panggung dengan Ghani, Dian pun menghampiri Ghani dan bertanya mau bernyanyi lagu apa.

Bidin pun menatap tajam kearah panggung, Dian pun di buat merinding oleh tatapan sang kakak.

mereka pun bernyanyi duet dengan lagu pertemuan milik Rhoma irama. setelah itu Dian pun buru-buru turun.

kemudian duduk manis di samping kakaknya. "makanlah, setelah itu kita pulang," kata Bidin.

Dian pun makan dengan cepat, kemudian Bidin langsung mengajak Dian pulang, bahkan kini Bidin merangkul bahu adiknya.

Bidin sedang begitu marah, Feni pun tau tatapan Bidin, dan mereka berterima kasih pada keduanya yang bisa hadir.

"dek, itu temen mu kenapa, kok kayak marah gitu?" tanya Gofur pada istrinya.

"siapa yang gak marah, tuh mulut temen kerja mas, begitu murahan, masak bilang kalau adiknya si Bidin itu gampangan, dan bilang suka gonta-ganti pacar, jika tadi Bidin gak bisa nahan amarah, udah babak belur di pukulin tuh," kata Feni ikut kesal.

pasalnya Feni sudah begitu mengenal Dian dari kecil, begitupun keluarganya. jadi Feni tau bagaimana kedua kakak Dian menjaga adiknya itu.

sedang Gofur tak menyangka jika itu ternyata kakak Dian, padahal semua taunya itu adalah pacar dari Dian, dan Gofur tau benar kalau memang para mandor tangki kalau bicara suka ngawur.

Terpopuler

Comments

Topik Hidayat

Topik Hidayat

lanjut thor

2021-07-04

0

Nurazizah Imran

Nurazizah Imran

lanjut

2021-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 awal kisah..
2 gadis lemah.
3 permintaan yang mengejutkan.
4 kebahagiaan keluarga.
5 pernikahan ini?
6 murka Ghani
7 apa ini selesai..
8 pelipur lara.
9 aku juga manusia
10 semua berakhir sudah.
11 melanjutkan
12 gadis bandel
13 dua pengawal kejam
14 belajar.
15 hidup ini.
16 ternyata semua gadis sama
17 apa salahku
18 jangan sedih
19 haruskah?
20 tunggu sebentar...
21 lamaran ini sungguhan.
22 pasangan..
23 tragedi
24 berikan yang terbaik.
25 tamu istimewa.
26 sembuh..
27 teges gawe
28 pembalasan.
29 pernikahan..
30 tertunda.
31 mau besok saja.
32 masalah pertama.
33 kesiangan.
34 di tinggal..
35 pengangguran
36 marah
37 maaf..
38 kamu kenapa?
39 ada yang salah
40 aku bertahan.
41 tolong tinggalkan aku..
42 aku bodoh..
43 aku hanya manusia.
44 pilihlah...
45 ketakutan ku nyata
46 kebenarannya..
47 berpisah
48 terima kasih.
49 pembukaan cafe.
50 pernikahan Huda atau perjodohan.
51 pernikahan Huda atau perjodohan 2
52 pernikahan Huda atau perjodohan 3
53 aku kuat kok
54 aku dan kisah kita.
55 keinginan bapak
56 Aku Ikut Bahagia
57 Menikahlah Nak...
58 Kalian Sudah Menikah
59 Luka Ghani.
60 pasangan bahagia itu pasti.
61 Berhenti Menggodaku.
62 Malam Pertama Gagal Lagi.
63 Kembali Beraktivitas
64 Menginap
65 penyesalan itu terlambat.
66 menantu idaman
67 perbedaan besar.
68 membahas jamu perempuan.
69 kurang ajar
70 masih sedih
71 Terlalu Nakal Dan Berbahaya.
72 berusaha ikhtiar.
73 akhirnya belok juga
74 kemarahan seorang Japar.
75 Gimbul mama sudah hadir.
76 iri hati.
77 kebahagiaan Japar dan Dian
78 kenekatan Ghani.
79 akhir cerita cinta kita.
Episodes

Updated 79 Episodes

1
awal kisah..
2
gadis lemah.
3
permintaan yang mengejutkan.
4
kebahagiaan keluarga.
5
pernikahan ini?
6
murka Ghani
7
apa ini selesai..
8
pelipur lara.
9
aku juga manusia
10
semua berakhir sudah.
11
melanjutkan
12
gadis bandel
13
dua pengawal kejam
14
belajar.
15
hidup ini.
16
ternyata semua gadis sama
17
apa salahku
18
jangan sedih
19
haruskah?
20
tunggu sebentar...
21
lamaran ini sungguhan.
22
pasangan..
23
tragedi
24
berikan yang terbaik.
25
tamu istimewa.
26
sembuh..
27
teges gawe
28
pembalasan.
29
pernikahan..
30
tertunda.
31
mau besok saja.
32
masalah pertama.
33
kesiangan.
34
di tinggal..
35
pengangguran
36
marah
37
maaf..
38
kamu kenapa?
39
ada yang salah
40
aku bertahan.
41
tolong tinggalkan aku..
42
aku bodoh..
43
aku hanya manusia.
44
pilihlah...
45
ketakutan ku nyata
46
kebenarannya..
47
berpisah
48
terima kasih.
49
pembukaan cafe.
50
pernikahan Huda atau perjodohan.
51
pernikahan Huda atau perjodohan 2
52
pernikahan Huda atau perjodohan 3
53
aku kuat kok
54
aku dan kisah kita.
55
keinginan bapak
56
Aku Ikut Bahagia
57
Menikahlah Nak...
58
Kalian Sudah Menikah
59
Luka Ghani.
60
pasangan bahagia itu pasti.
61
Berhenti Menggodaku.
62
Malam Pertama Gagal Lagi.
63
Kembali Beraktivitas
64
Menginap
65
penyesalan itu terlambat.
66
menantu idaman
67
perbedaan besar.
68
membahas jamu perempuan.
69
kurang ajar
70
masih sedih
71
Terlalu Nakal Dan Berbahaya.
72
berusaha ikhtiar.
73
akhirnya belok juga
74
kemarahan seorang Japar.
75
Gimbul mama sudah hadir.
76
iri hati.
77
kebahagiaan Japar dan Dian
78
kenekatan Ghani.
79
akhir cerita cinta kita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!