pak Kasan akhirnya mengizinkan meski tak boleh lebih dari jam setengah sepuluh malam.
Dian pun sehabis Isyak sudah berangkat dan terdengar sayup-sayup suara gamelan pengiring.
tak sengaja Dian di tabrak seorang pria yang tenyata salah satu pemain, tak di duga pria itu tersenyum manis kearah Dian.
Dian pun di goda oleh teman-temannya, acara hiburan kuda lumping di mulai, Dian menonton di belakang penabuh gamelan agar aman.
Dian pun larut bersama teman-temannya dan lupa pesan sang bapak, tanpa dia sadari dua kakaknya sudah berdiri di belakangnya.
Bidin yang susah kesal langsung menyeret Dian, sedang Huda hadis memisahkan kedua adiknya itu.
"sakit mas," rengek Dian.
"kamu itu selalu gitu ya, ini udah setengah sepuluh, kamu itu perempuan," omel Bidin yang berhasil membuat Dian cemberut.
saat ini Dian sedang di omeli oleh Bidin, dan Huda berdiri di sampingnya, rambut panjang Dian ikut bergoyang karena terkena angin.
(ini adegan yang di lihat bang Ghani ya gaes😊😊😊🤭🤭)
"sudahlah, kita bawa dian pulang dulu," ajak Huda.
akhirnya mereka pulang dan membelikan tahu solet untuk orang tua mereka, Dian pun ikut Huda karena Bidin tak mau memboncengnya.
saat sampai di rumah pak Kasan sudah terlihat geram, tapi melihat putrinya itu kegeraman pak Kasan seketika sirna.
begitulah hidup Dian, memiliki dua kakak laki-laki menjadikan Dian memiliki dua pengawal super tega.
apalagi Bidin yang tipe tak banyak bicara, tapi dia akan menghadang siapa pun pria yang ingin mendekati atau hanya ingin mempermainkan adiknya.
hari ini Huda yang menjemput Dian setelah mengikuti aktifitas karnaval di desa sumbermulyo.
meski Dian sudah SMK dia tetap membantu pelatih drumband di sekolahnya dulu.
hari-hari Dian pun berlanjut, setelah pertemuan nya dengan Ghani. Dian pun tak merasakan apapun padanya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
sudah dua tahun dari perceraian Ghani, dia pun sudah mejalani hidup baru dengan tenang.
Ghani menjadi pribadi yang lain. seperti hari ini Ghani berangkat kerja. tapi Ghani sedikit merasa aneh karena melihat beberapa gadis baru.
"siapa mereka?" tanya Ghani pada kernetnya.
"oh.. itu pekerja baru cak, oh ya mereka itu tugasnya nagih cak," jawab Pur.
"ya sudah kalau begitu, ambil kiriman dan segera muat," kata Ghani.
Ghani menjalani hidupnya dengan baik meski sekarang menyandang status duda. tapi Ghani sekarang makin pelit bicara.
dan Ghani akan bicara pada teman atau orang yang menurutnya bisa nyambung dengannya.
ternyata Ghani hari ini harus pergi bersama Zola untuk nagih ke pasar Mojokerto. selama perjalanan Zola dan Pur terus berbicara.
sedang Ghani diam dan fokus menyetir, Zola pun melihat Ghani sekilas. Zola tak mengira masih ada pria begitu pendiam seperti Ghani.
"cak Ghani, kok diam terus se, ngomong dong," kata Zola membujuk Ghani.
"aku capek denger kalian ngomong, jadi lanjutin saja," kata Ghani yang berhasil membuat Zola kesal.
sedang Pur tertawa melihat ekspresi dari Zola, Pur tau tak mudah mengajak Ghani berbicara. apalagi Ghani super pendiam.
saat sampai pun Ghani memilih duduk dan menutup mata, sedang Zola masuk ke dalam toko untuk mengambil uang tagihan.
sedang Pur bongkar, pemilik toko sampai heran melihat Ghani yang berubah, pemilik toko pun duduk di pinggir Ghani.
Ghani yang merasa seseorang duduk pun membuka matanya, dsn melihat pelanggannya.
"mau tanya apa?" tebak Ghani.
"tak lihat-lihat kok makin terlihat sedih sih, butuh bantuan cari jodoh, aku punya banyak anak buah yang masih sendiri tuh," kata pemilik toko.
"gak ah, aku tak ingin menikah, aku bisa hidup sendiri, dan aku nyaman seperti itu," jawab Ghani.
"wes Angel wes," kata pemilik toko mendengar jawaban Ghani.
Ghani hanya tertawa melihat pelanggan satu itu, pasalnya pelanggan nya itu memang suka sekali menjodohkan Ghani dengan para gadis.
memang niatnya baik, tapi Ghani yang masih tak ingin berurusan dengan hal itu, apalagi pernikahannya berakhir dengan begitu menyakitkan.
tanpa terasa sudah dua tahun berjalan, kehidupan Ghani begitu monoton, mulai dari merawat burung dan ayam.
itu adalah hiburan Ghani, dan juga sang keponakan Denis. setiap pagi Denis akan membantu sang pakde mengambilkan air untuk memandikan ayam dan burung.
"pakde ini airnya," kata Denis mengambilkan air satu gayung dan memberikan pada Ghani.
"terima kasih," jawab Ghani.
Bams sudah menjemput untuk berangkat kerja, setelah mencuci tangan, Ghani mengambil bakwan jagung milik adik iparnya dan memakannya sebelum berangkat.
Bams pun bersama Ghani menuju pabrik, hari ini mereka akan membawa mobil tangki minyak goreng.
ya sudah dua tahun ini Ghani menjadi supir truk tangki minyak kecil untuk mengecer. dan hari ini Ghani tak sengaja melihat dua gadis yang menunggu di depan kantor.
Ghani pun memilih masuk ke kantor dan ternyata tacik sedang berdebat dengan om karena binggung mau menempatkan keduanya di mana.
akhirnya yang satu sebagai mandor tangki dan yang satu menjadi mandor dan juga memiliki tugas sebagai penagih.
karena mereka kekurangan pegawai, Zahra dan Dian pun sudah memiliki loker mandor. Dian dan Zahra melepas jilbab mereka dan mulai bekerja.
Dian hari ini harus ikut mobil box untuk menagih di daerah Peterongan, Dian sedang mendengar arahan dan penjelasan dari tacik.
setelah paham, Dian pun berangkat, sedang Zahra masuk ke tempat pengemasan minyak.
karena tak ada bongkaran minyak maupun pengisian. jadi Zahra membantu mandor kemasan.
sedang Ghani seakan menginggat gadis yang pergi itu, "hayo.. ngelamun apa, cepat berangkat malah mlongo di sini," tegur tacik Anna.
"iya, ini berangkat," jawab Ghani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Siti Hodijah Enjen
semangat thoqg
2021-09-05
0
🍭ͪ ͩᗩGEᑎᑕY🍀☪️ɪʀᴀՇɧeeՐՏ𝐙⃝🦜
semangat juga buat bang Ghani😊
2021-08-29
3
🍭ͪ ͩᗩGEᑎᑕY🍀☪️ɪʀᴀՇɧeeՐՏ𝐙⃝🦜
semangat thor
2021-08-29
1