Nia pun kaget melihat reaksi Ghani, dia tak menyangka jika Ghani berani menolaknya.
Ghani pun tidur sambil membelakangi Nia, sedang Nia kesal, akhirnya keduanya pun memilih untuk istirahat agar bisa melupakan segalanya.
entahlah Ghani tak mengerti akan hidupnya sendiri, ini pernikahan baik atau malah sebaliknya, karena di merasa ini bukan kehendak dirinya.
sedang saat semua pergi, pak Yudi menyadari jika tak ada kegiatan di antara Ghani dan Nia, dia merasa mungkin ada kesalahan.
akhirnya malam itu terlewati begitu saja, keesokan paginya semua orang sibuk membuat hantaran untuk walik ajang (ngunduh mantu).
sedang Ghani memilih berdiam diri di dalam kamar, hari ini dia merasa aneh dengan dirinya karena tiba-tiba kepalanya begitu pusing.
"mas, ini teh hangatnya di minum dulu," kata Nia.
"terima kasih," jawab Ghani yang langsung meminum teh itu tanpa curiga.
sedang Nia tersenyum sekilas, karena dia berhasil membuat Ghani meminum teh itu, karena tadi pagi pak Yudi marah karena kecerobohan dari Nia.
yang hampir menghancurkan semua rencana mereka, tapi untungnya semua masih dalam kendali dari pak Yudi.
habis dhuhur semua rombongan menuju ke rumah keluarga Ghani untuk melakukan acara ngunduh mantu.
acara berjalan cukup normal, Nia tak bisa dekat dengan ibu maupun saudara dari Ghani. bahkan Nia memilih berdiam di kamar.
"dek sini loh, kumpul sama keluarga biar makin kenal," kata Ghani.
"iya mas," jawab Nia malas.
"mbak salam kenal ya, nama saya Likah," kata Likah sopan.
"iya, maaf ya selama ini kita belum kenal dekat, tapi aku yakin kita akan jadi saudara kok," kata Nia dengan senyum palsu di pasangnya.
tapi semua tinggal ucapan manis Nia saja, pasalnya keesokan paginya Nia meminta Ghani untuk tinggal di rumah orang tuanya.
dan saat Ghani menolak, Nia akan bersuara lebih tinggi di banding Ghani.
tapi Ghani akhirnya menurut pada semua yang di ucapkan oleh Nia, dan itu yang menjadi keanehan menurut Likah dan Imron.
tapi saat mereka mengatakan semua itu pada sang ibu, Bu Kholis malah tak percaya dan malah menuduh jika keduanya hanya iri dengan kehidupan Ghani.
di rumah mertuanya, Ghani seakan tak ada harganya. dia seakan menjadi sapi perah untuk keluarga itu.
sudah seminggu berlalu, Ghani pun harus kembali bekerja, dan seminggu ini pula tak ada kontak fisik antara Ghani dan Nia.
Ghani sudah berangkat dengan motornya, sedang Nia juga berangkat bekerja dengan motor yang di belikan oleh Ghani.
saat di pabrik, Ghani pun menjadi bulan-bulanan ceng-cebgan dari semua orang. tapi Ghani menanggapinya hanya dengan senyuman.
Ghani pun bekerja seperti biasa, tapi saat dia kirim di daerah pasar Nganjuk, tak sengaja Ghani bertemu seseorang.
pria itu terus menatap Ghani seksama, bahkan toko yang dikirimi oleh Ghani pun terheran.
"cak Ghani, kamu lagi ketempelan ya," tanya pemilik toko kelontong pada Ghani.
"gak loh pakde, kenapa emangnya?" tanya Ghani binggung.
"gak kok, soalnya Mbah kung kok terus melihatmu dari tadi, bahkan dia tak mengalihkan pandangannya darimu, lihat itu," kata pemilik toko menunjuk seorang kakek tua di bawah pohon.
"ketempelan istrinya mungkin, atau kangen istri," goda Pur.
"diamlah," kata Ghani melihat kakek itu.
kakek itu pun melambaikan tangan pada Ghani dan menyuruhnya untuk menghampiri dirinya, dan Ghani pun berjalan ke arah kakek itu.
saat sampai kakek itu melotot, dan matanya sudah memerah seakan dia bergulat dengan sesuatu.
"duduk nak, apa kamu masuk ke lingkaran hitam, kenapa aura mu begitu hitam, bahkan kamu melupakan seseorang yang harusnya jadi milikmu," kata kakek itu.
"tidak kek, saya sudah menikah, dan saya hanya inget istri saya saja," kata Ghani.
"ya sudah, setiap akan melakukan apapun, melangkah dengan kaki kanam dan baca bismillah, dan saat akan tidur jangan lupa cuci kaki, wudhu dan baca surat Al-fatihah, dan jika ingin berhubungan dengan istrimu, baca surat An-Nas, surat ikhlas, dan surat Al-falaq. tiga kali mengerti kan," kata kakek itu sambil menepuk bahu Ghani.
"iya kek," jawab Ghani.
kakek itu pun pergi meninggalkan Ghani, tapi badan Ghani terasa begitu sakit, dan seperti orang habis di pukuli.
Ghani pun kembali ke tempat pelanggannya, dan pelanggan itu malah tersenyum melihat Ghani yang seperti orang menahan sakit.
"sakit cak, kayak habis di pukuli orang satu RT ya," goda pemilik toko.
"iya nih pakde, buset badan ku remuk rasanya, emang ini kenapa kok bisa gini?" tanya Ghani.
"kalau aku dulu, itu pas ada yang menguna-guna seperti ajian pengasihan, dan saat Mbah kung membuangnya tubuhku rasanya sakit remuk redam," jawab pemilik toko.
"jangan-jangan istri cak Ghani," kata istri pemilik toko.
"semoga bukan ya Bu, oh ya tadi aku juga sudah di beri amalan sama kakek," kata Ghani.
"amalkan saja cak, karena itu juga baik kok, anggap saja kita membaca surat Al Qur'an, apa salahnya," kata pemilik toko.
setelah selesai bongkar barang, Ghani dan Pur menuju gudang, dan turun dari mobil Ghani sudah mendapatkan kiriman foto.
Ghani pun terkejut melihat foto itu, pasalnya foto itu Nia sedang bermesraan dipabrik bersama pria lain.
Ghani pun kembali ingat dimalam pernikahan mereka, Ghani pun geram, dia pun pulang karena jam kerja juga sudah selesai.
Ghani memutuskan pulang ke rumah ibunya, tapi tanpa kata Ghani langsung masuk ke dalam kamarnya.
Ghani pun binggung dengan yang dia alami, kenapa setiap sampai di rumah mertuanya dia seakan lupa segalanya.
"apa aku juga terkena guna-guna, apa ini yang membuatku begitu menurut tanpa bisa membantah," gumam Ghani.
sedang di rumah, Nia bersiap untuk meminta sesuatu pada Ghani, karena dua ingin terlihat kaya di antara teman-teman nya.
setelah tenang, Ghani pun memilih mandi dan makan di rumah ibunya, tak lupa Ghani pun mengamalkan semua perintah kakek tadi.
Ghani pun pulang, karena tak ingin membuat ibunya khawatir, apalagi dia baru saja menikah.
tapi baru saja sampai di halaman rumah, kali Ghani terasa begitu berat melangkah kedalam rumah itu.
Ghani kembali teringat semua penghianatan istrinya,tapi Ghani pun tetap masuk ke rumah itu.
Nia sudah tersenyum hangat menyambut suaminya itu, tapi tidak dengan Ghani.
"aku ingin bicara dengan mu," kata Ghani langsung mencengkram erat tangan Nia.
"ada apa mas, kamu kenapa?" kata nya pura-pura bodoh.
"menjijikkan," kata Ghani yang langsung masuk ke dalam kamar.
Nia pun mengikuti suaminya itu, tapi saat Nia mendekat Ghani memilih ke kamar mandi dan mengambil air wudhu.
setelah itu sebelum masuk kamar, Ghani membaca tiga surat yang sudah di katakan oleh kakek tadi.
saat dia masuk dan mengunci pintu, Ghani langsung mencium bibir Nia. Nia pun merasa senang karena Ghani mau menyentuhnya.
tapi Ghani menghentikan aksinya karena melihat bekas c*p*Ng di dada Nia, Ghani langsung mendorong Nia.
"kamu bahkan tak bisa menjaga kehormatan dirimu, siapa yang sudah tidur denganmu!" teriak Ghani.
"apa maksudmu?" tanya Nia.
Ghani pun langsung menyeret Nia dan merobek kemeja yang dia gunakan, dan melihatkan semua bekas merah di dada Nia itu di kaca meja rias.
"apa ini kurang jelas, aku tak menyangka aku menikahi seorang wanita seperti mu," kata Ghani murka.
Ghani pun mengambil jaket dan kunci motor miliknya, Ghani pun berkendara tanpa tujuan hanya demi ketenangan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩᗩGEᑎᑕY🍀☪️ɪʀᴀՇɧeeՐՏ𝐙⃝🦜
makin geram sama Nia....
2021-08-24
1
Siti Umaiyah
lanjuut...
2021-06-03
0
Topik Hidayat
lanjut thor
2021-06-03
0