saat ini Dian sedang mengikuti ulangan praktik, Dian dengan mudah menyelesaikan semua ulangan itu.
setelah itu Dian di usir dari ruang komputer karena takut membantu murid yang lain. karena lab komputer yang berdekatan dengan kantin.
Dian pun memilih membeli es dan cemilan sambil menunggu di samping lab komputer.
"aduh, neng geulis, naha anjeun linggih di dieu nyalira (nona cantik, kenapa duduk di sini sendirian)?" tanya pak Hakam dengan logat Sunda yang kental.
"bapak guru yang ganteng, mohon sekali jangan pakek bahasa yang saya tak mengerti, gak mudeng pak aku," jawab Dian.
"kamu kenapa duduk sendiri di sini?" kata pak Hakam.
"itu ulangan udah selesai jadi di suruh keluar, terus tinggal nunggu nilai, kalau jelek ya remidi," jawab enteng Dian.
tak lama Bu Lilik keluar dan menjewer pipi Dian, "huh, gadis ini kenapa selalu bernilai bagus sih, bikin gemes kamu," kata Bu Lilik.
"wah terbaik, ya sudah hadiah untukmu," kata pak Hakam memberikan uang lima puluh ribu pada Dian.
"benarkah, terima kasih pak," kata Dian sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"idih, mulai belajar ganjen ya, udah pak nikahin saja," kata Bu Lilik menggoda pak Hakam.
"aku masih kecil Bu, nangisan, manja, suka teriak, suka pukul orang, gak bisa masak, gak bisa cuci baju, gak bisa cuci piring, bedain jahe, lengkuas dan kencur saja gak bisa," jawab Dian panjang.
"aduh belajar atuh sayang, kamu suatu saat pasti menikah," kata Bu Lilik.
"ya suaminya di suruh masak, aku kan ingin jadi wanita karir Bu," jawab Dian.
"mantab, perempuan juga harus berkembang," jawab pak Hakam.
"suip pak," jawab Dian yang sudah dapat cubitan maut dari Bu Lilik.
Dian pun meringis, sedang pak Hakam tertawa melihat guru dan murid itu. Bu Lilik selalu baik dengan para muridnya terutama perempuan.
karena Bu Lilik merasa mereka seperti putrinya yang sudah meninggal, terutama Dian yang mirip dengan putrinya itu.
sekolah pun usai, dia sudah menaiki sepeda motor Supra milik sang ayah, saat sampai dia melihat kedua kakaknya sedang bermain karambol di teras.
"wih kumpul, mas baru pulang," kata Dian memeluk kakak pertama nya Huda.
"apa? kenapa manja sekali, minta sesuatu kah?" tanya Huda.
"mas... bantu izin bapak untuk nonton kuda lumping ya, please," kata Dian dengan manjanya.
"aku ikut dek, kalau tidak habis kamu," ancam Bidin.
"gak, kamu resek," jawab Dian.
Bidin pun kesal dan melempar bidak karambol ke arah Dian, dan kena kepala Dian, Dian pun menangis.
"ya Allah, kamu apain adikmu le," kata Bu wanti yang keluar karena tangisan Dian.
Bidin pun kesal melihat adiknya yang begitu manja, tapi bagaimana pun Dian memang putri satu-satunya di keluarga itu.
sebab itu saat kelahirannya pun cukup memakan biaya yang tak sedikit. Dian harus lahir sungsang.
dan pak Kasan rela menjual sapi yang dimiliki untuk menyelamatkan istri dan putrinya, padahal itu adalah sapi jantan satu-satunya.
tapi pak Kasan tak ingin kehilangan putri dan istrinya, dia lebih baik kehilangan harta benda miliknya di banding hidup istri dan putrinya.
sebab itu Dian menjadi putri kesayangannya, dan juga adik tercinta dari kedua kakaknya. dan itu yang membuat Dian sedikit manja.
tapi meskipun begitu, pak Kasan juga mengajari putrinya itu untuk tak selalu menyusahkan orang.
sebab itu Dian menjadi gadis yang suka tantangan, meski tetap gadis cengeng.
Huda pun membantu Dian izin pada sang bapak, meski Huda harus menjadi jaminan adiknya itu tak melakukan hal aneh
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩIra BEST❤BESTIE☪️𝐙⃝🦜
Semangat thor🥰
2021-08-28
1
Nurazizah Imran
lanjut
2021-06-17
0
Topik Hidayat
lanjut thor
2021-06-16
0